Anda di halaman 1dari 26

PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI DAN

BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)


No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 1
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Perencanaan sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan proses
penentuan jumlah dan waktu pengadaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dan
anggaran di klinik.
2. Tujuan 1. Mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan BMHP tepat
waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan di klinik.
2. Menghindari terjadinya keterlambatan penyediaan, kekosongan,
kekurangan sediaan farmasi dan BMHP.
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
di klinik.
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Mencatat sediaan farmasi dan BMHP yang telah habis atau jumlah
LangkahPMK No.34 stok minimum pada buku defecta.
Tahun 2021 tentang 2. Menyusun perkiraan perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan
Standar Pelayanan BMHP dan perkiraan pembelian ke masing-masing distributor sesuai
Kefarmasian di jumlah yang dibutuhkan
Kliniklangkah 3. Penetapan perencanaan pembelian jenis dan jumlah sediaan farmasi
dan BMHP berdasarkan pertimbangan :
a. Item yang terdapat pada formularium klinik
b. Penggunaan obat periode sebelumnya
c. Sisa stok
d. Kejadian kosong obat
e. Harga
4. Melakukan monitoring distributor sediaan farmasi dan BMHP
untuk menjamin keabsahan distributor dan penjaminan bahwa
sediaan farmasi dan BMHP yang diadakan memenuhi persyaratan
mutu.
6. Diagram Alir (Jika
dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 1
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah
direncanakan melalui pembelian secara langsung kepada pedagang besar
farmasi/rekanan.
2. Tujuan 1. Menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan BMHP dengan jenis dan
jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di
klinik
2. Mendapatkan sediaan farmasi dan BMHP dengan harga yang layak,
kualitas yang baik, pengiriman barang yang terjamin dan tepat waktu
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Menuliskan perencanaan pembelian yang telah dibuat pada Surat
LangkahPMK Pesanan (SP) minimal rangkap dua.
No.34 Tahun 2. Surat Pesanan (SP) harus ditandatangani oleh Apoteker
2021 tentang Penanggung Jawab Instalasi Farmasi dilengkapi dengan stempel
Standar klinik, serta dibuat minimal 2 rangkap yaitu rangkap pertama untuk
Pelayanan distributor/PBF dan rangkap kedua untuk arsip instalasi farmasi.
Kefarmasian di Hal ini juga berlaku untuk pengadaan sediaan farmasi yang
Kliniklangkah mengandung prekursor dan obatPMK No.34 Tahun 2021 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinikobat tertentu.
3. Pemesanan sediaan farmasi dan BMHP pada PBF dilakukan 2 kali
dalam sebulan.
4. Rekanan distributor yang dipilih berdasarkan kriteria :
a. legalitas dan kompetensi rekanan
b. kebijakan retur barang bila tidak sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan,
c. harga sediaan famasi dan BMHP,
d. ketepatan pengiriman barang.
5. Sediaan farmasi dan BMHP yang diadakan harus telah memiliki ijin
edar atau nomor registrasi.
6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Penerimaan sediaan famasi dan alat kesehatan merupakan kegiatan untuk
menerima sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah diadakan sesuai
dengan aturan kefarmasian.
2. Tujuan Menjamin ketersediaan sediaan farmasi dan BMHP dengan jenis dan
jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di
klinik
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Memeriksa legalitas faktur mencakup identitas distributor (nama,
LangkahPMK alamat, nomor ijin PBF, nomor NPWP, tanda tangan Apoteker
No.34 Tahun Penanggungjawab) dan identitas apotek pemesan (nama dan
2021 tentang alamat).
Standar 2. Menerima dan memeriksa kesesuaian sediaan farmasi dan BMHP
Pelayanan yang dikirim oleh distributor sesuai spesifikasi pada Surat Pesanan
Kefarmasian di (SP) dan Faktur dengan sediaan famasi dan BMHP yang diterima,
Kliniklangkah meliputi :
a. Nama sediaan farmasi dan BMHP
b. Jumlah sediaan famasi dan BMHP
c. Kualitas barang (kemasan dalam kondisi baik, utuh, tidak
penyok, segel tidak rusak, kebenaran label, dan obat belum
berubah warna)
d. Nomor batch
e. Tanggal kadaluarsa (minimal 2 tahun).
f. Apabila masa kadaluarsa kurang dari 2 tahun untuk sediaan
farmasi yang cepat habis dalam kurun waktu 6 bulan (fast
moving) maka sediaan farmasi tetap diterima. Sedangkan
untuk sediaan farmasi yang tidak cepat habis dalam kurun
waktu 6 bulan (slow moving) maka sediaan farmasi harus
diretur. Pengamatan 6 bulan berdasarkan penggunaan pada 6
bulan sebelumnya.
3. Apabila barang yang diterima telah memenuhi syarat, faktur /
bukti pengiriman barang di tanda tangani oleh apoteker atau
personil yang ditunjuk yang telah memiliki izin serta
dilengkapi nama terang, tanggal penerimaan dan stempel
klinik.
4. Apabila barang yang diterima tidak memenuhi syarat, maka:
a. Menginformasikan kepada distributor apabila terjadi
ketidaksesuaian nama barang, jumlah, tanggal kadaluwarsa
yang dekat dan kondisi barang yang tidak baik.
b. Melakukan perbaikan pada faktur sesuai dengan yang
tertera pada sediaan farmasi dan BMHP jika nomor batch
dan tanggal kadaluarsa tidak sesuai, tanpa harus
menginformasikan pada distributor.
5. Menyimpan barang farmasi di gudang obat
6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Penyimpanan dan penataan sediaan farmasi dan alat kesehatan
merupakan kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada
tempat yang aman dan dapat menjamin mutunya menurut persyaratan
yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Memudahkan pencarian, pemeliharaan, dan pengawasan terhadap
sediaan farmasi dan BMHP.
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Menyimpan sediaan farmasi dan BMHP yang diterima pada rak
LangkahPMK menurut jenis barang dengan pemisahan tempat untuk sediaan
No.34 Tahun padat, setengah padat, cair dan bahan mudah menguap/terbakar.
2021 tentang 2. Mengatur obat berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, sistem
Standar FIFO (First In First Out) dimana barang yang datang lebih dulu
Pelayanan harus dikeluarkan lebih dulu dan sistem FEFO (First Expired First
Kefarmasian di Out) dimana barang yang memiliki waktu kadaluarsa lebih dekat
Kliniklangkah dikeluarkan lebih dahulu.
3. Menyimpan sediaan obat pada kondisi yang sesuai, layak, dan
mampu menjamin mutu dan stabilitasnya.
4. Mengisi kartu stok dengan informasi nama obat, satuan, dan jenis
sediaan obat. Kolom-kolom pada kartu stok diisi: tanggal
penerimaan atau pengeluaran, sumber asal obat atau nomor resep,
jumlah penerimaan, jumlah pengeluaran, sisa stok, dan paraf
petugas yang mengerjakan.
5. Kartu stok diletakkan di dalam wadah/kotak tiap sediaan obat
6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)
YANG TELAH KADALUARSA
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1 Pengertian Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah kadaluarsa
.
merupakan kegiatan mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
telah kadaluarsa.
2 Tujuan Menghindari pemakaian sediaan farmasi yang tidak terjamin mutu,
.
stabilitas, potensi dan keamanannya.
3 Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
.
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4 Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
.
Klinik
5 Prosedur/ 1. Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluarsa secara berkala pada
.
LangkahPMK setiap akhir bulan atau stok opname.
No.34 Tahun 2. Melakukan pencatatan, pelaporan, dan penandaan label berwarna
2021 tentang pada obat yang memiliki waktu kadaluwarsa kurang dari 6 bulan
Standar dan memisahkan obat yang telah kadaluwarsa pada tempat
Pelayanan terpisah dengan diberi label “OBAT KADALUWARSA”
Kefarmasian di 3. Melakukan pemusnahan terhadap obat yang kadaluwarsa setiap
Kliniklangkah tahunnya.
6 Diagram Alir
.
(Jika dibutuhkan)
7 Unit Terkait Instalasi Farmasi
.
PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI YANG
TELAH KADALUARSA
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1 Pengertian Pemusnahan perbekalan farmasi yang telah kadaluarsa merupakan
.
kegiatan memusnakan perbekalan farmasi yang telah kadaluarsa.
2 Tujuan Melakukan pengawasan pemusnahan sediaan farmasi.
.
3 Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
.
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4 Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
.
Klinik
5 Prosedur/ 1. Melaksanakan inventarisasi terhadap sediaan farmasi yang akan
.
LangkahPMK dimusnahkan.
No.34 Tahun 2. Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan berita acara
2021 tentang pemusnahan).
Standar 3. Mengkoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan
Pelayanan kepada pihak terkait, yaitu Apoteker, penanggung jawab klinik dan
Kefarmasian di salah satu dari tenaga kesehatan sebagai saksi.
Kliniklangkah 4. Menyiapkan tempat pemusnahan.
5. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
sediaan.
6. Membuat laporan pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan,
sekurang-kurangnya memuat :
a. Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi .
b. Nama dan jumlah sediaan farmasi.
c. Nama Apoteker pelaksana pemusnahan sediaan farmasi.
d. Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan sediaan farmasi.
e. Menentukan cara pemusnahan, ada 2 cara yaitu bakar atau
tanam.
7. Laporan pemusnahan sediaan farmasi ditandangani oleh Apoteker
dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan (berita acara terlampir).
6 Diagram Alir
.
(Jika dibutuhkan)
7 Unit Terkait Instalasi Farmasi
.
PEMUSNAHAN SEDIAAN FARMASI YANG
MENGANDUNG PREKURSOR DAN OBAT-
OBAT TERTENTU
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1 Pengertian Pemusnahan sediaan farmasi telah yang mengandung prekursor dan
.
obat-obat tertentu merupakan kegiatan memusnakan obat golongan
tersebut dengan ketentuan yang berlaku.
2 Tujuan Melakukan pengawasan pemusnahan sediaan farmasi yang mengandung
.
prekursor dan obat-obat tertentu.
3 Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
.
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4 Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
.
Klinik
5 Prosedur/ 1. Melaksanakan inventarisasi terhadap sediaan farmasi dengan
.
LangkahPMK kandungan prekursor dan obat-obat tertentu yang akan dimusnahkan.
No.34 Tahun 2. Menyiapkan administrasi (berupa laporan dan berita acara
2021 tentang pemusnahan).
Standar 3. Menetapkan jadwal, metode dan tempat pemusnahan.
Pelayanan 4. Tata cara pemusnahan :
Kefarmasian di a. Menyampaikan surat pemberitahuan dan permohonan saksi
Kliniklangkah kepada Dinas Kesehatan Kota dan/atau Balai Pengawas Obat dan
Makanan setempat.
b. Sediaan farmasi yang mengandung prekursor farmasi dan obat-
obat tertentu dalam bentuk obat jadi harus dilakukan pemastian
kebenaran secara organoleptis oleh saksi sebelum dilakukan
pemusnahan.
c. Pemusnahan disaksikan oleh petugas yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan,
Dinas Kesehatan Provinsi, Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan
Makanan setempat, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Pemusnahan sediaan farmasi yang mengandung prekursor farmasi
dan obat-obat tertentu dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu diserahkan
kepada Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe. Penyerahan tersebut
wajib disaksikan oleh pemilik sediaan farmasi yang mengandung
prekursor farmasi dan obat-obat tertentu dansaksi.
6. Membuat laporan pemusnahan sediaan farmasi yang mengandung
prekursor farmasi dan obat-obat tertentu, sekurang-kurangnya
memuat :
a. Waktu dan tempat pelaksanaan.
b. Nama dan jumlah sediaan farmasi yang mengandung prekursor
farmasi dan obat-obat tertentu
c. Nama petugas / pihak ketiga dalam pelaksanaan pemusnahan
d. Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan
7. Membuat berita acara pemusnahan sediaan farmasi yang
mengandung prekursor farmasi dan obat-obat tertentu. Berita Acara
Pemusnahan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan tembusannya
disampaikan kepada Direktur Jenderal dan Kepala Badan/Kepala
Balai.
6 Diagram Alir
.
(Jika dibutuhkan)
7 Unit Terkait Instalasi Farmasi
.
Lampiran

BERITA ACARA PEMUSNAHAN OBAT

Pada hari ............ tanggal .... bulan ........ tahun.............sesuai dengan Surat Keptusuan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : PMK 34PMK No.34 Tahun 2021
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik2021 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Klinik, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Apoteker :
No. SIPA :
Nama Klinik :
Alamat Klinik :
Dengan disaksikan oleh :
Nama :
Jabatan :

Nama :
Jabatan :

Telah melakukan pemusnahan obat sebagaimana tercantum dalam daftar terlampir.

Tempat dilakukan pemusnahan :


Cara pemusnahan : bakar/tanam (*coret yang tidak perlu)

Demikianlah berita acara ini kami buat dengan sesungguhnya dengan penuh tanggung
jawab.

Lhokseumawe,
SaksiPMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Kliniksaksi Yang
membuat berita acara

1. ( )

2. ( ) ( )

No. SIPA : ( )
Lampiran

DAFTAR OBAT YANG DIMUSNAHKAN

No. Urut Nama Jumlah Alasan Pemusnahan

DAFTAR OBAT PREKURSOR YANG DIMUSNAHKAN

No. Urut Nama Jumlah Alasan Pemusnahan

DAFTAR OBAT-OBAT TERTENTU YANG DIMUSNAHKAN

No. Urut Nama Jumlah Alasan Pemusnahan

Lhokseumawe,
Saksi-saksi
Yang membuat berita acara,
1. ( )

2. ( ) ( )
No. SIPA :
PEMUSNAHAN RESEP
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1 Pengertian Pemusnahan resep merupakan kegiatan untuk memusnahkan resep
.
pasien yang telah disimpan selama 3 (tiga) tahun atau lebih.
2 Tujuan Melaksanakan kegiatan pemusnahan resep yang telah disimpan 3 (tiga)
.
tahun atau lebih.
3 Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
.
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4 Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
.
Klinik
5 Prosedur/ 1. Menyiapkan administrasi berupa laporan dan berita acara
.
LangkahPMK pemusnahan resep.
No.34 Tahun 2. Menetapkan jadwal, metode dan tempat pemusnahan
2021 tentang 3. Menyiapkan tempat pemusnahan.
Standar 4. Tata cara pemusnahan yaitu menimbang resep dan dihancurkan
Pelayanan dengan cara dikubur atau dibakar.
Kefarmasian di 5. Membuat laporan pemusnahan resep yang sekurang-kurangnya
Kliniklangkah memuat :
a. Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan resep
b. Berat resep yang dimusnahkan
c. Nama apoteker pelaksana pemusnahan resep
d. Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan resep
6. Membuat Berita Acara pemusnahan (format terlampir) yang
ditandatangani oleh apoteker dan saksi pelaksanaan pemusnahan
resep.
6 Diagram Alir
.
(Jika dibutuhkan)
7 Unit Terkait Instalasi Farmasi
.
Lampiran

BERITA ACARA PEMUSNAHAN RESEP

Pada hari ............ tanggal .... bulan ........ tahun......sesuai dengan Surat Keptusuan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia nomor : PMK 34PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Apoteker :
No. SIPA :
Nama Klinik :
Alamat Klinik :
Dengan disaksikan oleh :
1. Nama :
Jabatan :

2. Nama :
Jabatan :

Telah melakukan pemusnahan resep pada apotek kami, yang telah melewati batas waktu penyimpanan
selama 3 (tiga) tahun, yaitu :

Resep dari tanggal.............sampai dengan tanggal.............seberat.......kg.

Demikianlah berita acara ini kami buat dengan sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.

Lhokseumawe,
SaksiPMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Kliniksaksi Yang membuat berita
acara

1. ( )

2. ( ) ( )

No. SIPA : ( )
PELAYANAN RESEP
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien
sesuai peraturan yang berlaku. Pelayanan resep merupakan pendekatan
profesional yang bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan
sediaan farmasi oleh pasien sesuai indikasi efektif aman dan terjangkau
oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
2. Tujuan Melaksanakan kegiatan pelayanan resep dan pengawasan terhadap
pelayanan sediaan farmasi dengan Resep dokter
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Menerima resep di Instalasi Farmasi
LangkahPMK 2. Melakukan skrining resep oleh Apoteker berupa:
No.34 Tahun a. kelengkapan resep minimal tercantum nama dokter, tanggal resep,
2021 tentang paraf dokter, nama pasien, usia pasien dan alamat pasien.
Standar b. memeriksa kesesuaian secara farmasetik berupa: bentuk dan
Pelayanan kekuatan sediaan, stabilitas, dan kompatibilitas (ketercampuran
Kefarmasian di obat) dalam racikan.
Kliniklangkah c. memeriksa kesesuaian klinis berupa: ketepatan indikasi dan dosis
obat, tepat aturan, cara, dan lama penggunaan obat, duplikasi
dan/atau polifarmasi, reaksi obat yang tidak diinginkan,
kontraindikasi, dan interaksi obat.
3. Bila apoteker tidak ada di tempat skrining resep dilakukan dengan
cara:
a. dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang telah didelegasikan
b. atau resep difoto kemudian dikomunikasikan ke apoteker melalui
media Whatsapp atau media komunikasi lainnya.
4. Apabila resep sesuai maka dilanjutkan dengan mengecek
ketersediaan obat dan menyiapkannya.
5. Apabila ditemukan ketidaksesuaian pada resep dan/atau ada obat
yang tidak tersedia, maka dilakukan konfirmasi pada penulis resep
serta memberikan alternatif obat yang dapat digunakan.
6. Penyiapan sediaan farmasi :
a. Mengambil obat sesuai resep pada tempat penyimpanannya.
b. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan
mengembalikan ketempat semula (untuk tablet dalam pot obat).
c. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok.
d. Melakukan peracikan jika resep racikan dan memisahkan
antibiotik dengan obat racikan lainnya.
e. Menyiapkan etiket dengan informasi: tanggal pembuatan resep,
nomor resep, nama pasien, aturan penggunaan, dan waktu
penggunaan.
f. Etiket putih untuk sediaan oral dan etiket biru untuk sediaan
topikal (krim/salep)
7. Penyerahan sediaan farmasi:
a. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
(kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).
b. Memanggil nama pasien dan mengkonfirmasi ketepatan pasien
dengan usia dan/atau alamat pasien.
c. Menyerahkan obat disertai dengan pemberian informasi terkait
obat tersebut.
d. Meminta pasien untuk mengulang informasi yang telah
disampaikan.
e. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika ada
pertanyaan terkait obat yang didapatkan.
f. Menyimpan resep pada tempatnya dan dokumentasi.
6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
PENYIAPAN OBAT RACIKAN
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Penyiapan obat racikan adalah kegiatan menyiapkan obat yang perlu
diracik sesuai permintaan dokter pada resep.
2. Tujuan Melaksanakan kegiatan pelayanan resep dan pengawasan terhadap
penyiapan obat puyer.
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Memastikan bahwa semua obat bisa diracik (digerus)
LangkahPMK 2. Untuk obat-obat yang tidak bisa digerus (obat lepas lambat dan
No.34 Tahun obat salut) dilakukan konfirmasi pada dokter penulis resep.
2021 tentang 3. Menyiapkan obat-obat yang akan diracik berdasarkan resep yang
Standar diterima.
Pelayanan 4. Menulis etiket meliputi nomor resep, tanggal, nama pasien dan
Kefarmasian di aturan penggunaan obat.
Kliniklangkah 5. Memastikan mortir dan stamper dalam keadaan bersih sebelum
digunakan.
6. Obat-obat yang akan diracik dikeluarkan dari kemasannya,
kemudian digerus sesuai dengan prosedur yang baik sampai halus
dan homogen.
7. Membagi serbuk-serbuk tersebut sama banyak sesuai dengan
jumlah puyer yang akan dibuat.
8. Mengemas puyer dengan menggunakan kertas puyer
9. Menghitung kembali jumlah puyer yang dibuat berdasarkan resep
dan memasukkan puyer pada plastik klip yang sudah diberi etiket.
6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi

PENYIAPAN BENTUK SEDIAAN SIRUP


KERING
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Penyiapan bentuk sediaan sirup kering merupakan kegiatan menyiapkan
obat dalam bentuk sediaan sirup kering hingga sirup siap diminum oleh
pasien.
2. Tujuan Melaksanakan kegiatan pelayanan resep dan pengawasan terhadap
penyiapan sediaan sirup kering.
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Menyiapkan sirup kering sesuai permintaan yang tertulis pada resep.
LangkahPMK 2. Mencatat pengeluaran obat pada kartu stok.
No.34 Tahun 3. Memanggil pasien atau keluarga pasien dan menanyakan apakah
2021 tentang bersedia melarutkan sediaan sirup kering sendiri atau dibantu oleh
Standar apoteker/tenaga teknis kefarmasian.
Pelayanan 4. Apabila pasien bersedia melarutkan sendiri sediaan sirup kering
Kefarmasian di tersebut, maka pada saat penyerahan obat disertakan informasi
Kliniklangkah bahwa terdapat sediaan sirup kering dan berapa banyak air layak
minum yang harus ditambahkan untuk melarutkan sediaan sirup
kering tersebut serta cara melarutkannnya.
5. Apabila pasien meminta bantuan apoteker/tenaga kesehatan untuk
melarutkannya, maka sediaan sirup kering dilarutkan dengan air
layak minum sesuai dengan takaran yang diperlukan, campuran
dikocok hingga homogen.
6. Menyiapkan etiket berwarna putih dan label “Kocok Dahulu”.
7. Menuliskan nomor resep, tanggal resep, nama pasien, cara
pemakaian sesuai yang tertulis pada resep serta petunjuk dan
informasi lain.
6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
PELAYANAN INFORMASI OBAT
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Pelayanan informasi obat adalah kegiatan pemberian informasi obat pada
pasien.
2. Tujuan Melaksanaan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias, faktual,
terkini, mudah dimengerti, etis dan bijaksana.
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep pasien atau
LangkahPMK kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis.
No.34 Tahun 2. Melakukan penelusuran literatur bila diperlukan, secara sistematis
2021 tentang untuk memberikan informasi.
Standar 3. Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti,
Pelayanan tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis.
Kefarmasian di 4. Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien :
Kliniklangkah a. jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat
b. cara (diminum, dikunyah, dioleskan,dll) , waktu (pagi atau
malam, sebelum atau sesudah makan, dll), takaran ( 1 sendok
makan, 1 tablet, dll), frekuensi ( 2 kali sehari per 12 jam, antibiotik
dihabiskan selama seminggu, dll) dalam mengkonsumsi/memakai
obat
c. peringatan atau efek samping obat
d. cara mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat
e. tata cara penyimpanan obat (sediaan farmasi/alkes)
f. pentingnya kepatuhan penggunaan obat
5. Jika perlu, menyediakan informasi aktif (brosur, leaflet dll)
6. Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
KONSELING OBAT
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Konseling obat merupakan kegiatan memberikan penjelasan kepada
pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan obat atau proses
pengobatan.
2. Tujuan Melakukan kegiatan konseling pasien dengan resep, sesuai dengan
kondisi pasien.
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Membuka komunikasi dengan pasien/keluarga pasien
LangkahPMK 2. Menanyakan 3 pertanyaan kunci menyangkut obat yang dikatakan
No.34 Tahun oleh dokter kepada pasien dengan metode open ended question.
2021 tentang 3. Untuk resep baru dapat dengan 3 prime question yaitu:
Standar a. Apa yang telah dokter katakan mengenai obat ini?
Pelayanan b. Bagaimana dokter menjelaskan tentang cara pemakaian obat?
Kefarmasian di c. Apa hasil yang diharapkan dokter dari pengobatan ini?
Kliniklangkah 2. Untuk resep ulang :
a. Apa gejala atau keluhan yang dirasakan pasien?
b. Bagaimana cara memakai obat yang sebelumnya?
c. Apakah ada keluhan selama penggunaan obat yang
sebelumnya?
3. Melakukan verifikasi akhir meliputi :
a. Mengecek pemahaman pasien
b. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan cara penggunaan obat untuk
mengoptimalkan pengobatan
4. Melakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada kartu
pengobatan
6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi
PENGELOLAAN OBAT YANG PERLU
PERHATIAN KHUSUS
(HIGH ALERT MEDICATION)
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 01/08/2023
Halaman : 1 dari 2
KLINIK OLASVI dr. Aisyah Ramadan
Sip:503/045
1. Pengertian Pengelolaan obat yang perlu perhatian khusus (high alert medication)
adalah kegiatan mengelola obat high alert dengan ketentuan berlaku
2. Tujuan 1. Mencegah kesalahan dalam pemberiaan obat
2. Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap obat yang bersifat high
alert
3. Kebijakan Keputusan Penanggung Jawab Klinik Olasvi No. /OLV/VIII/2023
tentang Pengelolaan Obat, Manajemen Lingkungan dan Prasarana,
Manajemen Peralatan, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Klinik
Olasvi.
4. Referensi PMK No.34 Tahun 2021 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Klinik
5. Prosedur/ 1. Membuat daftar obat-obat yang perlu kewaspadaan khusus
LangkahPMK 2. Memberi label yang jelas pada obat-obat yang harus diwaspadai,
No.34 Tahun yaitu:
2021 tentang a. stiker warna merah dengan tulisan high alert untuk obat resiko
Standar tinggi
Pelayanan b. stiker hijau dengan tulisan LASA untuk obat dengan nama,
Kefarmasian di kemasan, label, yang tampak/kelihatan sama (look alike) atau
Kliniklangkah bunyi ucapan sama (sound alike).
3. Menyimpanan obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip
(LASA) tidak boleh berdekatan (diberi jarak 2 kotak atar LASA
setipe)

6. Diagram Alir
(Jika dibutuhkan)
7. Unit Terkait Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai