Anda di halaman 1dari 57

PENYIMPANAN & DISTRIBUSI

SEDIAAN FARMASI
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI

TUJUAN :
• Memelihara mutu sediaan farmasi
• Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
• Menjaga ketersediaan
• Memudahkan pencarian dan pengawasan
Metode penyimpanan
• Kelas terapi (Farmakologi sediaan)
• Narkotika/Psikotropika
• Bentuk sediaan (Generik/Paten; Tablet/Sediaan Lainnya; Suhu Penyimpanan)
• Alfabetis

Menerapkan prinsip FEFO dan FIFO

Pengaturan tata ruang diperlukan untuk dapat memudahkan dalam penyimpanan,


penyusunan, pencarian dan pengawasan perbekalan farmasi
Faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam merancang bangunan
1. Kemudahan bergerak : gudang satu lantai dan tidak bersekat-sekat, berdasarkan
arah arus penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi semisal alur lurus,
bentuk U atau L.
2. Sirkulasi udara yang baik : idealnya AC dan jika terpaksa menggunakan kipas maka
pastikan ventilasi baik melalui atap
3. Rak dan Pallet : memiliki rak yang memungkinkan sirkulasi udara tetap bagus dan
perlidungan terhadap banjir
4. Kondisi penyimpanan khusus : semisal untuk vaksin, narkotika dan bahan
berbahaya, bahan mudah terbakar
5. Pencegahan kebakaran : memiliki APAR yang standar
PENYUSUNAN STOK PERBEKALAN
Perbekalan farmasi disusun berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis. Untuk
memudahkan pengendalian stok, maka dapat dilakukan langkah berikut:
1. Gunakan prinsip FEFO dan FIFO
2. Susun perbekalan farmasi dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan teratur
3. Gunakan lemari khusus untuk narkotika
4. Simpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya,
kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai
5. Simpan perbekalan farmasi dalam rak dan berikan nomor kode.
6. Cantumkan nama masing-masing dan apabila cukup banyak biarkan tetap pada box
nya.
7. Perbekalan farmasi yang memiliki penampilan sama dan nama yang mirip (LASA)
ditempatkan berdekatan dan harus diberi penanda khusus untuk mencegah
terjadinya kesalahan pengambilan obat
Komponen yang harus diperhatikan
dalam penyimpanan
1. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi label yang
secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal
kadaluwarsa dan peringatan khusus.
2. Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis yang penting.
3. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien dilengkapi
dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati.
4. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa oleh
pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.
5. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya
yang menyebabkan kontaminasi
Sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang
disimpan terpisah yakni:
1. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan
api dan diberi tanda khusus bahan berbahaya.
2. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan
diberi penandaaan untuk menghindari kesalahan
pengambilan jenis gas medis. Penyimpanan tabung gas
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada
isinya. Penyimpanan tabung gas medis di ruangan harus
menggunakan tutup demi keselamatan
Hal yang harus diperhatikan untuk obat
emergensi
1. Penyimpanan Obat emergensi harus disediakan lokasi penyimpanan untuk kondisi
kegawatdaruratan
2. Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari penyalahgunaan dan
pencurian
3. Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah ditetapkan;
4. Tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan lain;
5. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti;
6. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa; dan
7. Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
Penyimpanan obat emergensi
OBAT/BAHAN BERBAHAYA
Penyimpanan
terpisah dari Perbekalan Farmasi lainnya diberi
label bahan berbahaya seperti :
oBahan mudah terbakar
oRadioaktif
oOksidator / reduktor
oRacun
oBahan korosif
oKarsinogenik
oTeratogenik
oMutagenik
oBahan yang menyebabkan iritasi
oBahan yang berbahaya lainnya
Penyimpanan B3
Gudang B3
Penyimpanan obat NARKOTIKA
•Penyimpanan didalam lemari khusus dan pintu berkunci ganda ,kunci dipegang
hanya oleh petugas yang ditunjuk

•Penyimpanan berdasarkan golongan obat Narkotik


ogolongan II
Obat Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir
contoh : Fentanil ,Morpin,Pethidin
ogolongan III
Obat Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi
contoh : Codein


Narkotik
Penyimpanan Obat Sitostatika

Penyimpanan
Obat Sitostatika harus ditangani dengan hati-hati
menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap oleh setiap
petugas yang menyimpan dan mendistribusikan
Penyimpanan Sitostatika
Penyimpanan elektrolit
konsentrat 1. Ada regulasi rumah sakit
tentang proses larangan
HIGH
ALERT
menyimpan elektrolit
konsentrat di tempat rawat
inap kecuali bila dibutuhkan
secara klinik dan apabila
terpaksa disimpan di area
rawat inap harus diatur
keamanannya untuk
menghindari kesalahan.

HIGH
ALERT
penyimpanan elektrolit
konsentrat
HIGH
2. penyimpanan elektrolit ALERT

konsentrat yang baik, benar,


dan aman sesuai dengan
regulasi.
3. Elektrolit konsentrat diberi
label obat yang harus
diwaspadai (high alert)
sesuai dengan regulasi.
Obat LASA ( LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
Penyimpanan
dipisahkan antara obat-obat LASA , tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
penandaan khusus /label LASA untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan
obat.
DISTRIBUSI
SEDIAAN FARMASI

Rangkaian kegiatan menyalurkan / menyerahkan sediaan farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat penyimpanan
sampai ke unit pelayanan / pasien dengan tetap menjamin mutu,
stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.

21
Tujuan

Menjamin obat benar


bagi penderita, dg dosis
Distribusi obat yang tepat, pada waktu
harus aman, yg ditentukan dan cara
efektif dan efisien penggunaan yang
benar.

Menyediakan
sediaan farmasi di
unit2 pelayanan
secara tepat jenis
dan jumlah.
PERTIMBANGAN PEMILIHAN
MODEL DISTRIBUSI OBAT
1. Jangkauan dan cakupan pelayanan RS
2. Menjaga Ketersediaan obat
3. Menjaga mutu dan kondisi obat tetap stabil
4. Meminimalkan kesalahan obat
5. Menjamin keamanan obat sampai kepada pasien
6. Efisiensi dalam SDM
7. Meminimalkan kehilangan, pencurian, pemborosan dan penyalahgunaan

Pemilihan sistem distribusi harus dapat menjamin terlaksananya pengawasan &


pengendalian sediaan farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di unit
pelayanan.
Distribusi obat, alat kesehatan BMHP
berdasarkan Tempat Pelayanan Kefarmasian

Sentralisasi

Distribusi

Desentralisasi
Semua resep
disiapkan terpusat Sistem ini lebih sesuai diterapkan untuk
pada satu tempat rumah sakit kecil dan tidak sesuai bila
pelayanan. diterapkan pada rumah sakit besar karena
jarak antara tempat penyiapan resep dan
ruang rawat pada rumah sakit besar bisa
sangat jauh.

Rumah sakit besar lebih cocok


menggunakan desentralisasi dengan
menyediakan satelit-satelit farmasi
yang melayani resep, khususnya
Sentralisasi untuk pasien rawat inap.
Merupakan penyimpanan dan pendistribusian semua obat, alat
kesehatan dan BMHP pada satu tempat.

Seluruh kebutuhan obat, alat kesehatan dan BMHP di setiap unit


perawatan/pelayanan kesehatan baik untuk kebutuhan individu pasien
atau kebutuhan dasar ruangan langsung disuplai dari pusat pelayanan
farmasi tersebut

Sentralisasi
Alur Disribusi Sentralisasi

Gudang/Unit Farmasi
Pusat

Kamar Instalasi
Gawat Ruang dll
Rawat Jalan Rawat Inap Operasi/ICU
Darurat Hemodialisa
/ICCU
Merupakan cabang pelayanan kefarmasian yang berada didekat
unit perawatan/pelayanan

penyimpanan dan pendistribusian obat, alat kesehatan dan BMHP di


setiap unit perawatan/pelayanan kesehatan baik untuk kebutuhan
individu pasien atau kebutuhan dasar ruangan tidak dilayanai oleh
gudang farmasi pusat

Desentralisasi
Alur Disribusi Desentralisasi

Gudang/Unit Farmasi
Pusat

Depo Kamar Depo


Depo Rawat Depo Rawat Instalasi
Operasi/ICU/IC
Jalan Inap Gawat
CU
Darurat

Ruang
Ruang rawat Ruang Rawat Kamar ICU dan
Rawat jalan Rawat
Anak paska Bedah Operasi ICCU
Insternis
SISTEM DISTRIBUSI

1. Sistem Persediaan Lengkap di ruang perawatan (floor stock) /


FS
2. Sistem Individual prescribing (IP)
3. Sistem ODD (One daily Dose Dispensing)
4. Sistem UDD (Unit Dose Dispensing)
5. Kombinasi, contoh :
a. Kombinasi IP + FS
b. Kombinasi ODD + UDD
1. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)

untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi


Farmasi

yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
floor stock

dibutuhkan

Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola (di atas jam
kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan kepada penanggung jawab ruangan

Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada petugas
farmasi dari penanggung jawab ruangan

Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan interaksi Obat pada setiap jenis
Obat yang disediakan di floor stock
1) 1)
Obat yang diperlukan segera Potensi kesalahan obat ↑↑, karena order obat
tidak diskrining oleh apoteker.
tersedia bagi penderita
2)
Penyiapan dan pemberian obat dilakukan oleh
Keuntungan
perawat saja sehingga tidak ada double check
2) (pemeriksaan ganda).
Pengembalian obat yang tidak 3)
terpakai ke IFRS dapat Potensi pengendalian persediaan dan mutu yang
diminimalisir kurang diperhatikan perawat.
4)
Banyaknya obat yang rusak dapat menyebabkan
3) kerugian

Penyalinan kembali order obat 5)

Kekurangan
dapat diminimalisir Adanya resiko bahaya karena kerusakan obat
6)
Sangat beresiko terjadinya pencurian obat
4) 7)
Jumlah personel IFRS yang Perawat memiliki tugas ganda, yaitu menangani
pasien dan mengawasi obat. Hal ini dapat
diperlukan lebih efisien mengurangi fokus perawat terhadap pasien
Sistem Persediaan di Ruang Perawatan (Floor Stock)

Untuk mengatasi kekurangan sistem ini maka perlu :


 Peningkatan pengetahuan para perawat tentang penyimpanan & penyiapan obat
(iv admixture) melalui pelatihan (inhouse training) yang dilakukan oleh apoteker.
 Pemantauan/supervisi floor stock yang ada di ruangan oleh apoteker / TTK
secara berkala
 Sistem pencatatan/dokumentasi yang rapi (daftar obat, pencatatan pemakaian)
Pengendalian Floor stock dilakukan :

1. Buku catatan daftar obat


2. Kartu stock
3. Buku bantu pencatatan penggunaan obat
4. Prosedur penggunaan obat floors stock
5. Sistem Komputerisasi
6. Supervisi rutin
7. Laporan hasil supervisi
2. Sistem Individual Prescribing / Resep Perorangan

Pendistribusian Sediaan semua obat yang


Farmasi, Alat Kesehatan, dan diperlukan disiapkan oleh
dapat dilakukan secara
BMHP berdasarkan Resep instalasi farmasi
sentralisasi atau
perorangan/pasien rawat berdasarkan resep dokter
desentralisasi.
jalan dan rawat inap melalui untuk masing-masing
Instalasi Farmasi. pasien.
Dokter

Pasien Perawat

Alur Unit Farmasi/Depo/

pelayanan Satelit Farmasi

Resep 1.Penerimaan Resep

Perorangan 2.Pengentryan Data

1. Dispensing
2. Packing

1. Penyerahan Obat
2. KIE
Sistem Resep Perorangan
1) Semua resep atau pesanan obat
individu dapat diskrining oleh
Keuntungan

apoteker
2) Ada kesempatan berinteraksi
profesional antara apoteker-
dokter-perawat-penderita
1) Berpotensi terlambatnya sediaan
3) Memungkinkan pengendalian yang obat sampai ke ruang penderita,
lebih dekat terhadap perbekalan terutama bila pelayanannya secara
farmasi yang dikelola sentralisasi
4) Proses penagihan biaya obat 2) Jumlah kebutuhan personil IFRS
menjadi lebih mudah meningkat
3) Menyita waktu perawat untuk

Kekurangan
menyiapkan obat tiap pasien pada
saat konsumsi obat
4) Berpotensi terjadi kesalahan obat
karena kurangnya pemeriksaan pada
saat penyiapan konsumsi
SISTEM INDIVIDUAL PRESCRIBING

Untuk mengatasi kekurangan sistem ini maka perlu :


- Penambahan karyawan di IFRS
- Koordinasi dengan perawat untuk meningkatkan keterampilan
dalam penyiapan obat.
PENERAPAN IP

Pelayanan resep rawat jalan


Pelayanan resep one day care
(pelayanan sehari )
Pelayanan resep darurat di IGD
3. SISTEM DISTRIBUSI OBAT
ONE DAILY DOSE DISPENSING (ODD)

Mirip resep indvidual prescribing tetapi hanya diberikan untuk


pemakaian satu hari.
 Sistem ini diberikan untuk pasien rawat inap
 Pasien yang sedang diobservasi untuk
menentukan diagnosa
 Pasien masuk dari IGD ke rawat inap.
4. Sistem Unit Dose Dispensing (UDD)

Sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien rawat inap
mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian Obat dapat diminimalkan
sampai kurang dari 5% dibandingkan dengan sistem floor stock atau Resep individu yang
mencapai 18%.
Dokter

Petugas Farmasi

Pasien Perawat

Unit Farmasi/Depo/
Satelit Farmasi

1.Penerimaan Resep
2.Pengentryan Data

1. Penyerahan Obat 1. Dispensing


2. KIE 2. Packing/unit dose

Alur pelayanan Resep UDD


Sistem Unit Dose Dispensing

Sistem dosis unit adalah sistem Sistem distribusi Unit Dose


pendistribusian sediaan farmasi, Dispensing (UDD) sangat
alat kesehatan, dan bahan medis Pada sistem ini obat Pelayanan dapat dianjurkan untuk pasien rawat
habis pakai untuk pasien rawat didispensing dalam dilakukan secara inap karena penelitian
inap berdasarkan resep bentuk siap konsumsi sentralisasi atau menunjukkan bahwa sistem
perorangan, namun disiapkan dan umumnya disiapkan desentralisasi atau UDD memiliki ini tingkat
dalam unit dosis tunggal atau tidak lebih dari 24 jam kombinasi. kesalahan pemberian Obat
ganda, untuk penggunaan satu persediaan dosis. jauh lebih rendah dibanding
kali dosis/pasien. sistem floor stock atau resep
perorangan.
UDD UDD
Obat Oral Obat Injeksi
Sistem Unit Dose Dispensing
1) Pasien menerima pelayanan IFRS 24 jam
Keuntungan sehari dan pasien hanya membayar obat
yang dikonsumsi saja
2) Perawat tinggal menyerahkan obat yang
sudah disiapkan oleh IFRS dalam kemasan
untuk sekali konsumsi.
3) Kesalahan obat dapat diminimalisir karena
resep atau order obat diskrining oleh 1) Jumlah kebutuhan personil IFRS
apoteker dan petugas yang menyerahkan meningkat
obat kepada pasien dapat melakukan
pengecekan ulang sebelum obat diserahkan. 2) Menyita waktu Petugas Kefarmasian
untuk menyiapkan obat tiap pasien
4) Tidak terjadi duplikasi permintaan obat yang
berlebihan
pada saat konsumsi obat
5) Menghindari kerugian biaya obat yang tidak 3) Menambah biaya bahan kemas obat

Kekurangan
terbayar oleh pasien 4) Dibutuhkan modal kerja besar
6) Menghindari pencurian dan pemborosan 5) Dibutuhkan pengetahuan farmasi
obat klinik yang baik

Dr. NANIK SULISTYANI, M.Si., Apt, DISTRIBUSI OBAT DI RUMAH SAKIT 2018
SISTEM UDD

Keuntungan bagi dokter


 Dokter mempunyai partner dalam memberikan pengobatan
kepada pasien.
 Kemungkinan tidak ada kesalahan penulisan resep
 Dokter dibantu dalam memberi informasi kepada penderita
SISTEM UDD

Keuntungan bagi perawat


 Semua obat yang dibutuhkan pasien dibagian perawatan
sudah disiapkan IFRS sehingga waktu untuk merawat pasien
lebih banyak.
 Meniadakan duplikasi pesanan obat dan kertas kerja yang
berlebihan dibagian perawatan.
SISTEM UDD

Keuntungan bagi manajemen RS


 Pemanfaatan tenaga profesional yang lebih efisien
 Meniadakan kemungkinan kebocoran dan pemborosan
obat
SISTEM UDD

Kelebihan
- Mengurangi kesalahan obat, karena ada pemeriksaan ganda
(adanya interpretasi resep oleh apoteker, dan perawat memeriksa
obat selama dikonsumsi)
- Meningkatkan pengendalian dan pemantauan penggunaan obat
- Apoteker dapat melakukan konseling ke pasien
SISTEM UDD

Kekurangan
- Dibutuhkan modal kerja besar
- Dibutuhkan SDM dalam jumlah banyak
- Dibutuhkan pengetahuan farmasi klinik yang baik
MODIFIKASI UDD

Mengingat tenaga farmasi terbatas, dilakukan


modifikasi
Kolaborasi tenaga farmasi dg perawat
Yang mengemas perdosis unit farmasi, yg
menyerahkan ke pasien perawat
Farmasis visite di awal dan beberapa hari
berikutnya
Ada komunikasi antara perawat dan farmasis
jika ada obat yang diganti atau dihentikan
Administrasi harus tertib
5. Sistem Kombinasi

Sistem pendistribusian
Sistem distribusi
Sediaan Farmasi, Alat
dirancang atas dasar
Kesehatan, dan Bahan a. efisiensi dan
kemudahan untuk b. metode sentralisasi
Medis Habis Pakai bagi efektifitas sumber daya
dijangkau oleh pasien atau desentralisasi.
pasien rawat inap yang ada
dengan
dengan menggunakan
mempertimbangkan:
kombinasi
SISTEM KOMBINASI

 Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bagi
pasien rawat inap dengan menggunakan lebih
dari 1 metode .
Contoh :
 Kombinasi IP + FS,
 Kombinasi ODD + UDD
SISTEM KOMBINASI
RESEP INDIVIDUAL DAN FLOOR STOCK

Kelebihan
 Semua resep individual langsung dikaji apoteker
 Ada kesempatan interaksi profesional apoteker-dokter-
perawat- penderita.
 Obat yang dibutuhkan segera untuk pasien, tersedia di ruang
rawat (floor stock)
 Beban IFRS berkurang
SISTEM KOMBINASI
RESEP INDIVIDUAL DAN FLOOR STOCK

Kekurangan
- Kemungkinan keterlambatan obat sampai ke
penderita (obat resep individual)
- Kesalahan obat dpt terjadi (obat floor stock).

Untuk mengatasi kekurangan tsb :


- Ada SOP
- Sistem Cek dan Ricek
- Komunikasi lintas fungsi.
SISTEM KOMBINASI
RESEP UDD DAN ODD

Penyiapan obat dalam kemasan unit dosis tunggal,


Yang diberikan untuk satu hari pemakaian
 Obat disiapkan/dikemas oleh farmasi, penyerahan ke pasien
dilakukan oleh perawat
 Jika ada perubahan terapi, obat langsung distop dan bisa
diretur
 Efisiensi waktu dan biaya
INDIKATOR DISTRIBUSI OBAT

Waktu dispensing
Angka medication error di pelayanan
Instalasi Farmasi RS / di ruang perawatan
Tingkat pelayanan resep
Angka copy resep

Anda mungkin juga menyukai