Terlepas dari seberapa banyak kadar ALT yang ada dalam darah, peradangan atau kematian sel hati hanya
dapat dipantau dengan biopsi hati. Meskipun kadar ALT dalam pembuluh darah merupakan pengukuran
kuantitatif langsung, tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis kerusakan hati atau perkembangan
penyakit.
- Bilirubin
Kadar bilirubin dapat meningkat karena berbagai penyakit, termasuk penyakit hati. Jika hati mengalami
kerusakan, bilirubin bisa bocor ke dalam aliran darah dan memicu penyakit kuning (jaundice), yaitu kondisi
menguningnya mata dan kulit yang disertai dengan urin gelap dan feses berwarna terang. Penyebab dari
meningkatnya kadar bilirubin meliputi:
Hepatitis virus
Penyumbatan saluran empedu
Sirosis hati
Penyakit hati lainnya
Tes bilirubin total mengukur jumlah bilirubin dalam pembuluh darah. Total kadar bilirubin yang normal
berkisar antara 0,20 sampai 1,50 mg/dl (milligram per deciliter). Tes bilirubin langsung (bilirubin direct)
mengukur bilirubin yang diproduksi di hati. Kadar normal bilirubin langsung berkisar antara 0,00 sampai
0,03 mg/dl.
- Albumin
Malnutrisi, beberapa penyakit ginjal, dan kondisi lainnya yang lebih langka dapat menyebabkan penurunan
kadar albumin. Albumin mempertahankan volume darah di pembuluh vena dan arteri. Jika kadar albumin
menurun secara signifikan, cairan bisa bocor dari aliran darah ke jaringan di sekitarnya, menyebabkan
pembengkakan di pergelangan dan telapak kaki. Rentang normal kadar albumin dalam darah adalah antara
3,9 sampai 5,0 g/dl (gram/deciliter).
Pembagian Hepar
1) Secara Struktural (Anatomis)
Fissura Sagitalis Sinistra (Lig. Falciforme dan lig. venosum)
Pembagian menjadi lobus hepatis sinister dan lobus hepatis dextra. Sehingga lobus caudatus dan lobus
quadrates termasuk ke dalam lobus hepatis dextra.
2) Secara Fungsional (Fisiologis)
Fissura Sagitalis Dextra (Fossa Biliaris dan Sulcus Vena Cava Inferior)
Pembagian ini berdasarkan perdarahan, inervasi, aliran lymphe dan distribusi ductus hepaticus Sehingga lobus
caudatus dan lobus quadratus termasuk ke dalam lobus hepatis sinistra.
Ligamenti Hepatis
Pada hepar terdapat beberapa ligamentum yaitu :
Ligamentum falciformis. Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdomen dan terletak di antara umbilicus
dan diafragma.
Ligamentum teres hepatis (round ligament). Merupakan bagian bawah ligamentum falciformis; merupakan
sisa-sisa peninggalan vena umbilicalis yang telah menetap.
Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis. Merupakan bagian dari omentum minus
yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan duodenum sebelah proksimal ke hepar. Di dalam
ligamentum ini terdapat arterie hepatica, vena porta dan ductus choledocus communis. Ligamen
hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari Foramen Winslow.
Ligamentum Coronaria Anterior (dextra & sinistra) dan ligamentum coronaria posterior (dextra &
sinistra).Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.
Ligamentum triangularis (dextra & sinistra). Merupakan fusi dari ligamentum coronaria anterior dan
posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Facies
Mempunyai 2 facies :
o Fascies Diafragmatica, terdiri dari beberapa pars :
Pars superior
Terdapat cekungan datar yng dinamakan IMPRESSIO CARDIACA.
Sebagian besar merupakan AREA NUDA.
Pars anterior
Terdapat perlekatan Lig. falciforme
Lig. falciforme membagi hepar menjadi 2 lobus yaitu LOBUS DEXTRE & LOBUS SINISTRE.
Pars posterior
Terdapat lobus caudatus (diantara lobus dextre & sinister hepatis).
Terdapat sulcus vena cava yang ditempati oleh VCI diantara lobus hepatis dextre & caudatus.
Ke arah kanan juga terdapat area nuda hepatis, yang berbentuk triangular.
Pada apex hepatis disebelah kanan terdapat lig. triangulare dextre.
Pars dextre
Merupakan permukaan dari lobus dextre hepatis yang menempel pada costa-costa dextre terbawah.
o Fascies Visceralis
Terdapat 2 celah sagittal, yaitu :
Fissure Sagittalis Sinister
Pemisah lobus sinister dengan lobus caudatus & quadrates.
Ditempati oleh lig. teres hepatis dan lig. venosum.
Fossa Sagittalis Dextre
Terdiri dari FOSSA VESICA BILLIARIS & FOSSA VENA CAVA.
Pemisah lobus dextre di sebelah kanan dengan lobus qaudatus & qudratus di sebelah kirinya.
Terdapat impressio-impressio :
Pada Lobus Dextre :
Impressio colica
Impressio duodenalis
Impressio renalis
Impressio suprarenalis
Pada Lobus Sinistre :
Impressio gastric
Impressio oesophagea
Pada lobus Quadratus :
Impressio duodenalis
Vaskularisasi
dan kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hati yang menyebar dari
vena sentralis seperti jeruji roda. Masing –masing lempeng hati tebalnya dua sel, dan diantara sel yang berdekatan
terdapat kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke ductus biliaris ke dalam septum fibrosa yang memisahkan lobules
hati yang berdekatan,. Di dalam septum terdapat vena porta kecil yang menerima darah terutama dari vena saluran
pencernaan melalui vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke sinusoid hati gepeng dan bercabang yang terletak
di antara lempeng-lempeng hati dan kemudian ke vena sentralis. Dengan demikian, sel hepar terus-menerus terpapar
dengan darah vena porta. Arteriol hati juga ditemukan di dalam septum interlobaris. Arteriol ini menyuplai darah
arteri ke jaringan septum di antara lobulus yang berdekatan, dan banyak juga arteriol kecil yang mengalir langsung
ke sinusoid hati, paling sering berlokasi pada sepertiga jarak ke septum interlobaris.
Innervasi Hepar
simpatis : Nervus simpaticus segment Thoracal 6-10
parasimpatis : N X
Morfologi
Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi
untuk menyimpan cairan empedu (cairan pencernaan berwarna
kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati).
Kandung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan
panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot.Terletak
didalam fossa dari permukaan visceral
Vaskularisasi
Arteri cystica merupakan arteri yang memperdarahi vesica biliaris yang bercabang dari arteri
hepatica dextra.
vena cystica mengalir darah langsung ke vena portae.
Sejumlah arteri dan venae kecil juga berjalan diantara hepar dan vesica biliaris.
Innervasi
Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai respons
terhadap hormone kolesistokenin yang dihasilkan oleh tunika mukosa duodenum karena masuknya makanan
dari gaster
ANATOMI LIEN
Morfologi
Limpa berwarna merah kecoklatan dan terletak di regio hipochondrium sinistra, limpa merupakan massa
jaringan limfoid yang terbesar di dalam tubuh dan bentuknya oval.
Dibatasi pada bagian anterior oleh lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra dan renal sinistra. Limpa
dikelilingi oleh peritonium. Pada bagian posterior diafragma, pleura sinistra. Didarahi oleh arteri lienalis
yang merupakan cabang dari A. Coeliaca. Saraf yang mempersyarafi limpa mengikuti perjalanan a. Lienalis
dan berasal dari plexus coeliacus. Pembuluh limfe keluar dari hilus dan berjalan melewati beberapa kelenjar
limfe yg terletak di sepanjang a. Lienalis dan mengalirkan cairan limfe ke nodi limphatici coeliaca.2
margo :superior dan inferior.
Berfungsi sbg sistem R.E.S (organ lymphoid terbesar & tempat merusak Hb eritrosit).
Merupakan organ Intraperitoneal .
Parenkim langsung dibungkus capsula lienalis.
Hilus : Merupakan pertemuan dr impressio pd facies visceralis, tempat keluar masuknya van
lienalis.
Vaskularisasi
Oleh a. lienalis masuk ke hilus lienalis melewati lig. Phrenicolienalis. Cabang a. lienalis (a. gastrica brevis & a.
gastroepiploica sinistra) melalui lig.Gastrolienalis menuju ke gaster.Vena mengikuti arterinya.
Innervasi
Simpatis : T6-T10
Parasimpatis : n. vagus
Anatomi klinik, rivhard. Snell,m.d, Ph.D. bagian 1 edisi 3.
ANATOMI PANKREAS
Morfologi
Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya
lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk
organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis.
Vaskularisasi
Arteriae
1. Arteri pancreaticoduodenalis superior (cabang a.gastroduodenalis )
2. Arteri pancreaticoduodenalis inferior (cabang a.mesenterica cranialis)
3. Arteri pancreatica magna dan arteri pancretica caudalis dan inferior cabang arteri
lienalis
Venae
Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.
Aliran Limfatik
Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen
akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica superiores.
Innervasi
Persarafan
Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis (vagus).
1. Fungsi Metabolisme
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta
menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fungSI hati yaitu :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
Dalam metabolisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini :
1. Menyimpan glikogen dalam jumlah besar
2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
3. Glukoneogenesis
4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat. Hati terutama penting
untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.
Penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah, menyimpannya, dan
kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi glukosa darah mulai turun terlalu rendah.
Fungsi ini disebut sebagai fungsi penyangga glukosa hati. Pada orang dengan fungi hati yang buruk, konsentrasi
glukosa darah setelah memakan makanan tinggi karbohidrat dapat meningkat dua atau tiga kali lebih tinggi
dibandingkan pada orang dengan fungsi hati yang normal.
Glukoneogenesis dalam hati juga penting untuk mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah, karena
glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna apabila konsentrasi glukosa darah mulai menurun di bawah
normal. Pada keadaan demikian, sejumlah besar asam amino dan gliserol dari trigliserida diubah menjadi
glukosa, dengan demikian membantu mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relatif normal.
Hati tidak hanya mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak
Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
1. Senyawa 4 karbon – Keton Bodies
2. Senyawa 2 karbon – Active Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)
3. Pembentukan kolesterol.
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid.
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana serum kolesterol
menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah
menjadi garam empedu, yang kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam
lipoprotein dan dibawa oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati dan terutama
ditranspor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk
membran, struktur intrasel, dan bermacam-macam zat kimia yang penting untuk fungsi sel. Setelah lemak
disintesis di hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemakuntuk di simpan.
Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan
satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea. Urea
merupakan end product metabolisme protein.
∂ - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya
dibentuk di dalam hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000.
Fungsi hati yang penting dalam metabolisme protein adalah:
1. Deaminasi asam amino
2. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh
3. Pembentukan protein plasma
4. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino
Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Sejumlah besar amonia dibentuk
melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih ditambah oleh pembentukan bakteri di dalam usus secara
kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam darah. Oleh karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, knsentrasi
amino plasma meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma hepatic dan kematian. Penurunan aliran darah
yang besar melalui hati yang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena cava, dapat menyebabkan
jumlah amonia yang berlebihan dalam darah, suatu keadaan yang sangat toksik Sel hati menghasilkan kira-kira
90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma
dalam jaringan limfe tubuh. Hati mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15
sampai 50 gram/hari oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma, jumlah ini
dapat digantikan dalam waktu 1 atau 2 minggu.
Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis sel hati yang cepat dan
pertumbuhan hati menjadi lebih besar; pengaruh ini digandakan oleh kecepatan pengeluaran protein plasma
sampai konsentrasi plasma kembali normal.
Diantara fungsi hati yang paling penting adalh kemampuan hati untuk membentuk asam amino tertentu dan juga
membentuk senyawa kimia lain yang penting dari asam amino. Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial
dapat disintesis semuanya dalam hati.
Transaminase
CO2- CO2-
+H N-C-H C=O
3
R
amino acid R -keto
acid
CO2- CO2-
C=O +H N
3 C H
CH2 CH2
CH2 CH2
CO2- CO2-
-ketoglutarate glutamate
Deaminasi oksidatif
Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan yang diproses
dalam hati oleh sel hepatosit. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium
dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat/turunan dari sistin, mempunyai
peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari molekul-molekul besar lemak menjadi suspensi dari lemak
dengan diameter ± 1mm dan absorpsi dari lemak, tergantung dari system pencernaannya. Terutama setelah
garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan membentuk Micelles, kompleks yang larut dalam air
sehingga lemak dapat lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek hidrotrofik). Ukuran lemak yang
sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang
penting dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu karena adanya
garam-garam empedu dan lesitin.
http://www.jevuska.com/2009/10/08
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya:
membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X.
Benda asing menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan
katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah
dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor
koagulasi.
9. Fungsi hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/
menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica ± 25% dan di dalam vena porta 75% dari seluruh aliran
darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran
ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk
mempertahankan aliran darah.
10. Fungsi sekresi empedu oleh hati
Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu , normalnya antara 600 dan 1000
ml/hari.
Empedu melakukan dua fungsi penting, yaitu :
1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorbs lemak, bukan karena enzim dalam
empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu dalam empedu melakukan dua hal,
yaitu :
1. Asam empedu membantu mengelmusikan partikel-partikel lemak yang besar dalam makanan menjadi
banyak partikel kecil, permukan partikel tersebut dapat disersng oleh enzim lipase yang disekresikan dalam
getah pankreas, dan
2. Asam empedu membantu absorbs produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membrane mukosa
intestinal.
2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting dari darah.
Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.
SUMBER :
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.
PEMBENTUKAN BILIRUBIN
SUMBER :
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.
Skema Metabolisme Bilirubin
Eritrosit
Globin Heme
Fe Protoporfirin LIEN
Biliverdin
Biliverdin reductase
Bilirubin tak terkonjugasi/ B1 / indirect
Bilirubin tak terkonjugasi
+ DARAH
Albumin
Albumin
Bilirubin + asam glukuronat
Bilirubin terkonjugasi
HEPAR
Kanalikuli biliaris
Ductus biliaris
Ductus hepatica dex & sin Ductus hepaticus comunis
Ductus pancreaticus wirsungi
Ductus cysticus ductus coledocus papila duodeni mayor
Vesica fellea duodenum pars decendens
Urobilinogen
V Porta
V interlobularis di absorbsi Sterkobilinogen USUS
Oksidasi
Sinusoid Sterkobilin
V sentralis Warna Feses
V hepatica VCI Atrium dex Aorta Abdominal
A. renalis
Urobilinogen
GINJAL
Oksidasi
Urobilin
Warna Urin
Tambahan :
APA ITU HEME
Heme adalah senyawa besi forfirin yang terdapat dalam Hemoglobin → eritrosit
Eritrosit → 120 hari → mati → dikatabolisme dihati
Eritrosit → Hemoglobin → Heme + Globin (protein, digunakan lagi oleh tubuh)
Heme → Forfirin + Besi (digunakan lagi)
METABOLISME HEME
Metabolisme Heme dilaksanakan di sel retikuloendotel pada hati, limpa & sumsum tulang
Katabolisme heme dilaksanakan oleh enzim komplek yang disebut Oksigenase heme
Heme → Forfirin → biliverdin → bilirubin
Bilirubin yang terbentuk dalam jaringan perifer akan diangkut kedalam hati oleh albumin plasma
TIGA PROSES METABOLISME HEME
Bilirubin hasil metabolisme eritrosit oleh hati, limpa & sumsum tulang disebut → Bilirubin Indirex
Sifat Bilirubin Indirex → tidak larut air → non polar (toxic dan lebih berperan dalam manifestasi klinis
jaundice)
Agar dapat larut air harus diolah di Hati → dikonjugasikan dengan asam glukoronat
Bilirubin Indirex → dibuat larut air dan polar dengan cara direaksikan dengan asam glukoronat →
dikonjugasikan
Tempat konjugasi di sel sinusoid hepar → Hasil Bilirubin Direx/ Konjugasi
Bilirubin Direx → larut air dan bersifat polar
Diekskresikan → empedu
Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
FISIOLOGI LIEN
FISIOLOGI
Sinus bentuknya dapat membengkak seperti sistem vena lainnya dan dapat menyimpan darah lengkap.
Pada pulpa limpa, kapilernya begitu permeable sehingga eritrosit mudah keluar dan masuk ke jaringan
trabekula yang membentuk pulpa merah, sedangkan plasma tetap mengalir ke sinus venosus kemudian
asuk ke sirkulasi sistemik. Eritrosit bisa keluar dan masuk ke dalam sirkulasi ketika terdapat rangsangan
sistem saraf simpatis. Selain pulpa merah, terdapat pulpa putih sebagai pembentuk sel-sel limfoid
sebagai sistem imun tubuh.
Selain sebagai penyimpan darah, limpa juga berperan dalam penghancuran eritrosit yang tua;
hemoglobin dan stroma sel hasil dari pemecahan eritrosit akan dicerna oleh sel reticular endotelial limpa
(juga sebagai penghancur bahan infeksius, bakteri, parasit, dll) dan dibuat zat nutrisi bagi pembentukan
eritrosit yang baru.
Fungsi ini kurang pada manusia dibanding dengan spesies lainnya, tetapi limpa menampung jumlah darah
yang besar (kira-kira 8% dari jumlah sel darah) apakah terdapat di sinus venous atau di jaringan retikuler
pada korda. Jika dibutuhkan seperti pada anoxia, jumlah kebutuhan darah yang besar dapat digantikan
dalam sirkulasi.
Berperan penting dalam menghasilkan antibody untuk melawan antigen didalam darah.ini karena banyak
limfosit G dan T dalam limpa selain makrofag.
Fagositosis
Fungsi utama dari limpa adalah fagositosis. Sel darah merah yang sudah tua dan rusak setiap hari diperbaiki,
begitu juga untuk partikel benda asing, mikroba, antigen, dan sisa sel. Proses ini terjadi di sinusoid dan korda
splenika oleh aksi makrofag endothelial.3
Respon Imun
Limpa merupakan organ limfoid terbesar dalam tubuh, mengandung 25% limfosit T dan 10-15 % limfosit B
dari jumlah total populasi. Limpa sebagai respon imun nospesifik berfungsi menghilangkan pathogen dalam
darah seperti bakteri dan virus yang dibungkus dengan komplemen. Limpa juga sebagai respon imun spesifik
memproduksi antibody, sel plasma, sel memori sebagai responnya terhadap antigen yang terjebak di
periarteriolar limfoid
Citopoiesis
Pulpa merah mengandung mielosit, eritroblas, dan megakariosit. Pada janin usia 5-8 bulan limpa berfungsi
sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Fungsi berlanjut dan tidak hilang sama
sekali pada usia dewasa.
Guyton A. C., Hall J. E., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
FISIOLOGI PANKREAS
FISIOLOGI PANKREAS
Pankreas adalah campuran jaringan eksokrin dan endokrin. Pankreas adalah kelenjar memanjang yang
terletak di belakang dan di bawah lambung, diatas lengkung pertama duodenum. Pankreas merupakan
kelenjar campuran yang mengandung jaringan eksokrin dan endokrin.
Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang
membentuk kantung-kantung atau asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara ke
duodenum.
Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau
langerhans (islets of langerhans), yang tersebar di seluruh pankreas. Hormon terpenting yang disekresikan
oleh sel-sel pulau langerhans adalah insulin dan glukagon.
Eksokrin
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen, yaitu :
Sekresi enzimatik poten dan
Sekresi alkali encer (cair) yang kaya akan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Enzim pankreas disintesis oleh retikulun endoplasma dan kompleks Golgi sel asinus, dan kemudian disimpan
di dalam granula zimogen dan dikeluarkan melalui proses eksositosis bila diperlukan.
Sel – sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus pankreas yang bermuara ke
duodenum.
Ketiga jenis enzim pankreas yaitu:
1. Enzim-enzim proteolitik, yang berperan dalam pencernaan protein.
Tiga enzim proteolitik utama yang disekresikan oleh pankreas adalah tripsinogen, kimotripsinogen, dan
prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif.
- Setelah disekresikan ke dalam lumen duodenum, tripsinogen diaktifkan menjadi bentuk aktifnya,
tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam diatas luminal sel-sel yang melapisi mukosa
duodenum.
- Tripsin kemudian secara oktokatalisis mengaktikan lebih banyak tripsinogen. Tripsinogen harus tetap
inaktif didalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik mencerna sel-sel tempat ia terbentuk.
- Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya, diubah oleh tripsin
masing-masing menjadi bentuk-bentuk aktif mereka, kimotripsin dan karboksipeptidase, didalam lumen
duodenum.
- Dengan demikian setelah eritrokinase mengaktifkan sebagian tripsin, tripsin kemudian bertanggung
jawab untuk menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya.
2. Amilase pankreas, berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida
menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui getah pankreas dalam bentuk aktif karena amilase
tidak membahayakan sel-sel sekretorik.
3. Lipase pankreas, sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yang disekresikan diseluruh
sistem pencernaan yang dapat menuntaskan lemak. Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida makanan
menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.
4. Kolesterol esterase untuk hidrolisis ester kolesterol sedangkan
5. fosfolipase untuk memecah asam lemak dan fosfolipid.
HISTOLOGI LIEN
HISTOLOGI PANKREAS
7. Mengapa dokter menduga mata kuning berkaitan dengan kelainan sistem enterohepatik?
8. Apa hubungan ke 4 organ tersebut?
Enterohepatik
Hubungan / peran kandung empedu dengan sistem enterohepatik
Kandung empedu mempunyai peranan penting dalam pencernaan lemak. Kandung empedu menampung ±50ml
empedu yang dapat dibuat kembali dalam merespon pencernaan makanan. Dalam keadaan puasa kira-kira
setengah dari empedu secara terus-menerus dialirkan ke dalam kandung empedu untuk disimpan. Selama
empedu berada dalam kandung empedu, maka akan terjadi peningkatan konsentrasi empedu oleh terjadinya
proses reabsorpsi ion-ion Natrium, Kalsium, dan bikarbonat diikuti oleh difusi air sehingga terjadi penurunan pH
intrasistik. Kandung empedu mampu menurunkan volumenya jika diisi empedu 80-90 %
(Buku Ajar IPD jilid 1edisi IV)
Hubungan / peran lien dengan
sistem enterohepatik
Limpa menghasilkan, memantau,
menyimpan dan menghancurkan sel
darah.
limpa merupakan organ sebesar
kepalan tinju yang lembut dan
berongga-rongga, dan berwarna
keunguan.
limpa terdapat dibagian atas rongga
perut, tepat dibawah lengkung tulang
iga di sebelah kiri.
SUMBER :
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.