Anda di halaman 1dari 16

Evaluasi Penggunaan Obat

Ani Anggriani., Msi., Apt

Program evaluasi penggunaan obat


(EPO) di rumah sakit adalah suatu
proses jaminan mutu yang terstruktur,
dilaksanakan terus-menerus, dan
diotorisasi rumah sakit, ditujukan untuk
memastikan bahwa obat-obatan
digunakan dengan tepat, aman, dan
efektif

Unsur dasar EPO adalah sebagai berikut:


Kriteria / standar penggunaan obat
Mengidentifikasi masalah penting
Menetapkan prioritas untuk menginvestigasi dan solusi
masalah
Mengkaji secara objektif, penyebab dan lingkup
masalah dengan menggunakan kriteria yang absah
secara klinik
Solusi masalah
Menyanangkan dan menerapkan tindakan untuk
memperbaiki atau meniadakan masalah
Memantau solusi masalah dan keefektifannya
Mendokumentasi serta melaporkan secara terjadwal
temuan, rekomendasi, tindakan yang diambil, dan
hasilnya. Tindakan yang diambil dapat berupa
pengaturan atau edukasi yang cocok dengan keadaan
dan kebijakan rumah sakit.

Tahapan Pelaksanaan EPO

Membentuk tim EPO dan menunjuk penanggung


jawab.
Mengkaji data pola penggunan obat menyeluruh
(secara kuantitatif).
Mengidentifikasi obat dan golongan obat tertentu
untuk dipantau dan dievaluasi.
Mengembangkan kriteria penggunaan obat
(KPO).
Mengumpulkan dan mengorganisasikan data.
Mengevaluasi penggunaan obat dengan
mengacu pada KPO.
Mengambil tindakan untuk solusi masalah atau
menyempurnakan penggunaan obat

Persyaratan Obat Untuk


Di Lakukan EPO

Didasarkan pada pengalaman klinik, diketahui atau dicurigai


bahwa obat menyebabkan ROM atau berinteraksi dengan obat
lain dalam suatu cara yang menimbulkan suatu resiko kesehatan
yang signifikan
Obat digunakan menimbulkan berbagai reaksi, disebabkan umur,
ketidakmampuan, atau karakteristik metabolik yang unik
Obat telah ditetapkan melalui program pengendalian infeksi
rumah sakit atau kegiatan mutu lain, untuk memantau dan
mengevaluasi
Obat paling efektif bila digunakan pada suatu cara khusus
Obat kemungkinan besar toksik atau menyebabkan
ketidaknyamanan pada dosis terapi normal
Obat yang paling mungkin berbahaya pada pasien jika salah
penggunaan
Obat adalah salah satu yang paling sering ditulis atau mahal.

Desain EPO

Retrospektif
Obat yang telah di gunakan untuk penderita di pelajari dan di
nilai tepat atau tidak terhadap kriteria penggunaan obat. Metode
retrospektif mudah dan praktis di laksanakan.
Konkuren
Metode konkuren akan memberikan kesempatan untuk tindakan
perbaikan karena penderita masih ada di rumah sakit tetapi
pelaksanaan lebih rumit di bandingkan metode retrospektif
karena kesalahan yang terjadi harus dibicarakan dengan dokter.
Prospektif
Dilakukan dengan membuat kriteria penggunaan obat. Metode ini
memberikan pendidikan yang baik bagi apoteker, tetapi
pelaksanaannya harus baik agar tidak terjadi konfrontasi dengan
dokter. Prakteknya apoteker harus mempelajari order obat pada
saat penderita menerima resep, jika terjadi masalah maka obat
tidak di tetapkan sampai masalah tersebut didiskusikan dengan
dokter

Sasaran EPO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengadakan pengkajian penggunaan obat yang


efisien dan terus menerus.
Meningkatkan pengembangan standar penggunaan
terapi obat.
Mengidentifikasi bidang yang perlu untuk materi
edukasi berkelanjutan.
Meningkatkan kemitraan antar pribadi propesional
pelayan kesehatan.
Menyempurnakan pelayanan penderita yang
diberikan.
Mengurangi resiko tuntutan hukum pada rumah
sakit.
Mengurangi biaya rumah sakit dan perawatan
penderita sebagai akibat dosis yang akurat, efek
samping yang lebih sedikit, dan waktu hospitalisasi
yang lebih singkat

Penetapa Kriteria
Penggunaan Obat
1.

2.

Kriteria harus objektif (eksplisit) drpd


subjektif (implisit). Kriteria yg objektif
akan membantu untuk memastikan
konsistensi (kemantapan/kesamaan),
apabila berbagai individu yg berbeda
mengevaluasi terapi obat.
Kriteria penggunaan obat harus relevan
dan merefleksikan standar praktik
medik, dan pengalaman staf medik di
rumah sakit itu

Kreteria penggunaan obat absah secara


klinik. Pengembangan kriteria dapat
dimulai dgn mengutip dari pustaka
mutakhir
4. Kreteria penggunaan obat harus
berbasis pustaka mutakhir
5. Kriteria penggunaan obat harus dapat
diukur
6. Spesifik, lengkap, dan menghasilkan
hasil yg dapat dipercaya serta
reprodusible
3.

Data terapi obat secara rutin tersedia untuk


pengkajian dalam rumah sakit. Misalnya :
1.
Rekaman Medik a/ sumber data paling
umum yg digunakan utk pengumpulan
informasi
2. Jenis lain sumber data mencakup ;
a) Pemintaan obat nonformularium
b) Formulir order obat khusus atau
c) Formulir order golongan obat tertentu
d) Laporan laboratorium
e) Rekaman pemberitahuan obat
f) Laporan ROM
g) Laporan peristiwa

Tanggung jawab apoteker


dalam program EPO
i.

ii.

iii.

Bekerjasama dengan staf medis dan dgn


yg lain, nmengadakan koordinasi harian
program EPO
Menyediakan data kuantitatif penggunaan
obat untuk menetapkan obat yg akan
dievaluasi (data konsumtif terakhir)
Menyiapkan konsep kriteria penggunaan
obat/standar dgn bekerjasama dgn staf
medik dan lain lain untuk disetujui oleh
tim EPO, PFT dan ketua komite medik.

iv.

v.

Mengumpulkan data penggunaan obat


yg akan dievaluasi dan mengkaji order
obat, profil pengobatan pasien (P3),
terhadap kriteria penggunaan obat yg
telah ditetapkan
Menginterpretasikan dan melaporkan
temuan evaluasi kepada Tim EPO, dan
memformulasi rekomendasi tindakan
perbaikan yg akan diusulkan Tim EPO,
ke pemimpin rumah sakit

vi.

vii.

Berpartisipasi dlm program tindakan


perbaikan, misalnya dlm edukasi utk
memperbaiki temuan evaluasi
Memantau keefektifan tindakan
perbaikan dan membuat laporan
tertulis tentang hasil pemantauan
tersebut

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai