Anda di halaman 1dari 12

Terapi pasien berdasarkan bukti riset terkini!

Ketika menjalani kegiatan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Saraf, Annisa dan kelompoknya
menemukan masalah pasien dengan kasus nyeri boyok. Sekalipun kasus tersebut adalah penyakit
umum, namun dosen pembimbing meminta agar kelompok Annisa dapat menentukan terapi
mutakhir untuk masalah pasien nyeri boyok tersebut.

Untuk menyelesaikan tugasnya, dosen pembimbing menyarankan agar tidak salah dalam
memberikan terapi pada pasien, kelompok Annisa sebaiknya melalukan kegiatan EBM, dengan cara
mencari sebanyak mungkin artikel penelitian terkini mengenai penatalaksanaan kasus nyeri boyok,
kemudian artikel-artikel yang tersebut dianalisis melalui kegiatan critical appraisal, dan seterusnya
sesuai dengan langkah-langkah EBM. “Ingat, kalian memiliki berbagai jenis artikel publikasi yang
membutuhkan langkah critical appraisal yang berbeda-beda. Jadi semua harus kalian pelajari.” Kata
dr. Ika mengingatkan mahasiswa co-as.

Menurut beliau, EBM penting dilakukan oleh dokter dalam menjalankan prakteknya, antara lain
karena penelitian kedokteran berkembang sangat pesat, sehingga penelitian yang layak rujuk harus
dimanfaatkan dalam menangani kasus pasien.

STEP 1

- EBM : suatu sistem atau cara untuk menyaring data untuk mengambil suatu keputusan di
bidang kesehatan berdasarkan penelitian yang sahih atau tereview.
- Artikel publikasi : artikel yang dipublikasikan dan biasanya digunakan untuk kegiatan EBM
yang dikaji untuk dinilai kelayakan. Terapi, uji diagnostik, dan prognosis.

STEP 2

1. Apa saja langkah-langkah dalam melakukan EBM?


2. Apa tujuan EBM dalam bidang klinis?
3. Apa hubungan EBM dan Critical Appraisal?
4. Apa manfaat critical appraisal?
5. Apa saja kendala dalam melakukan EBM?
6. Apa saja kendala dalam melaksanakan critical appraisal
7. Apa saja langkah-langkah dalam critical appraisal sesuai jenis artikel publikasinya?
8. Apa saja uji validitas dalam critical appraisal?
9. Apa yang dimaksud dengan critical appraisal?
10. Apa yang dimaksud dengan EBM?
11. Apa saja sumber yang tepat yang dapat digunakan untuk EBM?

STEP 3

1. Apa yang dimaksud dengan EBM?


KBB/EBM (Evidance Based Medicine) adalah suatu sistem atau cara untuk menyaring semua
data dan informasi dalam bidang kesehatan. Sehingga seorang dokter hanya memperoleh
informasi yang sahih dan mutakhir untuk mengobati pasiennya. Tanpa hal tersebut akan
terjadi banyak kesalahan persepsi, dalam berbagai aspek seperti aspek diagnosis, terapi,
prognosis, dan sebagainya. Jadi artikel yang disaring oleh EBM adalah artikel yang termasuk
dalam bidang ilmu kedokteran kuantitatif, sedangkan pada bidang kualitatif EBM tidak
berperan banyak.
Kenapa harus ada EBM? Bagaimana kedudukan EBM dalam bidang medis?
Seorang klinikus setiap hari akan berhadapan dengan pertanyaan tentang interpretasi aspek
diagnosis, prognosis, efektifitas terapi, dan kerugian (harm) dari pasien. Untuk itu, para
klinikus tersebut memerlukan suatu bukti (evidence). Bukti tersebut diambil dari hasil
penelitian yang terdapat di dalam kepustakaan dalam bentuk tinjauan kepustakaan
sistematis (TKS) atau systematic review (SR), meta analysis (MA), protap (guideline), text-
book, seminar, pendidikan berkelanjutan, dan sebagainya Bukti tersebut harus merupakan
suatu bukti yang sahih dan mutakhir dari penelitian yang valid untuk tata laksana penyakit
pasien. Kebanyakan dokter kurang memahami dan menyadari bahwa kekuatan suatu bukti
harus diambil dari 4 penelitian yang sahih dan mutakhir. Penelitian yang sahih adalah
penelitian yang terbukti valid, akurat, bermakna dengan persisi sempit (powerful), dan
aman. Penelitian tersebut harus juga penting (important) dan dapat diterapkan (applicable)
pada pasien kita, untuk masing-masing aspek yaitu aspek diagnosis, terapi, prognosis,
merugikan, dan sebagainya. Yang paling penting dari kesemuanya itu adalah bagaimana
kemampuan kita untuk dapat melakukan kajian kritis terhadap setiap hasil penelitian.

2. Apa tujuan EBM dalam bidang klinis?


EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih
baik agar diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien,
dengan cara memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilainilai
pasien (Gambar 1). Penggunaan bukti ilmiah terbaik memungkinkan pengambilan
keputusan klinis yang lebih efektif, aman, bisa diandalkan (reliable), efisien, dan
costeffective.

PENGANTAR EVIDENCE-BASED MEDICINE Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan


Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
TUJUAN
 Mensurvei suatu cakupan yang luas tentang jurnal medis internasional yang
menerapkan ukuran-ukuran tegas untuk mutu dan kebenaran riset Untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
 Menghasilkan pemikiran yang akurat.
 Memanfaatkan informasi untuk menyelesaikan masalah.
 Untuk menilai obat baru agar diketahui kelebihan/kekurangan suatu obat.
 Menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi.
 Menilai suatu obat baru yang akan dipasarkan

MANFAAT
1. Membantu menurunkan mortalitas atau kematian pasien.
2. Memperbaiki derajat kesehatan dan perawatan.
3. Mengevaluasi dan merencanakan terapi.
4. Memilih pola hidup dan perawatan kesehatan terbaik.
Sugiarto , Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Dr Moewardi / Fakultas kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Materi Kuliah Budaya Ilmiah 29 September
2009

Manfaat
a. Tata laksana pasien maupun kebijakan kesehatan yang dilaksanakan dengan EBM
mempunyai dampak besar, efektivitas tinggi, dengan biaya yang wajar, dan
bermanfaat untuk pasien.
b. EBM memadukan pengalaman klinis dan bukti dari hasil penelitian yang sahih
dan mutakhir serta bermanfaat untuk pasien.
c. Sebagai life-Iong study', yang implisit bermakna lebih dari sekedar bertanya atau
berkonsultasi. Dalam pemecahan masalah yang ditemukan sehari-hari
pengalaman itu penting namun setiap pengamatan (observasi) harus dicatat
secara sistematis tanpa 'bias'.
d. EBM berupaya secara sistematis memadukan pengalaman klinis, bukti ilmiah
yang eksplisit serta menerapkan kaidah ilmu epidemiologi klinis, selain
mempertimbangkan nilai etika dan upaya memenuhi harapan pasien (patients
expected aalues and preferences) dalam tata laksana pasien dan / atau
penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Sudigdo, Sastroasmoro; Sofyan Ismael. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian


Klinis Edisi ke-5. Sagung Seto.

3. Apa saja langkah-langkah dalam melakukan EBM?


LANGKAH-LANGKAH EBM
Untuk menerapkan EBM pada pasien kita, ada 4 langkah yang harus diperhatikan yaitu:
1. identifikasi dan formulasi masalah
Kegiatan identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mudah dengan membuat
pertanyaan klinik Pertanyaan klinik yang sangat kompleks akan dapat dijawab dengan
tepat jika dibarengi dengan melakukan kajian terhadap artikel penelitian penelitian yang
diterbitkan pada jurnal yang menerapkan tahapan peer-review. Cara seperti ini
umumnya disebut sebagai Foreground Questions. Pertanyaan ini mempertimbangkan
risiko dan keuntungan yang akan dihadapi dan diperoleh oleh pasien. Agar dapat
memformulasi pertanyaan dengan tepat, pertanyaan dapat disusun dengan
menggunakan PICO (Problem/patient/population, Intervention, Comparison, Outcome).
 Patient/ problem/ population: Pertanyaan klinik harus mengidentifikasi
mengenai pasien atau kelompok pasien dan berbagai informasi yang relevan
dengan treatmen atau diagnosis penyakit pasien.
 Intervention: Intervensi yang akan dilakukan terhadap pasien
 Comparison: intervensi alternative yang akan dibandingkan dengan
intervensi yang akan Anda lakukan
 Outcome : Hasil yang diharapkan dari penerapan intervensi tersebut
 Selanjutnya, susunlah PICO tersebut menjadi sebuah pertanyaan klinik
yang jelas
2. mencari bukti terbaik dari artikel publikasi penelitian di jurnal yang tereview
Setelah pertanyaan klinik klinik tersusun, langkah selanjutnya adalah menelusuri
bukti dan melakukan kajian kritis terhadap bukti. Berbagai fasilitas Dataabase dapat
dipergunakan untuk mencari pustaka, seperti: Access Medicine, BioMed Central,
BMJ.com, CINAHL Ebsco, Cochrane library, Informa Heathcare, Medline, SpringerLink,
Up to Date, dan lain sebagainya.
Kekuatan bukti dalam EBM bervariasi dari kekuatan bukti yang paling kuat sampai
pada yang paling lemah dengan urutan sebagai berikut: - Tinjauan Kepustakaan
Sistematis (TKS) (Sistematic Review) yang diambil dari banyak penelitian dengan desain
acak - makalah makalah yang menggunakan metode randomized control trial (RCT) atau
penelitian acak random (PAK) dengan hasil persisi sempit - bukti bukti yang lemah
seperti opinion respect authority (ORA) atau opini dari para ahli (OPA) - penelitian
deskriptif - serta laporan-laporan dari para ahli.
3. melakukan critical appraisal terhadap jurnal yang telah terkumpul
Setelah menemukan beberapa artikel dari jurnal tereview, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan critical appraisal terhadap artikel-artikel yang telah ditemukan. Dalam
EBM, yang di-critical appraisal dari suatu artikel ilmiah adalah:
• apakah artikel tersebut valid? (Internal validity)
• apakah artikel yang sudah dinilai valid tersebut penting
• apakah artikel yang dinilai valid dan penting tersebut dapat diterapkan pada pasien

kita?

4. menerapkan bukti terbaik untuk pasien (mengintegrasikan bukti terbaik, pengetahuan dan
ketrampilan klinik dan nilai /pertimbangan pasien)
Untuk keperluan tersebut, berbagai pertanyaan yang harus dilakukan adalah:
Apakah Kita dapat menerangkan bukti tentang aspek terapi yang valid dan penting ini
pada pasien kita?
1. Apakah pada pasien kita terdapat perbedaan bila dibanding dengan yang terdapat pada
penelitian sehingga hasil penelitian tersebut tidak dapat diterapkan pada pasien kita?
Untuk menjawab pertanyaan ini, beberapa hal yang perlu dicermati/ digali adalah:
• Usia (subjek pada clinical trial pada artikel yang dibaca apakah lebih tua atau
lebih muda dari pasien anda)
• Comorbidity (apakah pasien kita memiliki kelainan, sehingga ketika harus
mengkonsumsi obat yang diteliti tersebut justru akan mengalami masalah)
• Kerelaan (pertimbangan apakah pasien kita akan rela mempergunakan terapi
yang disarankaan dalam artikel)
• Factor-faktor lain

2. Apakah terapi tersebut mungkin dapat diterapkan pada pasien kita (our setting)?

Beberapa persoalan yang perlu dipertimbangkan adalah:

• Apakah penelitian pada artikel yang kit abaca dilakukan di Negara lain dengan

kondisi demografis yang berbeda dengan pasien kita?

• Apakah penelitian dilakukan di setting klinis yang berbeda (misalnya di RS atau

di IGD)

• Apakah terapi tersebut tersedia dan umum dilakukan di tempat praktek kita?

• Apakah kita dapat melakukan monitoring setelah terapi tersebut kita gunakan?

• Apakah pasien kita bersedia dan rela menggunakan terapi tersebut?

3. Apakah pasien kita mempunyai potensi yang menguntungkan atau merugikan bila

terapi tersebut diterapkan?

Dari hasil penelitian tersebut, hitung NNT dan untuk efek membahayakan hitung NNH

(number need to harm)

Kemudian, kita hitung estimasi risiko pada outcome penelitian, apakah kelompok perlakuan
memiliki risiko lebih tinggi dari pada kelompok control. Kita dapat mengestimasikan NNT dan
NNH ini untuk pasien kita.

Metode f untuk mengestimasi risiko pasien:

• Jika menurut estimasi kita pasien kita dua kali lebih rentan dari pada pasien

dalam perlakuan, maka f=2

• Jika menurut estimasi kita pasien kita memiliki kerentanan 50% (0.5) kali dari

pasien dalam perlakuan, maka f=0.5

Jika diasumsikan terapi yang dilakukan dalam penelitian tersebut memberikan

pengurangan risiko relative yang sama untuk pasien pada berbagai tingkat risiko,

maka:

NNT untuk pasien kita=NNT(trial)/f


Sebagai contoh, pada penelitian dengan NNT selama 2 tahun dibutuhkan 20 pasien

yang harus diobati untuk menyelamatkan 1 orang pasien, sedangkan menurut

estimasi kita pasien kita memiliki kerentanan 50%, maka nilai NNT untuk pasien

kita adalah:

20/0.5 = 40

Pilihlah NNT yang kecil dari berbagai artikel.

4. Apakah nilai dan pengharapan pasien kita, bila basil akhir kita coba untuk mengobati, kita
tawarkan?

Sangat penting untuk mengetahui persepsi pasien terhadap terapi yang kita
sarankan sesuai hasil penelitian yang kit abaca dan analisis, karena outcome yang
menurut kita penting, bisa jadi tidak penting menurut orang lain.

5. Apakah ada alternative lain yang bisa ditawarkan?

Jika ada alternative terapi lain yang dapat digunakan, maka kita dapat
mempertimbangkan kelayakan terapi lain tersebut, untuk mempertimbangkan
terapi yang lebih tepat untuk pasien kita.

5. evaluasi

Setelah hasil critical appraisal terhadap artikel penelitian tersebut dinyatakan valid, penting
dan dapat diterapkan pada pasien kita maka langkah selanjutnya adalah menetapkan terapi
tersebut dalam penatalaksanaan pasien. Setelah ditatalaksana dengan terapi tersebut,
dilakukan evaluasi keberhasilan terapi yang digunakan.

6. Apa saja kendala dalam melakukan EBM?


Mencari Informasi Kedokteran Berbobot di Internet Edwin Setyabudi,dr,SpPD

7. Apa saja sumber yang tepat yang dapat digunakan untuk EBM?

8. Apa yang dimaksud dengan critical appraisal?


Telaah kritis atau criticals appraisal adalah cara atau metode untuk mengkritisi
secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah.
Cara yang terbaik untuk mengkritisi journal atau artikel adalah kita harus belajar
tentang Evidence-based Medicine (EBM).
Critical Appraisal Sugiarto Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Dr Moewardi / Fakultas
kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

9. Apa manfaat critical appraisal?

MANFAAT
a. Meningkatkan daya analisis kritis
b. Menentukan alternatif yang lebih baik
c. Memunculkan banyak pertanyaan yang baru
d. Informasi yang diproleh lebih detail dan lebih paham
e. Memperoleh kebenaran dari suatu informasi
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

TUJUAN
a. Agar mampu mengevaluasi dan menganalisis sumber informasi yang
diperoleh.
b. Agar mampu memahami informasi yang diperoleh.
c. Agar mampu mengikuti perubahan informasi yang ada.
d. Agar mampu memberi komentar dan mengevaluasi baik terhadap
permasalahan yang dihadapi maupun pemecahan masalah tersebut.
e. Agar mampu memilih kriteria informasi yang tepat untuk dianalisa
(www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm)
o   Memahami bahasan utama dari artikel yang dibaca.
o   Menganalisa temuan-temuan, hasil penelitian, atau argumentasi yang
disampaikan penulis dalam artikel yang dibaca.
o   Memilih kriteria evaluasi /analisa yang sesuai untuk mengevaluasi/menganalisa
artikel yang dibaca.
o   Memberikan critical evaluation terhadap artikel yang dibaca berdasarkan
kriteria yang telah dipilih.
( Sumber : Petunjuk Penulisan Kedokteran dan Kesehatan, Soenarto
Sastrowijoto)

10. Apa saja pertimbangan dalam critical appraisal?


Setelah menemukan beberapa artikel dari jurnal tereview, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan critical appraisal terhadap artikel-artikel yang telah ditemukan. Dalam
EBM, yang di-critical appraisal dari suatu artikel ilmiah adalah:
• apakah artikel tersebut valid? (Internal validity)
• apakah artikel yang sudah dinilai valid tersebut penting
• apakah artikel yang dinilai valid dan penting tersebut dapat diterapkan pada
pasien kita?
Validitas
- jelaskan jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian
- jelaskan populasi dan sampel penelitian
- jelaskan kriteria inklusi dan eksklusi
- jelaskan cara pemilihan subjek/teknik sampling yang dipergunakan oleh peneliti
dan
rumus besar sampel yang digunakan, pertimbangkan apakah sudah tepat.
- berikan pendapat anda, apakah pemilihan subjek sudah tepat? Apakah terdapat
bias
dalam pemilihan subjek penelitian?
- jelaskan cara perlakuan, pengukuran atau intervensi yang dilakukan oleh
peneliti
- apakah pengukuran dilakukan secara blind atau tersamar?
- Berikan komentar, apakah terdapat bias dalam pengukuran (misalnya: adakah
bias
prosedur, biasakibat alat ukur yang kurang sensitif, bias akibat ketaatan subjek,
dll.)
- Jelaskan variabel-variabel dalam penelitian (bebas dan tergantung)
- Jelaskan adakah variabel perancu dan apakah perancu dalam penelitian ini telah
dikendalikan?
- Jelaskan apakah ada persetujuan penelitian dari komisi etik/ ethical clearance?
- Jelaskan apakah ada informed consent?
- Jelaskan analisis data yang dipergunakan oleh peneliti dan program komputer
yang
dipergunakan untuk menganalisis?
- Berikan komentar, apakah penggunaan analisis tersebut sudah tepat?
Important
- Jika penelitian Terapi: sampaikan nilai p, CI, dan hitung RR, ARR, RRR,NNT
kemudian simpulkan apakah hasil penelitian pnting atau tidak
- Jika penelitian diagnosis, hitung senstifitas, spesificitas, PPV, NPV,
Prevalence, LR+, LR-, post test probability, kemudian simpulkan,apakah hasil
penelitian penting atau tidak
Aplicabilitas :
- apakah hasil dapat diterapkan pada sampel terpilih?
Penjelasan ini dapat diketahui dari uraian pada hasil, yang menjelaskan berapa
subjek yang seharusnya diteliti dan berapa yang drop out sebelum penelitian
selesai. Jika terlalu banyak subjek yang drop out, maka subjek yang tersisa tidak
lagi mewakili subjek yang harus diteliti.
-Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi terjangkau
Penjelasan ini diketahui dari rencana dan pelaksanaan pemilihan subjek dari
populasi terjangkau. Bila pemilihan dilakukan dengan random sampling, maka
sampel terpilih dapat dianggap mewakili populasi terjangkau. Cara non random
sampling yang dapat dianggap mewakili populasi terjangkau adalah consecutive
sampling.
- apakah hasil dapat diterapkan pada populasi target?
Generalisasi atau inferensi pada populasi target bukan sesuatu yang dapat
dihitung, dapat diperkirakan dengan logika atau common sense. Karakteristik
subjek sangat berperan dalam penilaian apakah hasil dapat diterapkan untuk
populasi target.
Sebagai contoh, uji klinis pada pasien pneumonia di RSCM, pada umumnya dapat
diterapkan untuk pasien di puskesmas, karena RSCM merupakan RS rujukan
nasional. Namun, profil trigliserida pada pasien RS swasta di Jakarta atau di
Singapura mungkin tidak dapat diterapkan di puskesmas-puskesmas tertentu,
teritama di pedalaman.

Valid
Validitas sebuah penelitian dinilai dari metode penelitian yang digunakan oleh peneliti.
Karena itu dalam mengkaji suatu artikel, kita harus mempelajari lebih dahulu bagian
metode (cara kerja) dari penelitian. Untuk menetapkan artikel tersebut valid, bagian yang
paling penting dan utama yang harus dibaca dan dikaji dari suatu artikel ilmiah adalah
bagian metode. Bagian metode menerangkan tentang subyek penelitian, cara pengambilan
sampel, cara pemeriksaan, dan analisis data. Bagian ini yang menentukan apakah sampel
diambil secara acak, dan bagaimana secara rinci proses randomisasi tersebut dilakukan.
Jadi penelitian yang valid adalah penelitian yang terbukti melakukan pengambilan
sampel secara acak, desain yang tepat, cara pemeriksaan dan pengambilan data yang
benar, serta metode analisis data yang tepat.
Untuk melakukan kajian kritis terhadap suatu makalah dibutuhkan: pertama, pengetahuan
tentang metodologi dan biostatistik yang cukup baik; dan kedua, pengetahuan tentang
tata cara kajian kritis menurut EBM. Tanpa pengetahuan tentang metodologi dan
biostatistik, seseorang tidak dapat menyimpulkan bukti dari makalah tersebut. Dalam EBM,
kita tidak dapat menilai validitas artikel hanya dengan membaca abstrak atau ringkasan
saja. Di dalam abstrak atau ringkasan, pengambilan sampel tidak dijelaskan bahkan
mungkin hanya ditulis satu kata acak atau bahkan kadang-kadang tidak ditulis. Padahal
dalam EBM pengambilan sampel secara acak sangat menentukan validitas. Artikel-artikel
yang sampelnya tidak diambil secara acak berarti tidak valid. Jika artikel tersebut tidak
valid, kita tidak perlu meneruskan pengkajian terhadap
artikel tersebut untuk menentukan pentingnya.
11. Pengetahuan apa yang harus dimiliki untuk critical appraisal?
Untuk melakukan kajian kritis terhadap suatu makalah dibutuhkan:
 pertama, pengetahuan tentang metodologi dan biostatistik yang cukup baik; dan
 kedua, pengetahuan tentang tata cara kajian kritis menurut EBM. Tanpa
pengetahuan tentang metodologi dan biostatistik, seseorang tidak dapat
menyimpulkan bukti dari makalah tersebut. Dalam EBM, kita tidak dapat menilai
validitas artikel hanya dengan membaca abstrak atau ringkasan saja. Di dalam
abstrak atau ringkasan, pengambilan sampel tidak dijelaskan bahkan mungkin
hanya ditulis satu kata acak atau bahkan kadang-kadang tidak ditulis. Padahal dalam
EBM pengambilan sampel secara acak sangat menentukan validitas. Artikel-artikel
yang sampelnya tidak diambil secara acak berarti tidak valid. Jika artikel tersebut
tidak valid, kita tidak perlu meneruskan pengkajian terhadap artikel tersebut untuk
menentukan pentingnya.
12. Apa saja langkah-langkah dalam critical appraisal sesuai jenis artikel publikasinya?

a. menyiapkan sesi analisa


b. baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk memahami gagasan dan tujuan penulisan
serta topik utama dari artikel tersebut
c. menggaris bawahi gagasan utama dan membuat catatan lengkapnya
d. mengoraksi tujuan utama, metode yang digunakan, hasil penelitian dan kesimpulan dari hasil
analisis
e. menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yaitu introdution, body dan conclusion
f. mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki

Sumber : Kajian kritis makalah ilmiah, Dr. H. Joewono Soeroso. Sp.PD-KR. Universitas Airlangga.

JENIS CRITICAL APPRAISAL :

Petunjuk Untuk Menyeleksi Makalah

Materi Pokok Penelitian Tunggal


Terapi  Apakah dilakukan randomisasi pada pasien ?
 Apakah semua pasien di analisis dan mendukung kesimpulan ?
Diagnosis o Apakah terdapat independent blind bila dibandingkan dengan
standar baku ?
o Apakah jumlah pasien termasuk spektrum yang layak dari
perjalanan penyakit pasien dimana tes diagnosis akan diterapkan
secara klinis?
Merugikan  Apakah secara jelas teridentifikasi perbandingan kelompok yang
sama dengan determinan penting dari kesudahan?
 Apakah pengukuran kesudahan dan paparan sama pada tiap
kelompok yang dibandingkan?
Prognosis o Apakah terdapat sampel yang representatif pada suatu titik waktu
dalam perjalanan penyakit yang diidentifikasi dengan jelas ?
o Apakah pengamatan cukup lama dan lengkap?
Materi Pokok Penelitian Gabungan
Tinjauan Pustaka  Apakah review ditujukan pada pertanyaan yang terfokus dan jelas ?
 Apakah kriteria yang dugunakan untuk memilih makalah yang
dimasukkan pada tinjuan kepustakaan layak ?
Protap o Apakah kesudahan secara spesifik jelas dicantumkan?
o Apakah protap menggunakan suatu proses yang jelas untuk
mengidentifikasi dan memilih bukti ?
Decesion Analysis  Apakah model analisis yang dapat dipercaya merupakan suatu
penetapan keputusan klinik yang penting ?
 Apakah bukti yang valid digunakan untuk membuat probabilitas
data dasar dan penggunaannya?
Analisis Ekonomi o Apakah 2 atau lebih alternatif yang jelas dibandingkan ?
o Apakah konsekuensi yang diduga dari tiap alternatif berdasarkan
pada bukti yang valid?

Sumber : Evidence-Based Medicine Working Group : Evidance-Based Medicine, A new approach to teaching
the practice of medicine. JAMA, 1992; 268: 2420-5

13. Bagaimana cara menyeleksi makalah ilmiah sesuai dengan materinya? Mana yang paling
penting?
14. Apa saja kendala dalam melaksanakan critical appraisal?

15. Bagaimana menilai hasil penelitian?


16. Bagaimana menilai kepentingan suatu makalah penelitian?
17. Bagaimana cara menilai applicable?
18. Apa saja uji validitas dalam critical appraisal?
19. Apa hubungan EBM dan Critical Appraisal?
Critical Appraisal adalah suatu langkah dalam EBM. Critical appraisal digunakan untuk mengkaji secara
kritis tentang suatu hal yang adaa di dalam EBM untuk mendapatkan informsi yang relevan dan valid.
Ketika dapat mengkritisi suatu karya ilmiah maka EBM jg dapat terlaksana dgn baik.Tidak semua
penelitian menghasilkan atau mencerminkan penemuan yang berkualitas. Untuk itulah kalangan
medis harus mempunyai kemampuan untuk melakukan kajian kritis (critical appraisal) berdasarkan
prinsip-prinsip EBM terhadap hasil-hasil penelitian klinis tersebut dan independen dalam menentukan
keputusan hasil-hasil. Penelitian klinis tersebut dan independendalam menentukan keputusan kilinis
(clinical decision).

20. Sumber : DR. Dr. Anwar Santoso


21.

Anda mungkin juga menyukai