PEMBERIAN OBAT
RS BUDI AGUNG
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
i
BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat yaitu :
1. Jenis obat.
2. Farmakokinetika obat.
3. Hal-hal khusus terkait obat / karakteristik obat terhadap saluran cerna.
4. Obat simptomatis.
5. Jika tidak dinyatakan oleh dokter, maka pengaturan jam pemberian obat
dikelola sepenuhnya oleh Instalasi Farmasi.
6. Batasan aturan pakai yang dipengaruhi makanan :
a. Sebelum makan = 1 jam sebelum makan, ½ jam sebelum makan,
¼ jam sebelum makan.
b. Sewaktu makan = bersamaan makan / suapan makan pertama.
c. Sesudah makan = 1 sampai 2 jam setelah selesai makan.
7. Dalam pemberian obat juga harus diperhatikan interval pemberian (misal
obat dengan indeks terapi sempit, obat antibiotik), agar kadar obat dalam
darah tetap terjaga dengan baik untuk memaksimalkan efek terapi dan
meminimalkan efek yang tidak diinginkan.
8. Penulisan aturan pakai lainnya dapat juga digunakan tergantung dari
karakterikstik dan sifat fisika kimia obat. Contoh :
a. Obat antidiare yang bersifat absorben : selang 2 jam dengan obat
lain, diminum setiap kali diare.
b. Obat pelapis lambung : 1 jam / ½ jam / ¼ jam sebelum makan.
Apabila dalam pelaksanaannya obat tidak dapat diberikan tepat waktu, maka
diberi jeda waktu kurang-lebih 1 jam dari waktu minum yang telah ditentukan. Contoh
: obat ambroxol harus diminum pukul 06.00 WIB, maka obat tersebut dapat diberikan
minimal pukul 05.00 WIB dan maksimal pukul 07.00 WIB.
3
Jam pemberian obat berikutnya disesuaikan dengan jam minum obat
sebelumnya. Untuk obat dengan Indeks Terapi sempit, jam pemberian obat harus
tepat waktu. Berikut daftar obat dengan indeks terapi sempit yang tersedia di
Instalasi Farmasi :
1. Amikacin
2. Asam valproate
3. Aminophyllin
4. Carbamazepin
5. Digoksin
6. Gentamicin
7. Klonidin
8. Lidocain
9. Phenitoin
10. Theophyllin
11. Warfarin
4
2. Obat HAM
Dalam pemberian obat HAM harus dilakukan double check oleh dua orang
berbeda sebelum pemberian dan didokumentasikan di Dokumen Pemberian
Obat dengan tepat.
3. Self administration
Pemberian obat yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien yaitu obat
sediaan sirup, tetes mata, tetes hidung, tetes telinga, salep dan inhaler. Dalam
pemakaian obat sendiri oleh pasien harus dimonitoring oleh Apoteker dan
didokumentasikan di Dokumentasi Pemberian Obat setelah pasien selesai
menggunakan obat tersebut. Pemberian obat yang dibawa pasien untuk
digunakan sendiri harus mendapat persetujuan dan edukasi dari DPJP dan
dicatat dalam rekam medis.
5
BAB III
TATA LAKSANA
6
BAB IV
DOKUMENTASI