Anda di halaman 1dari 16

apt.Ritha Widyapratiwi, S.Si., MARS.

Farmasi Klinik dan Rumah Sakit (M)


Pendahuluan

 Penyimpanan

Adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara


menempatkan perbekalan farmasi menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilaii
aman dari pencurian serta gangguan fisik dapat merusak mutu obat.A
Tujuan Penyimpanan adalah

 Memelihara mutu sediaan farmasi.


 Menghindari pengunaan yang tidak bertanggung jawab.
 Menjaga ketersediaan.
 Memudahkan pencarian dan pengawasan

Penyimpanan harus dapat menjamin kulitas keamanan sediaan farmasi, alat


kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan persyaratan
kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan
stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembapan, ventilasi, dan
pengolongan jenis sedian farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai.
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:

 Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label yang
secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal
kadaluarsa dan peringatam khusus.
 Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk kebutahan
klinis yang penting.
 Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien dilengkapi
dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati.
 Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dibawa oleh
pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.
 Tempat penyimpanan obat tidak digunakan untuk penyimpanan barang lainnya
menyebabkan kontaminasi. (2)
Instalasi farmasi harus dapat memastikan bahwa obat disimpan secara benar dan
diinspeksi secara periodik.
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habs Pakai
Yang harus tersimpan terpisah
1. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruangan tahan api dan
yaitu
diberi tanda khusus bahan berbahaya.

2. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat dan diberi


penandaan untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis.
Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas medis
yang ada isinya. Penyimpanan tabung gas medis diruangan harus
menggunakan tutup demi keselamatan. (2)
Metode
penyimpanan

Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk


sediaan, dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired
First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi
manajemen.
LASA
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai yang
penampilan dan penamaan yang mirip (LASA)
Look Alike Sound Alike)
tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk
mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat. Rumah sakit harus
dapat menyediakan lokasi penyimpanan obat emergensi suntik kondisi
kegawat daruratan. Tempat penyimpanan harus
mudah diakses dan terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian
Pengelolaan obat emergensi

1 Jumlah dan jenis obat sesuai dengandaftar obat emergensi


yang telah ditetapkan.
2. Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk
kebutuhan lain.
3. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera
diganti.
4. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluarsa, dan
5. Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain
Peredaran penyimpanan serta pemusnahan obat
narkotika, psikotropika dan perkusor farmasi

pasal 25 yaitu tempat penyimpanan Narkotika,


Psikotropika dan Prekusor Farmasi dapat
berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus.

Lemari khusus sebagaimana yang dimaksud dalam


pasal 25 ayar 1 harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Terbuat dari bahan yang kuat.
2. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2
(dua) buah kunci yang berbeda.
3. Mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci
yang berbeda.
4. Kunci ruang khusus dikuasai oleh apoteker
penangung jawab atau apoteker yang ditunjuk dan
pegawai lain yang dikuasakan.
5. Kunci lemari khusus dikuasai oleh apoteker
penangung jawab atau apoteker yang ditunjuk dan
pegawai lain yang dikuasakan
Pendistribusian

Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatang dalam


rangka menyalurkan atau menyerahkan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan atau pasien
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan
ketepatan waktu.
Suatu sistem distribusi obat yang efisien dan efekt
if
sangat tergantung pada desain sistem dan
pengelolaan yang baik.
Suatu sistem distribusi obat yang di
desain dan di kelola dengan baik harus dapat
mencapai berbagai hal sebagai berikut :

- Ketersediaan obat tetap terpelihara


- Mutu dan kondisi sediaan obat tetap stabil dalam seluruh proses distribusi
- Kesalahan obat minimal dan keamanannya maksimum pada penderita
- Obat yang rusak dan kadaluarsa sangat minimal
- Efisiensi dalam penggunaan sumber terutama personel
- Meminimalkan pencurian, kehilangan, pemborosan, dan penyalah
gunaan obat
- Terjadinya interaksi antara dokter-apoteker-perawat-penderita
- Harga terkendali
- Meningkatnya penggunaan obat yang rasional
Berdasarkan distribusi obat untuk pasien rawat
inap, ada empat sistem yang digunakan yaitu :

1. Sistem floor stock lengkap (


2. Sistem resep individu atau permintaan lengkap
3. Sistem distribusi obat dosis unit (UDDD/Unit Dose Drug Distribution)
4. Sistem kombinasi resep individu, floor stock lengkap dan distribusi
obat dosis unit.

Berdasarkan ada atau tidaknya satelit farmasi, sistem


distribusi obat dibagi menjadi dua sistem, yaitu :
1. Sistem pelayanan terpusat (sentralisasi)
2. Sistem pelayanan terbagi (desentralisasi)
Sistem distribusi
dapat dilakukan dengan cara

Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)


A. Pendistribusian sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai untuk
persediaan di ruang rawat disiapkan dan
dikelola oleh instalasi farmasi.
B. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang disimpan di ruang rawat
harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan.
C. Dalam kondisi sementara dimana tidak ada
petugas farmasi yang mengelola (di atas jam
kerja) maka pendistribusian dilegasikan kepada
penangung jawab ruangan. D. Setiap hari dilakukan serah terima kembali
pengelolaan obat floor stock kepada petugas
farmasi dari penangung jawab ruangan.
Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan
dan kemungkinan interaksi obat pada setiap jenis
obat yang disediakan di floor stock.
Sistem resep individual/permintaan lengkap

Sistem distribusi obat resep individual adalah sistem


pengelolaan dan distribusi obat oleh IFRS sentral

sesuai dengan yang tertulis pada resep yang ditulis dokter untuk
setiap penderita. Dalam sistem ini, semua
obat yang diperlukan untuk pengobatan di dispensing dari IFRS.
Resep asli dikirim ke IFRS oleh perawat,
kemudian resep itu diproses sesuai
dengan cara dispensing yang baik dan obat siap untuk didistribu
sikan
kepada pasien.
Sistem Distribusi Obat Dosis Unit/Unit Dose Drug Distribution (UDDD)

Obat dosis unit adalah obat yang disorder oleh dokter untuk pen
derita, terdiri atas satu atau
beberapa jenis obat yang masing-masing
dalam kemasan dosis unit tunggal dalam jumlah persediaan yang
cukup untuk suatu waktu tertentu.

Sistem ini memerlukan biaya awal yang besar, akan


tetapi keterlibatan perawat dalam menyiapkan
obat tidak begitu tinggi, selain itu mengurangi
kemungkinan adanya kesalahan obat.

Anda mungkin juga menyukai