Anda di halaman 1dari 55

KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA
SECARA UMUM
Penanganan dan Tindakan
Pertolongan Kecelakaan Kerja
POTENSI BAHAYA DI
TEMPAT KERJA
Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya
insiden yang berakibat pada kerugian.

Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang


berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut.
• Mustahil untuk mengetahui semua bahaya yang ada.
Beberapa hal yang tampak jelas berbahaya, seperti bekerja dengan menggunakan
tangga yang tidak stabil atau penanganan bahan kimia bersifat asam. Namun
demikian, banyak kecelakaan terjadi akibat dari situasi sehari-hari. Seperti
diketahui, potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dapat berupa berbagai
bentuk. Terlebih lagi, masing-masing risiko bisa menjadi tinggi atau rendah,
tergantung pada tingkat peluang bahaya yang ada.
• Tidak semua pekerja sama
Manajemen harus menyediakan lingkungan kerja yang aman untuk pria, wanita,
pekerja penyandang cacat dan lain-lain karena kebutuhan setiap kelompok yang
mungkin berbeda. Contohnya, mengangkat benda berat selama kehamilan dapat
meningkatkan risiko keguguran. Pada risiko yang berbeda (kadang sementara dan
kadang permanen), juga dapat mempengaruhi kesejahteraan pekerja. Sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus cukup sensitif dalam
mengidentifikasi dan membuat ketentuan untuk semua situasi ini.
• Sektor-sektor, perusahaan dan tempat kerja yang berbeda bisa menghadapi
masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang berbeda
Ketika menganalisis risiko, kita memikirkan tentang bahaya lain di luar kategori
tersebut.
• Bahaya keselamatan dan kesehatan kerja umum
Pelatihan ini menyediakan beberapa informasi penting mengenai bahaya yang
penting dan umum yang mungkin ada di tempat kerja. Hal ini juga memberikan
ide- ide tentang bagaimana setiap bahaya tertentu dapat dikurangi atau
dihilangkan.
Potensi Bahaya yang Mengakibatkan Dampak Risiko Jangka
Panjang pada Kesehatan
BAHAYA
KIMIA
Resiko kesehatan timbul dari berbagai bahan kimia. Banyak bahan kimia yang memiliki
sifat beracun dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem
tubuh dan organ lainnya. Bahan kimia berbahaya dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas,
debu, asap atau kabut dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama antara
lain:
• Inhalasi (menghirup)
• Pencernaan (menelan).
• Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif Bahan kimia di tempat kerja
BAHAYA FAKTOR
FISIK
Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain
kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu.
Faktor-faktor ini mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau
produk samping yang tidak diinginkan.
BAHAYA FAKTOR
BIOLOGI
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Seperti pekerja di
pertanian, perkebunan dan kehutanan termasuk di dalam perkantoran yaitu indoor air
quality, banyak menghadapi berbagai penyakit yang disebabkan virus, bakteri atau hasil
dari pertanian. 
BAHAYA FAKTOR ERGONOMI DAN PENGATURAN
KERJA
Ergonomi adalah studi tentang hubungan antara pekerjaan dan tubuh manusia.
Pengaturan cara kerja dapat memiliki dampak besar pada seberapa baik pekerjaan
dilakukan dan kesehatan mereka yang melakukannya. Risiko potensi bahaya ergonomi
akan meningkat:
• Dengan tugas monoton, berulang atau kecepatan tinggi
• Dengan postur tidak netral atau canggung
• Bila terdapat pendukung yang kurang sesuai
• Bila kurang istirahat yang cukup.
Potensi Bahaya yang Mengakibatkan Risiko Langsung pada
Keselamatan
Kategori ini berkaitan dengan masalah atau kejadian yang memiliki potensi
menyebabkan cidera dengan segera. Sebagai contoh: alat berat jatuh menimpa kaki
pekerja dan mengakibatkan patah tulangBaik kecelakaan atau hampir celaka
mengakibatkan cedera, masing-masing harus diselidiki untuk menentukan akar
penyebabnya. Tindakan korektif kemudian dapat diambil untuk mencegah kemungkinan
terulangnya kejadian dan cedera yang sama.

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyebab


kecelakaan dapat dikelompokkan menjadi lima kategori:
 Faktor manusia
Tindakan-tindakan yang diambil atau tidak diambil, untuk mengontrol cara kerja
yang dilakukan
 Faktor material
Risiko ledakan, kebakaran dan trauma paparan tak terduga untuk zat yang sangat
beracun, seperti asam
 Faktor Peralatan
Peralatan, jika tidak terjaga dengan baik, rentan terhadap kegagalan yang dapat
menyebabkan kecelakaan
 Faktor Lingkungan
Lingkungan mengacu pada keadaan tempat kerja. Suhu, kelembaban, kebisingan,
udara dan kualitas pencahayaan merupakan contoh faktor lingkungan.
 Faktor Proses
Ini termasuk risiko yang timbul dari proses produksi dan produk samping seperti
panas, kebisingan, debu, uap dan asap.Sangat penting untuk memiliki sistem
pelaporan kecelakaan dan hampir celaka yang baik, menggabungkan penyelidikan
'tidak menyalahkan pekerja.
PENYAKIT AKIBAT
KERJA (PAK)
Penyakit Akibat Kerja (PAK) menurut Permenaker dan
Transmigrasi adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja. Dengan demikian, PAK adalah
penyakit yang artifisial atau man made disease. PAK dapat
disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak aman dan kurang
kondusif sehingga sangat penting untuk mengetahui lingkungan
kerja yang baik.
Organ Sasaran PAK
Kelompok Bahaya Substansi
Jenis bahaya Organ sasaran Reaksi/gejala
Racun Ginjal, hati, sumsum tulang Menyerang dan mempengaruhi
fungsi – fungsi organ ini
Karsinogenik Paru – paru, hati, kandung Kutil, borok, pertumbuhan
kemih yang ganas
Korosif Kulit, paru – paru, lambung Menghancurkan jaringan
Dermatitis/radang Kulit Peradangan kulit(dermatitis)
kulit
Iritan Kulit, mata, paru – paru Peradangan, dermatitis,
fibrosis paru – paru
Radioaktif Kulit, organ – organ peka Leukimia, katarak, gangguan
seperti sumsum tulang, mata, kesuburan
kelenjar kelamin, dsb
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dapat dicegah dengan melakukan beberapa tips sebagai berikut.
1. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur.
2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.

Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar lahan kerja tidak
menuai penyakit seperti berikut.
1) Pencegahan Primer – Health Promotion meliputi perilaku kesehatan, faktor bahaya di
tempat kerja, perilaku kerja yang baik, olah raga, dan gizi.
2) Pencegahan Sekunder – Specifict Protection meliputi Pengendalian melalui
perundangundangan, pengendalian administratif/organisasi, pengendalian teknis, dan
pengendalian jalur kesehatan imunisasi.
3) Pencegahan Tersier meliputi pemeriksaan kesehatan pra kerja, pemeriksaan kesehatan
berkala, pemeriksaan lingkungan secara berkala, surveilans, pengobatan segera bila
ditemukan gangguan pada kerja, dan pengendalian segera di tempat kerja.
PERTOLONGAN
PERTAMA PADA
KECELAKAAN (P3K)
P3K (First Aid) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan
sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna
dari dokter atau paramedik. Oleh karena itu,
pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa
pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas
P3K yang pertama melihat korban.
Tujuan P3K

1. Menyelamatkan nyawa korban 4. Mempertahankan daya tahan korban

5. Mencarikan pertolongan yang lebih


2. Meringankan penderitaan korban lanjut

3. Mencegah cedera/penyakit menjadi


parah
Prinsip P3K

Menolong secara tepat dengan memperhatikan tujuan P3K

Menolong secara tepat kepada penderita dengan cara-cara P3K


yang sesuai

Menolong korban yang bersifat sementara sebelum dibawa ke


dokter/instalasi dawat darurat (IGD)
Pokok-pokok Tindakan P3K
1. Jangan panik dan bertindak cekatan.
2. Perhatikan nafas korban, jika berhenti lakukan nafas buatan.
3. Hentikan pendarahan. Hentikan pendarahan dengan menkan luka
menggunakan kain sekuat-kuatnya dan posisikan luka pada posisi yang
lebih tinggi.
4. Perhatikan tanda-tanda shock. Bila shock, terlentangkan dengan posisi
kepala lebih rendah. Bila muntah-muntah dan setengan sadar, letakkan
posisi kepala lebih bawah dengan kepala miring atau telungkupkan, bila
menderita sesak, letakkan dalam sikap setenga duduk.
5. Jangan memindahkan korban terburu-buru, pastikan luka yang dialami
korban. Jangan menambah cedera korban.
Alat-alat yang harus
tersedia di kotak P3K

 Kapas  Obat merah


 Perban  Gunting
 Kasa steril  Pinset
 Plester gulung  Kain pembalut
lebar untuk
 Plester tunggal
kecelakaan
 Boor water besar
 Wangi-
wangian
 Obat-obatan
Beberapa Penanganan P3K dalam K3
LUKA
Tingkat I Kulit tidak melepuh Obat merah/salep
BAKAR
Ada 3 tingkatan Tingkat II Kulit melepuh Olesi dengan mercuchrome
Tingkat III Jaringan kulit rusak Tutup luka dengan
perban steril lalu minta
bantuan dokter
LUKA Bersihkan luka Olesi dengan iodium tinctur 3,5%
SAYAT dengan kain tipis pada daerah sekeliling luka
Jika luka besar dan banyak mengeluarkan darah
Dibalut diantara bagian sisi dan tengah luka Tutup luka dengan perban steril
Jika sakit terus berlanjut maka minta pertolonga dokter untuk ditangani lebih lanjut.
Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan korban kecuali jika tidak memungkinkan
seperti pada kasus kebakaran atau kebocoran gas.
Memilik
KESETRUM i gejala Shock karena listrik di bawah 220 volt mengacaukan denyut jantung

Matikan sumber listrik


Shock karena listrik di atas 1000 volt menghentikan pernapasan
dan tolong korban dengan
cara mengisolasi diri dari
Shock karena listrik 220-1000 volt menimbulkan gejala mengacaukan
tanah. Kemudian, tarik denyut jantung dan menghentikan pernapasan
korban dari pakaiannya.
Bila korban tidak pingsan
Pingsan akibat listrik berlangsung lama
maka diberi minum
larutan NaHCO3 (1
sendok teh dalan satu Pernapasan mungkin terhenti namun denyut jantung mungkin masih ada
gelas air).

Bila korban pingsan maka lakukan langkah penyadaran, jika pernapasan terhenti maka
diberi napas buatan. Jika terjadi luka bakar, rawat luka bakar korban. Korban segera
dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut.
KECELAKAA Meneteskan Tutup dengan Balut perlahan-
setetes minyak
N PADA MATA kapas tebal lahan
jarak pada mata
KERACUNA
N
 Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/minum.
 Jika korban sadar, beri minum 24 gelas air/susu kemudian korban disuruh muntah
dengan cara memasukkan telunjuk jauh ke dalam mulut (kecuali jika yang termakan
bensin, pelumas, asam/basa)
 Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk menghindari kekurangan
cairan, korban diberi minum 1 gelas air garam (1 sendok dalam 1 liter air)
 Penawar racun seperti susu, putih telur yang sudah dikocok, penawar racun
universal, proses netralisasi dengan memberikan bahan kimia tertentu, tergantung
dari jenis racun.
PINGSAN
 Baringkan korban pada tempat sejuk dengan posisi datar atau kepala korban
sedikit lebih rendah
 Telentangkan korban di atas lantai dan biarkan menghirup uap ammonia encer
atau garam-garam yang berbau
 Stimulasi kulit korban dengan menggosok menggunakan sikat berbulu keras
 Lepas atau longgarkan semua pakaian yang menekan leher dan
segerabungkukkan kepala korban diantara kedua kaki sampai muka korban
memerah
 Bila korban dapat menelan air, berikan air kopi
 Bila korban muntah, miringkan kepala korban agar tidak tersedak
 Bila pernapasan pendek, lakukan pernapasan buatan atau hembuskan oksigen 6%
dengan co2
 Pernapasan buatan diberikan bila korban tidak ada gerakana bernapas, tidak ada
uap hasil pernapasan,kuku, bibir, dan muka korban mulai membiru.
DISINFEKTAN
Bahan kimia yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran oleh jasad renik atau obat
untuk membasmi kuman penyakit.
Disinfektan tidak memiliki daya penetrasi
sehingga tidak mampu membunuh
mikroorganisme yang terdapat di dalam
celah atau cemaran mineral. Di samping
itu disinfektan tidak dapat membunuh
spora bakteri sehingga dibutuhkan
metode seperti sterilisasi dengan otoklaf.
Efektivitas disinfektan dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya lama
paparan, suhu, konsentrasi disinfektan,
pH dan ada tidaknya bahan pengganggu.
pH merupakan faktor penting dalam
menentukan efektivitas disinfektan
Jenis-jenis Disinfektan
1.Klorin
Senyawa klorin yang paling efektif adalah asam hipoklorit. Mekanisme
kerjanya adalah menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme
dengan cara menghambat enzimenzim yang terlibat dalam metabolisme
karbohidrat.
Kelebihan: mudah digunakan dan jenis mikroorganisme yang dapat
dibunuh dengan senyawa ini juga cukup luas meliputi bakteri Gram positif
dan bakteri Gram negatif.
Kelemahan: desinfektan berbahan dasar klorin dapat menyebabkan korosif
pada pH rendah (suasana asam). Klorin juga cepat terinaktivasi jika
terpapar senyawa organik tertentu.
2.Iodin
Iodin merupakan disinfektan yang efektif
untuk proses desinfeksi air dalam skala kecil.
Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol 3.Alkohol
cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air jernih. Alkohol disinfektan yang banyak
Salah satu senyawa iodine yang sering dipakai untuk peralatan medis,
digunakan sebagai disinfektan adalah iodofor. contohnya termometer oral.
Kelebihan: sifatnya stabil, memiliki waktu Umumnya digunakan etil alkohol
simpan yang cukup panjang, aktif mematikan dan isopropil alcohol dengan
hampir semua sel bakteri, namun tidak aktif konsentrasi 60-90%, tidak bersifat
mematikan spora, nonkorosif, dan mudah korosif terhadap logam, cepat
terdispersi. menguap, dan dapat merusak bahan
Kelemahan: iodofor diantaranya aktivitasnya yang terbuat dari karet atau plastik.
tergolong lambat pada pH 7 (netral) dan lebih
mahal. Iodofor tidak dapat digunakan pada
suhu lebih tinggi dari 49 °C.
4. Amonium Kuartener
5. Formaldehida
Amonium kuartener umumnya digunakan
Formaldehida atau dikenal juga
adalah en:cetyl trimetil ammonium bromide
sebagai formalin, dengan
(CTAB) atau lauril dimetil benzyl klorida.
konsentasi efektif sekitar 8%.
Amonium kuartener dapat digunakan untuk
Formaldehida merupakan
mematikan bakteri gram positif, namun kurang
disinfektan yang bersifat
efektif terhadap bakteri gram negatif, kecuali
karsinogenik pada konsentrasi
bila ditambahkan dengan sekuenstran (pengikat
tinggi, namun tidak korosif
ion logam).
terhadap metal, dapat
Kelebihan: senyawa ini mudah berpenetrasi,
menyebabkan iritasi pada mata,
sehingga cocok diaplikasikan pada permukaan
kulit, dan pernapasan. Senyawa
berpori, sifatnya stabil, tidak korosif, memiliki
ini memiliki daya inaktivasi
umur simpan panjang, mudah terdispersi, dan
mikroba dengan spektrum luas.
menghilangkan bau tidak sedap.
Formaldehida juga dapat
Kelemahan: aktivitas disinfeksi lambat, mahal,
terinaktivasi oleh senyawa
dan menghasilkan residu.
organik.
6. Kalium Permanganat
Kalium permanganat merupakan zat oksidan kuat, namun
tidak tepat untuk disinfeksi air. Penggunaan senyawa ini dapat
menimbulkan perubahan rasa, warna, dan bau pada air.
Meskipun begitu, senyawa ini cukup efektif terhadap bakteri
Vibrio cholerae.

7. Fenol
Fenol merupakan bahan antibakteri yang cukup kuat dalam konsentrasi 1-2%
dalam air, umumnya dikenal dengan lisol dan kreolin. Fenol dapat diperoleh
melalui distilasi produk minyak bumi tertentu. Fenol bersifat toksik, stabil,
tahan lama, berbau tidak sedap, dan dapat menyebabkan iritasi. Mekanisme
kerja senyawa ini adalah dengan penghancuran dinding sel dan presipitasi
protein sel dari mikroorganisme sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan
fungsi pada mikroorganisme tersebut.
PEMADAM
KEBAKARAN
Pemadan kebakaran adalah petugas atau
dinas yang dilatih dan bertugas untuk
menanggulangi kebakaran.
Cara Memadamkan Kebakaran
1. Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau
menjauhkan bahan/benda-benda yang mudah terbakar.
2. Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan menurunkan
panas atau suhu. Bahan airlah yang paling dominan digunakan dalam
menurunkan panas dengan cara menyemprotkan atau menyiramkan air ke
titik api.
3. Cara isolasi/lokalisasi yaitu cara memadamkan kebakaran dengan
mengurangi kadar/persentase O2 pada benda-benda yang terbakar.
BAHAN PEMADAM KEBAKARAN

BAHAN PEMADAM AIR

BAHAN PEMADAM BUSA

BAHAN PEMADAM GAS CO2

BAHAN PEMADAM POWDER KERING

BAHAN PEMADAM GAS HALOGEN (BCF)


BAHAN PEMADAM AIR

■ Keuntungan menggunakan bahan air yaitu sebagai media pendingin yang baik
dan dapat juga menahan/menolak dan mengusir masuknya oksigen apabila
dikabutkan.
■ Kelemahannya yaitu air dapat mengantarkan listrik, merusak barang berharga
seperti alat elektronik dan juga kurang bagus jika digunakan di kapal karena
dapat mengganggu keseimbangannya. Air juga dapat menambah panas apabila
terkena karbit kopramentah, atau bahan-bahan kimia tertentu.
Pada saat ini bahan pemadam kebakaran air banyak digunakan dengan
sistem/bentuk kabut (fog) karena mempunyai beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan pancaran air seperti berikut ini.
 Mempunyai kemampuan menyerap panas lebih besar, 1 liter air yang
dipancarkan dapat menyerap panas 30 kcal, sedangkan bila dikabutkan 1
liter air dapat menjadi uap sebanyak 1600 lt dan akan menyerap panas
sampai 300 kcal.
 Penyemprotan nozzle lebih mudah dikendalikan.
 Menghasilkan udara segar.
 Dapat digunakan pada kebakaran minyak (zat cair).
BAHAN PEMADAM BUSA

■ Bahan pemadam busa efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B


(minyak, solar, dan cairnya).
■ Pemadam kebakaran dengan bahan busa adalah dengan cara isolasi yaitu
mencegah masuknya udara dalam proses kebakaran (api), dengan
menutup/menyelimuti permukaan benda yang terbakar sehingga api tidak
mengalir.
■ Menurut proses pembuatannya terdapat dua jenis busa seperti berikut.
1. Busa kimia (Chemis).
2. Busa mekanis. Busa kurang sesuai untuk disemprotkan pada permukaan
cairan yang mudah bercampur dengan air (alkohol, spirtus).
BAHAN PEMADAM GAS CO2

Bahan pemadam kebakaran karbon dioksida berupa gas dapat digunakan


untuk memadamkan segala jenis kebakaran terutama kelas C. Dengan
menghembuskan gas CO2 akan dapat mengusir dan mengurangi persentase
oksigen (O2) yang ada di udara sampai 12 % – 15 %. Gas CO2 ini lebih
berat dari pada udara dan seperti gas-gas lain tidak menghantar listrik, tidak
berbau dan tidak meninggalkan bekas/bersih.
BAHAN PEMADAM POWDER KERING

Dry chemical dapat digunakan untuk semua jenis kebakaran, tidak berbahaya bagi
manusia/binatang karena tidak beracun. Bahan dry chemical disebut sebagai
bahan pemadam kebakaran yang berfungsi ganda (multi purpose extinguisher).
a. Tidak menghantar listrik, powder berfungsi mengikat oksigen (isolasi) dan
juga dapat mengikat gas-gas lain yang membahayakan.
b. Dapat menurunkan suhu, mudah dibersihkan dan tidak merusak alat-alat.
Cara penggunaannya hampir sama dengan gas CO2 sebagai berikut.
1. Pertama harus diperhatikan adanya arah angin.
2. Arahkan pancaran pemotong nyala api dan usahakan dapat terbentuk
semacam awan/asap untuk menutup nyala api tersebut.
BAHAN PEMADAM GAS HALOGEN (BCF)

Alat Pemadam Api Ringan jenis Halon 1211 (BCF/ Carbon, Flourine,
Chlorine, Bromide). Halon 1211 (BCF) biasanya dipasang di dinding-
dinding kantor dalam bentuk Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan efektif
digunakan pada ruangan, karena dalam pemadaman kebakaran bersifat
mengisolir oksigen, di samping itu gas halon sangat baik karena tidak bersifat
merusak dan bersih.
KLASIFIKASI JENIS
PENYEBAB
KEBAKARAN
Ketika kebakaran terjadi kuasailah pada saat api tersebut masih kecil, semakin
besar api semakin sulit memadamkannya. Tindakan yang cepat diperlukan agar
pemadaman api dapat efektif dilakukan. Pengetahuan mengenai jenis alat pemadam
api yang sesuai dengan material yang terbakar sangat diperlukan.
Ketahuilah tempat pemadam api, perlengkapan pemadam api seperti selang air,
selimut api, mencuci muka/mandi di dalam daerah bekerja di mana anda bekerja,
jangan pindahkan alat pencegahan/pemadam kebakaran dari daerah yang ditentukan
tanpa persetujuan dari bagian Safety Personil kecuali untuk penanggulangan
terhadap bahaya kebakaran.
Jangan meletakkan benda yang menghalangi alat pemadam kebakaran. Pemadam
api harus selalu tersedia jika diperlukan untuk pekerjaan panas. Laporkan segera ke
petugas safety jika terdapat kerusakan pada alat pemadam api.
PENYEBAB
KEBAKARAN
Terdapat bahan yang mudah terbakar baik berupa bahan padat cair atau gas
1. (kayu, kertas, tekstil, bensin, minyak, acetelin, dan lain-lain).

Terdapat suhu yang tinggi yang disebabkan oleh sumber panas seperti sinar matahari,
2. listrik (kortsluiting, panas energi mekanik (gesekan), reaksi kimia, kompresi udara.

3. Terdapat Oksigen (O2) yang cukup kandungannya.

Makin besar kandungan oksigen dalam udara maka nyala api akan semakin besar. Pada
kandungan oksigen kurang dari 12% tidak akan terjadi kebakaran. Dalam keadaan
normal kandungan oksigen di udara 21%, cukup efektif untuk terjadinya kebakaran.
Bila tiga unsur tersebut cukup tersedia maka kebakaran terjadi. Apabila salah
satu dari 3 unsur tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup maka tidak
mungkin terjadi kebakaran. Jadi, api dapat dipadamkan dengan tiga cara yaitu:

Dengan menurunkan suhunya di bawah suhu


kebakaran,

Menghilangkan zat asam,

Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar.


PENGELOMPOKKAN
KEBAKARAN
 Pengelompokan kebakaran menurut perturan menteri tenaga kerja
dan transmigrasi Nomor 04/MEN/1980 Bab I pasal 2 ayat 1 :

 Kebakaran terbai atas 4 kategori yaitu A,B,C,D, sedangkan National


Fite Protection Association (NFPA) menetapkan 5 kategori jenis
penyebab kebakaran yaitu kelas A,B,C,D, dan K. Bahkan beberapa
negara menetapkan klasifikasi dengan kelas E.
PEMBAGIAN KEBAKARAN BERDASARKAN
KELASNYA
1. KEBAKARAN KELAS A 2. KEBAKARAN KELAS B

• Kebakaran kelas A adalah • Kebakaran kelas B adalah


kebakaran yang mengayngkut kebakaran bahan cair atau gas yang
benda padat kecuali logam mudah terbakar.

• Contoh: kayu, palstik, kertas, dll • Contoh: kerosine, solar, premium,


LPG, dll
• Media pemadaman: pasir, tanah/
lumpur, air, dan tepung pemadam • Media pemadaman: tepung
pemadam, air dalam bentuk spray/
kabut halus, dan foam.
 3. KEBAKARAN KELAS C 4. KEBAKARAN KELAS D

• Kebakaran kelas C adalah • Adalah kebakaran pada benda-


kebakaran instalasi listrik benda logam berat
bertegangan . • Contoh: Mg, Al, kalium, dll
• Contoh: breaker listrik dan alat • Media pemadaman: pasir halus dan
rumah tangga lainya yang kering, dan dry powder khusus.
menggunakan listrik.
• Media pemadaman : , tepung
kering (drychemical)
• CATATAN: DILARANG
MENGGUNAKAN AIR.
KEBAKARAN KELAS K KEBAKARAN KELAS E

• Adalah kebakaran yang disebabkan • Adalah kebakaran yang dsebabkan


oleh konsentrasi lemak yang tinggi. oleh hubungan arus pendek pada
• Contoh: biasnaya terjadi didapur. peralatan elektronik.
• Media pemadaman: tepung • Contoh: konseting listrik.
pemadam, air dalam bentuk spray/ • Media pemadaman:dry powder,
kabut halus, dan foam. clean agent(utk mencegah kerusakan
• CATATAN: JENIS KEBAKARAN alat elektronik)
INI BISA JUGA DIGOLONGKAN
KEDALAM KEBAKARAN KELAS
B
PENCEGAHAN KEBAKARAN
A. Pengedandalian bahan yang dapat terbakar.
untuk mengendalikan bahan yang dapat terbakar agar tidak bertemu dengan 2
unsur yang lain dilakukan melalui identifikasi bahan bakar tersebut.

B. Pengendalian titik nyala.


dengan cara mewaspadai sumber api terbuka, contoh: api kompor, pemanas,
lampu minyak, dll

Cara mengendalikan titik nyala api:


1. jangan menggunakan steker berlebihan.
2. sambung kabel dengna sempurna.
3.jangan mengisi minyak saat kompur menyala(utk kompor minyak).
4. Sumbu kompor jangan ada yang kososng.
5. Jagann meninggalkan kompor yang menyala.
6. Hati-hati menaruh lilin dan obat nyamuk.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai