Anda di halaman 1dari 87

DAFTAR ISI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


045.04.01-80 01-80
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)
Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.
NIP : 19650210 199603 1 003

1. PERENCANAAN 32. STOK OPNAME PERBEKALAN FARMASI


2. PENGADAAN 33. PELAPORAN KESALAHAN PELAYANAN OBAT
3. PENERIMAAN 34. PEMERIKSAAN DAN PENARIKAN OBAT DI RUANG DAN INSTALASI
4. PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI PERAWATAN PASIEN
5. DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI 35. REKONSILIASI OBAT
6. PELAYANAN RESEP 36. PENANGANAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN DARI LUAR
7. PELAYANAN FARMASI DI DEPO ATAU APOTEK INSTALASI RUMAH SAKIT
FARMASI 37. PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
8. PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN 38. PENYIMPANAN OBAT PADA SUHU DINGIN
9. PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT INAP 39. PENCAMPURAN OBAT SITOSTATIKA SUNTIK
10. PELAYANAN RESEP PASIEN DI RUANG OPERASI 40. PENANGANAN KETERPAPARAN OBAT SITOSTATIKA SUNTIK
11. PELAYANAN RESEP NARKOTIKA AKIBAT KECELAKAAN KERJA
12. PELAYANAN RESEP SEGERA 41. PENANGANAN TUMPAHAN OBAT SITOSTATIKA
13. PENANGANAN OBAT YANG HABIS DAN ATAU BELUM 42. PELAYANAN RESEP PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
TERSEDIA SOSIAL (BPJS) DAN PASIEN JAMINAN PIHAK KE TIGA
14. PENOLAKAN RESEP
15. PEMBUATAN OBAT PUYER
16. PERACIKAN OBAT MENJADI KAPSUL
17. PENYIAPAN DAN PENYERAHAN SIRUP KERING
18. PENGELOLAAN DOKUMEN RESEP
19. PEMUSNAHAN DOKUMEN RESEP
20. PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI
21. VISITE
22. KONSELING
23. PELAYANAN INFORMASI OBAT
24. PEMANTAUAN TERAPI OBAT
25. PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT
26. PELAYANAN RESEP OBAT HIGH ALERT
27. PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT KEPADA PASIEN
28. PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA
29. PENYIMPANAN OBAT NORUM/LASA
30. PERBEKALAN EMERGENCY
31. USULAN PENAMBAHAN DAN ATAU PENGHAPUSAN OBAT DALAM
FORMULARIUM RUMAH SAKIT
PERENCANAAN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.01 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan
farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk menghindari
kekosongan, dengan menggunakan metode dan dasar-dasar perencanaan
tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Tujuan Untuk memilih dan menetapkan jenis serta jumlah obat dan perbekalan
farmasi rutin lainnya sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di
rumah sakit Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
Kebijakan Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi dapat dilakukan dengan
pendekatan konsumsi dan epidemiologi dengan memperhatikan prioritas
kebutuhan, anggaran yang tersedia, sisa persediaan, serta rencana
pengembangan pelayanan.
Prosedur 1. Kumpulkan data penggunaan tiap jenis obat dan perbekalan farmasi
rutin lainnya yang telah digunakan pada periode sebelumnya
(bulanan, trisemester, semester dan satu tahun).
2. Hitung persentase penggunaan tiap jenis obat dan perbekalan farmasi
rutin lainnya.
3. Hitung penggunaan rata-rata tiap jenis obat dan perbekalan farmasi
rutin lainnya.
4. Perhatikan jumlah kunjungan pasien dan kasus penyakit.
5. Perhatikan usulan kebutuhan obat dan perbekalan farmasi rutin lainnya
yang baru.
6. Perhitungkan sisa stok tiap jenis obat dan perbekalan farmasi
rutin lainnya.
7. Analisis dan evaluasi data yang diperoleh.
8. Hitung dan Tetapkan perkiraan kebutuhan tiap jenis obat dan perbekalan
farmasi rutin lainnya.
9. Sesuaikan jumlah kebutuhan dengan alokasi anggaran.
10. Buat dan tetapkan daftar obat dan perbekalan farmasi rutin lainnya.
11. Usulkan kepada direktur melalui bidang terkait
Unit Terkait 1. Komite Farmasi dan Terapi
2. Bidang Perencanaan
3. Bidang Pelayanan Penunjang
4. Pejabat Pengadaan
6. KSM & Instalasi

PENGADAAN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.02 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui. melalui proses pembelian, produksi sendiri
maupun sumbangan.
Tujuan Untuk mendapatkan perbekalan farmasi yang dibutuhkan dengan harga
yang layak, mutu yang baik, pengiriman terjamin dan tepat waktu, proses
berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.
Kebijakan a. Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi maka pengadaan
perbekalan farmasi dapat dilakukan dengan cara pembelian secara
e-purchasing atau non e-purchasing oleh Pejabat Pengadaan Barang dan
Jasa Rumah Sakit, produksi sendiri, serta sumbangan/ dropping/ hibah.
b. Untuk menghindari kekosongan kebutuhan perbekalan farmasi rutin, maka
pengadaan perbekalan farmasi dapat dilakukan dengan cara pembelian
secara langsung oleh Instalasi Farmasi kepada pedagang besar farmasi,
distributor dan pabrik farmasi, yang disetujui oleh Direktur dan atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Pengadaan obat yang akan digunakan di rumah sakit, harus mengacu
pada Formularium Rumah Sakit yang telah ditetapkan dan masih
berlaku.
Prosedur 1. Pembelian :
a. e-Purchasing / Non e-purchasing :
- Kepala Instalasi farmasi membuat perencanaan kebutuhan Obat
dan Perbekalan Farmasi Rutin lainnya.
- Daftar Obat dan Perbekalan Farmasi Rutin lainnya di ajukan ke
Bidang Perencanaan
- Daftar Obat dan Perbekalan Farmasi Rutin lainnya yang telah
disetujui diajukan ke Pejabat Pembuat Komitmen & Pejabat Pengadaan
- Pejabat Pengadaan melaksanakan pengadaan secara e-Purchasing /
non e-purchasing.
b. Pembelian Langsung
Apabila terdapat kekosongan atau kehabisan obat dan atau bahan
medis habis pakai maka :
- Instalasi Farmasi segera membuat daftar kebutuhan Obat dan
Perbekalan Farmasi lainnya yang telah habis atau kosong

PENGADAAN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.02 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur - Kepala Instalasi Farmasi membuat Surat Permintaan atau Surat
Pesanan berdasarkan Daftar Kebutuhan Obat dan Perbekalan farmasi
lainnya yang telah habis kepada Pedagang Besar Farmasi, Distributor,
subdistributor atau pabrik
- Surat permintaan atau surat pesanan disampaikan kepada Direktur
dan atau Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan.
- Surat Permintaan atau surat pesanan yang telah disetujui disampaikan
kepada Pedagang Besar farmasi, Distributor, Sub Distributor atau
Pabrik produsen perbekalan farmasi yang dibutuhkan.
2. Produksi atau pembuatan sendiri
3. Sumbangan
Unit Terkait 1. Komite Farmasi dan Terapi
2. Bidang Perencanaan
3. Pejabat Pembuat Komitmen
4. Pejabat Pengadaan
PENERIMAAN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.03 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai
dengan aturan kefarmasian.
Tujuan Menjamin perbekalan farmasi yang diterima sesuai Kontrak, Faktur, Nota
atau Kwitansi Pembelian baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu
kedatangan.
Kebijakan Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan (PPHP) yang keanggotaannya terdapat tenaga farmasi yaitu
Apoteker, Asisten Apoteker dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang mengerti
sifat penting tentang perbekalan farmasi, dan atau oleh tenaga farmasi
yang bertugas sebagai PPHP dan tenaga Farmasi di Instalasi
Prosedur 1. Terima barang bersama faktur barang atau dokumen barang.
2. Periksa kesesuaian barang yang diterima dengan faktur atau dokumen
barang.
3. Periksa dokumen Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan
berbahaya.
4. Periksa Certificate of Origin (CO) untuk alat kesehatan.
5. Periksa spesifikasi barang sesuai dengan pesanan.
6. Catat barang yang kurang, tidak sesuai dengan spesifikasi yang
diminta atau tidak sesuai dengan Dokumen Barang.
7. Laporkan ketidak sesuaian jumlah dan spesifikasi barang dengan
dokumen kepada pejabat berwenang di rumah sakit dan atau langsung
kepada penyedia.
8. Tuliskan Hari, Tanggal dan Bulan penerimaan.
9. Tandatangani dan Tulis Nama serta NIP pada Faktur dan atau
Dokumen barang setelah selesai pemeriksaan.
10. Dokumentasikan Hasil Penerimaan.
11. Dokumen hasil penerimaan diditembuskan kepada bendahara barang.
Unit Terkait 1. Pejabat Pengadaan
2. PPHP
3. Bendahara Barang

PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.04 1/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan pengaturan dan pemeliharaan perbekalan farmasi dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima saat pengadaan pada
tempat yang sesuai dengan sifatnya dan dinilai aman dari pencurian
serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu.
Tujuan 1. Memelihara dan menjamin mutu perbekalan farmasi.
2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab.
3. Menjaga ketersediaan.
4. Memudahkan pencarian dan pengawasan.
Kebijakan 1. Penyimpanan perbekalan farmasi dilakukan pada tempat yang
memiliki tata ruang yang sesuai untuk penyimpanan perbekalan
farmasi, rak, pallet, lemari obat, lemari pendingin, serta sirkulasi
udara yang menjamin stabilitas fisik dan kimia serta kemudahan
dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian, pengawasan, terlindung
dari kerusakan fisik dan kimia, kebakaran serta pencurian.
2. Penyimpanan perbekalan farmasi yang memerlukan suhu dingin dan
bersifat termolabil dilakukan pada lemari pendingin dengan suhu
dapat dikontrol sesuai dengan petunjuk produsennya.
3. Penyimpanan perbekalan farmasi khususnya Narkotika, Electrolit,
Sitostatika, dilakukan dengan penandaan tertentu sesuai dengan
peraturan yang berlaku dengan tulisan High Alert.
4. Penyimpanan perbekalan farmasi khususnya obat-obatan yang
memiliki Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) dan obat yang
Nampak Mirip dalam Bentuk, Tulisan, Warna, Kekuatan, dan
Pengucapannya (LASA = Look a Like sound a like) dilakukan dengan
penandaan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan
tulisan LASA.
5. Penyimpanan perbekalan farmasi khususnya Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dilakukan dengan penandaan tertentu sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dan sesuai dengan jenis B3.
6. Penyimpanan perbekalan farmasi tertentu dengan jumlah dan jenis
terbatas di ruang perawatan mengikuti tata cara penyimpanan di
Instalasi Farmasi, dan diperiksa secara rutin oleh tenaga farmasi.

PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.04 2/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Kebijakan 7. Penyimpanan Obat High Alert tertentu yaitu elctrolit pekat hanya dapat
dilakukan di Ruang Operasi Central dan Ruang Perawatan Intensiv
(ICU), dengan akses terbatas kepada petugas yang diberikan
kewenangan.
Prosedur 1. Pisahkan perbekalan farmasi sesuai dengan bentuk dan sifatnya yaitu
baik obat, bahan medis habis pakai, alat medis habis pakai, serta
bahan berbahaya dan beracun.
2. Simpan Perbekalan Farmasi pada tempat yang memiliki sistem
sirkulasi udara yang lancar, sistem pengaturan temperatur, lemari
pendingin, rak obat, pallet, lemari narkotika dan psikotropika, system
pencahayaan yang memadai, terlindung dari sinar matahari langsung,
serta memiliki ruang arsip.
3. Tulis jumlah, tanggal masuk dan tanggal kadaluarsa dalam kartu stok
masing - masing, dan sesuaikan stok akhir.
4. Simpan perbekalan farmasi yang dapat dipengaruhi oleh temperatur,
udara, cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai, atau
berdasarkan instruksi dari produsen.
5. Pisahkan obat dengan bahan medis habis pakai, alat medis habis
pakai dan bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan memberi batas
tanda yang jelas pada ruang dan tempat penyimpanan serta serta beri
label khusus B3 pada Bahan Berbahaya dan Beracun.
6. Pisahkan obat LASA, High Alert dan obat yang termasuk sitostatika dengan
obat lainnya
7. Berikan label khusus High Alert, sitostatika maupun LASA/NORUM pada
tempat penyimpanan masing-masing
8. Susun berdasarkan prinsip FEFO & FIFO.
9. Susun perbekalan farmasi dalam kemasan besar di atas pallet secara
rapi dan teratur.
10. Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika dan psikotropika.
11. Simpan perbekalan farmasi dalam rak dan berikan kode, pisahkan
perbekalan farmasi untuk penggunaan dalam dengan penggunaan
luar.
12. Cantumkan nama masing-masing perbekalan farmasi pada rak
secara alfabetis.

PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.04 3/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 13. Apabila persediaan perbekalan farmasi cukup banyak, maka biarkan
perbekalan farmasi tetap dalam box masing-masing.
14. Perbekalan farmasi yang mempunyai batas waktu penggunaan perlu
dilakukan rotasi stok pada saat setiap kali stok opname, agar
perbekalan farmasi tersebut tidak berada dibelakang sehingga dapat
digunakan lebih dahulu.
15. Item perbekalan farmasi yang sama ditempatkan pada tempat yang
sama walaupun dari sumber yang berbeda.
Unit Terkait 1. Pejabat Pengadaan
2. PPHP
3. Bidang Pelayanan Penunjang
DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.05 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Proses pelayanan perbekalan farmasi rutin dalam jumlah, jenis & waktu
tertentu ke ruang perawatan, instalasi, poliklinik dan Depo Farmasi untuk
pelayanan individu, dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan
rawat jalan, serta untuk menunjang pelayanan medis.
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi rutin di ruang perawatan,
instalasi, poliklinik dan Depo Farmasi dalam rangka menunjang
pelayanan pasien.
Kebijakan a. Distribusi perbekalan farmasi dilakukan oleh Instalasi Farmasi
berdasarkan permintaan ruang dan instalasi perawatan untuk
kebutuhan ruang dan instalasi perawatan, serta resep perorangan
untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
b. Distribusi perbekalan farmasi dilakukan oleh Instalasi Farmasi dengan
system yang memudahkan pasien rumah sakit untuk mendapatkan
pelayanan dalam proses terapi dan menunjang pelayanan medis,
dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitas sumber daya yang
tersedia.
c. Dalam hal terjadi kekosongan perbekalan farmasi atau sediaan obat
yang diminta, personalia Instalasi Farmasi segera memberitahukan
kepada ruang dan instalasi perawatan pasien atau dokter penulis
resep, menawarkan sediaan alternative yang tersedia bila ada, dan
atau memberitahukan bahwa sediaan atau perbekalan farmasi yang
diminta segera atau sementara dalam proses pemesanan di distributor
atau PBF.
Prosedur 1. Kepala ruangan, Instalasi, poliklinik & Depo Farmasi mengisi dan
menandatangani kebutuhan perbekalan farmasi rutin dalam Daftar
Permintaan Kebutuhan Perbekalan Farmasi Rutin.
2. Daftar Permintaan Kebutuhan Perbekalan Farmasi Rutin yang telah
diisi dan ditandatangani diserahkan ke Instalasi farmasi.
3. Petugas instalasi farmasi memeriksa, menganalisis daftar permintaan
dan menyesuaikan stok perbekalan farmasi yang ada, kemudian
mencatat kebutuhan yang akan diserahkan dalam Daftar Penyerahan
Barang Kebutuhan Perbekalan Farmasi Rutin.
4. Petugas Instalasi Farmasi Mengeluarkan Perbekalan Farmasi Rutin
yang diminta sesuai dengan daftar penyerahan barang kebutuhan
perbekalan farmasi rutin.

DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.05 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 5. Petugas instalasi farmasi mencatat jumlah perbekalan farmasi yang
diserahkan pada masing-masing kartu stok dan menyesuaikan jumlah
sisa stok serta tanda tangan atau paraf pada kartu stok.
6. Petugas Instalasi Farmasi menyerahkan perbekalan farmasi sesuai
dengan Daftar Penyerahan Barang Perbekalan Farmasi Rutin, dan
ditanda tangani oleh petugas yang menyerahkan maupun petugas
yang menerima.
7. Daftar Permintaan dan Daftar Penyerahan Perbekalan Farmasi Rutin
diarsipkan.
8. Petugas instalasi farmasi malakukan rekapan harian dan bulanan
terhadap distribusi perbekalan farmasi.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi
3. Bendahara Barang
PELAYANAN RESEP
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.06 1/4

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter maupun dokter
gigi kepada apoteker baik berupa paper maupun electronic untuk menyedia-
kan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai dengan peraturan per-
undangan yang berlaku.
Tujuan Memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan pasien dalam
rangka proses terapi pasien.
Kebijakan 1. Penulisan permintaan obat atau Resep di Rumah Sakit Dr. H. Chasan
Boesoirie Ternate harus mengikuti persyaratan :
a. Resep ditulis oleh Dokter berdasarkan instruksi pengobatan pasien
yang tertulis dalam dokumen rekam medic pasien.
b. Penulisan resep harus spesifik, dapat dimengerti, lengkap dan
mudah dibaca untuk menghindari kesalahan interpretasi :
* Resep hanya boleh ditulis oleh Dokter
* Resep hanya boleh ditulis di blanko resep rumah sakit
* Nama obat tidak boleh disingkat
c. Penulisan resep harus jelas dan berisi informasi :
* Tanggal resep, nama obat, dosis, bentuk sediaan, jumlah obat,
aturan pakai dan rute pemberian
* Nama pasien, nomor rekam medic, Tanggal Lahir, berat badan
pasien, ruangan dan poliklinik
* Nama, NIP, SIP Dokter dan tanda tangan / paraf dokter
d. Jumlah atau kadar obat ditulis dalam bentuk system metric
mengikuti satuan :
* Volume < 1 liter = mili liter = ml
* Berat < 1 gram = mili gram = mg
* Berat < 1 mg = mikro gram = mcg
* Sediaan electrolit = mili equivalen = mEq
* Obat-obat tertentu dengan satuan Internasional Unit atau
Unit Internasional = IU = UI
* Untuk takaran sediaan cair :
• Sendok teh = 5 ml
• Sendok bubur = 10 ml
• Sendok makan = 15 ml

PELAYANAN RESEP
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.6 2/4

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Kebijakan * Untuk sediaan cair tertentu dengan dosis yang lebih kecil =
drops = tetes = tts
e. Penulisan resep obat narkotika harus dicantumkan tanda tangan
dokter penulis resep
f. Khusus obat narkotika suntik, hanya boleh ditulis oleh dokter
spesialis Anestesi dan dokter spesialis bedah, dokter spesialis
kebidanan serta dokter spesialis onkologi untuk tindakan bedah
atau perawatan pasien bila diperlukan, saat dokter spesialis
anestesi tidak berada di tempat.
2. Penulisan Resep yang tidak mengikuti persyaratan dapat ditolak oleh
Instalasi Farmasi.
3. Obat yang diminta adalah obat yang tercantum dalam Formularium
Rumah Sakit.
4. Khusus resep pasien rawat inap, jumlah obat yang diserahkan diatur
untuk dosis sehari serta obat diserahkan oleh Apoteker dan atau Tenaga
Teknis Kefarmasian kepada Perawat Jaga disertai dengan dokumen
serah terima obat pasien.
5. Apabila obat yang diminta tidak ada dalam persediaan Instalasi
Farmasi, segera melaporkan kepada dokter penulis resep dan
menawarkan obat alternative yang tersedia, dan Instalasi Farmasi
segera melakukan pemesanan di Distributor atau PBF.
6. Resep pasien Rawat Inap RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate
dilayani oleh Depo Instalasi Farmasi yang terdapat pada setiap unit
perawatan pasien.
7. Unit perawatan pasien yang belum mempunyai Depo Instalasi
farmasi, Resep dapat dilayani oleh Depo Instalasi Farmasi unit
perawatan lain terdekat atau Depo Instalasi Farmasi Sentral atau
Depo Instalasi Farmasi 24 Jam.
8. Resep pasien dari Poliklinik dan resep pasien dari luar RSUD
Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate dilayani oleh Apotek Instalasi Farmasi
Sentral 24 jam.
Prosedur 1. Resep pasien RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate diserahkan ke bagian
penerimaan Resep Depo Instalasi Farmasi yang terdapat pada setiap
unit perawatan pasien atau ke Apotek Instalasi Farmasi sentral 24 Jam.

PELAYANAN RESEP
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.6 3/4

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 2. Lakukan Skrining resep :
- Lakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama
dokter, nomor izin prektek (untuk resep dari luar rumah sakit),
tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter, serta nama,
alamat, tanggal lahir, jenis kelamin dan berat badan pasien.
- Konfirmasi kembali identitas pasien dengan pasien atau keluarga
pendamping pasien.
- Berikan tanda 1 garis warna merah di bawah nama obat HIGH ALERT.
- Berikan tanda 2 garis warna merah di bawah nama obat Narkotika.
- Lakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu nama obat, bentuk
dan kekuatan sediaan, dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
- Kaji aspek klinis yaitu adanya duplikasi pengobatan, kontra indikasi,
interaksi, alergi, efek samping, kesesuaian dosis, durasi, jumlah
obat dan kondisi khusus lainnya.
- Konsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
3. Lakukan Penyiapan resep :
- Berikan penomoran pada resep.
- Hitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum.
- Siapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan
permintaan pada resep.
- Ambil obat dengan menggunakan sarung tangan / alat / spatula /
sendok terutama untuk sediaan cair dan lepas.
- Catat obat yang diambil dan menyesuaikan sisa stok dalam kartu
stok obat yang diambil.
- Tutup kembali wadah obat dan mengembalikan ke tempat semula.
- Racik obat (menimbang, mencampur atau mengubah bentuk sediaan
dan mengemas).
- Encerkan sirup kering dengan air yang layak minum (bila ada
permintaan syrup).
- Siapkan etiket ; warna putih untuk obat dalam dan warna biru untuk
obat luar, kocok dahulu untuk sediaan cair, serta penandaan lain
seperti LASA, NORUM dan HIGH ALERT bila terdapat sediaan LASA,
NORUM dan atau HIGH ALERT.

PELAYANAN RESEP
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.6 4/4

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur - Tulis nama pasien dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai
permintaan dalam resep.
- Tulis tanggal kadaluarsa setiap sediaan pada etiket.
- Bila sediaan obat adalah racikan, maka tulis pada etiket komposisi
sediaan racikan dan tanggal kadaluarsa berdasarkan obat yang
paling cepat kadaluarsanya.
4. Lakukan Penyerahan Resep :
- Petugas (Apoteker, Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian)
yang menyiapkan resep, melakukan pemeriksaan kesesuaian sedian
sesuai dengan permintaan dalam resep, sebelum diserahkan kepada
Apoteker yang bertugas menyerahkan ke pasien.
- Apoteker yang akan menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan
akhir sebelum penyerahan sediaan dalam resep.
- Panggil nama dan atau nomor tunggu pasien untuk resep rawat jalan
- Periksa ulang identitas pasien terutama nama, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat atau ruang perawatan.
- Serahkan obat dan perbekalan kesehatan lainnya sesuai resep yang
disertai dengan pemberian informasi.
- Tanyakan kembali kepada pasien atau keluarga atau perawat penerima
apakah sudah memahami informasi yang berhubungan dengan sediaan
yang diterimanya yaitu cara penggunaan atau aturan pakai yang
dimaksud dalam etiket atau label.
- Buat salinan resep sesuai resep asli kalau perlu.
- Simpan resep pada tempatnya dan dokumentasikan.
5. Setiap petugas Depo Intalasi Farmasi yang telah selesai melakukan
setiap tahapan pelayanan resep, harus tanda tangan pada kolom atau
baris yang telah tersedia pada lembaran nomor resep.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi perawatan pasien
3. Poliklinik

PELAYANAN FARMASI DI DEPO ATAU APOTEK INSTALASI FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.07 1/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Depo atau Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah bagian integral
dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit, yang bertugas melaksanakan
pelayanan farmasi berdasarkan Resep Dokter dan atau Dokumen Medik
Pasien.
Tujuan Untuk menjamin dan mengendalikan distribusi perbekalan farmasi secara
tepat dan aman kepada pasien rawat inap maupun rawat jalan berdasar-
kan resep perorangan.
Kebijakan Rumah sakit menyediakan tempat, fasilitas dan peralatan untuk
Apotek atau Depo Instalasi Farmasi di setiap bagian perawatan (UPF)
yang akan digunakan dalam pelayanan farmasi di masing-masing bagian
perawatan, serta Apotek atau Depo Instalasi Farmasi 24 jam untuk
pelayanan farmasi pasien di Poliklinik Rawat Jalan maupun pelayanan
pasien rawat inap di luar jam kerja atau apabila Depo di Ruang/Instalasi
Perawatan tutup.
Prosedur 1. Resep pasien Rawat Inap RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate
diserahkan ke bagian penerimaan Resep Depo Instalasi Farmasi yang
terdapat pada setiap unit perawatan pasien.
2. Unit perawatan pasien yang belum mempunyai Depo Instalasi farmasi,
Resep dapat dilayani oleh Depo Instalasi Farmasi unit perawatan lain
terdekat atau Apotek Instalasi Farmasi Sentral 24 jam.
3. Resep pasien dari Ruang dan Instalasi perawatan pasien yang Depo
farmasinya telah tutup, dilayani oleh Apotek Instalasi Farmasi sentral
24 jam
4. Resep pasien dari Poliklinik dan resep pasien dari luar RSUD
Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate dilayani oleh Apotek Instalasi Farmasi
Sentral 24 jam.
5. Pelayanan Depo Farmasi di Ruang Rawat / Instalasi Rawat Inap :
a. Lakukan skrining resep
b. Hitung nilai resep, sampaikan kepada pasien dan atau keluarga
nilai harga obat, alkes dan atau bahan habis pakai yang akan
diserahkan, dan membuat kesepakatan untuk pembayaran secara
langsung atau dimasukkan dalam tagihan akhir perawatan pasien.

PELAYANAN FARMASI DI DEPO ATAU APOTEK INSTALASI FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.07 2/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur c. Siapkan resep :
- Berikan penomoran pada resep
- Hitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum
- Siapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan
permintaan pada resep.
- Siapkan etiket ; warna putih untuk obat dalam dan warna biru
untuk obat luar, kocok dahulu untuk sediaan cair, serta penandaan
lain seperti LASA, NORUM dan HIGH ALERT bila terdapat sediaan
LASA, NORUM dan atau HIGH ALERT.
- Tulis nama pasien dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai
permintaan dalam resep.
- Tulis tanggal kadaluarsa setiap sediaan pada etiket.
- Bila sediaan obat adalah racikan, maka tulis pada etiket komposisi
sediaan racikan dan tanggal kadaluarsa berdasarkan obat yang
paling cepat kadaluarsanya.
- Khusus sediaan obat, kemas masing-masing obat untuk kebutuhan
dosis sehari.
- Bila pasien dirawat oleh lebih dari satu Dokter, dan obat yang
ditulis adalah sama, maka jumlah obat yang disiapkan hanya
berdasarkan satu resep
d. Penyerahan Resep :
- Siapkan dokumen serah terima obat dan perbekalan farmasi.
- Petugas (Apoteker, Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis
Kefarmasian) yang menyiapkan resep, melakukan pemeriksaan
kesesuaian sedian sesuai dengan permintaan dalam resep,
sebelum diserahkan kepada Apoteker yang bertugas menyerahkan
ke perawat jaga.
- Apoteker yang akan menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan
akhir sebelum penyerahan sediaan dalam resep.
- Periksa ulang identitas pasien terutama nama, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat atau ruang perawatan.
- Sediaan yang akan diserahkan dan telah diperiksa dicatat dalam
daftar serah terima perbekalan pasien, ditempatkan dalam tempat

PELAYANAN FARMASI DI DEPO ATAU APOTEK INSTALASI FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.07 3/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur yang telah tersedia bersama resep, diberi identitas pasien, nomor
rekam medik, dan nama ruang perawatan pasien.
- Serahkan obat yang telah dikemas dalam kemasan dosis sehari dan
perbekalan kesehatan lainnya sesuai resep yang disertai dengan
pemberian informasi kepada perawat jaga.
- Tanda tangan dokumen serah terima obat dan perbekalan farmasi.
- Sisa sediaan obat yang telah dikemas untuk dosis sehari disimpan
di Kotak Obat pasien dan diberi nama, nomor kamar dan tempat
tidur pasien, untuk diserahkan pada hari berikut, selama tidak ada
perubahan terapi dari dokter yang merawat pasien.
- Apabila ada perubahan terapi atau Obat dan perbekalan farmasi
yang telah diserahkan sudah tidak dipakai, segera ditarik.
- Segera verifikasi kembali jumlah obat yang dipakai oleh pasien
yang bersangkutan setelah ada laporan dari perawat jaga bahwa
pasien akan pulang.
- Hitung kembali nilai penggunaan obat dan perbekalan farmasi
yang terpakai oleh pasien khusus pasien umum, dan segera
tagihkan ke pasien, sebagai syarat pasien keluar rumah sakit.
- Apabila pasien telah membayar awal, maka segera kembalikan
selisihh nilai harga obat.
- Simpan resep pada tempatnya dan dokumentasikan.
6. Setiap petugas Depo Intalasi Farmasi yang telah selesai melakukan
setiap tahapan pelayanan resep, harus tanda tangan pada kolom atau
baris yang telah tersedia pada lembaran nomor resep.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi perawatan pasien
3. Poliklinik

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.08 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh farmasis
berdasarkan resep dokter, untuk penyediaan obat dan atau perbekalan
farmasi lainnya kepada pasien dari poliklinik dasar, poliklinik spesialis
maupun poliklinik subspesialis, serta pasien dari luar rumah sakit.
Tujuan Memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan farmasi lainnya bagi pasien
rawat jalan di rumah sakit berdasarkan resep dokter.
Kebijakan Pelayanan Resep Pasien pasien rawat jalan dari poliklinik dilakukan oleh
Apotek Instalasi Farmasi sentral 24 jam.
Prosedur 1. Resep dari poliklinik diserahkan oleh pasien ke petugas penerimaan
resep Depo Instalasi sentral (Depo Instalasi Farmasi 24 jam).
2. Petugas penerima resep, menerima resep.
3. Konfirmasi kembali identitas pasien dengan pasien atau keluarga
pendamping pasien.
4. Baca, teliti, analisa, serta pahami, kemudian buat catatan tertentu
bila perlu.
5. Hitung dan beri harga (untuk pasien umum).
6. Sampaikan kepada pasien dan atau keluarga nilai obat, alkes dan atau
bahan habis pakai yang akan diserahkan.
7. Tanyakan persetujuan pasien untuk membuat kesepakatan pembayaran.
8. Pasien membayar sesuai kesepakatan pembayaran.
9. Bila pasien BPJS atau pasien jaminan pihak ketiga, maka periksa
kelengkapan administrasi sebagai peserta asuransi atau jaminan
pelayanan kesehatan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
10. Berikan nomor pada resep, dan potongan nomor resep diserahkan
kepada pasien atau yang mewakili setelah petugas membubuhi tanda
tangan atau paraf pada kolom yang telah tersedia di lembaran nomor.
11. Siapkan obat dan atau perbekalan farmasi sesuai resep dan
pembayaran.
12. Lakukan pengemasan dan labelisasi, serta buat jadwal pemberian
obat bagi pasien sesuai dengan instruksi dan standard kefarmasian.
13. Lakukan pemeriksaan oleh petugas yang berbeda dengan petugas
yang akan menyerahkan ke pasien sebelum penyerahan.
14. Apoteker yang akan menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan
akhir sebelum penyerahan sediaan dalam resep.

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.08 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)
Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.
NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 15. Serahkan dan berikan informasi serta penyuluhan yang dianggap
perlu.
16. Tanyakan kembali kepada pasien apakah sudah memahami informasi
yang berhubungan dengan sediaan yang diterimanya yaitu cara
penggunaan atau aturan pakai yang dimaksud dalam etiket.
17. Apoteker, Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis kefarmasian yang
melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan
sebuah resep harus tanda tangan dan atau tuliskan namanya pada
kolom yang telah disediakan pada lembar nomor resep.
18. Rekap resep dan atau dokumen permintaan obat setiap shift dan
harian.
Unit Terkait 1. Poliklinik

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT INAP


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.09 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)
Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.
NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan pelayanan yang diberikan oleh farmasis berdasarkan resep
dokter, dokumen medik kesehatan pasien dan atau kartu instruksi
pengobatan pasien untuk menyediaan obat dan atau perbekalan farmasi
lainnya kepada pasien rawat inap.
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan pasien rawat inap, menunjang pelayanan
medik dan mempermudah pasien rawat inap dalam memperoleh
pelayanan kefarmasian.
Kebijakan a. Pelayanan Resep Pasien rawat inap dilakukan oleh Depo Instalasi
Farmasi Rawat Inap dan apabila sediaan yang diminta kosong dapat
dilayani oleh Depo / Apotek Instalasi Farmasi sentral.
b. Pelayanan resep pasien rawat inap oleh Depo Instalasi Farmasi
diatur penyerahannya untuk dosis sehari.
Prosedur 1. Resep diserahkan ke petugas penerima resep di Depo Instalasi
Farmasi yang terdapat di Unit atau Instalasi perawatan pasien.
2. Petugas merima resep/ kartu instruksi penggunaan obat/ dokumen
medik kesehatan pasien, atau permintaan lisan dari dokter yang
merawat pasien.
3. Konfirmasi kembali identitas pasien dengan petugas, pasien atau
keluarga pendamping pasien yang membawa resep
4. Baca, teliti, analisa, serta pahami, kemudian buat catatan tertentu
bila perlu.
5. Hitung dan beri harga (untuk pasien umum).
6. Sampaikan kepada pasien dan atau keluarga nilai harga obat, alkes
dan atau bahan habis pakai yang akan diserahkan, dan buat
kesepakatan untuk pembayaran secara langsung atau dimasukkan
dalam tagihan akhir perawatan pasien.
7. Pasien membayar sesuai kesepakatan pembayaran, bila langsung
dibayar.
8. Bila harga resep ingin dimasukkan dalam tagihan akhir perawatan,
resep didokumentasikan terpisah untuk penagihan.
9. Bila pasien BPJS atau pasien jaminan pihak ketiga, maka periksa
kelengkapan administrasi sebagai peserta asuransi atau jaminan
pelayanan kesehatan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT INAP


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.09 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 10. Berikan nomor pada resep, dan potongan nomor resep diserahkan
kepada keluarga pasien atau perawat jaga setelah petugas membubuhi
tanda tangan atau paraf (Cap) pada kolom yang telah tersedia di
lembaran nomor.
11. Pembawa resep dipersilahkan kembali ke ruang perawatan dan petugas
farmasi menyampaiakan bahwa obat akan diantar oleh petugas farmasi.
12. Siapkan obat dan atau perbekalan farmasi sesuai resep dan transaksi
dengan pasien atau keluarganya.
13. Lakukan pengemasan dan labelisasi untuk dosis sehari, serta
membuat jadwal pemberian obat bagi pasien sesuai dengan instruksi
dan standard kefarmasian.
14. Catat semua sediaan yang akan diserahkan dalam Daftar Penyerahan
Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai Pasien
15. Lakukan pemeriksaan ulang sebelum penyerahan oleh petugas yang
berbeda dengan Apoteker yang akan menyerahkan ke pasien atau
perawat jaga di ruang rawat
16. Apoteker dan atau tenaga teknis kefarmasian yang akan mengantar dan
menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan akhir sebelum penyerahan
sediaan dalam resep.
17. Serahkan dan berikan informasi yang dianggap perlu.
18. Tanyakan kembali kepada perawat jaga apakah sudah memahami
informasi yang berhubungan dengan sediaan yang diterimanya yaitu
cara penggunaan atau aturan pakai yang dimaksud dalam etiket.
19. Tanda tangan dan tulis nama lengkap dan NIP petugas yang menyerahkan
dan menerima
20. Apoteker, Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis kefarmasian yang
melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan
sebuah resep harus tanda tangan dan atau tuliskan namanya (Cap) pada
kolom yang telah disediakan pada lembar nomor resep.
21. Rekap resep dan atau dokumen permintaan obat setiap shift dan
harian
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

PELAYANAN RESEP PASIEN DI RUANG OPERASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.10 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE
DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan pelayanan perbekalan farmasi kepada pasien di ruang operasi
untuk kebutuhan tindakan operasi.
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi untuk kebutuhan tindakan
operasi dan mendukung keberhasilan tindakan medis di ruang operasi.
2. Memudahkan pasien dalam memperoleh pelayanan kebutuhan
perbekalan farmasidalam persiapan dan saat tindakan operasi.
Kebijakan Pelayanan resep pasien di ruang operasi dilakukan oleh Depo / Apotek
Instalasi farmasi di ruang Bedah (OK) sesuai kebutuhan operasi, dan
dapat dilayani oleh depofarmasi sentral apabila terdapat kekosongan.
Prosedur 1. Resep pasien rawat inap diserahkan ke petugas penerima resep di
Depo Instalasi Farmasi yang terdapat di Unit atau Instalasi
perawatan pasien, atau Depo Instalasi Farmasi Sentral
(Depo Instalasi Farmasi 24 jam).
2. Petugas menerima resep.
3. Konfirmasi kembali identitas pasien dengan pasien atau keluarga
pendamping pasien.
4. Baca, teneliti, analisa, serta pahami, kemudian buat catatan tertentu
bila perlu.
5. Hitung dan beri harga (untuk pasien umum).
6. Sampaikan kepada pasien dan atau keluarga nilai harga obat, alkes
dan atau bahan habis pakai yang akan diserahkan.
7. Tanyakan persetujuan pasien untuk membuat kesepakatan pembayaran,
apakah langsung dibayar atau dimasukkan dalam tagihan akhir
perawatan pasien.
8. Pasien membayar sesuai kesepakatan pembayaran.
9. Bila harga resep ingin dimasukkan dalam tagihan akhir perawatan,
resep didokumentasikan terpisah untuk penagihan.
10. Bila pasien BPJS atau pasien jaminan pihak ketiga, maka periksa
kelengkapan administrasi sebagai peserta asuransi atau jaminan
pelayanan kesehatan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
11. Berikan nomor pada resep, dan potongan nomor resep diserahkan
kepada pasien atau yang mewakili setelah petugas membubuhi tanda
tangan atau paraf pada kolom yang telah tersedia di lembaran nomor.

PELAYANAN RESEP PASIEN DI RUANG OPERASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.10 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 12. Pembawa resep dipersilahkan kembali ke ruang perawatan dan petugas
farmasi menyampaiakan bahwa obat akan diantar oleh petugas farmasi.
13. Siapkan obat dan atau perbekalan farmasi sesuai resep dan
pembayaran.
14. Lakukan pengemasan dan labelisasi pemberian obat bagi pasien
sesuai dengan instruksi dokter dan standard kefarmasian.
15. Catat semua sediaan yang akan diserahkan dalam Daftar Penyerahan
Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai Pasien
16. Lakukan pemeriksaan ulang sebelum penyerahan oleh petugas yang
berbeda dengan Apoteker yang akan menyerahkan ke perawat jaga
17. Apoteker dan atau tenaga teknis kefarmasian yang akan mengantar dan
menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan akhir sebelum penyerahan
sediaan dalam resep.
18. Serahkan dan berikan informasi yang dianggap perlu.
19. Tanyakan kembali kepada perawat penerima apakah sudah memahami
informasi yang berhubungan dengan sediaan yang diterimanya yaitu
cara penggunaan atau aturan pakai yang dimaksud dalam etiket.
20. Apoteker dan atau tenaga teknis kefarmasian yang bertugas menyerahkan
ruang opersai disertai tanda tangan serah terima barang.
21. Apoteker, Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis kefarmasian yang
melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan
sebuah resep harus tanda tangan dan atau tuliskan namanya pada
kolom yang telah disediakan pada lembar nomor resep.
22. Rekap resep dan atau dokumen permintaan obat setiap shift dan
harian.
Unit Terkait 1. KSM
2. ICU / ICCU
3. INSTALASI BEDAH

PELAYANAN RESEP NARKOTIKA


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.11 1/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi,
dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan
obat Narkotika bagi pasien sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Tujuan Memenuhi kebutuhan obat narkotika bagi pasien dalam rangka proses
terapi pasien.
Kebijakan 1. Penulisan resep obat narkotika harus dicantumkan tanda tangan
dokter penulis resep.
2. Khusus obat narkotika suntik, hanya boleh ditulis oleh dokter spesialis
Anestesi, serta dapat ditulis oleh dokter spesialis bedah, dokter
spesialis kebidanan serta dokter spesialis onkologi untuk tindakan
bedah atau perawatan pasien bila diperlukan, saat dokter spesialis
anestesi tidak berada di tempat.
Prosedur 1. Resep pasien rawat inap diserahkan ke petugas penerima resep di
Depo Instalasi Farmasi yang terdapat di Unit atau Instalasi
perawatan pasien, atau Depo Instalasi Farmasi Sentral (Depo
Instalasi Farmasi 24 jam).
2. Petugas menerima Resep.
3. Skrining resep :
- Periksa kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor
izin prektek, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf
dokter, serta nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin dan berat
badan pasien.- Salinan resep narkotika dalam tulisan "iter" tidak
boleh dilayani sama sekali atau langsung ditolak.
- Salinan resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau yang
belum dilayani sama sekali hanya boleh dilayani apabila resep asli
telah ada atau disimpan oleh Instalasi Farmasi.
- Khusus Narkotika Suntik, Resep hanya boleh dilayani apabila resep
ditulis oleh dokter yang diberi kewenangan khusus oleh Rumah Sakit.
- Konsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
4. Hitung dan beri harga (untuk pasien umum).
5. Sampaikan kepada pasien dan atau keluarga nilai harga obat.
6. Tanyakan persetujuan pasien untuk membuat kesepakatan
pembayaran.
PELAYANAN RESEP NARKOTIKA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.11 2/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 7. Pasien membayar sesuai kesepakatan pembayaran, apakah langsung
dibayar atau dimasukkan dalam tagihan akhir perawatan pasien.
8. Berikan nomor pada resep, dan potongan nomor resep diserahkan
kepada pasien atau yang mewakili setelah petugas membubuhi tanda
tangan atau paraf pada kolom yang telah tersedia di lembaran nomor.
9. Beri tanda garis dengan tinta merah dibawah nama obat narkotika.
10. Ambil obat sesuai dengan jumlah permintaan pada resep dalam
lemari obat narkotika menggunakan sarung tangan / alat / spatula /
sendok terutama untuk sediaan cair dan lepas.
11. Untuk obat racikan, apoteker menyiapkan obat jadi yang mengandung
narkotika yang diminta atau timbang bahan baku narkotika bila
tersedia.
12. Catat obat yang diambil dan sesuaikan sisa stok dalam kartu stok
obat yang diambil.
13. Tutup kembali wadah obat dan mengembalikan ke tempat semula.
14. Lakukan pengemasan dan labelisasi, serta membuat jadwal
pemberian obat bagi pasien sesuai dengan instruksi dokter dan
standard kefarmasian.
15. Lakukan pemeriksaan ulang sebelum penyerahan oleh petugas yang
dengan Apoteker yang akan menyerahkan ke pasien.
16. Apoteker yang akan menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan
akhir sebelum penyerahan sediaan dalam resep.
17. Serahkan dan berikan informasi serta penyuluhan yang dianggap
perlu kepada pasien atau keluarga pendamping untuk pasien rawat jalan
18. Tanyakan kembali kepada pasien apakah sudah memahami informasi
yang berhubungan dengan sediaan yang diterimanya yaitu cara
penggunaan atau aturan pakai yang dimaksud dalam etiket.
19. Khusus Obat Narkotika suntik dari Dokter Anestesi untuk tindakan
Operasi, atau untuk pasien rawat inap apabila tersedia maka ditulis
dalam Daftar Penyerahan oba dan Alat Kesehatan Habis Pakai Pasien,
kemudian disampaikan ke pasien bahwa obat akan diserahkan
langsung oleh petugas farmasi.
19. Apoteker, Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis kefarmasian yang
melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan
PELAYANAN RESEP NARKOTIKA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.11 3/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur sebuah resep harus tanda tangan dan atau tuliskan namanya pada
kolom yang telah disediakan pada lembar nomor resep.
20. Rekap resep dan atau dokumen permintaan obat setiap shift
dan harian.
Unit Terkait 1. Poliklinik
2. KSM
3. ICU / ICCU
4. Instalasi Bedah
PELAYANAN RESEP SEGERA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.12 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Proses pelayanan resep dengan permintaan segera bertanda “CITO !” dari dokter
dari dokter penulis resep yang minta obat dan atau perbekalan tertentu
untuk penggunaan suatu tindakan medis secepat mungkin.
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan obat dan atau perbekalan farmasi tertentu
sesuai permintaan dokter, guna menangani suatu tindakan medis dalam
waktu secepat mungkin.
Kebijakan Dokter dapat menuliskan tanda segera (CITO !) pada resep, khusus pada
permintaan obat atau perbekalan yang dibutuhkan segera (emergensi),
sebagai instruksi kepada Depo / Apotek Instalasi Farmasi untuk
menyegerakan dan atau mendahulukan pelayanan resep dimaksud.
Prosedur 1. Skrining resep :
- Resep bertanda “CITO” !
- Dahulukan Resep bertanda “CITO”
- Periksa kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter,
nomor izin prektek, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf
dokter, serta nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin dan berat
badan pasien.
- Periksa obat dan atau perbekalan farmasi lainnya yang diminta ;
bersifat “CITO” atau tidak.
- Apabila obat dan atau perbekalan farmasi lainnya yang diminta
tidak bersifat “CITO”, maka resep tersebut termasuk resep biasa dan
pelayanan resep sesuai dengan nomor urut.
- Konsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
2. Penyiapan resep :
- Dahulukan resep bertanda “CITO”.
- Hitung dan beri harga (untuk pasien umum).
- Sampaikan kepada pasien dan atau keluarga nilai harga obat.
- Tanyakan persetujuan pasien untuk membuat kesepakatan
pembayaran.
- Pasien membayar sesuai kesepakatan pembayaran.
- Berikan nomor pada resep, dan potongan nomor resep diserahkan
kepada pasien atau yang mewakili setelah petugas membubuhi tanda
tangan atau paraf pada kolom yang telah tersedia di lembaran nomor.

PELAYANAN RESEP SEGERA


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.12 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur - Siapkan segera sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai
dengan permintaan.
- Lakukan pengemasan dan labelisasi, serta buat jadwal pemberian
obat bagi pasien sesuai dengan instruksi dokter dan standard
kefarmasian.
3. Penyerahan :
- Dahulukan resep bertanda “CITO”
- Lakukan pemeriksaan ulang sebelum penyerahan oleh petugas
yang berbeda dengan Apoteker yang akan menyerahkan ke pasien.
- Apoteker yang akan menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan
akhir sebelum penyerahan sediaan dalam resep.
- Serahkan dan berikan informasi serta penyuluhan yang dianggap
perlu.
- Tanyakan kembali kepada pasien, keluarga, atau perawat jaga
apakah sudah memahami informasi yang berhubungan dengan sediaan
yang diterimanya yaitu cara penggunaan atau aturan pakai
yang dimaksud dalam etiket.
- Buat salinan resep sesuai resep asli kalau perlu.
- Simpan resep pada tempatnya dan dokumentasikan.
- Apoteker, Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis kefarmasian yang
melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan
sebuah resep harus tanda tangan dan atau tuliskan namanya pada
kolom yang telah disediakan pada lembar nomor resep.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi perawatan pasien
3. Poliklinik
PENANGANAN OBAT YANG HABIS DAN ATAU BELUM TERSEDIA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.13 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses untuk menangani resep atau permintaan obat ke Instalasi
Farmasi dalam rangka terapi pasien, tetapi persediaannya habis atau
belum tersedia.
Tujuan Untuk mengganti permintaan dengan obat alternative yang sama dan
atau sama indikasinya, atau mengusahakan memesan atau membeli
secepat mungkin agar mencegah terganggunya proses terapi pasien.
Kebijakan Apabila obat yang diminta tidak ada dalam persediaan Instalasi Farmasi,
segera melaporkan kepada dokter penulis resep dan menawarkan obat
alternative yang tersedia, dan Instalasi Farmasi segera melakukan
pemesanan di Distributor atau PBF.
Prosedur 1. Beri tanda garis dengan tinta hijau dibawah nama obat yang kosong
2. Sampaikan ke pasien atau keluarga pasien bahwa obat yang diminta
dalam resep tidak tersedia atau habis, dan dimohon untuk menunggu
karena akan dilaporkan ke dokter untuk minta kesediaannya diganti
dengan obat lain yang sama.
3. Cari obat alternative pengganti yang tersedia dalam stok Instalasi
Farmasi, yaitu sediaan yang sama (nama generiknya) dengan nama
dagang berbeda atau sediaan lain dengan indikasi yang sama.
4. Laporkan ke Apoteker penanggung jawab saat shift
5. Apoteker penanggung jawab shift segera laporkan langsung ke dokter
penulis resep apabila dokter masih ada di tempat (Rumah Sakit), atau
melalui telepon kalau dokter sudah tidak berada di tempat.
6. Sampaikan ke dokter penulis resep bahwa obat yang diminta habis
atau belum tersedia di Instalasi Farmasi.
7. Laporkan ke dokter penulis resep obat alternative yang tersedia di
Instalasi Farmasi.
8. Bila obat alternative tidak tersedia atau habis di Instalasi Farmasi,
segera sampaikan ke pasien atau keluarga pasien bahwa obat habis
atau tidak tersedia, dan sambil sampaikan permohonan maaf.
9. Buat Copy Resep dan serahkan ke pasien atau keluarga pasien untuk
dicari di apotek luar, bila pasien rawat jalan.
10. Apabila pasien rawat inap, maka buat Copy Resep dan serahkan ke
petugas khusus Instalasi Farmasi untuk cari dan beli di apotek luar.

PENANGANAN OBAT YANG HABIS DAN ATAU BELUM TERSEDIA


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.13 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 11. Apabila di apotek luar juga tidak tersedia, langsung laporkan ke
kepala InstalasiFarmasi untuk segera dipesan di distributor atau PBF.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien
3. Poliklinik
PENOLAKAN RESEP
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.14 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses penolakan terhadap pelayanan resep yang tidak memenuhi
syarat resep.
Tujuan Mencegah kesalahan dalam pelayanan obat dan perbekalan kesehatan.
Kebijakan Penulisan Resep yang tidak mengikuti persyaratan dapat ditolak oleh
Instalasi Farmasi.
Prosedur Resep ditolak atau tidak dilayani apabila :
1. Terima dan periksa resep.
2. Resep tidak lengkap dan tidak sah.
3. Resep menggunakan blanko resep RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie
Ternate tetapi ditulis oleh dokter yang tidak praktek di RSUD
Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
4. Resep yang bukan ditulis oleh dokter yang tertulis namanya dalam
blanko resep (untuk resep dari luar rumah sakit).
5. Resep yang ditulis oleh bukan dokter.
6. Resep yang tidak jelas tulisannya.
7. Resep narkotika yang tidak memenuhi syarat penulisan resep
narkotika.
8. Kopi resep narkotika dengan tanda "iter" dari apotik, rumah sakit atau
klinik lain.
9. Resep yang tidak rasional.
10. Penolakan resep disertai dengan penjelasan yang memadai dan jelas.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi perawatan pasien
3. Poliklinik

PEMBUATAN OBAT PUYER


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.15 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses pembuatan obat puyer (Pulvis) berdasarkan resep dokter,
dengan cara meracaik dari sediaan obat jadi atau bahan baku obat
jika ada
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan sediaan obat dengan dosis terapi tertentu yang
tidak tersedia dalam stok sediaan jadi
Kebijakan Instalasi farmasi dapat melakukan dispensing sediaan farmasi dengan
formula dan dosis tertentu yang diminta oleh dokter berdasarkan resep.
Prosedur 1. Pastikan bahwa semua obat yang diminta dalam resep bisa diracik atau
bentuk sediaan yang tersedia bisa diracik (digerus).
2. Bila terdapat obat atau sediaannya yang tidak bisa digerus maka hubungi
dan sampaikan pada dokter penulis resep.
3. Bersihkan mortir dan stamper dengan dicuci terlebih dahulu dan
dikeringkan.
4. Hitung dosis obat yang dibutuhkan sesuai dengan resep
5. Siapkan sediaan obat yang akan diracik sesuai jumlah yang telah dihitung
6. Potong jumlah obat yang diambil pada kartu stok masing-masing
7. Tulis aturan pakai pada etiket warna putih untuk obat minum .
8. Etiket langsung ditempatkan diwadah pengemas (plastik klip) agar
tidak tertukar
9. Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah
semua obat terbuka dari kemasannya digerus sampai halus dan homogen
10. Bagi obat yang telah digerus sama banyak dalam kertas perkamen
(kertas puyer) sesuai dengan jumlah yang diminta dokter dalam resep
11. Bungkus puyer yang telah dibagi tersebut
12. Hitung jumlah puyer yang telah dibungkus, apakah sudah sesuai dengan
jumlah yang diminta dalam resep
13. Masukkan pada plastik klip yang sudah diberi etiket.
14. Periksa kembali keseuaian obat, jumlah dan identitas pasien dengan
resep sebelum diserahkan.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi perawatan pasien
3. Poliklinik

PERACIKAN OBAT MENJADI KAPSUL


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.16 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses pembuatan obat menjadi kapsul berdasarkan resep dokter,
dengan cara meracaik dari sediaan obat jadi atau bahan baku obat
jika ada
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan sediaan obat dengan dosis terapi tertentu yang
tidak tersedia dalam stok sediaan jadi
Kebijakan Instalasi farmasi dapat melakukan dispensing sediaan farmasi dengan
formula dan dosis tertentu yang diminta oleh dokter berdasarkan resep.
Prosedur 1. Pastikan bahwa semua obat yang diminta dalam resep bisa diracik atau
bentuk sediaan yang tersedia bisa diracik (digerus).
2. Bila terdapat obat atau sediaannya yang tidak bisa digerus maka hubungi
dan sampaikan pada dokter penulis resep.
3. Bersihkan mortir dan stamper dengan dicuci terlebih dahulu dan
dikeringkan.
4. Hitung dosis obat yang dibutuhkan sesuai dengan resep
5. Siapkan sediaan obat yang akan diracik sesuai jumlah yang telah dihitung
6. Potong jumlah obat yang diambil pada kartu stok masing-masing
7. Tulis aturan pakai pada etiket warna putih untuk obat minum .
8. Etiket langsung ditempatkan diwadah pengemas (plastik klip) agar
tidak tertukar
9. Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya, setelah
semua obat terbuka dari kemasannya digerus sampai halus dan homogen
10. Bagi obat yang telah digerus sama banyak dalam kertas perkamen
(kertas puyer) sesuai dengan jumlah yang diminta dokter dalam resep
11. Siapkan cangkang kapsul sesuai ukuran dengan jumlah puyer
12. Masukkan puyer yang telah terbagi di kertas perkamen ke dalam
cangkang kapsul
12. Hitung jumlah kapsul yang telah diisi puyer, apakah sudah sesuai dengan
jumlah yang diminta dalam resep
13. Masukkan pada plastik klip yang sudah diberi etiket.
14. Periksa kembali keseuaian obat, jumlah dan identitas pasien dengan
resep sebelum diserahkan.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi perawatan pasien
3. Poliklinik

PENYIAPAN DAN PENYERAHAN SIRUP KERING


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.17 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Proses penyiapan dan penyerahan sediaan obat sirup kering berdasarkan
resep dokter,
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan sediaan obat sirup berdasarkan resep dokter
Kebijakan Instalasi farmasi dapat melakukan dispensing sediaan farmasi dengan
formula dan dosis tertentu yang diminta oleh dokter berdasarkan resep.
Prosedur 1. Siapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada serep dokter
2. Catat pengeluaran obat pada kartu stok
3. Tawarkan kepada pasien apakah mau larutkan sendiri dengan air atau
dibantu petugas farmasi.
4. Larutkan dan encerkan sirup kering dengan aquades atau air yang layak
minum sesuai takaran dengan cara :
a. Siapkan jumlah air sesuai kebutuhan seperti tertulis pada kemasan
atau brosur sediaan obat dengan gelas ukur
b. Tuangkan sebagian air yang telah dikur jumlahnya kemuadian kocok
memutar hingga tidak nampak endapan pada dasar botol sirup
c. Tuangkan sisa air dalam gelas ukur atau hingga tanda batas yang
terdapat pada botol sirup dan kocok memutar hingga homogen
5. Tulis identitas, aturan minum dan tanggal pencampuran pada etiket
warna putih
6. Tulis batas waktu pemakaian paling lama 7 hari sejak obat dicampur,
dan Kocok dahulu setiap saat akan digunakan
7. Periksa kembali keseuaian obat, jumlah, aturan pakai dan identitas
pasien dengan resep sebelum diserahkan.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi perawatan pasien
3. Poliklinik

PENGELOLAAN DOKUMEN RESEP


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.18 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses yang meliputi kegiatan penerimaan, pengumpulan,
pengelompokan, pencatatan & penyimpanan resep.
Tujuan Untuk mendokumentasikan resep yang diterima agar memudahkan
penelusuran riwat obat pasien.
Kebijakan Seluruh resep yang telah dilayani dikumpulkan dan didokumentasikan
sesuai dengan urutan tanggal, bulan, nomor serta jenis resep oleh
Instalasi Farmasi.
Prosedur 1. Kumpulkan Resep berdasarkan tanggal yang sama dan urutkan sesuai
nomor resep.
2. Resep yang telah dikumpulkan dikelompokkan berdasarkan : resep
umum rawat jalan dan rawat inap, Resep BPJS rawat jalan dan rawat
inap serta resep pasien jaminan pihak ke tiga lainnya.
3. Resep yang berisi narkotika dipisahkan dan diberi tanda khusus
serta obat narkotikanya ditandai dengan garis bawah warna merah.
4. Resep yang berisi psikotropika diberi tanda khusus serta nama
obatnya ditandai dengan garis bawah warna biru.
5. Resep dibendel sesuai kelompoknya.
6. Bendel resep ditulis tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca dan
disimpan ditempat yang telah ditentukan.
7. Penyimpanan bendel resep dilakukan secara berurutan dan teratur
sehingga memudahkan untuk penelusuran.
8. Resep yang diambil dari bendel pada saat penelusuran harus
dikembalikan pada bendel semula tanpa merubah tempat dan urutan.
9. Resep yang telah disimpan lebih dari tiga tahun dapat dimusnahkan
sesuai dengan tata cara pemusnahan.
Unit Terkait 1. Bidang Pelayanan Penunjang

PEMUSNAHAN DOKUMEN RESEP


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.19 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses penghancuran resep yang usia penyimpanannya telah tiga
tahun atau lebih.
Tujuan Untuk menghapus secara fisik resep yang telah disimpan selama tiga
tahun atau lebih dan mengurangi beban penyimpanan.
Kebijakan Seluruh lembar resep yang telah disimpan sampai dengan tiga tahun
dapat dimusnahkan untuk mengurangi beban penyimpanan.
Prosedur 1. Identifikasi resep yang akan dimusnahkan.
2. Resep narkotika dihitung lembarannya.
3. Resep lain ditimbang.
4. Resep dihancurkan, kemudian dikubur atau dibakar.
5. Buat berita acara pemusnahan.
Unit Terkait 1. Bidang Pelayanan Penunjang

PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.20 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan penghapusan terhadap perbekalan farmasi yang tidak layak
pakai karena kadaluarsa, rusak, dan mutu tidak memenuhi standar,
dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada
pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Tujuan 1. Untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi
syarat, dikelola sesuai standar yang berlaku.
2. Mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi resiko terjadi
penggunaan yang salah dan penyalahgunaan perbekalan farmasi yang
substandar.
Kebijakan Seluruh perbekalan farmasi yang tidak terpakai lagi karena rusak,
kadaluarsa dan mutu tidak lagi memenuhi standar, harus segera ditarik
oleh Instalasi Farmasi dari seluruh ruang dan instalasi perawatan
rumah sakit, dikumpulkan, dimusnahkan dan dihapuskan dari asset
rumah sakit.
Prosedur 1. Inventarisasi perbekalan farmasi yang akan dimusnahkan dengan
mencatat nama, nomor batch, sumber, tanggal & tahun kadaluarsa,
rusak dan keterangan alasan pemusnahan.
2. Lakukan pemeriksaan dan penarikan semua perbekalan farmasi yang
terdapat di semua SMF dan Instalasi, yang tidak layak pakai karena
telah kadaluarsa, rusak serta mutu tidak lagi memenuhi standar.
3. Siapkan administrasi berupa laporan dan berita acara pemusnahan.
4. Koordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait.
5. Siapkan tempat pemusnahan yang layak dan sesuai (Insenerator).
6. Lakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan.
7. Tanda tangan berita acara pemusnahan perbekalan farmasi oleh
Kepala Instalasi Farmasi, Direktur, dan saksi dalam pemusnahan.
Unit Terkait 1. Bidang Pelayanan Penunjang
2. Bendahara Barang
3. KSM
4. Poliklinik
5. Instalasi

VISITE
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.21 1/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap baik secara mandiri
maupun bersama Tim Dokter, Apoteker, Perawat dan Tanaga Kesehatan
lainnya.
Tujuan 1. Meningkatkan pemahaman tentang riwayat pengobatan pasien,
perkembangan kondisi klinik dan rencana terapi secara komprehensif.
2. Memberikan informasi mengenai farmakologi, farmakokinetik, bentuk
sediaan obat regiment dosis dan aspek lain terkait terapi obat pada
pasien.
3. Memberikan rekomendasi sebelum keputusan klinis ditetapkan dalam
hal pemilihan terapi, implementasi dan monitoring terapi obat.
4. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait penggunaan
obat akibat keputusan klinis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kebijakan Apoteker dan tenaga farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam
pelayanan kefarmasian tentang penggunaan obat dan alat kesehatan,
dilakukan berdasarkan pendekatan professional untuk menjamin
penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian,
ketrampilan, perilaku dan kerja sama dengan pasien dan profesi
kesehatan lain melalui Visite Pasien, yaitu kegiatan kunjungan apoteker
ke pasien rawat inap yang dilakukan secara mandiri atau bersama tim
dokter dan tenaga kesehatan lainnya, Dalam visite apoteker melakukan
kegiatan yang meliputi identifikasi masalah terkait penggunaan obat,
merekomendasikan penyelesaian masalah terkait penggunaan obat
serta pemantauan implementasi rekomendasi dan hasil terapi pasien.
Prosedur 1. Persiapan
a. Seleksi pasien
Pilih dan tetapkan pasien yang akan dikunjungi dengan kriteria :
1) Pasien baru (dalam 24 jam pertama).
2) Pasien dalam perawatan intensif .
3) Pasien yang menerima terapi lebih dari 5 macam obat (lihat
Dokumen Medik Pasien / Status Medik Pasien).
4) Pasien yang mengalami penurunan fungsi organ tubuh terutama
hati, ginjal dan jantung.

VISITE
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.21 2/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 5) Pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya mencapai nilai
kritis (critical value).
6) Pasien yang mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit,
berpotensi menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD)
yang fatal.
b. Kumpulkan informasi penggunaan obat melalui dokumen medic,
wawancara dengan pasien atau keluarga dan catatan pemberian
obat, riwayat alergi, keluhan pasien tentang sakitnya, hasil
pemeriksaan laboratorium, serta informasi lain terkait diagnose
penyakitnya.
c. Kaji dan analisa masalah terkait obat.
d. Siapkan fasilitas yang digunakan dalam visite :
Dokumen farmasi pasien (DFP), yaitu Lembar Pengobatan (DFP 1),
Lembar Monitoring Obat Penderita (DFP 2), Lembar Monitoring
Efek Samping Obat (DFP 3) dan Lembar Konseling (DFP 4).
2. Pelaksanaan Visite
a. Visite Mandiri
1) Perkenalkan diri kepada pasien dan keluarga pasien
2) Dengarkan respon yang disampaikan oleh pasien dan identifikasi
masalah
3) Berikan rekomendasi kepada pasien terkait dengan masalah
penggunaan obat melalui konseling, edukasi dan pendampingan
cara penggunaan obat.
4) Berikan rekomendasi kepada perawat atau tenaga kesehatan lain
terkait dengan masalah penggunaan obat melalui konseling,
edukasi dan pendampingan cara penyiapan obat.
5) Berikan rekomendasi kepada dokter yang merawat pasien terkait
dengan masalah penggunaan obat melalui diskusi pembahasan
dan kesepakatan keputusan terapi.
6) Lakukan pemantauan implementasi rekomendasi
7) Lakukan Pemantauan efektivitas dan keamanan terkait dengan
penggunaan obat dengan menggunakan metode Subject-Object-
Assessment & Plan (SOAP).

VISITE
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.21 3/3

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 8) Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan dalam DFP
b. Visite Bersama Tim
1) Perkenalkan diri kepada pasien dan atau tim.
2) Ikuti dengan seksama presentase kasus yang disampaikan dokter.
3) Berikan rekomendasi berbasis bukti berkaitan dengan masalah
terkait dengan penggunaaan obat.
4) Lakukan pemantauan implementasi rekomendasi.
5) Lakukan pemantauan efektivitas dan keamanan terkait
penggunaan obat.
6) Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan dalam DFP.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

KONSELING
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.22 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan aktif apoteker dalam memberikan penjelasan kepada pasien
baik rawat jalan maupun rawat inap tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan obat dan proses pengobatannya.
Tujuan 1. Meningkatkan keberhasilan terapi.
2. Memaksimalkan efek terapi.
3. Meminimalkan resiko efek samping.
4. Meningkatkan cost effectiveness.
5. Menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi.
Kebijakan Apoteker dan tenaga farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam
pelayanan kefarmasian tentang penggunaan obat dan alat kesehatan,
dilakukan berdasarkan pendekatan professional untuk menjamin
penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian,
ketrampilan, perilaku dan kerja sama dengan pasien dan profesi
kesehatan lain melalui konseling, yaitu kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh apoteker untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan penggunaan
obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
Prosedur 1. Siapkan Dokumen Farmasi Pasien untuk Konseling.
2. Tentukan sasaran dan prioritas pasien yang akan dikonseling.
3. Perkenalkan diri kepada pasien dan atau keluarga pasien yang
mendampingi pasien.
4. Lakukan konseling sesuai dengan kondisi pengobatan pasien,
berdasarkan data klinik pasien.
5. Tanyakan tiga pertanyaan kunci menyangkut obat yang telah
dijelaskan oleh dokter kepada pasien dengan metode open-ended
question, yaitu :
1) Apa yang telah dikatakan oleh dokter mengenai obat ini ?
2) Bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian ?
3) Apa yang diharapkan dalam pengobatan ini ?
6. Peragakan dan jelaskan mengenai pemakaian obat tertentu.
7. Dengarkan semua keterangan pasien dengan baik dan empati.

KONSELING
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.22 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)
Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.
NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 8. Lakukan verifikasi akhir meliputi pengecekan pemahaman pasien dan
mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan cara penggunaan obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
9. Lakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada dokumen
farmasi pasien.
Unit Terkait 1. KSM
2. Poliklinik
3. Instalasi Perawatan Pasien

PELAYANAN INFORMASI OBAT


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.23 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh apoteker dalam penyediaan
dan pemberian informasi serta rekomendasi obat yang bersifat
independen, akurat, komprehensif terkini, kepada pasien, masyarakat
maupun pihak yang memerlukan dirumah sakit.
Tujuan 1. Menunjang ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional,
berorientasi kepada pasien, tenaga kesehatan dan pihak lain.
2. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga
kesehatan dan pihak lain.
3. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan obat terutama bagi KFT.
Kebijakan Apoteker dan tenaga farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam
pelayanan kefarmasian tentang penggunaan obat dan alat kesehatan,
dilakukan berdasarkan pendekatan professional untuk menjamin
penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian,
ketrampilan, perilaku dan kerja sama dengan pasien dan profesi
kesehatan lain melalui Pelayanan Informasi Obat, yaitu kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh apoteker Instalasi Farmasi Rumah Sakit
untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lain dan pasien.
Prosedur 1. Siapkan Dokumen Pelayanan Informasi Obat (Dokumen Farmasi
Pasien).
2. Apoteker memperkenalkan diri kepada pasien dan atau keluarga pasien
yang mendampingi pasien.
3. Berikan informasi obat kepada pasien berdasarkan resep atau kartu
pengobatan pasien atau kondisi kesehatan pasien secara lisan
maupun tertulis, baik diminta atau tidak diminta.
4. Identifikasi permasalahan yang ditanyakan.
5. Tanyakan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi kalau
perlu.
6. Lakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis untuk
memberikan informasi.

PELAYANAN INFORMASI OBAT


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.23 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 7. Jawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak
bias, etis dan bijaksana, baik secara lisan maupun tertulis.
8. Sediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll.).
9. Lakukan pencatatann setiap kegiatan pelayanan informasi obat pada
dokumen farmasi pasien.
Unit Terkait 1. KSM
2. Poliklinik
3. Instalasi Perawatan Pasien

PEMANTAUAN TERAPI OBAT


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.24 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang
aman, efektif dan rasional bagi pasien rawat inap di rumah sakit.
Tujuan Untuk mencegah timbulnya masalah terkait obat selama proses terapi
obat terhadap pasien.
Kebijakan Apoteker dan tenaga farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam
pelayanan kefarmasian tentang penggunaan obat dan alat kesehatan,
dilakukan berdasarkan pendekatan professional untuk menjamin
penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman dan
terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian,
ketrampilan, perilaku dan kerja sama dengan pasien dan profesi
kesehatan lain melalui Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat,
yaitu kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan
atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.
Prosedur 1. Siapkan Dokumen Pemantauan Terapi Obat (Dokumen Farmasi Pasien).
2. Apoteker memperkenalkan diri kepada pasien dan atau keluarga pasien
yang mendampingi pasien.
3. Seleksi pasien, dengan memperhatikan :
a. Kondisi pasien
b. Jenis obat yang diterima pasien
c. Kompleksitas regimen obat yang diterima
4. Kumpulkan data pasien, bersumber pada :
a. Rekam medik pasien
b. Profil pengobatan pasien (pencatatan penggunaan obat)
c. Wawancara dengan pasien, anggota keluarga, dan tenaga
kesehatan lain.
5. Identifikasi masalah terkait obat :
a. Ada indikasi tapi tidak diobati
b. Pemberian obat tanpa indikasi
c. Pemilihan obat yang tidak tepat
d. Dosis terlalu tinggi atau terlalu rendah
e. Reaksi obat yang tidak dikehendaki (efek samping obat)
f. Interaksi obat

PEMANTAUAN TERAPI OBAT


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.24 2/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur g. Pasien tidak menggunakan obat karena suatu sebab.
6. Buat rencana pemantauan antara lain :
a. Tetapkan parameter farmakoterapi :
- Karakteristik obat
- Efikasi terapi dan efek merugikan dari regimen
- Perubahan fisiologi pasien
- Hasil pemeriksaan laboratorium.
b. Tetapkan sasaran terapi
c. Tetapkan frekwensi pemantauan
7. Buat rekomendasi terapi kalau diperlukan
8. Evaluasi hasil pemantauan terapi
9. Lakukan pencatatann setiap kegiatan pelayanan pemantauan terapi
obat pada dokumen farmasi pasien.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.25 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan penyimpanan obat-obatan yang memiliki resiko tinggi yang
menyebabkan bahaya bermakna pada pasien bila obat digunakan secara
salah, dengan cara menempatkan obat tersebut pada tempat yang dinilai
aman dan dengan penandaan tertentu.
Tujuan 1. Memelihara dan menjamin mutu obat High Alert.
2. Meningkatkan keamanan penyimpanan obat High Alert.
3. Menghindari penggunaan yang salah obat High Alert.
4. Meningkatkan keselamatan pasien.
5. Memudahkan pencarian dan pengawasan.
Kebijakan 1. Penyimpanan Obat High Alert yaityu Narkotika, Electrolit Pekat,
Sitostatika, dilakukan pada tempat terpisah yang terpisah dengan obat
lain, akses terbatas dan dengan penandaan tertentu sesuai dengan
peraturan yang berlaku dengan tulisan High Alert.
2. Setiap Depo Farmasi dan Ruang Rawat tertentu yang menyimpan obat
obat High Alert harus memiliki daftar obat High Alert dan Panduan
Penanganan Obat High Alert.
3. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus obat
High Alert.
4. Penyimpanan Obat High Alert dapat dilakukan di Ruang Operasi Central
dan Ruang Perawatan Intensiv (ICU), dengan akses terbatas kepada
petugas yang diberikan kewenangan, dengan penandaan High Alert.
Prosedur 1. Siapkan Kartu Stok untuk masing obat High Alert.
2. Buat daftar Obat High Alert.
3. Pisahkan obat yang termasuk obat High Alert sesuai dengan daftar
obat High Alert.
4. Tempelkan stiker merah bertuliskan High Alert pada setiap Kemasan
dan atau Tempat Penyimpanan Obat High Alert.
- Untuk elektrolit pekat, logo High Alert berbentuk bulan merah :

- Untuk narkotika dan obat high alert lainnya, logonya berbentuk


segiempat :
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.25 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL TERBIT :
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur - Untuk obat sitostatika, logo High Alert berbentuk segi empat dan
bergambar embrio ungu :

5. Tulis jumlah, tanggal masuk dan tanggal kadaluarsa dalam kartu


stok masing - masing, dan sesuaikan stok akhir.
6. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat
High Alert yang terpisah dari obat lainnya.
7. Simpan obat High Alert elektrolit pekat dalam lemari terkunci.
8. Simpan obat High Alert sitostatika secara terpisah dari obat High
Alert lainnya dengan memberikan label obat sitostatika (label ungu
bergambar embrio).
9. Kunci lemari tempat penyimpanan obat High Alert dipegang oleh satu
orang petugas farmasi yang telah ditetapkan pada setiap shift.
10. Simpan obat narkotika sesuai dengan aturan penyimpanan Narkotika.
11. Simpan insulin dalam lemari pendingin dan pisahkan dari obat lain
didalam kotak yang diberi stiker merah.
12. Obat High Alert di luar ruang Instalasi Farmasi, hanya boleh disimpan
di ruang perawatan Intensive, OK & IGD.
13. Cara penyimpanan pada ruang perawatan Intensive, OK dan IGD
mengikuti cara penyimpanan di ruang Instalasi Farmasi.
14. Kunci lemari tempat penyimpanan obat High Alert di ruang perawatan
Intensive, OK dan IGD dipegang hanya oleh satu perawat yang telah
ditetapkan pada setiap shift.
15. Lemari tempat penyimpanan obat High Alert di ruang perawatan
intensive, OK dan IGD selalu dalam keadaan terkunci, dan hanya
dapat dibuka oleh pemegang kunci pada saat dibutuhkan.
Unit Terkait 1. PPHP
2. Bendahara Barang
3. ICU/ICCU
4. Instalasi Bedah
5. IGD
PELAYANAN RESEP OBAT HIGH ALERT
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.26 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter kepada
apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat High Alert bagi
pasien.
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan obat High Alert bagi pasien dalam rangka proses
terapi pasien.
2. Meningkatkan keamanan dan menghindari kesalahan dalam
penyerahan obat High Alert.
3. Meningkatkan keselamatan pasien di ruang perawatan intensive,
OK atau IGD.
Kebijakan 1. Setiap penulisan resep obat High Alert, dokter penulis resep harus
selalu memperhatikan dan memeriksa ketepatan obat, indikasi dosis
dan rute pemberian.
2. Depo / Apotek Instalasi Farmasi dalam pelayanan resep obat high alert
harus memperhatikan kelengkapan dan ketepatan resep yaitu ketepatan
obat, indikasi, dosis dan rute pemberian, dan segera konfirmasi kepada
dokter bila terdapat ketidak jelasan penulisan.
3. Permintaan lisan obat high alert hanya boleh dalam keadaan
emergensi, dan nama obat harus di eja perhuruf.
Prosedur 1. Skrining resep :
a. Periksa kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor
izin prektek, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter,
serta nama, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin dan berat badan
pasien.
b. Tandai garis bawah dengan tinta warna merah pada setiap obat
High Alert pada resep.
c. Konfirmasi ulang tentang identitas pasien dalam resep ke ruang
perawatan bila diperlukan.
d. Konsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan.
2. Penyiapan resep :
a. Berikan dan atau tempelkan nomor pada resep.
b. Ambil obat High Alert sesuai dengan jumlah permintaan dalam resep.
c. Catat obat yang diambil dan sesuaikan sisa stok dalam kartu stok
obat yang diambil.

PELAYANAN RESEP OBAT HIGH ALERT


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.26 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur d. Tanda tangan atau tulis nama pada kolom yang telah tersedia.
e. Tulis nama pasien dan aturan pakai serta instruksi lainnya yang
perlu pada etiket sesuai dengan yang tertulis dalam resep.
3. Penyerahan :
a. Apoteker dan atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang menyiapkan resep,
melakukan pemeriksaan kesesuaian sediaan yang disiapkan, dengan
permintaan dalam resep sebelum diserahkan kepada Apoteker yang
akan menyerahkan.
b. Apoteker yang akan menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan akhir
sebelum penyerahan.
c. Periksa ulang identitas pasien terutama nama, tanggal lahir, jenis
kelamin, alamat atau ruang perawatan, dan pastikan ketepatan
pasien yang menerima dengan menanyakan kembali kepada perawat
penerima.
d. Serahkan obat sesuai resep yang disertai dengan pemberian informasi
kepada perawat penerima setelah dipastikan ketepatannya.
f. Tanyakan kembali kepada perawat penerima apakah sudah memahami
informasi yang berhubungan dengan sediaan yang diterimanya yaitu
cara penggunaan atau aturan pakai yang dimaksud dalam etiket.
g. Buat salinan resep sesuai resep asli kalau perlu.
h. Simpan resep pada tempatnya dan dokumentasikan.
Unit Terkait 1. ICU/ICCU
2. KSM
3. Poliklinik
PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT KEPADA PASIEN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.27 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Proses pemberian obat High Alert oleh perawat kepada pasien
berdasarkan instruksi dokter dalam proses terapi pasien.
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan obat High Alert bagi pasien dalam rangka proses
terapi pasien.
2. Meningkatkan keamanan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat High Alert kepada pasien dalam proses terapi pasien.
3. Meningkatkan keselamatan pasien.
Kebijakan Pemberian obat High Alert ke pasien dilakukan oleh dokter atau perawat
yang mengetahui cara penanganan khusus untuk obat high alert.
Prosedur 1. Minta obat High Alert kepada perawat yang bertugas memegang kunci
lemari penyimpanan obat High Alert pada saat shift, apabila obat
High Alert yang digunakan dari persediaan ruangan.
2. Perawat yang akan memberikan obat High Alert kepada pasien harus
memeriksa ketepatan identitas pasien yang akan menerima obat
High Alert.
3. Periksa ketepatan obat High Alert dalam dokumen medik.
4. Periksa kesesuaian instruksi dokter dalam dokumen medik.
5. Periksa ketepatan perhitungan dosis yang akan diberikan.
6. Sebelum perawat yang bertugas memberikan obat High Alert kepada
pasien, perawat lain harus memeriksa kembali secara independen
kesesuaian dan ketepatan identitas pasien, obat High Alert yang akan
diberikan dan ketepatan perhitungan dosis, sesuai dengan instruksi
dokter dalam dokumen medik.
7. Pastikan dan awasi ketepatan kecepatan pompa infuse dan tempel
stiker label nama obat pada botol infus.
8. Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe
pump dan di setiap ujung jalur selang.
9. Perawat yang memberikan obat High Alert kepada pasien dan
perawat yang memeriksa sebelum obat High Alert diberikan kepada
pasien, menandatangani dokumen medic pada lembaran catatan
perawat, setelah pemberian obat.

PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT KEPADA PASIEN


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.27 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 10. Apabila pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat
High Alert.
11. Apabila obat High Alert yang akan digunakan diambil dari persediaan
ruangan, tulis jumlah obat High Alert pada kartu stok setiap
pengeluaran obat High Alert dan sesuaikan stok akhir.
12. Tulis nama pesien pengguna obat High Alert pada kolom keterangan
kartu stok.
13. Perawat tanda tangan atau tulis nama pada kolom tanda tangan
kartu stok setiap setelah pengeluaran obat High Alert.
Unit Terkait 1. ICU/ICCU
2. KSM
PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.28 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan penyimpanan dan pemeliharaan Obat Narkotika dengan cara
menempatkan pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan fisik yang dapat merusak mutu.
Tujuan Untuk mengendalikan dan mengawasi pengeluaran obat Narkotika
secara ketat, mencegah terjadinya penyalahgunaan, serta menjamin
tersedianya data yang akurat dalam pelaporannya.
Kebijakan Penyimpanan Obat High Alert yaitu Narkotika, Electrolit Pekat,
Sitostatika, dilakukan pada tempat dan dengan penandaan tertentu
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Prosedur 1. Siapkan Kartu Stok untuk masing masing Obat Narkotika.
2. Tulis jumlah, tanggal masuk dan tanggal kadaluarsa dalam kartu
stok masing – masing obat narkotika, dan sesuaikan stok akhir.
3. Tempelkan label stiker merah High Alert bentuk segi empat pada
masing-masing kemasan obat narkotika.
4. Tempatkan obat narkotika di dalam lemari khusu narkotika dengan
tanda High Alert dengan pintu dan kunci dobel.
5. Kunci pintu dalam dengan tali pita warna merah, dipegang dan
digantung di leher Apoteker yang bertugas pada saat shift.
6. Kunci pintu luar dengan tali pita warna kuning dipegang dan
digantung di leher Asisten Apoteker yang bertugas pada saat shift.
7. Setiap kali pergantian shift, kunci lemari narkotika diserah terimakan
kepada Apoteker dan Asisten Apoteker pada shift berikut.
8. Lemari Narkotika dibuka pada saat pelayanan resep narkotika.
9. Beri tanda garis dengan tinta merah dibawah nama obat narkotika.
10. Potong dan sesuaikan jumlah obat narkotika dalam kartu stok setiap
pengambilan untuk pelayanan resep obat narkotika atau kadaluarsa
dan rusak.
11. Tulis pada kolom keterangan kartu stok nomor resep dan nama
pasien sesuai dengan resep, kadaluarsa atau rusak, setiap
pengeluaran obat narkotika.
12. Tutup dan kunci kembali pintu lemari narkotika setiap selesai
mengeluarkan narkotika.
Unit Terkait 1. Bidang Pelayanan Penunjang
2. Bendahara Barang

PENYIMPANAN OBAT NORUM/LASA


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.29 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan penyimpanan obat-obatan yang memiliki Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip (NORUM) dan obat yang Nampak Mirip dalam Bentuk,
Tulisan, Warna, Kekuatan, dan Pengucapannya (LASA = Look a Like sound
a like), dengan cara menempatkan obat tersebut pada tempat yang
dinilai aman dan dengan penandaan tertentu.
Tujuan 1. Memelihara dan menjamin mutu obat NORUM/LASA.
2. Meningkatkan keamanan penyimpanan obat NORUM/LASA.
3. Menghindari Pengambilan yang salah saat pelayanan Obat
NORUM/LASA.
4. Meningkatkan keselamatan pasien.
5. Memudahkan pencarian dan pengawasan.
Kebijakan Penyimpanan perbekalan farmasi khususnya obat-obatan yang memiliki
Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) dan obat yang Nampak
Mirip dalam Bentuk, Tulisan, Warna, Kekuatan, dan Pengucapannya
(LASA = Look a Like sound a like) dilakukan dengan penandaan tertentu
sesuai dengan peraturan yang berlaku dengan tulisan LASA.
Prosedur 1. Siapkan Kartu Stok untuk masing-masing obat LASA.
2. Buat daftar Obat LASA .
3. Pisahkan obat yang termasuk obat LASA sesuai dengan daftar obat LASA.
4. Tulis nama obat mirip pada obat LASA dengan huruf besar.
Contoh : OMEprazole…..LANZOprazole, DOBUTamine…..DOPamine
5. Tempatkan obat LASA pada tempat yang jelas perbedaannya dan
terpisah diantarai oleh satu obat lain.
6. Tempelkan etiket label obat LASA pada masing-masing kotak obat LASA :
a. Label warna ungu dengan tulisan LASA warna putih untuk obat
LASA yang sama dosis besar,
b. Label warna biru dengan tulisan LASA warna putih untuk obat LASA
dosis sedang dan
c. Label warna hijau dengan tulisan LASA warna putih untuk obat LASA
dosis kecil

PENYIMPANAN OBAT NORUM/LASA


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.29 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 7. Apabila dosis obat LASA hanya dua macam, gunakan label warna ungu
dan hijau.
8. Tulis jumlah, tanggal masuk dan tanggal kadaluarsa dalam kartu stok
masing - masing, dan sesuaikan stok akhir.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien
PERBEKALAN EMERGENCY
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.30 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Merupakan persediaan perbekalan farmasi yang hanya dapat digunakan
pada saat keadaan kasus darurat di setiap ruang perawatan.
Tujuan Untuk mempersiapkan perbekalan farmasi yang hanya dapat digunakan
pada keadaan atau kasus darurat di ruang perawatan.
Kebijakan Rumah sakit menetapkan perbekalan farmasi yang hanya digunakan
untuk keadaan emergensi atau darurat di setiap ruang perawatan, dengan
jenis dan jumlah memadai yang ditempatkan pada tempat yang aman
dan mudah diakses oleh petugas di ruang perawatan, serta diinpeksi dan
diganti setiap hari oleh petugas farmasi guna mempertahankan isinya :
1. Perbekalan farmasi emergensi harus disimpan dalam troly emergensi,
terkunci, diperiksa serta dipastikan selalu tersedia sesuai daftar yang
ditetapkan.
2. Perbekalan farmasi emergensi harus segera diganti jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar.
3. Troly Emergensi hanya boleh diisi dengan perbekalan farmasi emergensi,
tidak boleh dicampur dengan perbkalan farmasi lain.
Prosedur 1. Setiap ruang perawatan mengajukan daftar kebutuhan perbekalan
farmasi emergensi untuk kasus emergensi di masing-masing ruang
perawatan kepada Komite Farmasi dan Terapi (KFT) untuk ditetapkan.
2. Daftar perbekalan emergensi yang telah disetujui, dibuatkan
permintaan dan disampaikan kepada Instalasi Farmasi.
3. Petugas instalasi farmasi memeriksa, menganalisis daftar permintaan
dan menyesuaikan dengan stok perbekalan farmasi yang ada,
kemudian mencatat kebutuhan yang akan diserahkan dalam Daftar
Penyerahan Barang Kebutuhan Perbekalan Farmasi Rutin.
4. Petugas Instalasi Farmasi Mengeluarkan Perbekalan Farmasi Rutin
yang diminta untuk persediaan perbekalan emergensi sesuai dengan
daftar penyerahan barang kebutuhan perbekalan farmasi rutin.
5. Petugas instalasi farmasi mencatat jumlah perbekalan farmasi yang
diserahkan pada masing-masing kartu stok dan menyesuaikan
jumlah sisa stok serta tanda tangan atau paraf pada kartu stok.
6. Petugas Instalasi Farmasi menyerahkan perbekalan farmasi
emergensi sesuai dengan Daftar Penyerahan Barang Perbekalan

PERBEKALAN EMERGENCY
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.30 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur Farmasi Rutin, dan ditanda tangani oleh petugas yang menyerahkan
maupun petugas yang menerima.
7. Perbekalan farmasi emergensi yang diserahkan selanjutnya disimpan
dalam Troly Emergensi dengan kartu stok untuk setiap perbekalan dan
dikunci.
8. Troly Perbekalan Emergensi selalu diperiksa oleh petugas farmasi secara
berkala setiap pergantian shift.
9. Setiap perbekalan emergensi yang terpakai dipertanggung jawabkan
dengan resep untuk pasien pemakai sesuai dengan dokumen mediknya.
10. Perbekalan farmasi yang kurang atau kosong harus segera diganti
mengikuti prosedur permintaan perbekalan farmasi kepada Instalasi
Farmasi.
11. Daftar Permintaan dan Daftar Penyerahan Perbekalan Farmasi Rutin
diarsipkan
12. Petugas instalasi farmasi malakukan rekapan harian dan bulanan
terhadap distribusi perbekalan farmasi.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

USULAN PENAMBAHAN DAN ATAU PENGHAPUSAN OBAT DALAM


FORMULARIUM RUMAH SAKIT
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.31 1/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan yang dilakukan untuk memutakhirkan Formularium Rumah
Sakit, dengan cara membuat usulan penambahan dan atau pengurangan
obat dalam formularium rumah sakit kepada Komite Farmasi dan Terapi.
Tujuan 1. Untuk mendapatkan obat yang aman dan cost effective yang tercantum
dalam formularium rumah sakit sebagai acuan penggunaan obat di
rumah sakit.
2. Sebagai bahan evaluasi, analisis dan interpretasi pola penggunaan
obat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Kebijakan Formularium Rumah Sakit adalah himpunan obat yang diterima dan
disetujui oleh Komite Farmasi dan Terapi untuk digunakan di rumah
sakit dan dapat direvisi pada waktu tertentu sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan, berdasarkan usulan dari staf medis rumah sakit.
Prosedur 1. Usulan Penambahan obat
a. Usulan penambahan obat diajukan kepada Komite Farmasi dan
Terapi oleh Staf Medis dengan mengisi formulir usulan pencantuman
nama obat dalam formularium.
b. Obat yang diusulkan tercantum dalam formularium nasional yang
masih berlaku.
c. Mengutamakan obat generic, kecuali tidak ada generiknya di pasaran.
d. Usulan obat yang diajukan di luar formularium nasional minimal
memuat informasi :
- Mekanisme farmakologi dan indikasi.
- Alasan mengapa obat yang diajukan lebih baik dari yang sudah
ada di dalam formularium.
- Bukti ilmiah dari pustaka yang mendukung perlunya obat
dimasukkan dalam formularium.
2. Usulan Penghapusan obat
a. Usulan penghapusan obat diajukan kepada Komite Farmasi dan
Terapi oleh Staf Medis dengan mengisi formulir usulan penghapusan
nama obat dalam formularium.
b. Obat tidak beredar lagi di pasaran.
c. Obat tidak ada lagi yang menggunakan dalam lingkungan rumah
sakit.

USULAN PENAMBAHAN DAN ATAU PENGHAPUSAN OBAT DALAM


FORMULARIUM RUMAH SAKIT
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.31 2/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur d. Obat tidak ada lagi di dalam formularium nasional.
e. Sudah ada obat baru yang lebih cost-effective.
f. Obat yang setelah dievaluasi memiliki resiko yang lebih tinggi dari
pada manfaatnya.
3. Kelompokkan usalan berdasarkan kelas terapi
4. Usulan dibahas oleh Komite farmasi dan Terapi untuk diterima atau
ditolak.
5. Komite Farmasi dan Terapi membuat penetapan hasil pembahasan.
6. Hasil penetapan Komite Farmasi dan Terapi disampaikan kepada Staf
Medis Rumah Sakit.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien
3. Komite Farmasi dan Terapi

STOK OPNAME PERBEKALAN FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.32 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan yang dilakukan setiap bulan untuk memonitor dan menghitung
perbekalan farmasi yang diterima, disimpan, didistribusi, rusak,
kadaluarsa ataupun hilang serta sisa persediaan yang masih layak untuk
digunakan.
Tujuan 1. Untuk memonitor perbekalan farmasi yang masuk dan keluar di
Instalasi Farmasi.
2. Untuk merekap mutasi perbekalan farmasi setiap bulan dan sampai
dengan satu tahun.
3. Untuk mengetahui sisa stok perbekalan farmasi dan nilainya .
Kebijakan Instalasi Farmasi menghitung total mutasi setiap perbekalan farmasi
(Stok Opname) pada setiap akhir bulan (Tanggal 25 setiap bulan pada
hari kerja), untuk mengetahui keadaan perbekalan farmasi yang tersedia
di rumah sakit, yaitu penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak, kadaluarsa
serta sisa stok dan nilainya.
Prosedur 1. Siapkan daftar nama perbekalan farmasi untuk stok opname (Daftar
Stok Opname).
2. Siapkan dokumen yang berhubungan dengan mutasi perbekalan
farmasi.
3. Bagi tugas (kelompok) sesuai kebutuhan.
4. Masing-masing petugas stok opname memegang daftar stok opname.
5. Catat tanggal stok opname, jumlah barang masuk, jumlah keluar dan
beri garis batas jelas (spidol warna) pada kartu stok, serta tulis stok
opname pada kolom keterangan pada kartu stok barang.
6. Hitung jumlah sisa fisik setiap perbekalan farmasi, catat di daftar
stok opname pada kolom yang telah tersedia.
7. Periksa keadaan fisik dan tanggal kadaluarsa perbekalan farmasi, bila
ada yang tidak layak pakai atau kadaluarsa, keluarkan dan catat
jumlahnya di kolom keluar yang tersedia pada kartu stok serta tulis
keterangan masing-masing.
8. Catat perbekalan yang tidak layak pakai dan atau kadaluarsa,
pisahkan dari perbekalan farmasi yang masih layak pakai dan buat
daftarnya.

STOK OPNAME PERBEKALAN FARMASI


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.32 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
9. Catat jumlah barang masuk, keluar dan sisa persediaan perbekalan
farmasi pada daftar stok opname pada kolom yang telah tersedia.
Prosedur 10. Bila terdapat selisih jumlah stok pada kartu stok dengan jumlah sisa
fisik barang, segera telusuri pada dokumen mutasi perbekalan farmasi
(Faktur Barang dan Daftar Penyerahan Perbekalan Farmasi).
11. Tempatkan perbekalan farmasi yang tidak layak pakai dan atau
kadaluarsa pada tempat yang telah disediakan, untuk selanjutnya
dilakukan proses pemusnahan.
12. Tanda tangani dan tulis nama petugas pada daftar stok opname,
setelah selesai stok opname.
13. Kumpulkan daftar stok opname.
14. Buat laporan mutasi bulanan berdasarkan daftar stok opname dan
laporan mutasi sebelumnya (sisa stok bulan sebelumnya).
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

PELAPORAN KESALAHAN PELAYANAN OBAT


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.33 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan yang dilakukan untuk merespon kesalahan yang terkait dengan
pelayanan obat kepada pasien dengan membuat laporan secara tertulis.
Tujuan Sebagai bahan evaluasi dan edukasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan farmasi khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya di rumah saki
di rumah sakit
Kebijakan Instalasi Farmasi wajib membuat laporan tetulis bila terjadi kesalahan
dalam pelayanan farmasi, yang dilakukan oleh petugas, yang menemukan
atau yang terlibat langsung atau oleh atasan langsungnya.
Prosedur 1. Personalia RS yang menemukan atau mendapatkan laporan kesalahan
pelayanan obat, segera melaporkan kepada Petugas Instalasi Farmasi.
2. Petugas Instalasi Farmasi yang mendapat laporan, menemukan, atau
yang terlibat langsung dalam kesalahan pelayanan obat, segera
menyiapkan Dokumen Form Laporan Kesalahan Pelayanan Obat.
3. Telusuri sumber pelayanan resep.
4. Analisa dan tentukan jenis kesalahan.
5. Catat dalam Dokumen Form Laporan Kesalahan Pelayanan Obat.
6. Lakukan analisis penyebab dan solusi untuk perbaikan pelayanan.
7. Paparkan dalam rapat evaluasi internal Instalasi Farmasi.
8. Laporkan kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS) paling
lambat 2 x 24 jam.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

PEMERIKSAAN DAN PENARIKAN OBAT DI RUANG DAN INSTALASI


PERAWATAN PASIEN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.34 1/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa, memastikan serta melakukan
penarikan kembali persediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya yang
terdapat di ruang dan instalasi perawatan pasien, yang tidak sesuai
dengan persyaratan dan standar yang berlaku.
Tujuan Untuk menjamin kualitas persediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya
yang terdapat di ruang dan instalasi perawatan pasien, serta mencegah
terjadinya penggunaan yang salah dan penyalahgunaan persediaan obat
dan perbekalan farmasi lainnya.
Kebijakan Rumah sakit melalui Instalasi Farmasi/Depo Instalasi Farmasi secara
rutin melakukan monitoring dan evaluasi kualitas serta persediaan
perbekalan farmasi yang beredar di seluruh ruang perawatan, dan
menarik perbekalan farmasi di luar daftar persediaan ruang perawatan.
Prosedur 1. Persiapan :
a. Siapkan dokumen pemeriksaan dan penarikan perbekalan farmasi.
b. Tentukan waktu pemeriksan agar tidak mengganggu kegiatan visite
dokter.
c. Hari dan tanggal pemeriksaan sebelum stok opname setiap bulan
Instalasi Farmasi.
d. Sampaikan kepada semua kepala ruangan dan instalasi perawatan
pasien tentang rencana hari, tanggal dan waktu pemeriksaan.
2. Pelaksanaan
a. Beri salam kepada petugas jaga di ruang perawatan dan sampaikan
maksud kedatangan untuk memeriksa perbekalan farmasi di ruangan.
b.. Periksa isi lemari perbekalan emergensi atau troli perbekalan
emergensi, apakah isinya masih utuh atau sudah terpakai.
c. Periksa bentuk fisik, perubahan warna, kemasan dan kadaluarsa
sediaan obat dan perbekalan yang tersedia pada lemari perbekalan
emergensi atau troli perbekalan emergensi.
d. Apabila perbekalan emergensi sudah ada yang terpakai, catat dan
segera diganti sesuai prosedur.
e. Apabila terdapat perbekalan emergensi yang tidak layak pakai lagi,
langsung dikeluarkan, dicatat dan segera diganti sesuai prosedur.

PEMERIKSAAN DAN PENARIKAN OBAT DI RUANG DAN INSTALASI


PERAWATAN PASIEN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.34 2/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur f. Periksa sediaan obat dan perbekalan farmasi yang terdapat di ruang
dan instalasi perawatan yang tidak sesuai untuk peruntukannya, dan
lakukan penarikan bila ditemukan
g. Semua perbekalan farmasi yang ditemukan telah kadaluarsa dan
atau tidak layak pakai dicatat dalam dokumen pemeriksaan dan
penarikan perbekalan farmasi, ditandatangani oleh petugas farmasi
dan kepala ruang atau instalasi perawatan pasien, kemudian langsung
dibawa ke instalasi farmasi.
h. Semua perbekalan farmasi yang terdapat di ruang dan instalasi
perawatan yang masih layak pakai tapi tidak sesuai untuk peruntukan-
nya dicatat dalam dokumen pemeriksaan dan penarikan perbekalan
farmasi, ditanda tangani oleh petugas farmasi dan kepala ruang atau
instalasi perawatan pasien, kemudian langsung dibawa ke instalasi
farmasi.
i. Semua perbekalan farmasi yang sudak tidak layak pakai disimpan
pada tempat khusus terpisah dari perbekalan farmasi lainnya, untuk
dimusnahkan.
j. Semua perbekalan farmasi yang telah ditarik dari ruang dan instalasi
perawatan pasien tapi masih layak pakai, dicatat dan didokumentasi-
kan, dimasukkan dalam asset rumah sakit, selanjutnya dikelola
kembali oleh instalasi farmasi untuk pelayanan pasien.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

REKONSILIASI OBAT
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.35 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)
Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.
NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan
dengan Obat yang telah didapat pasien.
Tujuan 1. Memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan pasien
2. Mengidentifikasi ketidak sesuaian akibat tidak terdokumentasinya
instruksi dokter
3. Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter
Kebijakan Apoteker dan atau Perawat harus melakukan rekonsiliasi obat terhadap
setiap pasien yang baru masuk maupun pasien yang pindah antar ruang
perawatan dan segera melaporkan kepada dokter yang merawat pasien
selambatnya kurang dari 24 jam
Prosedur 1. Siapkan lembar rekonsiliasi obat.
2. Tanyakan kepada pasien riwayat alergi obat dan efek samping yang
pernah diperoleh pasien.
3. Catat informasi riwayat penggunaan obat, serta obat dan perbekalan
farmasi lainnya yang dibawa pasien dari luar rumah sakit di lembar
rekonsiliasi obat.
4. Periksa dan bandingkan obat yang sedang dan akan digunakan dalam
dokumen medik pasien.
5. Bila ditemukan ketidaksesuaian obat yang digunakan dengan instruksi
dalam dokumen medik maupun duplikasi obat yang digunakan, maka
Apoteker dan atau Perawat segera melaporkan ke Dokter penanggung
jawab (DPJP) selambatnya kurang dari 24 jam.
6. Apabila ada koreksi dari dokter penanggung jawab, instruksinya harus
dicatat dalam dokumen medik pasien
7. Apabila Dokter menyetujui untuk meneruskan penggunaan obat dan
perbekalan farmasi yang dibawa oleh pasien tersebut, maka Dokter
harus menuliskan dalam dokumen medic yang selanjutnya dituangkan
dalam lembar pengobatan pasien.
8. Apabila dokter tidak menyetujui penggunaannya, maka obat dan
perbekalan farmasi yang dibawa pasien diamankan di ruang petugas
perawatan atau Depo Farmasi di ruang perawatan bila ada.

REKONSILIASI OBAT
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.35 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 9. Apabila obat dan perbekalan farmasi yang dibawa pasien sulit
diidentifikasi atau sudah tidak layak pakai, maka tidak boleh
digunakan lagi.
10. Sampaikan kepada pasien dan atau keluarganya tentang kalayakan
obat atau perbekalan farmasi milik pasien tersebut, serta boleh atau
tidak boleh digunakan dalm perawatan pasien.
11. Petugas farmasi mengembalikan perbekalan farmasi milik pasien bila
tidak dipakai selama dalam perawatan, pada saat pasien akan pulang
disertai konseling.
12. Sampaikan kepada pasien apabila perbekalan farmasi yang dibawa
tidak boleh dipakai lagi karena kadaluarsa atau tidak layak pakai lagi
saat dikembalikan.
Unit terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

PENANGANAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN DARI LUAR RUMAH SAKIT
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.36 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa, mengidentifikasi, menilai dan
memastikan sediaan obat dan atau perbekalan farmasi yang dipakai dan
dibawa oleh pasien dari luar rumah sakit maupun antar ruang perawatan,
kemudian membandingkan dengan instruksi pengobatan dokter.
Tujuan Untuk menghindari kesalahan maupun duplikasi penggunaan perbekalan
farmasi oleh pasien selama dalam perawatan di rumah sakit.
Kebijakan 1. Perbekalan farmasi yang dibawa pasien dari luar rumah sakit atau
perbekalan milik pasien harus disetujui penggunaannya oleh dokter
yang merawat pasien dan dicatat dalam dokumen medic pasien.
2. Perbekalan farmasi yang tidak disetujui oleh dokter untuk digunakan di
rumah sakit, selama perawatan ditarik untuk diamankan di ruang
perawatan, dan dikembalikan pada saat pasien pulang.
3. Pada saat pengembalian perbekalan farmasi milik pasien pada waktu
pasien akan pulang, pasien harus mendapat konseling tentang
perbekalan farmasi tersebut oleh tenaga farmasi.
Prosedur 1. Siapkan lembar rekonsiliasi obat
2. Tanyakan kepada pasien riwayat penggunaan obat dan atau
perbekalan farmasi terkait dengan sakit yang diderita saat pasien
pertama masuk ke rumah sakit (IGD).
3. Tanyakan kepada pasien, apakah obat dan atau perbekalan farmasi
yang digunakan terkait dengan sakitnya, dibawa serta ke rumah sakit.
4. Bila ada obat dan atau perbekalan farmasi yang dibawa serta oleh
pasien ke rumah sakit, maka sampaikan kepada pasien dan atau
keluarganya untuk diserahkan sementara, kepada petugas untuk
diidentifikasi dan diamankan.
5. Catat informasi riwayat penggunaan obat, serta obat dan perbekalan
farmasi lainnya yang dibawa pasien di lembar rekonsiliasi
obat.
6. Petugas farmasi memeriksa dan mengidentifikasi obat dan atau
perbekalan farmasi yang diserahkan oleh pasien.
7. Pastikan bahwa obat dan atau perbekalan farmasi yang dibawa
pasien masih layak pakai atau tidak.

PENANGANAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN DARI LUAR RUMAH SAKIT
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.36 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 8. Laporkan kepada dokter yang merawat pasien tentang obat dan
perbekalan farmasi yang dibawa pasien tersebut.
9. Apabila Dokter menyetujui untuk meneruskan penggunaan obat dan
perbekalan farmasi yang dibawa oleh pasien tersebut, maka Dokter
harus menuliskan dalam dokumen medic yang selanjutnya dituangkan
dalam lembar pengobatan pasien.
10. Apabila dokter tidak menyetujui penggunaannya, maka obat dan
perbekalan farmasi yang dibawa pasien diamankan di ruang petugas
perawatan atau Depo Farmasi di ruang perawatan bila ada.
11. Apabila obat dan perbekalan farmasi yang dibawa pasien sulit
diidentafikasi atau sudah tidak layak pakai, maka tidak boleh
digunakan lagi.
12. Sampaikan kepada pasien dan atau keluarganya tentang kalayakan
obat atau perbekalan farmasi milik pasien tersebut, serta boleh atau
tidak boleh digunakan dalm perawatan pasien.
13. Petugas farmasi mengembalikan perbekalan farmasi milik pasien bila
tidak dipakai selama dalam perawatan pada saat pasien akan pulang
disertai konseling.
14. Sampaikan kepada pasien apabila perbekalan farmasi yang dibawa
tidak boleh dipakai lagi karena kadaluarsa atau tidak layak pakai lagi
saat dikembalikan.
Unit terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.37 1/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Rangkaian kegiatan untuk mencegah pengaruh bahan berbahaya dan
beracun yaitu bahan kimia maupun biologi, baik tunggal maupun
campuran yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif dan iritasi yang dapat membahayakan kesehatan
pekerja, pasien dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak
langsung, mulai dari pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi.
Tujuan 1. Mencegah paparan bahan kimia dan biologi terhadap karyawan
maupun pasien
1. Mencegah Dampak Bahan Kimia dan Biologi Terhadap Lingkungan
Kebijakan 1. Rumah sakit menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai sifat Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) seperti tertera pada kemasan.
2. Penyimpanan perbekalan farmasi khususnya Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dilakukan dengan penandaan tertentu sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dan sesuai dengan jenis B3.
Prosedur 1. Buat daftar B3 yang tersedia.
2. Buat Kartu stok masing-masing B3.
3. Pisahkan B3 dari perbekalan farmasi lainnya.
4. Tempelkan etiket label tanda berbahaya, tanda mudah terbakar, tanda
karsinogenik.
5. Kuhusus Gas Medis seperti Oksigen, Nirogen, Nitrogen Oksida, Carbon
Dioksida dan lainnya, tabungnya dicat dengan warna berbeda sesuai
dengan jenis gas.
6. Simpan di ruangan terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya.
7. Letakkan di atas palet besi.
8. Tempat peyimpanan B3 harus tersedia spilkit untuk penanganan
tumpahan sebagai berikut :
a. Gunakan APD.
b. Amankan area yang terkontaminasi.
c. Batasi daerah terkena penyebaran tumpahan dengan bahan penyerap.
d. Kumpulkan tumpahan dan materi yang terkontaminasi dalam wadah
khusus limbah B3.

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.37 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur e. Dekontaminasi area dengan bahan penyerap (kain pel), mulai dari
area yang paling sedikit terkontaminasi dan kain pel tidak boleh
dibalik lagi, ganti kain pel pada setiap tahap pembersihan.
f. Bilas area yang sudah dibersihkan dan keringkan dengan kain pel
kering.
g. Bersihkan semua alat yang digunakan.
h. Lepaskan APD yang digunakan dan masukkan dalam kantong sampah
yang berlabel khusus.
i. Cuci tangan dan bersihkan tubuh, bilas dengan air mengalir.
j. Apabila petugas yang terlibat dalam proses dekontaminasi terpajan
material berbahaya, lakukan segera pembersihan bagian tubuh yang
terpajan dan langsung rujuk ke Poliklinik atau IGD.
k. Buat laporan kejadian.
9. Catat dalam kartu stok setiap pengambilan B3 untuk melayani
permintaan dan sesuaikan stok akhirnya.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien
3. Bidang Pelayanan Penunjang
PENYIMPANAN OBAT PADA SUHU DINGIN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.38 1/1

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan pengaturan dan pemeliharaan obat yang memerlukan suhu dingin
tertentu setelah penerimaan, dengan cara menempatkannya dalam lemari
pendingin yang sesuai dengan sifatnya dan dinilai aman dari pencurian
serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan Memelihara dan menjamin mutu obat selama dalam penyimpanan.
Kebijakan Penyimpanan perbekalan farmasi yang memerlukan suhu dingin dan
bersifat termolabil dilakukan dalam lemari pendingin dengan suhu dapat
dikontrol sesuai dengan petunjuk produsennya.
Prosedur 1. Pisahkan obat yang memerlukan suhu dingin dalam penyimpanannya
sesuai dengan petunjuk produsennya.
2. Buat daftar obat yang memerlukan suhu dingin tertentu yang akan
disimpan dalam lemari pendingin.
3. Buat kartu stok masing-masing obat.
4. Letakkan obat secara teratur sesuai daftar dalam satu lemari pendingin.
5. Tutup dan kunci lemari pendingin setiap setelah pengambilan obat.
6. Control dan catat suhu lemari pendigin sesuai display lemari pendingin
dan thermometer dalam lemari pendingin oleh petugas khusus setiap
shift pada formulir pengukuran suhu lemari pendingin.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien
PENCAMPURAN OBAT SITOSTATIKA SUNTIK
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.39 1/4

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memindahkan, mencampur dan
merekonstitusi sediaan obat sitostatika suntik, untuk memperoleh bentuk
sediaan dengan dosis tertentu sesui dengan resep dokter atau kartu
instruksi pengobatan pasien.
Tujuan 1. Untuk menyediakan sediaan obat sitostatika suntik dengan dosis yang
siap digunakan oleh pasien
2. Meminimalkan resiko terkontaminasinya sediaan obat sitostatika suntik
pada saat proses pencampuran.
Kebijakan Rumah sakit menyediakan ruangan dan fasilitas sesuai standar untuk
penanganan (Dispensing / Handling) sediaan obat tertentu seperti pen-
campuran obat suntik, obat sitostatika dan bahan berbahaya lain.
Prosedur I. Persiapan
1. Periksa kelengkapan dokumen pasien
2. Periksa kondisi obat-obatan yang diterima
3. Lakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas
atau tidak lengkap
4. Buat label obat berdasarkan nama pasien, nomor rekam medis, ruang
perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi penyimpan, tanggal
pembuatan, dan tanggal kadaluarsa campuran
5. Buat label pengiriman dengan mencantumkan nama pasien, nomor
rekam medis, ruang perawatan dan jumlah paket yang akan dikirim
6. Isi dan lengkapi dokumen pencampuran
7. Hitung kesesuaian dosis
8. Pilih jenis pelarut yang sesuai
9. Hitung volume pelarut yang akan digunakan
10. Disinfeksi bagian luar kemasan bahan obat sitostatika dan pelarut
yang akan digunakan dengan alkohol 70 %.
11. Sterilkan alas untuk sitostatika
12. Sterilkan APD
13. Siapkan spuit inj. ukuran 2 x volume yang dibutuhkan
14. Siapkan jarum yang dibutuhkan
15. Disinfeksi etiket, label, klip plastik, dan kantong plastik dengan
alkohol 70 %

PENCAMPURAN OBAT SITOSTATIKA SUNTIK


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.39 2/4

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 16. Lepaskan perhiasan logam
17. Cuci tangan dengan antiseptik kemudian bersihkan kuku dengan sikat di
ruang cuci tangan
18. Gunakan APD
19. Masuk ke dalam clean room
20. Siapkan Biological safety cabinet (BSC) dan membersihkan semua
permukaan dengan alkohol 70 % dari bagian atas ke bawah, dibiarkan
lima menit untuk menghilangkan residu
21. Beri alas sitostatika pada meja kerja
22. Letakkan kantong limbah di samping meja kerja

II. Pencampuran
1. Seka obat dan alkes dengan alkohol
2. Letakan seluruh obat dan perlengkapan pencampuran di atas alas
3. Lakukan pencampuran / rekonstitusi sediaan dalam ampul atau vial
secara aseptis :
a. Memindahkan larutan obat dalam ampul :
- Hilangkan semua butiran larutan obat dari leher ampul dengan
mengetuk-ngetuk bagian atas ampul
- Seka bagian leher ampul dengan alkohol 70 %, biarkan mongering
- Lilitkan kassa sekitar ampul
- Pegang ampul dengan posisi 45o, patahkan bagian atas ampul
dengan arah menjauhi petugas
- Berdirikan ampul
- Bungkus patahan ampul dengan kassa dan buang ke dalam kantong
buangan
- Pegang ampul dengan posisi 45o, masukkan spuit ke dalam ampul,
tarik seluruh larutan dari ampul, tutup needle
- Pegang ampul dengan posisi 45o, sesuaikan volume larutan dalam
syringe sesuai yang diinginkan dengan menyunntikkan kembali
larutan obat yang berlebih ke dalam ampul
- Tutup kembali needle

PENCAMPURAN OBAT SITOSTATIKA SUNTIK


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.39 3/4

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur - Untuk permintaan infus intra vena, suntikkan larutan obat ke dalam
botol infuse melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur
sempurna
- Tutup kembali spuit bekas pakai, tutup dengan kassa dan buang ke
dalam kantong buangan
b. Mencampur dan memindahkan obat dalam vial
- Berdirikan vial dengan posisi 45 o
- Lepaskan dan bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam
kantong buangan tertutup
- Masukkan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakkan perlahan
memutar untuk melarutkan obat
- Beri tekanan negativ dalam spuit dengan cara menarik udara ke dalam
spuit kosong sesuai volume yang diinginkan
- Tarik larutan ke dalam spuit tersebut
- Untuk permintaan infus intra vena, suntikkan larutan obat ke dalam
botol infus melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur
sempurna
- Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan ukuran yang
sesuai untuk penyuntikan
- Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke
kantong buangan tertutup.
5. Buang sisa bungkus, syringe jarum, bekas ampul atau vial ke kantong
limbah limbah tertutup
6. Beri etiket dan label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang sudah
berisi obat hasil pencampuran, dengan mencantumkan komposisi, dosis,
cara pemberian, penyimpanan, dan kadaluarsa
7. Periksa kembali dan paraf setelah selesai
8. Bungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil untuk obat-obat
yang harus terlindung dari cahaya
9. Masukkan spuit atau infus ke dalam wadah untuk pengiriman
10. Periksa kembali obat yang siap dikirim sesuai order
11. Buang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan
khusus yang telah disediakan

PENCAMPURAN OBAT SITOSTATIKA SUNTIK


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.39 4/4

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 12. Dekontaminasi dan desinfeksi ruang kerja
13. Keluar dari Clean room
14. Lepaskan perlengkapan APD dan tempatkan pada tempat yang telah
tersedia tersedia
Unit Terkait 1. KSM
2. Poliklinik
3. Instalasi Perawatan Pasien
PENANGANAN KETERPAPARAN OBAT SITOSTATIKA SUNTIK
AKIBAT KECELAKAAN KERJA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.40 1/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Proses yang dilakukan untuk mendekontaminasi keterpaparan obat
sitostatika pada petugas akibat kecelakaan kerja.
Tujuan Untuk meminimalkan dan menghilangkan resiko keterpaparan obat
sitostatika pada petugas akibat kecelakaan kerja.
Kebijakan Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan farmasi, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit harus memperhatikan kesehatan, keselamatan kerja, serta pengamanan
sediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya, maka :
a. Rumah Sakit menyediakan fasilitas, bahan, dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja pada
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate, yang akan
digunakan dalam kegiatan pelayanan Farmasi :
1. Tempat peyimpanan dan label penandaan sesuai dengan persyaratan
untuk Obat High Alert.
2. Fasilitas, bahan dan peralatan untuk pencampuran Obat Sitostatika
Suntik serta penanganan bila terjadi tumpahan maupun ketepaparan
saat terjadi kecelakan kerja.
3. Tempat penyimpanan yang sesuai sifat Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) seperti tertera pada kemasan produsen serta label penandaan
sesuai dengan persyaratan.
b. Rumah sakit melakukan pengamanan dan penanganan tumpahan
Sitostatika suntik baik saat pencampuran di ruang pencampuran,
pemberian kepada pasien maupun di jalan saat distribusi, untuk
mengendalikan efek toksik dan kontaminasi terhadap lingkungan maupun
petugas, sesuai dengan perosedur yang ditetapkan dan dilakukan oleh
petugas farmasi yang terlatih.
Prosedur I. Kontak dengan Kulit :
1. Tanggalkan sarung tangan
2. Bilas kulit dengan air hangat
3. Cuci dengan sabun, kemudian bilas dengan air hangat
4. Seka area dengan larutan Clorin 5 % jika kulit tidak sobek atau
menggunakan larutan H2O2 3 % jika kulit sobek
5. Catat obat dan siapkan antidot khusus
6. Tanggalkan seluruh pakaian pelindung

PENANGANAN KETERPAPARAN OBAT SITOSTATIKA SUNTIK


AKIBAT KECELAKAAN KERJA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.40 2/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 7. Laporkan ke apoteker supervisor
8. Isi form kecelakaan
II. Kontak dengan Mata :
1. Tanggalkan sarung tangan
2. Bilas kulit dengan air hangat
3. Cuci dengan sabun, kemudian bilas dengan air hangat
4. Seka area dengan larutan Clorin 5 % jika kulit tidak sobek atau
gunakan larutan H2O2 3 % jika kulit sobek
5. Catat obat dan siapkan antidot khusus
6. Tanggalkan seluruh pakaian pelindung
7. Laporkan ke apoteker supervisor
8. Isi form kecelakaan
III. Tertusuk Jarum yang Berisi Obat Sitostatika pada Kulit :
1. Jangan segera angkat jarum, tarik kembali plugger
2. Agangkat jarum dari kulit dan tutup jarum kemudian buang dalam
kontainer sitostatika.
3. Lepaskan sarung tangan.
4. Bilas area yang terkena dengan air hangat.
5. Cuci dengan sabun dan bilas dengan air hangat.
6. Catat jenis obat dan perkiraan jumlah yang terinjeksi.
7. Tanggalkan semua pakaian pelindung.
8. Laporkan ke apoteker supervisor.
9. Isi form kecelakaan.
10. Suntikkan antidot yang spesifik.
11. Konsultasi segera ke dokter.
Unit Terkait 1. KSM
2. Poliklinik
3. Instalasi Perawatan Pasien

PENANGANAN TUMPAHAN OBAT SITOSTATIKA


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.41 1/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Rangkaian kegiatan untuk mencegah pengaruh tumpahan obat sitostatika
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja, pasien dan lingkungan baik
secara langsung atau tidak langsung.
Tujuan 1. Mencegah paparan tumpahan obat sitostatika terhadap karyawan
maupun pasien
2. Mencegah Dampak tumpahan obat sitostatika terhadap Lingkungan
Kebijakan Rumah sakit melalui Instalasi Farmasi Rumah Sakit melakukan pengamanan
dan penanganan tumpahan Sitostatika suntik, baik saat pencampuran di
ruang pencampuran, pemberian kepada pasien maupun di jalan saat
distribusi, untuk mengendalikan efek toksik dan kontaminasi terhadap
lingkungan maupun petugas, sesuai dengan perosedur yang ditetapkan dan
dilakukan oleh petugas Farmasi yang terlatih.
Prosedur 1. Prosedur Penanganan Tumpahan Obat Sitostatika dalam Biological Safety
Cabinet (BSC) :
a. Pastikan bahwa cytogard berjalan dengan baik pada saat kejadian
b. Nyalakan Exhaust fan
c. Gantilah sarung tangan dan baju yang terkena tumpahan dan letakkan
dalam kantong khusus
d. Gunakan pakaian pelindung lengkap
e. Angkat pecahan benda tajam dengan pinset dan masukkan dalam wadah
buangan khusus
f. Jika tumpahan berupa liquid, hisap dengan tissue atau flannel kering
dan gunakan pinset untuk pemegangnya.
g. Jika tumpahan berupa serbuk, hisap dengan flannel basah
h. Bersihkan bekas tumpahan di dasar cytogrd dengan laruatan antidote
(basa kuat misalnya NaOH)
i. Cuci lagi dasar cytogrd dengan larutan detergent dan bilas dengan
aquadest
j. Buang semua sarumg tangan dan lap yang terkena kontaminasi obat
sitostatika dalam wadah buangan khusus
k. Wadah buangan khusus sitostatika diantar dan diserahterimakan ke
bagian insenerator sebagai sampah sitostatika ontuk dimusnahkan.

PENANGANAN TUMPAHAN OBAT SITOSTATIKA


NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.41 2/2

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 2. Prosedur Penanganan Tumpahan Obat Sitostatika di luar BSC
a. Isolasi daerah yang terkena tumpahan dengan perlengkapan apapun
yang ada di sekitar area tumpahan agar tidak dilewati orang
b. Gantilah sarung tangan dan baju yang terkena tumpahan dan letakkan
dalam kantong khusus
c. Gunakan pakaian pelindung lengkap setelah sampai di lokasi tetapi
sebelum masuk ke area tumpahan
d. Angkat pecahan benda tajam dengan pinset dan masukkan dalam wadah
buangan khusus
e. Jika tumpahan berupa liquid, hisap dengan tissue atau flannel kering
dan gunakan pinset untuk pemegangnya.
f. Jika tumpahan berupa serbuk, hisap dengan flannel basah
g. Bersihkan bekas tumpahan dengan laruatan antidote (basa kuat
misalnya NaOH)
h. Pel lagi lantai dengan larutan detergent dan bilas dengan aquadest
i. Buang semua sarumg tangan dan lap yang terkena kontaminasi obat
sitostatika dalam
j. Wadah buangan khusus sitostatika diantar dan diserahterimakan ke
bagian insenerator sebagai sampah sitostatika utuk dimusnahkan.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien

PELAYANAN RESEP PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)


DAN PASIEN JAMINAN PIHAK KE TIGA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.42 1/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Pengertian Kegiatan pelayanan yang diberikan oleh farmasis berdasarkan resep dokter,
untuk menyediaan obat, perbekalan farmasi lainnya serta pelayanan
kefarmasian kepada pasien yang memiliki asuransi atau jaminan pelayanan
kesehatan baik dari pemerintah, badan usaha maupun pihak tertentu yang
telah bekerja sama dengan rumah sakit.
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi bagi pasien yang memiliki
asuransi atau jaminan pelayanan kesehatan yang dirawat di rumah
sakit baik rawat jalan maupun rawat inap.
2. Memudahkan pasien yang memiliki asuransi atau jaminan pelayanan
kesehatan untuk memperoleh pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
Kebijakan Pelayanan resep pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan
pasien dengan jaminan pihak ke tiga yang bekerjasama dengan RSUD
Dr. H. Chasan Boesoierie Ternate dilkakukan oleh Depo Instalasi Farmasi
sentral maupun Depo Farmasi di ruang perawatan, dengan persyaratan
tertentu sesuai dengan kesepakatan.
Prosedur 1. Resep pasien rawat inap diserahkan ke petugas penerima resep di
Depo Instalasi Farmasi yang terdapat di Unit atau Instalasi
perawatan pasien, atau Depo Instalasi Farmasi Sentral (Depo
Instalasi Farmasi 24 jam).
2. Petugas menerima resep/ kartu instruksi penggunaan obat/ dokumen
medik kesehatan pasien, dan atau permintaan lisan dari dokter yang
merawat pasien.
3. Periksa kelengkapan administrasi sebagai peserta asuransi atau
jaminan pelayanan kesehatan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
4. Konfirmasi kembali identitas pasien dengan pasien atau keluarga
pendamping pasien, atau perawat yang membawa resep
5. Baca, teliti, analisa, serta pahami, kemudian buat catatan tertentu
bila perlu.
6. Berikan nomor pada resep, dan potongan nomor resep diserahkan
kepada pasien atau yang mewakili setelah petugas farmasi membubuhi
tanda tangan atau paraf pada kolom yang telah tersedia di lembaran
nomor.

PELAYANAN RESEP PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)


DAN PASIEN JAMINAN PIHAK KE TIGA
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
045.04.42 2/2
RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT : DIREKTUR RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
OPERASIONAL 29-05-2015
(SPO)

Dr. Syamsul Bachri MS Hi. Idris, Sp.OG, SH, M.MKes.


NIP : 19650210 199603 1 003
Prosedur 7. Siapkan obat dan atau perbekalan farmasi lainnya.
8. Lakukan pengemasan dan labelisasi, serta membuat jadwal
pemberian obat bagi pasien sesuai dengan instruksi dan standard
kefarmasian.
9. Lakukan pemeriksaan ulang sebelum penyerahan oleh petugas yang
berbeda dengan Apoteker yang akan menyerahkan ke pasien.
10. Apoteker yang akan menyerahkan resep, melakukan pemeriksaan akhir
sebelum penyerahan sediaan dalam resep.
11. Serahkan dan berikan informasi serta penyuluhan yang dianggap
perlu.
12. Tanyakan kembali kepada pasien apakah sudah memahami informasi
yang berhubungan dengan sediaan yang diterimanya yaitu cara
penggunaan atau aturan pakai yang dimaksud dalam etiket.
13. Apoteker, Asisten Apoteker atau Tenaga Teknis kefarmasian yang
melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan
sebuah resep harus tanda tangan dan atau tuliskan namanya pada
kolom yang telah disediakan pada lembar nomor resep.
14. Membuat rekam farmasi.
15. Melakukan penyimpanan dokumen.
Unit Terkait 1. KSM
2. Instalasi Perawatan Pasien
3. Poliklinik

Anda mungkin juga menyukai