INSTALASI FARMASI
KLINIK FAUZIYYAH MEDIKA
1. Pengertian Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP adalah suatu
proses kerja sama/kolaboratif yang mempertimbangkan baik kebutuhan
dan keselamatan pasien maupun kondisi ekonomisnya. Klinik harus
menggunakan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP
berdasarkan Formularium dan standar pengobatan, pola penyakit,
efektivitas dan keamanan, pengobatan berbasis bukti, mutu harga, dan
ketersediaan di pasaran.
2. Tujuan Untuk pembelian sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang optimal dan sesuai
dengan kebutuhan, pembelian sesuai dengan formularium dan standart
pengobatan terapi, menjamin mutu dan harga sediaan farmasi, alkes dan
BMHP.
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Klinik Fauziyyah Medika no.017/SK/KFM/2023 tentang
Penyelenggaraan Kefarmasian.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik.
5. Prosedur a. Apoteker memilih jenis dan jumlah obat yang dibutuhkan berdasarkan
stok obat sesuai dengan formularium obat
b. Apoteker memilih dan memastikan legalitas distributor obat atau pbf
c. Apoteker menentukan distributor obat, alkes dan BMHP berdasarkan
ketersediaan barang di distributor
6. Bagan Alir
Jika langsung return harus ada bukti return (Pakai tanda terima
barang / ditulis di faktur asli, di tanda tangani pengantar barang).
Ambil satu lembar copy faktur dan satukan dengan copy surat
pesanan
Jika bayar CASH, faktur asli di tandai lunas oleh pembawa barang,
faktur asli kita terima.
1. Pengertian Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan Sediaan Farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu Sediaan
Farmasi.
2. Tujuan untuk memelihara mutu Sediaan Farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan
pengawasan.
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Klinik Fauziyyah Medika no.017/SK/KFM/2023 tentang
Penyelenggaraan Kefarmasian.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik.
5. Prosedur 1. Petugas memisahkan penyimpanan obat high alert dari obat lain sesuai
dengan daftar obat high alert.
2. Petugas menyimpan obat high alert terpisah dari obat lain
3. Petugas menempelkan label warna merah dengan tulisan “HIGH ALERT”
pada setiap obat high alert dan obat-obatan LASA (look alike-sound alike).
4. Petugas menempel Label high alert dikemasan bagian depan di dekat
nama obat, tanpa menutupi tulisan nama obat, kekuatan serta sediaan
5. Petugas Menyusun Obat high alert sesuai dengan prosedur Penyimpanan
Perbekalan Farmasi.
6. Bagan Alir
Petugas memisahkan penyimpanan
obat high alert dari obat lain sesuai
dengan daftar obat high alert.
Petugas menyimpan obat high alert hanya terdiri dari satu jenis
obat high alert di satu tempat
1. Pengertian Distribusi adalah kegiatan menyalurkan Sediaan Farmasi dan BMHP di Klinik
untuk pelayanan pasien rawat inap untuk menunjang pelayanan medis dan
BMHP
2. Tujuan Tujuan pendistribusian adalah tersedianya Sediaan Farmasi dan BMHP di
unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Klinik Fauziyyah Medika no.017/SK/KFM/2023 tentang
Penyelenggaraan Kefarmasian..
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik.
5. Prosedur a. Permintaan obat alkes dan BMPHP (resep perorangan, floor stok dajukan
kepada instalasi farmasi klinik
b. Petugas Instalasi Farmasi menyiapkan obat, alkes dan BMHP sesuai
dengan kebutuhan
c. Petugas Instalasi Farmasi mencatat obat, alkes dan BMHP yang akan
didistribusikan kedalam kartu stok
d. Petugas Farmasi menyerhkan obat dan diterima di unit unit layanan
6. Bagan Alir
memisahkan obat
membuat catatan
i. Bagan Alir
Apoteker Penanggung Jawab dengan dibantu oleh
Tenaga Tekhnis Kefarmasian melakukan inventarisasi
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yang akan
dimusnahkan
6. Bagan Alir
Apoteker Penanggung Jawab dengan dibantu
oleh Tenaga Tekhnis Kefarmasian memantau
ketersediaan obat dengan kartu stok.
1. Pengertian Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan), dan
pencatatan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri
dari pelaporan internal dan eksternal
2. Tujuan Bertujuan untuk mengendalikan dan memonitor sediaan farmasi alkes dan
BMHP di klinik.
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Klinik Fauziyyah Medika no.017/SK/KFM/2023 tentang
Penyelenggaraan Kefarmasian.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik.
5. Prosedur a. Petugas Farmasi melakukan pencatatan dalam kartu stok
b. Data dalam kartu stok dilakukan untuk menyusun laporan perencanaan,
pengadaan, distribusi dan sebagai pembanding keadaan fisik sediaan
farmasi dalam tempat penyimpanannya
c. Apoteker Penanggung Jawab melakukan pelaporan eksternal setiap satu
bulan sekali
d. Apoteker Penanggung Jawab melakukan Pelaporan narkotika dan
psikotropika dilakukan secara online melalui website sipnap.go.id yang
dilakukan sebelum tanggal 10
e. Apoteker Penanggung Jawab melakukan Pelaporan pelayanan
kefarmasian dilakukan secara online melalui website simona.kemkes.go.id
f. Apoteker Penanggung Jawab melakukan pelaporan monitoring efek
samping obat jika terjadi reaksi efek samping obat yang ditujukan kepada
BPOM
6. Bagan Alir
Apoteker Penanggung Jawab dengan
dibantu oleh Tenaga Tekhnis Kefarmasian
melakukan pencatatan dalam kartu stok
.
6. Bagan Alir
Skrining Resep
meliputi administratif, kesesuaian farmasetik, dan
pertimbangan klinis.
Halaman : 1/ 2
6. Bagan Alir
Memberikan informasi kepada pasien
berdasarkan resep atau kartu (medication
record) atau kondisi kesehatan pasien baik lisan
maupun tertulis.
1. Pengertian Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter,
perawat, ahli gizi, dan lain-lain.
2. Tujuan Memeriksa Obat pasien, memberikan rekomendasi kepada dokter dalam
pemilihan Obat dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis
pasien, memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan
penggunaan Obat, berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi
kesehatan dalam terapi pasien.
3. Kebijakan Kebijakan Kepala Klinik Fauziyyah Medika no.017/SK/KFM/2023 tentang
Penyelenggaraan Kefarmasian
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik.
5. Prosedur Kegiatan visite bersama tim:
a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan
pengobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau
keluarga pasien terutama tentang Obat.
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.
d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan,
seperti Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis, dan
lainlain.
6. Bagan Alir
Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti
memeriksa catatan pengobatan pasien dan
menyiapkan pustaka penunjang.
6. Bagan Alir
memberikan umpan
balik
7. Unit Terkait Unit Pelayanan Farmasi, Unit Rawat Inap, UGD dan Unit Rawat jalan
8. Dokumen Rekam Medis, Form Keselamatan Pasien
Terkait
9. Riwayat Perubahan Dokumen
No Halaman Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
PENGELOLAAN SEDIAAN OBAT
EMERGENCY
No.Dokumen : 054/SPO/KFM/2023
No.Revisi :0
SPO Tanggal Terbit : 02 Februari 2023
Halaman : 1/ 2