Anda di halaman 1dari 11

PENGGUNAAN CCTV

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT ISLAM


PKU MUHAMMADIYAH
MALUKU UTARA
STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR TERBIT DIREKTUR

PENGERTIAN CCTV (Closed Circuit Television) adalah sebuah kamera video digital yang
difungsikan utuk memantau dan mengirimkan sinyal video pada suatu
ruang yang kemudian sinyal itu akan diteruskan ke sebuah layar monitor
komputer/televisi.

TUJUAN 1 Mendiskripsikan prosedur bagi petugas dan unit terkait dalam


operasional penggunaan CCTV dalam memantau keamanan
lingkungan Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Maluku Utara

2 memastikan tidak terjadinya adanya tindak kriminal atau tindak


kejahatan pada Obat-obatan Khususnya yang mengandung NAPZA

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur rumah sakit No. Tentang Penggunaan


CCTV Di Unit Pelayanan IFRS
PROSEDUR 1 Pahami dan ketahuilah tentang kegunaan CCTV, memastikan bahwa
CCTV masih terpasang ditempatnya dan melaporkan apabila ada
kerusakan atas fisik kamera CCTV yang dipasang di areanya.

2 Posisi CCTV harus mengarah pada Lemari Penyimpanan obat


terutama lemari obat yang mengandung NAPZA

3 Laporkan kejadian yang mencurigakan yang didapat dari pemantauan


langsung sehingga dapat segera dilakukan pemantauan dengan
perekaman kamera CCTV secara otomatis.

4 Mintalah rekaman CCTV paling lama pada periode 10 hari ke


belakang, apabila ada kejadian diantara periode tersebut. Guna
memastikan dan menguatkan pembuktian apabila ada kejadian
peristiwa khusus yang akan diselidiki

5 Koordinasikan dengan atasan langsung atau bagian keamanan apabila


dinilai ada hal-hal yang tidak sewajarnya atau mencurigakan
UNIT TERKAIT 1 Instalasi Farmasi
2 Bagian Keamanan
VERIFIKASI PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT ISLAM


PKU MUHAMMADIYAH
MALUKU UTARA
STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR TERBIT DIREKTUR

PENGERTIAN 1 Verifikasi adalah proses pemeriksaan data apakah sudah sesuai


dengan aturan atau tidak
2 Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada
manusia atau hewan untuk memeperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional

TUJUAN 1 Sebagai pedoman petugas dalam pemberian obat kepada pasien

2 Untuk menghindari dari kesalahan dalam pemberian


KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur rumah sakit No. Tentang kebijakan staff
yang berhak memberikan obat
PROSEDUR 1 Lakukan cuci tangan terlebih dahulu sebelum melaksanakan
pemberian obat kepada pasien

2 Cocokkan label obat yang akan diberikan dengan instruksi/catatan


pemberian obat oleh dokter
3 Lakukan pemberian obat dengan sebelumnya memastikan
dilaksanakannya 7 benar
a. Benar pasien : Tanyakan nama pasien, tanggal lahir, cocokkan
dengan gelang pasien (nama, tanggal lahir dan nomor rekam
medik), cek nama dokter yang meresepkan pada catatan
pemberian obat

b. Benar obat : Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan


nama dagang obat, pasien tidak alergi pada kandungan obat yang
didapat, memeriksa identitas obat dengan catatan
c. Benar dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan
rentang pemberian dosis untuk cara pemberian tersebut, berat
badan dan umur pasien, periksa dosis pada label obat untuk
membandingkan dengan dosis yang sesuai pada catatan
pemberian obat. Lakukan perhitungan dosis secara akurat

d. Benar waktu pemberian : Periksa waktu pemberian obat sesuai


dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat
(misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatn
pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi dan
jam 6 sore)

e. Benar cara pemberian : memeriksa label obat untuk memastikan


bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai cara yang di
instruksikan, dan periksa cara pemberian pada catatan
pemberian obat

f. Benar kadaluwarsa : Memeriksa label obat untuk meastikan


bahwa obat tersebut belum atau tidak kadaluwarsa
g. Benar informasi/dokumentasi : Memberikan informasi mengenai
tentang cara pemakaian, kadaluwarsa, bila terjadi efek samping
obat dan dokumentasi yang benar

UNIT TERKAIT 1 Instalasi Farmasi


2 Semua Unit Pelayanan
PENGUNAAN OBAT YANG DIBAWA SENDIRI OLEH
PASIEN/KELUARGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT ISLAM


PKU MUHAMMADIYAH
MALUKU UTARA
STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR TERBIT DIREKTUR

PENGERTIAN Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga adalah obat
yang dibawa ke Rumah Sakit atau yang diresepkan atau dipesan di Rumah
Sakit

TUJUAN Agar pasien mendapat informasi obat yang dibawa sendiri apakah masih
bisa diteruskan atau dihentikan dan mendapat informasi bagaimana
menggunakannya
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur rumah sakit No. Tentang Pelayanan
farmasi
PROSEDUR 1 Dokter menanyakan kepada pasien tentang obat – obat yang sedang
dikonsumsi oleh pasien sebelum menjalani perawatan di Rumah Sakit
2 Dokter memberitahu
Islam PKU Petugas
Muhammadiyah Farmasi
Maluku tentang obat – obatan yang
Utara
sedang dikonsumsi pasien sebelum pasien menjalani perawatan
3 Dokter memberikan instruksi untuk meneruskan atau menghentikan
obat yang sedang dikonsumsi
4 Petugas Farmasi menerima obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga
5 Petugas Farmasi memberikan informasi kepada pasien obat yang
dibawa sendiri untuk diteruskan atau dihentikan
6 Petugas Farmasi menarik obat yang tidak diteruskan atas instruksi
dokter
7 Petugas Farmasi memberi aturan pemakaian obat yang diteruskan
8 Petugas Farmasi memberi aturan pemakaian obat yang dibeli sendiri
oleh pasien/keluarga. Semua obat yang dibawa sendiri oleh pasien /
Diagram Alur keluarga tercatat di Rekam Medis pasien
Dokter menanyakan kepada pasien
tentang obat yg dibawa sendiri
Dokter memberitahu Petugas Farmasi tentang obat yang dibawa sendiri oleh
pasien
 Dokter memberi instruksi untuk meneruskan atau menghentikan obat
tersebut
 
Petugas Farmasi menerima obat yg dibawa sendiri oleh pasien
  Petugas Farmasi memberikan informasi kepada pasien obat yang dibawa
sendiri untuk diteruskan atau dihentikan
 
Petugas Farmasimenarik obat yang tidak diteruskan atas instruksi dokter
 

Petugas Farmasi memberi aturan pemakaian


obat yang diteruskan
UNIT TERKAIT 1 Instalasi Farmasi
 
UNIT TERKAIT

2 Semua Unit Pelayanan


PENGUNAAN OBAT YANG DIBAWA SENDIRI OLEH
PASIEN/KELUARGA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT ISLAM 027/02/IFRS/I/2019 - 1/1


PKU MUHAMMADIYAH
MALUKU UTARA
STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH
PROSEDUR TERBIT DIREKTUR

9 Januari 2019

PENGERTIAN Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga adalah obat
yang dibawa ke Rumah Sakit atau yang diresepkan atau dipesan di Rumah
Sakit
TUJUAN Sebagai acuan bagi petugas untuk melaksanakan teknik pengoplosan obat
injeksi dengan tepat dan benar
KEBIJAKAN Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Maluku
Utara
PROSEDUR 1. Siapkan Alat dan Bahan :
a. Disposible single use
b. Obat
c. Handscoen
d. Masker
e. Aquabidest/Pelarut yang sesuai
f. Alat tulis
g. Buku catatan
2. Lakukan langkah cuci tangan yang baik dan benar
3. Gunakan APD (Handscoen dan Masker)
4. Hitung kesesuaian dosis atau volume pelarut sediaan
Lakukan pengaplousan sediaan dengan teknik dan volume pelarut yang
5.
sesuai secara aseptis
6. Siapkan label sediaan
7. Siapkan dokumentasi penyerahan sediaan yang telah di aplous
Buang sisa limbah pengerjaan pencampuran sediaan ke dalam wadah
8. yang telah disediakan
9. Serahkan sediaan kepada petugas
10. Melepaskan APD
11. Mencuci tangan setelah melakukan langkah-langkah diatas.
UNIT TERKAIT 1 Instalasi Farmasi
2 Semua Unit Pelayanan
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT ISLAM 026/02/IFRS.PMKP/I/2019 - 1/1


PKU MUHAMMADIYAH
MALUKU UTARA
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT DIREKTUR
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
9 Januari 2019

PENGERTIAN Suatu sistem untuk mengatur pencatatan dan pelaporan kejadian tidak diharapkan (KTD) di
Rumah Sakit.
TUJUAN Sebagai acuan pencatatan dan pelaporan kejadian tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit.

KEBIJAKAN Pedoman Komite Keselamatan Pasien


PROSEDUR 1. Tindak lanjuti (mencegah/menangani) semua kejadian/insiden terkait dengan
keselamatan pasien (KTD, KNC dan Kejadian Sentinel) untuk mengurangi
dampak/akibat yang tidak diharapkan.

2. Buat laporan insiden dengan mengisi Formulir Laporan Insiden (paling lambat 2x24
jam).
3. Serahkan laporan kepada Supervisor sebagai atasan langsung pelapor.
Periksa laporan dan lakukan grading risiko terhadap insiden yang dilaporkan. Hasil
grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan dilakukan, sebagai
4.
berikut :

a. Grade biru (Risiko rendah) : lakukan investigasi sederhana oleh atasan langsung,
diselesaikan dengan prosedur rutin, waktu maksimal 1 minggu

b. Grade hijau (Risiko sedang) : lakukan investigasi sederhana oleh atasan langsung
dengan menilai dampak terhadap biaya dan kelola risiko, waktu maksimal 2
minggu

c. Grade kuning (Risiko tinggi) : lakukan investigasi komprehensif / analisis akar


masalah / RCA oleh Tim KPRS dengan detil dan perlu tindakan segera serta
membutuhkan perhatian top manajemen, waktu maksimal 45 hari

d. Grade merah (Risiko ekstrim) : lakukan investigasi komprehensif / analisis akar


masalah / RCA oleh Tim KPRS, membutuhkan tindakan segera, perhatian ke
Direktur, waktu maksimal 45 hari.

5. Laporkan dokumentasi hasil investigasi dan laporan insiden ke tim KPRS dan PMKP.

Analisis kembali hasil investigasi dan laporan insiden oleh Tim KPRS untuk menentukan
6.
apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan re-grading.
Lakukan analisis akar masalah atau Root Cause Analysis (RCA) untuk grade
7.
Kuning/Merah oleh Tim KPRS.
Buat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta “Pembelajaran” berupa :
8. Petunjuk/Safety Alert untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali oleh Tim
KPRS

9. Laporkan hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja kepada Direktur Rumah Sakit
Berikan umpan balik kepada unit kerja yang terkait mengenai rekomendasi untuk
10. “Perbaikan dan Pembelajaran”.

11. Lakukan monitoring dan evaluasi perbaikan oleh tim KPRS dan PMKP
UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan Medis dan Penunjang Medis
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT ISLAM 025/02/IFRS/01/2019 - 1/1


PKU MUHAMMADIYAH
MALUKU UTARA
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT DIREKTUR
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
8 Januari 2019

PENGERTIAN Pelaporan efek samping obat adalah suatu proses kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap obat yang merugikan atau yang tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi
serta dalam mengevaluasi pengobatan

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah petugas untuk :


1. Menemukan Efek Samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
dikenal, frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidental Efek Samping Obat yang sudah dikenali, yang
baru saja ditemukan.
3. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi
timbulnya Efek Samping Obat atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya
Efek Samping Obat.
4. Menjaga agar obat efek samping yang pernah terjadi tidak dibawa lagi oleh pasien
yang bersangkutan maupun pasien lain dan tidak di masukkan lagi dalam
persediaan obat
KEBIJAKAN Pedoman Pelayanan Kefarmasian
PROSEDUR 1 Petugas Pelayanan menerima keluhan dari pasien tentang ESO
2 Petugas Pelayanan menanyakan riwayat alergi sebelumnya
3 Petugas Pelayanan meminta obat yg diminum dan mencocokan dengan catatan
terapi dalam RM dan bila ada dicocokkan dengan riwayat alergi yang tercantum
dalam RM

4 Petugas pelayanan menghubungi bagian farmasi (Apoteker) dan


melaporkan/meminta untuk melakukan identifikasi terhadap keluhan alergi yang
dialami pasien

5 Bagian farmasi memastikan keluhan yg dilaporkan terjadi karena Efek Samping


Obat
6 Bagian farmasi menentukan kemungkinan jenis obat yang menjadi penyebab alergi

7 Bagian farmasi kemudian melakukan pencatatan pelaporan efek samping obat


pada formulir RM yang telah disiapkan.
8 Bagian farmasi menginformasikan kepada pasien mengenai kejadian alergi obat
yang dialami pasien dan memberitahukan jenis obat yang harus diwaspadai oleh
pasien

9 Bagian farmasi menginformasikan kepada DPJP mengenai kejadian alergi obat yang
dialami pasien dan hasil analisa oleh bagian farmasi, kemudian menyarankan untuk
menghentikan terapi/mengganti terapi obat pasien dengan terapi lainnya.

UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan di Rumah Sakit


No. Dokumen No. Revisi Halaman

RUMAH SAKIT ISLAM


PKU MUHAMMADIYAH
MALUKU UTARA
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT DIREKTUR
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Gas Medis Oksigen adalah gas dengan spesifikasi khusus yang memenuhi
persyaratan oksigen yang dipergunakan untuk pelayanan medis pada sarana
kesehatan

TUJUAN Untuk menjamin keamanan terhadap pengelolaan, penyimpanan, distribusi


maupun pemantauan dari gas medis.

KEBIJAKAN Pedoman Pelayanan Kefarmasian


PROSEDUR Tata Cara Pelaksanaan Pengelolaan, Penyimpanan, Pendistribusian dan
Pemantauan Tabung Gas Medik Oksigen dilakukan sbb :
1. Pengelolaan
a. Jenis Gas Medis yang digunakan di RS. Islam PKU Muhammadiyah
Maluku Utara adalah Oxygen (O2) dalam bentuk tabung.

b. Tabung gas yang digunakan memenuhi syarat kualitas dan


spesifikasi gas medis sesuai peraturan yang berlaku
c. Tabung oksigen dicat dengan warna yang sesuai dengan jenis gas,
yaitu berwarna putih dan atau dilengkapi dengan tulisan nama
jenis gas medis dengan warna yang jelas dan terdapat stiker “
Hazard “
d. Tabung oksigen dilengkapi dengan kelengkapan penunjang :
- 1 (satu) buah slang (tubing)
- 1 (satu) buah masker (nasal)
- 1 (satu) buah kunci regulator dan kunci tabung
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai