Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP KEAMANAN PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI
HIJAU KESDAM I/BB 0 1 dari 6

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit Kepala Rumkit Tk II Putri Hijau
OPERASIONAL
(SPO)

dr. Sukirman,Sp.KK.,M.Kes
Kolonel Ckm NRP 32977

PENGERTIAN 1. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang


dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah
dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan
manusia termasuk obat tradisional
2. Pemberian obat yang dimaksud adalah dilakukan oleh
perawat kepada pasien
3. Semua petugas yang memberikan obat harus memahami
pedoman pemberian obat dengan prinsip 7 benar
4. Bioavaibilitas terapeutik (ketersediaan hayati terapeutik)
adalah jumlah dari obat yang tidak berubah dan mencapai
sirkulasi sistemik yang mempunyai khasiat terapi setelah
diberikan melalui cara apapun.

TUJUAN Sebagai pedoman bagi paramedis dalam melakukan pemberian


obat untuk pencegahan medication error yang merupakan salah
satu upaya patien safety.

KEBIJAKAN Keputusan Ka Rumkit TK II Putri Hijau Nomor : SK/25/I/2015


tentang Manajemen Penggunaan Obat.
PRINSIP KEAMANAN PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

RUMKIT TK II PUTRI 0 2 dari 6


HIJAU KESDAM I/BB
PROSEDUR 1. Cuci tangan
2. Lakukan pemberian obat dengan memastikan
dilaksanakannya 7 benar.
a. Benar Pasien : Tanyakan nama pasien, tanggal lahir,
cocokan dengan gelang pasien ( nama, tanggal lahir,
nomer RM ) cek nama dokter yang meresepkan pada
rekam medis, dan berhati-hatilah dalam membedakan dua
pasien dengan nama belakang yang sama.
b. Benar obat : Periksa apakah perintah pengobatan
lengkap dan sah. Jika perintah tidak lengkap atau
tidaksah, beritahu perawat dan/atau dokter yang
bertanggung jawab. Ketahui alasan mengapa pasien
menerima obat tersebut. Periksa label obat sebanyak tiga
(3) kali sebelum memberikan obat tersebut.
c. Benar dosis : Hitung dosis obat dengan benar, jika ragu-
ragu dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh
perawat lain. Dalam banyak rumah sakit, perawat pertama
yang memberikan obat kepada pasien harus menghitung
dosis dan membubuhkan tanda tangan jika parameter
keamanan telah dipenuhi. Batas dosis obat tertentu
direkomendasikan oleh buku-buku referensi.
d. Benar waktu : Mula kerja dimulai pada waktu obat
memasuki plasma dan mencapai konsentrasi efektif
minimum ( MEC : Minimum Effective Concentration ).
Puncak kerja terjadi pada saat mencapai konsentrasi
tertinggi dalam darah atau plasma. Lama kerja adalah
lamanya obat mempunyai efek farmakologis. Implikasi
dalam keperawatan meliputi :
1). Pada saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan, dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu
dalam sehari agar kadar terapi obat dalam darah bisa
dipertahankan :
a). Satu kali sehari : setiap rentang waktu 24 jam
b). Dua kali sehari : setiap rentang waktu 12 jam
PRINSIP KEAMANAN PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI
HIJAU KESDAM I/BB 0 3 dari 6

PROSEDUR
c). Tiga kali sehari : setiap rentang waktu 8 jam.
d). Empat kali sehari : setiap rentang waktu 6 jam
e). Waktu yang diperbolehkan pasien menunggu
menerima pemberian obat mulai dari saat penulisan
resep adalah paling lama 30 menit.
f). Rentang waktu pemberian obat yang ditoleransi 30
menit sebelum dan sesudah waktu pemberian obat yang
di instruksikan.
g). Obat-obat dapat diinstruksikan pemberiannya
dengan : perintah tetap (standing order), perintah satu
kali (single order), perintah jika perlu ( prn ), perintah
segera (cito, stat).
h). Apabila perawat tidak memberikan obat pada waktu
yang diinstruksikan harus ada alasan kenapa tidak
diberikan obat, misal : lupa, pasien tertidur, dll.
2). Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan
sebelum makan, dan yang mengiritasi mukosa lambung
bersama-sama makan.
3). Adalah tanggung jawab perawat untuk memeriksa
apakah pasien telah di jadwalkan untuk pemeriksaan
diagnostik. Seperti endoskopi, tes darah puasa, yang
merupakan kontraindikasi pemberian obat.
e. Benar rute : Rute pemberian obat yang dipergunakan
adalah oral (melalui mulut) untuk sediaan seperti cairan,
suspensi, sirup, tablet, kapsul, sublingual (dibawah lidah),
bucal (antara gusi dan pipi), topikal (dipakai pada
kulit/lokal), inhalasi (aerosol), instilasi (tetes
mata,telinga,hidung), rectum, vaginal atau rute parenteral
(intradermal, subcutan, intramuscular, dan intravena).
Implikasi dalam keperawatan termasuk :
1). Nilai kemampuan pasien untuk menelan sebelum
memberikan obat-obat peroral
2). Pergunakan teknik aseptik sewaktu pemberian obat.
Termasuk teknik steril dibutuhkan dalam rute parenteral.
3). Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai, dan
tetaplah bersama pasien sampai obat-obat telah selesai
diberikan.
PRINSIP KEAMANAN PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI
HIJAU KESDAM I/BB 0 4 dari 6

PROSEDUR
f. Benar kadaluarsa obat : Memeriksa apakah obat aman
dan tidak pada waktu kadaluarsa.
g. Benar Dokumentasi : perawat harus melaksanakan
pencatatan dengan segera tentang informasi yang sesuai
mengenai obat yang telah diberikan. Pencatatan
meliputi : nama obat, dosis, rute, frekuensi pemberian,
waktu dan tanggal, insial dan tanda tangan perawat.
Respon obat terhadap pasienperlu juga dicatat termasuk
efek samping obat. Penundaan pencatatan dapat
mengakibatkan lupa mencatat, atau perawat lain
memberikan obat yang sama (dupilkasi). Formulir
pencatatan terdapat dalam Rekam Medis.

3. Obat-obat yang pemberiannya diinstruksikan dokter


melalui telepon, agar diterima secara benar harus
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Ambil formulir catatan lengkap. Instruksi lisan/melalui
telepon (HP) / pelaporan hasil pemeriksaan kritis.
b. Melakukan TULBAK : tulis lengkap ( yang
diperintahkan dokter ), baca ulang ( Read Back ), dan
konfirmasi lisan, kemudian beri cap ”Read Back”,
pertemuan selanjutnya minta tanda tangan dokter
pemberi perintah ( konfirmasi tertulis ).
c. Kasus untuk obat-obat LASA bila melalui telepon
laksanakan eja Alphabet.

4. Obat High Alert adalah obat-obat yang perlu diwaspadai


dan sangat beresiko tinggi bila salah penggunaannya
dapat mengakibatkan KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan )
seperti Sentinel ( cacat atau cidera berat ) bahkan
kematian. Sebelum memberikan Obat High Alert lakukan
7 hal yang benar dan double cek dengan petugas
kesehatan lainnya.

5. Apabila obat yang diinstruksikan dokter adalah LASA


PRINSIP KEAMANAN PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI
HIJAU KESDAM I/BB 0 5 dari 6

PROSEDUR ( Look Alike, Sound Alike ) lakukan langkah-langkah :


a. Tulis lengkap, tidak boleh disingkat
b. Bacakan, dengan menggunakan alphabet
c. Konfirmasi kembali secara lisan dan stempel ”Read
Back”
d. Untuk pertemuan / visite dokter konfirmasi secara
tulisan kepada dokter yang meminta dan tanda
tangan dokter.

6. Pengelolaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien


dengan melakukan rekonsiliasi obat : daftar obat yang
dibawa dari rumah, obat yang digunakan selama ini,
dosis / frekuensi, berupa lama/waktu, alasan makan obat,
obat yang berlanjut di rawat inap, dan obat apa yang
menimbulkan alergi, serta bagaimana reaksi alerginya.

7. Prosedur yang dilakukan bila akan menyuntikkan obat


kepada pasien dimulai dengan mengucapkan salam,
memperkenalkan diri dan melaksanakan
a. Melaksanakan 7 benar
b. Melakukan cuci tangan 6 area
c. Identifikasi verbal dan atau visual
d. Komunikasikan kepada pasien, bahwa pasien akan
disuntik dan jelaskan fungsi obat yang diberikan
e. Setelah selesai tindakan lakukan cuci tangan 6 area
f. Tulis di rekam medis pasien tindakan/injeksi yang
telah dilakukan.

8. Obat sampel dari pabrik obat tidak boleh digunakan


dalam pelayanan farmasi di Rumah Sakit.
PRINSIP KEAMANAN PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen No Revisi Halaman


RUMKIT TK II PUTRI
HIJAU KESDAM I/BB 0 6 dari 6

PROSEDUR 9. Obat-obat sisa tidak boleh disimpan diruang rawat inap


dan rawat jalan. Jika belum terapakai dan kemasan
masih utuh harus di kembalikan ke Instalasi farmasi. Jika
sudah terpakai sebagian dan kemasan tidak utuh lagi
maka harus segera dibuang ke tempat sampah yang
sesuai.

10. Obat-obat suntik multidose vial ( contoh : heparin,


insulin, dll ).
Jika tidak disebutkan dengan prosedur lain, maka dapat
disimpan selama 28 hari ke depan dari tanggal pertama
kali dibuka. Instalasi farmasi setiap bulan mengeluarkan
daftar tanggal kadaluarsa obat multidose vial
berdasarkan tanggal pertama kali di buka/ ditusuk.
PERHATIAN, ketentuan tidak berlaku untuk obat suntik
yang di larutkan dengan pelarut lain, atau di tentukan
batas stabilitas obat secara khusus.

11. Obat-obat yang sudah kadaluarsa segera di kembalikan


ke Instalasi Farmasi untuk dilakukan prosedur
pemusnahan.

12. Jika ada penarikan obat maka prosedurnya adalah


Instalasi Farmasi akan mengedarkan surat yang meminta
penarikan kembali obat tersebut. Semua ruang inap,
poliklinik yang menyimpan obat segera mengembalikan
ke Instalasi Farmasi. Dalam waktu 2x24 jam harus
dipastikan obat tersebut sudah tidak ada lagi di ruang
rawat inap, poliklinik, atau depo Instalasi Farmasi

UNIT TERKAIT 1. Komite Medik


2. Ka Instalasi Rawat Jalan
3. Ka Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai