1 dari 3 RS. CIJANTUNG KESDAM JAYA JL. Mahoni Cijantung II Telp. 021-8400535 Fax.021-87793332
SPO Tanggal terbit Ditetapkan di Jakarta
(STANDAR PROSEDUR Kepala Rumah Sakit OPERASIONAL)
dr. Wiganda, Sp. B.
Mayor Ckm NRP.11930097170669
PENGERTIAN 1. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan
yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetepkan diagnosis,mencegah,mengurangkan,menghilangkan ,menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian manusia termasuk obat tradisonal
2. Penarikan obat/Recall adalah penarikan kembali
obat yang telah di edarkan karena rusak,kadarluarsa,tidak memenuhi syarat keamanan,khasiat, mutu dan penadaan,ditarik dari peredaran oleh pemerintah dan berdasrkan monitoring yang dapat membahayakan keselamatan pasien.
TUJUAN 1. Sebagai pedoman dalam penarikan obat/recall
2. Melindungi keselamatan pasien dari
penggunaan obat yang tidak memenuhi syarat keamanan,khasiat,mutu dan penadaan.
KEBIJAKAN Kebijakan Kepala Rumah Sakit tentang pelayanan farmasi.
PROSEDUR 1. Apabila ada edaran pemberitahuan penarikan obat
baik dari pabrik maupundari badan pengawasan obat dan makanan (BPOM),Kepala Instalasi Farmasi atau yang didelegasikan/mewakili akan menetapkan proses penarikan obat tersebut dirumah sakit. 2. Surat edaran dilengkapi dengan pengkajian dokumen kartu stok untuk melihat jika ada dari obat yang dimaksudkan tercatat didalam kartu stock.
3. Jika tidak memiliki obat yang ditarik,tidak perlu
melakukan tidak lanjt.
4. Jika memiliki merek dan nomor lot/batch obat yang
ditarik,tahapan langkah berikut harus dilakukn dengan segera.
a. Semua persediaan (stok) obat yang ditarik yang
tersedia di inventaris instalasi instalasi farmasi di ambil dari rak atau penyimpanan dan dikarantina.
b. Semua tempat dimana obat disimpan diseluruh
rumah sakit harus di inspeksi. Semua stok obat yang ditarik harus dikembalikan ke instalasi farmasi.diperlukan koordinasi antara instalasi Farmasi dan Kasub Instal Wat Inap dan Wat lain.
c. Staf medis dan semua pihak yang terkait akan
mencatat penarikan obat ini.
d. Obat yang digunakan dihentikan sampai obat
alternatif/ pengganti tersedia
e. Inspeksi khusus ditempat penyimpanan obat
( termasuk trolley emergency) dilakukan oleh apoteker ruangan atau petugas farmasi untuk memastikan obat yang ditarik dari peredaran semuanya sudah dibawa/dipindahkan ke instalasi farmasi
5. Dokumen penarikan obat akan disimpan di instalasi
farmasi untuk dikaji secara internal maupun eksternal.
6. Pengkajian efek dari obat yang ditarik dilakukan
oleh ketua komite medik/ Ketua Panitia Farmasi dan Terapi. Kemudian dilaporkan oleh Kepala Instalasi Farmasi kepada Kepala Rumah Sakit untuk dilanjutkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
UNIT TERKAIT 1. Ketua Komite Medik
2. Ketua Panitia Farmasi dan Terapi 3. Para Kadep 4. Para Kainstal