Ketika menjalani kegiatan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Saraf, Annisa dan kelompoknya
menemukan masalah pasien dengan kasus nyeri boyok. Sekalipun kasus tersebut adalah penyakit
umum, namun dosen pembimbing meminta agar kelompok Annisa dapat menentukan terapi
mutakhir untuk masalah pasien nyeri boyok tersebut.
Untuk menyelesaikan tugasnya, dosen pembimbing menyarankan agar tidak salah dalam
memberikan terapi pada pasien, kelompok Annisa sebaiknya melalukan kegiatan EBM, dengan cara
mencari sebanyak mungkin artikel penelitian terkini mengenai penatalaksanaan kasus nyeri boyok,
kemudian artikel-artikel yang tersebut dianalisis melalui kegiatan critical appraisal, dan seterusnya
sesuai dengan langkah-langkah EBM. “Ingat, kalian memiliki berbagai jenis artikel publikasi yang
membutuhkan langkah critical appraisal yang berbeda-beda. Jadi semua harus kalian pelajari.” Kata
dr. Ika mengingatkan mahasiswa co-as.
Menurut beliau, EBM penting dilakukan oleh dokter dalam menjalankan prakteknya, antara lain
karena penelitian kedokteran berkembang sangat pesat, sehingga penelitian yang layak rujuk harus
dimanfaatkan dalam menangani kasus pasien.
STEP 1
- EBM : suatu sistem atau cara untuk menyaring data untuk mengambil suatu keputusan di
bidang kesehatan berdasarkan penelitian yang sahih atau tereview.
- Artikel publikasi : artikel yang dipublikasikan dan biasanya digunakan untuk kegiatan EBM
yang dikaji untuk dinilai kelayakan. Terapi, uji diagnostik, dan prognosis.
STEP 2
STEP 3
MANFAAT
1. Membantu menurunkan mortalitas atau kematian pasien.
2. Memperbaiki derajat kesehatan dan perawatan.
3. Mengevaluasi dan merencanakan terapi.
4. Memilih pola hidup dan perawatan kesehatan terbaik.
Sugiarto , Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Dr Moewardi / Fakultas kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Materi Kuliah Budaya Ilmiah 29 September
2009
Manfaat
a. Tata laksana pasien maupun kebijakan kesehatan yang dilaksanakan dengan EBM
mempunyai dampak besar, efektivitas tinggi, dengan biaya yang wajar, dan
bermanfaat untuk pasien.
b. EBM memadukan pengalaman klinis dan bukti dari hasil penelitian yang sahih
dan mutakhir serta bermanfaat untuk pasien.
c. Sebagai life-Iong study', yang implisit bermakna lebih dari sekedar bertanya atau
berkonsultasi. Dalam pemecahan masalah yang ditemukan sehari-hari
pengalaman itu penting namun setiap pengamatan (observasi) harus dicatat
secara sistematis tanpa 'bias'.
d. EBM berupaya secara sistematis memadukan pengalaman klinis, bukti ilmiah
yang eksplisit serta menerapkan kaidah ilmu epidemiologi klinis, selain
mempertimbangkan nilai etika dan upaya memenuhi harapan pasien (patients
expected aalues and preferences) dalam tata laksana pasien dan / atau
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
kita?
4. menerapkan bukti terbaik untuk pasien (mengintegrasikan bukti terbaik, pengetahuan dan
ketrampilan klinik dan nilai /pertimbangan pasien)
Untuk keperluan tersebut, berbagai pertanyaan yang harus dilakukan adalah:
Apakah Kita dapat menerangkan bukti tentang aspek terapi yang valid dan penting ini
pada pasien kita?
1. Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila dibanding dengan yang terdapat pada
penelitian sehingga hasil penelitian tersebut tidak dapat diterapkan pada pasien kita?
Untuk menjawab pertanyaan ini, beberapa hal yang perlu dicermati/ digali adalah:
• Usia (subjek pada clinical trial pada artikel yang dibaca apakah lebih tua atau
lebih muda dari pasien anda)
• Comorbidity (apakah pasien kita memiliki kelainan, sehingga ketika harus
mengkonsumsi obat yang diteliti tersebut justru akan mengalami masalah)
• Kerelaan (pertimbangan apakah pasien kita akan rela mempergunakan terapi
yang disarankaan dalam artikel)
• Factor-faktor lain
2. Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien kita (our setting)?
• Apakah penelitian pada artikel yang kit abaca dilakukan di Negara lain dengan
di IGD)
• Apakah terapi tersebut tersedia dan umum dilakukan di tempat praktek kita?
• Apakah kita dapat melakukan monitoring setelah terapi tersebut kita gunakan?
3. Apakah pasien kita mempunyai potensi yang menguntungkan atau merugikan bila
Dari hasil penelitian tersebut, hitung NNT dan untuk efek membahayakan hitung NNH
Kemudian, kita hitung estimasi risiko pada outcome penelitian, apakah kelompok perlakuan
memiliki risiko lebih tinggi dari pada kelompok control. Kita dapat mengestimasikan NNT dan
NNH ini untuk pasien kita.
• Jika menurut estimasi kita pasien kita dua kali lebih rentan dari pada pasien
• Jika menurut estimasi kita pasien kita memiliki kerentanan 50% (0.5) kali dari
pengurangan risiko relative yang sama untuk pasien pada berbagai tingkat risiko,
maka:
estimasi kita pasien kita memiliki kerentanan 50%, maka nilai NNT untuk pasien
kita adalah:
20/0.5 = 40
4. Apakah nilai dan pengharapan pasien kita, bila basil akhir kita coba untuk mengobati, kita
tawarkan?
Sangat penting untuk mengetahui persepsi pasien terhadap terapi yang kita
sarankan sesuai hasil penelitian yang kit abaca dan analisis, karena outcome yang
menurut kita penting, bisa jadi tidak penting menurut orang lain.
Jika ada alternative terapi lain yang dapat digunakan, maka kita dapat
mempertimbangkan kelayakan terapi lain tersebut, untuk mempertimbangkan
terapi yang lebih tepat untuk pasien kita.
5. evaluasi
Setelah hasil critical appraisal terhadap artikel penelitian tersebut dinyatakan valid, penting
dan dapat diterapkan pada pasien kita maka langkah selanjutnya adalah menetapkan terapi
tersebut dalam penatalaksanaan pasien. Setelah ditatalaksana dengan terapi tersebut,
dilakukan evaluasi keberhasilan terapi yang digunakan.
7. Apa saja sumber yang tepat yang dapat digunakan untuk EBM?
MANFAAT
a. Meningkatkan daya analisis kritis
b. Menentukan alternatif yang lebih baik
c. Memunculkan banyak pertanyaan yang baru
d. Informasi yang diproleh lebih detail dan lebih paham
e. Memperoleh kebenaran dari suatu informasi
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya
TUJUAN
a. Agar mampu mengevaluasi dan menganalisis sumber informasi yang
diperoleh.
b. Agar mampu memahami informasi yang diperoleh.
c. Agar mampu mengikuti perubahan informasi yang ada.
d. Agar mampu memberi komentar dan mengevaluasi baik terhadap
permasalahan yang dihadapi maupun pemecahan masalah tersebut.
e. Agar mampu memilih kriteria informasi yang tepat untuk dianalisa
(www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm)
o Memahami bahasan utama dari artikel yang dibaca.
o Menganalisa temuan-temuan, hasil penelitian, atau argumentasi yang
disampaikan penulis dalam artikel yang dibaca.
o Memilih kriteria evaluasi /analisa yang sesuai untuk mengevaluasi/menganalisa
artikel yang dibaca.
o Memberikan critical evaluation terhadap artikel yang dibaca berdasarkan
kriteria yang telah dipilih.
( Sumber : Petunjuk Penulisan Kedokteran dan Kesehatan, Soenarto
Sastrowijoto)
Valid
Validitas sebuah penelitian dinilai dari metode penelitian yang digunakan oleh peneliti.
Karena itu dalam mengkaji suatu artikel, kita harus mempelajari lebih dahulu bagian
metode (cara kerja) dari penelitian. Untuk menetapkan artikel tersebut valid, bagian yang
paling penting dan utama yang harus dibaca dan dikaji dari suatu artikel ilmiah adalah
bagian metode. Bagian metode menerangkan tentang subyek penelitian, cara pengambilan
sampel, cara pemeriksaan, dan analisis data. Bagian ini yang menentukan apakah sampel
diambil secara acak, dan bagaimana secara rinci proses randomisasi tersebut dilakukan.
Jadi penelitian yang valid adalah penelitian yang terbukti melakukan pengambilan
sampel secara acak, desain yang tepat, cara pemeriksaan dan pengambilan data yang
benar, serta metode analisis data yang tepat.
Untuk melakukan kajian kritis terhadap suatu makalah dibutuhkan: pertama, pengetahuan
tentang metodologi dan biostatistik yang cukup baik; dan kedua, pengetahuan tentang
tata cara kajian kritis menurut EBM. Tanpa pengetahuan tentang metodologi dan
biostatistik, seseorang tidak dapat menyimpulkan bukti dari makalah tersebut. Dalam EBM,
kita tidak dapat menilai validitas artikel hanya dengan membaca abstrak atau ringkasan
saja. Di dalam abstrak atau ringkasan, pengambilan sampel tidak dijelaskan bahkan
mungkin hanya ditulis satu kata acak atau bahkan kadang-kadang tidak ditulis. Padahal
dalam EBM pengambilan sampel secara acak sangat menentukan validitas. Artikel-artikel
yang sampelnya tidak diambil secara acak berarti tidak valid. Jika artikel tersebut tidak
valid, kita tidak perlu meneruskan pengkajian terhadap
artikel tersebut untuk menentukan pentingnya.
11. Pengetahuan apa yang harus dimiliki untuk critical appraisal?
Untuk melakukan kajian kritis terhadap suatu makalah dibutuhkan:
pertama, pengetahuan tentang metodologi dan biostatistik yang cukup baik; dan
kedua, pengetahuan tentang tata cara kajian kritis menurut EBM. Tanpa
pengetahuan tentang metodologi dan biostatistik, seseorang tidak dapat
menyimpulkan bukti dari makalah tersebut. Dalam EBM, kita tidak dapat menilai
validitas artikel hanya dengan membaca abstrak atau ringkasan saja. Di dalam
abstrak atau ringkasan, pengambilan sampel tidak dijelaskan bahkan mungkin
hanya ditulis satu kata acak atau bahkan kadang-kadang tidak ditulis. Padahal dalam
EBM pengambilan sampel secara acak sangat menentukan validitas. Artikel-artikel
yang sampelnya tidak diambil secara acak berarti tidak valid. Jika artikel tersebut
tidak valid, kita tidak perlu meneruskan pengkajian terhadap artikel tersebut untuk
menentukan pentingnya.
12. Apa saja langkah-langkah dalam critical appraisal sesuai jenis artikel publikasinya?
Sumber : Kajian kritis makalah ilmiah, Dr. H. Joewono Soeroso. Sp.PD-KR. Universitas Airlangga.
Sumber : Evidence-Based Medicine Working Group : Evidance-Based Medicine, A new approach to teaching
the practice of medicine. JAMA, 1992; 268: 2420-5
13. Bagaimana cara menyeleksi makalah ilmiah sesuai dengan materinya? Mana yang paling
penting?
14. Apa saja kendala dalam melaksanakan critical appraisal?