INSTALASI FARMASI
2019
1
TUGAS DAN FUNGSI TENAGA TEKNIK FARMASI DAN PROFESI APOTEKER
2019
Berdasarkan permenkes RI no.24 tahun 2014 tentang rumah sakit kelas D pratama adalah
rumah sakit umum yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) untuk peningkatan
akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan perorangan yang
memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, serta pelayanan penunjang lainnya.
Pelayanan farmasi sebagaimana dimaksud dalam permenkes RI no.24 tahun 2014 pasal 4
ayat 6 tentang rumah sakit kelas D pratama diselenggarakan dalam rangka memenuhi ketersedian
obat untuk kebutuhan pelayanan kesehatan meliputi penyediaan, pengelolahan dan pendistribusian
sediaan farmasi, perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan habis pakai dan pelayanan farmasi klinik.
Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi
tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian berdasarkan permenkes RI
no.58 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Pada pasal 3 ayat 2
menerangkan bahwa pengelolaan pengelolahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai meliputi pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi. Sedangkan pada pasal 3
ayat 3 pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat
penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite, pemantauan
terapi obat (PTO), monitoring efek samping obat (MESO), evaluasi penggunaan obat (EPO),
dispensing sediaan steril, dan pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD).
Berikut standar pelayanan kefarmasian untuk Apoteker dan tenaga teknik farmasi Instalasi
Farmasi RSUD Pratama Makarti Jaya.
A. PENGELOLAHAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
Pengelolahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus melalui sistem
satu pintu. Sistem satu pintu adalah satu kebijakan kefarmasian yang bertujuan untuk
mengutamakan kepentingan pasien melalui Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
1. Penyediaan
Uraian :
a) Menyusun formularium dalam rangka menetukan perbekalan farmasi yang benar-benar
diperlukan sesuai dengan jumlah pasien / kunjungan dan pola penyakit dirumah sakit.
2
b) Menentukan perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi sesuai dengan metode yang
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
c) Dilaporkan dalam bentuk LPLPO setiap dua bulan sekali dibawa ke dinas kesehatan
Banyuasin.
2. Pengelolahan
Uraian :
a) Menentukan pemilihan penyalur bahan obat, obat dan alat kesehatan yang sesuai dengan
formularium dan kriteria yang berlaku di rumah sakit.
b) Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan kekurangan /
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan.
c) Dengan cara melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving);
melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dlm waktu tiga bulan berturut –
turut (death stock); stock opname yang dilakukan secara berkala.
4. Perbekalan farmasi
Uraian:
a) Membuat pelaporan perbulannya
b) Mengecek dan menjamin perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi
mutu, jumlah maupun waktu kedatangan pada lembar SBBK.
c) Membuat serah terima dalam bentuk apapun untuk pencatatan dan riwayat penerimaan
perbekalan kefarmasian atau dalam bentuk laporan.
5. Penyimpanan
Uraian:
a) Menyediakan ruangan yang sesuai untuk penyimpanan perbekalan kefarmasian
b) Mengatur tata ruang untuk memberikan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan,
pencarian dan pengawasan perbekalan kefarmasian
c) Menyiapkan tempat khusus untuk beberapa perbekalan kefarmasian yang memiliki
peraturan penyimpanan khusus
d) Menyiapkan faktor-faktor yang sesuai aturan penyimpanan perbekalan kefarmasian
seperti sirkulasi udara, suhu dan pallet.
e) Menyusun perbekalan kefarmasian menurut sediaan, FIFO dan FEFO, abjad dan aturan
lain yang akan disesuaikan dengan keadaan ruangan.
3
6. Pelaporan
Uraian:
a) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk setiap laporan yang akan dibuat
b) Membuat kartu stok untuk mengendalikan item-item masuk-keluar dan mendapatkan
data dari pencatatan dari kartu stok tersebut.
c) Membuat LPLPO sesuai dengan data yang diperoleh dari resep dan permintaan
perbekalan kefarmasian
d) Membuat laporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika
e) Merekapitulasi data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi
f) Melakukan stock opname obat / alkes pada bagian yang telah ditentukan setiap bulan
pada tanggal yang telah ditetapkan dalam rangka mengidentifikasi pengendalian stok dan
mutu obat.
4
4. Konseling
Bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi dengan mengidentifikasi tingkat pemahaman
pasien tentang penggunaan obat melalui three prime questions, menggali informasi lebih
lanjut untuk mengeksplorasi masalah penggunaan obat, melakukan verifikasi dengan
mengecek pemahaman pasien dan dokumentasi.
5. Visite
Merupakan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan Apoteker secara mandiri atau
bersama tim kesehatan yang lain.