Anda di halaman 1dari 3

I.

MACAM - MACAM EBM


Terdapat beberapa istilah yang sering digunakan dalam EBM, antaralain:
1. Evidence Based Diagnose, merupakan EBM yang biasa digunakan oleh dokter sebagai
komponen dalam menegakkan diagnosa
2. Evidence Based Nursing, merupakan EBM yang biasa digunakan oleh perawat dalam
menjalankan Nursing Care
3. Evidence Based Pharmacotherapy, merupakan EBM yang digunakan oleh farmasis
dalam terapi.

Penggunaan EBM dibidang faramsi diharapkan dapat memberikan pengobatan yang rasional dan
sesuai dengan outcome klinis yang diharapkan. Selain itu, kebutuhan EBM menjadi sangat
diperlukan untuk seorang farmasis untuk meyakinkan kepada dokter bahwa rekomendasi yang
diberikan merupakan hal yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan terapi

Dalam sistem pelayanan kesehatan pada konteks farmasi klinik, farmasis adalah
ahli pengobatan dalam terapi. Mereka bertugas melakukan evalusi pengobatan dan
memberikan rekomendasi pengobatan, baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan
lain. Farmasis merupakan sumber utama informasi ilmiah terkait dengan penggunaan
obat yang aman, tepat dan cost effective.

II. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN EBM


a. Identifikasi masalah
Masalah klinis apa yang dimiliki pasien kita, Pertanyaan yang dikemukakan oleh
pasien kita sehubungan dengan perawatan penyakitnya
b. Membuat formulasi pertanyaan
Masalah dari pasien seperti tersebut no 1 kemudian dibuat pertanyaan dengan
menggunakan PICO Question (Pasien, Intergrasion , Comparison, Outcome )
c. Pilih Sumber yang tepat
Mulailah melakukan pencarian sumber journal melalui internet untuk menjawab
pertanyan tersebut. satu sumber database yang efisien untuk mencapai tujuan itu
adalah PubMed Clinical Queries.
Sumber bukti klinis dapat dibagi menjadi dua katagori : sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber bukti primer adalah bukti dari riset asli. Sumber sekunder adalah bukti dari ringkasan
atau sintesis dari sejumlah riset asli. Haynes (2005) mengembangkan model hirarki organisasi
pelayanan informasiklinis yang disebut “4S”

d. Telaah dan Evaluasi


Evaluasi apakah journal yang kita peroleh cukup valid , telaah kritis terhadap literatur
yang didapatkan untuk menilai validitas (mendekati kebenaran), pentingnya hasil
penelitian itu serta kemungkinan penerapannya pada pasien
e. Integrasikan bukti
Setelah mendapatkan hasil telaah kritis, integrasikan bukti tersebut dengan
kemampuan klinis dan preferensi pasien yang seharusnya mendapatkan probabilitas
pemecahan masalah pelayanan pasien yang lebih baik. Aplikasikan temuan
berdasarkan bukti ilmiah tersebut ke pasien dengan mempertimbangkan kepentingan
atau kebutuhan pasien dan kemampuan klinis dokter.
f. Evaluasi
Evaluasi proses penatalaksanaan penyakit / masalah pasien , Apakah berhasil atau
masih memerlukan tindakan lain.

Anda mungkin juga menyukai