Anda di halaman 1dari 19

1. Mengapa pasien mengeluh badan lemas dan perut tidak enak (organ abdomen)?

Karena terdapat gangguan fungsi hati (metabolisme KH, protein, lemak)


2. Mengapa didapatkan mata kuning pada pasien? (sklera)
 Mengapa kuning di mata ?
Karena saat terjadi gangguan hepar, bilirubin hasil metabolisme akan beredar di darah dan sifat dari
bilirubin itu sendiri memiliki afinitas yang tinggi untuk terikat dengan jaringan yang bersifat elastik
karena terdiri dari kolagen dan serat elastis.
 Sifat B1 dan B2 (bedanya). Mana yg menyebabkan kuning?
B1 = non polar, tidak larut air, toxic, warna kuning kuat
B2 = polar, larut air, tidak toxic, warnaa kuning kurang kuat
 Mengapa anemia hemolitik tetap kuning? Padahal B1 yg memiliki gangguan.
3. Bagaimana nilai normal dari LFT?
Tes darah hati biasanya terdiri dari enam tes terpisah yang dilakukan pada sampel darah tunggal.
Serangkaian tes ini meliputi:

- Alanine aminotransferase (ALT)/SGPT


Enzim yang disebut ALT dilepaskan dari sel-sel hati. Pada umumnya, ALT juga terdapat dalam aliran
darah tetapi dalam kadar yang rendah. Rentang normal kadar ALT dalam darah adalah antara 5 sampai 60
IU/L (International Units per Liter).
Sel-sel hati yang rusak atau mati hepatitis (akibat virus, alkoholik, atau dipicu obat).
Syok atau toksisitas obat juga dapat meningkatkan kadar ALT.

Terlepas dari seberapa banyak kadar ALT yang ada dalam darah, peradangan atau kematian sel hati hanya
dapat dipantau dengan biopsi hati. Meskipun kadar ALT dalam pembuluh darah merupakan pengukuran
kuantitatif langsung, tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis kerusakan hati atau perkembangan
penyakit.

- Aspartate aminotransferase (AST)/SGOT


AST adalah enzim mitokondria yang terdapat di hati, jantung, otot, ginjal dan otak. Dalam banyak kasus
kerusakan hati, kadar ALT dan AST meningkat dengan perbandingan sekitar 1:1. Rentang normal kadar
AST dalam aliran darah adalah antara 5 sampai 43 IU/L.

- Alkaline phosphatase (ALP)


ALP terdapat di banyak jaringan tubuh (usus, ginjal, plasenta, dan tulang) dan diproduksi di saluran
empedu dan selaput sinusoidal hati. Jika saluran empedu tersumbat, kadar ALP akan meningkat. Selain itu,
ALP akan meningkat jika terjadi sirosis, sclerosing cholangitis dan kanker hati.
Selebihnya, penyakit tulang, gagal jantung kongestif, dan hipertiroidisme dapat menyebabkan tingginya
kadar ALP yang tidak terduga. Peningkatkan kadar ALP bisa disebabkan oleh masalah hati jika kadar GGT
juga mengalami peningkatkan. Rentang normal kadar ALP dalam darah adalah antara 30 sampai 115 IU/L.

- Bilirubin
Kadar bilirubin dapat meningkat karena berbagai penyakit, termasuk penyakit hati. Jika hati mengalami
kerusakan, bilirubin bisa bocor ke dalam aliran darah dan memicu penyakit kuning (jaundice), yaitu kondisi
menguningnya mata dan kulit yang disertai dengan urin gelap dan feses berwarna terang. Penyebab dari
meningkatnya kadar bilirubin meliputi:
Hepatitis virus
Penyumbatan saluran empedu
Sirosis hati
Penyakit hati lainnya
Tes bilirubin total mengukur jumlah bilirubin dalam pembuluh darah. Total kadar bilirubin yang normal
berkisar antara 0,20 sampai 1,50 mg/dl (milligram per deciliter). Tes bilirubin langsung (bilirubin direct)
mengukur bilirubin yang diproduksi di hati. Kadar normal bilirubin langsung berkisar antara 0,00 sampai
0,03 mg/dl.

- Albumin
Malnutrisi, beberapa penyakit ginjal, dan kondisi lainnya yang lebih langka dapat menyebabkan penurunan
kadar albumin. Albumin mempertahankan volume darah di pembuluh vena dan arteri. Jika kadar albumin
menurun secara signifikan, cairan bisa bocor dari aliran darah ke jaringan di sekitarnya, menyebabkan
pembengkakan di pergelangan dan telapak kaki. Rentang normal kadar albumin dalam darah adalah antara
3,9 sampai 5,0 g/dl (gram/deciliter).

- Total Protein (TP)


TP adalah tes darah yang mengukur albumin dan semua protein lainnya dalam aliran darah, termasuk
antibodi yang membantu melawan infeksi. Berbagai alasan yang berbeda bisa menyebabkan peningkatan
atau penurunan kadar protein yang tidak normal, misalnya penyakit hati, penyakit ginjal, kanker darah,
malnutrisi, atau pembengkakan tubuh yang tidak normal. Kadar normal protein dalam aliran darah berkisar
antara 6,5 sampai 8,2 g/dl.
4. Bagaimana anatomi dari hepar, lien, pankreas, empedu?
ANATOMI HEPAR

Gambar 1. Hepar tampak facies Diapragmatica


Gambar 2 : Hepar tampak facies visceralis

Pembagian Hepar
1) Secara Struktural (Anatomis)
Fissura Sagitalis Sinistra (Lig. Falciforme dan lig. venosum)
Pembagian menjadi lobus hepatis sinister dan lobus hepatis dextra. Sehingga lobus caudatus dan lobus
quadrates termasuk ke dalam lobus hepatis dextra.
2) Secara Fungsional (Fisiologis)
Fissura Sagitalis Dextra (Fossa Biliaris dan Sulcus Vena Cava Inferior)
Pembagian ini berdasarkan perdarahan, inervasi, aliran lymphe dan distribusi ductus hepaticus Sehingga lobus
caudatus dan lobus quadratus termasuk ke dalam lobus hepatis sinistra.
Ligamenti Hepatis
Pada hepar terdapat beberapa ligamentum yaitu :
Ligamentum falciformis. Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdomen dan terletak di antara umbilicus
dan diafragma.
Ligamentum teres hepatis (round ligament). Merupakan bagian bawah ligamentum falciformis; merupakan
sisa-sisa peninggalan vena umbilicalis yang telah menetap.
Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis. Merupakan bagian dari omentum minus
yang terbentang dari kurvatura minor lambung dan duodenum sebelah proksimal ke hepar. Di dalam
ligamentum ini terdapat arterie hepatica, vena porta dan ductus choledocus communis. Ligamen
hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari Foramen Winslow.
Ligamentum Coronaria Anterior (dextra & sinistra) dan ligamentum coronaria posterior (dextra &
sinistra).Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.
Ligamentum triangularis (dextra & sinistra). Merupakan fusi dari ligamentum coronaria anterior dan
posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Facies
Mempunyai 2 facies :
o Fascies Diafragmatica, terdiri dari beberapa pars :
 Pars superior
 Terdapat cekungan datar yng dinamakan IMPRESSIO CARDIACA.
 Sebagian besar merupakan AREA NUDA.
 Pars anterior
 Terdapat perlekatan Lig. falciforme
 Lig. falciforme membagi hepar menjadi 2 lobus yaitu LOBUS DEXTRE & LOBUS SINISTRE.
 Pars posterior
 Terdapat lobus caudatus (diantara lobus dextre & sinister hepatis).
 Terdapat sulcus vena cava yang ditempati oleh VCI diantara lobus hepatis dextre & caudatus.
 Ke arah kanan juga terdapat area nuda hepatis, yang berbentuk triangular.
 Pada apex hepatis disebelah kanan terdapat lig. triangulare dextre.
 Pars dextre
 Merupakan permukaan dari lobus dextre hepatis yang menempel pada costa-costa dextre terbawah.

o Fascies Visceralis
 Terdapat 2 celah sagittal, yaitu :
 Fissure Sagittalis Sinister
 Pemisah lobus sinister dengan lobus caudatus & quadrates.
 Ditempati oleh lig. teres hepatis dan lig. venosum.
 Fossa Sagittalis Dextre
 Terdiri dari FOSSA VESICA BILLIARIS & FOSSA VENA CAVA.
 Pemisah lobus dextre di sebelah kanan dengan lobus qaudatus & qudratus di sebelah kirinya.

 Terdapat celah transversal (PORTA HEPATIS)


 Terletak di tengah Fissura Sagittalis Sinistre & Fossa Sagittalis Dextre.
 Bangunan-bangunan yang melewati Porta Hepatis :
 Arteri Hepatica Propria
 Vena Porta
 Ductus Hepaticus
 Nervus dan Pembuluh Limfe

 Terdapat impressio-impressio :
 Pada Lobus Dextre :
 Impressio colica
 Impressio duodenalis
 Impressio renalis
 Impressio suprarenalis
 Pada Lobus Sinistre :
 Impressio gastric
 Impressio oesophagea
 Pada lobus Quadratus :
 Impressio duodenalis
Vaskularisasi

 Arteri Hepatica Propria cabang dari Arteri Hepatica Communis.


 Vena Porta dimuarai oleh 2 cabang utama, yaitu Vena Mesenterica Superior dan Vena
Lienalis.
 Lobulus hati terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vena hepatica

dan kemudian ke vena cava. Lobulus sendiri dibentuk terutama dari banyak lempeng sel hati yang menyebar dari
vena sentralis seperti jeruji roda. Masing –masing lempeng hati tebalnya dua sel, dan diantara sel yang berdekatan
terdapat kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke ductus biliaris ke dalam septum fibrosa yang memisahkan lobules
hati yang berdekatan,. Di dalam septum terdapat vena porta kecil yang menerima darah terutama dari vena saluran
pencernaan melalui vena porta. Dari venula ini darah mengalir ke sinusoid hati gepeng dan bercabang yang terletak
di antara lempeng-lempeng hati dan kemudian ke vena sentralis. Dengan demikian, sel hepar terus-menerus terpapar
dengan darah vena porta. Arteriol hati juga ditemukan di dalam septum interlobaris. Arteriol ini menyuplai darah
arteri ke jaringan septum di antara lobulus yang berdekatan, dan banyak juga arteriol kecil yang mengalir langsung
ke sinusoid hati, paling sering berlokasi pada sepertiga jarak ke septum interlobaris.
Innervasi Hepar
 simpatis : Nervus simpaticus segment Thoracal 6-10
 parasimpatis : N X

sumber : Anatomi Abdomen Oleh Dr. dr. I. Harjadi Widjaja, PA

ANATOMI VESICA FELLEA

 Morfologi
 Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi
untuk menyimpan cairan empedu (cairan pencernaan berwarna
kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati).
 Kandung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan
panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot.Terletak
didalam fossa dari permukaan visceral

Vesica biliaris dibagi menjadi :

1. Fundus vesicae biliaris, berbentuk bulat dan biasanya menonjol


dibawah margo
inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan
dinding anterior abdomen setinggi ujung kartilago costalis IX dextra.
2. Corpus vesicae biliaris, terletak dan berhubungan dengan facies visceralis hepar
dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri.
3. Collum vesicae biliaris, melanjutkan diri sebagai ductus cysticus yang berbelok ke
dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus comunis
untuk membentuk ductus choledochus

 Vaskularisasi
 Arteri cystica merupakan arteri yang memperdarahi vesica biliaris yang bercabang dari arteri
hepatica dextra.
 vena cystica mengalir darah langsung ke vena portae.
 Sejumlah arteri dan venae kecil juga berjalan diantara hepar dan vesica biliaris.

 Innervasi
Saraf simpatis dan parasimpatis membentuk plexus coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai respons
terhadap hormone kolesistokenin yang dihasilkan oleh tunika mukosa duodenum karena masuknya makanan
dari gaster

sumber : Anatomi Abdomen Oleh Dr. dr. I. Harjadi Widjaja, PA

ANATOMI LIEN
Morfologi
 Limpa berwarna merah kecoklatan dan terletak di regio hipochondrium sinistra, limpa merupakan massa
jaringan limfoid yang terbesar di dalam tubuh dan bentuknya oval.
 Dibatasi pada bagian anterior oleh lambung, cauda pankreas, flexura coli sinistra dan renal sinistra. Limpa
dikelilingi oleh peritonium. Pada bagian posterior diafragma, pleura sinistra. Didarahi oleh arteri lienalis
yang merupakan cabang dari A. Coeliaca. Saraf yang mempersyarafi limpa mengikuti perjalanan a. Lienalis
dan berasal dari plexus coeliacus. Pembuluh limfe keluar dari hilus dan berjalan melewati beberapa kelenjar
limfe yg terletak di sepanjang a. Lienalis dan mengalirkan cairan limfe ke nodi limphatici coeliaca.2
margo :superior dan inferior.
 Berfungsi sbg sistem R.E.S (organ lymphoid terbesar & tempat merusak Hb eritrosit).
Merupakan organ Intraperitoneal .
 Parenkim langsung dibungkus capsula lienalis.

 Letak : Regio Hypochondrium sinistra.


 Facies :
o Facies Diaphragmatica (cembung) berhadapan dg diaphragma & costa 9 - 11 sinistra
o Facies Visceralis (datar) mempunyai 3 impressio :impressio renalis, gastrica, & colica

 Hilus : Merupakan pertemuan dr impressio pd facies visceralis, tempat keluar masuknya van
lienalis.
Vaskularisasi
Oleh a. lienalis masuk ke hilus lienalis melewati lig. Phrenicolienalis. Cabang a. lienalis (a. gastrica brevis & a.
gastroepiploica sinistra) melalui lig.Gastrolienalis menuju ke gaster.Vena mengikuti arterinya.

Innervasi
Simpatis : T6-T10
Parasimpatis : n. vagus
Anatomi klinik, rivhard. Snell,m.d, Ph.D. bagian 1 edisi 3.

ANATOMI PANKREAS
 Morfologi
Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya
lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk
organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis.

Pankreas dapat dibagi dalam :


1. Caput Pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung
duodenum. Sebagian caput meluas ke kiri di belakang arteria san vena mesenterica
superior serta dinamakan Processus Uncinatus.
2. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan
caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena
portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
3. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan
melintang sedikit berbentuk segitiga.
4. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan
mengadakan hubungan dengan hilium lienale.

 Vaskularisasi
Arteriae
1. Arteri pancreaticoduodenalis superior (cabang a.gastroduodenalis )
2. Arteri pancreaticoduodenalis inferior (cabang a.mesenterica cranialis)
3. Arteri pancreatica magna dan arteri pancretica caudalis dan inferior cabang arteri
lienalis
Venae
Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.
Aliran Limfatik
Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen
akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica superiores.

 Innervasi
Persarafan
Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis (vagus).

5. Bagaimana fisiologis dari hepar, lien, pankreas, empedu?


FISIOLOGI HEPAR

1. Fungsi Metabolisme

Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta
menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fungSI hati yaitu :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
Dalam metabolisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini :
1. Menyimpan glikogen dalam jumlah besar
2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
3. Glukoneogenesis
4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat. Hati terutama penting
untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.
Penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah, menyimpannya, dan
kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi glukosa darah mulai turun terlalu rendah.
Fungsi ini disebut sebagai fungsi penyangga glukosa hati. Pada orang dengan fungi hati yang buruk, konsentrasi
glukosa darah setelah memakan makanan tinggi karbohidrat dapat meningkat dua atau tiga kali lebih tinggi
dibandingkan pada orang dengan fungsi hati yang normal.
Glukoneogenesis dalam hati juga penting untuk mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah, karena
glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna apabila konsentrasi glukosa darah mulai menurun di bawah
normal. Pada keadaan demikian, sejumlah besar asam amino dan gliserol dari trigliserida diubah menjadi
glukosa, dengan demikian membantu mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relatif normal.

2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak

Hati tidak hanya mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak
Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :
1. Senyawa 4 karbon – Keton Bodies
2. Senyawa 2 karbon – Active Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol)
3. Pembentukan kolesterol.
4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid.

Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana serum kolesterol
menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid Kira-kira 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah
menjadi garam empedu, yang kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam
lipoprotein dan dibawa oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati dan terutama
ditranspor dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk
membran, struktur intrasel, dan bermacam-macam zat kimia yang penting untuk fungsi sel. Setelah lemak
disintesis di hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemakuntuk di simpan.

3. Fungsi hati sebagai metabolisme Protein

 Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino.


 Dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.
Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan untuk energy atau diubah
menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil deaminasi dapat terjadi di jaringan tubuh lain, terutama di
ginjal, tetapi hal ini tidak penting di bandingkan deaminasi asam amino di dalam hati.

 Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan
satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan ∂ - globulin dan organ utama bagi produksi urea. Urea
merupakan end product metabolisme protein.
∂ - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang β – globulin hanya
dibentuk di dalam hati.albumin mengandung ± 584 asam amino dengan BM 66.000.
Fungsi hati yang penting dalam metabolisme protein adalah:
1. Deaminasi asam amino
2. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh
3. Pembentukan protein plasma
4. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino

Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Sejumlah besar amonia dibentuk
melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih ditambah oleh pembentukan bakteri di dalam usus secara
kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam darah. Oleh karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, knsentrasi
amino plasma meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma hepatic dan kematian. Penurunan aliran darah
yang besar melalui hati yang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena cava, dapat menyebabkan
jumlah amonia yang berlebihan dalam darah, suatu keadaan yang sangat toksik Sel hati menghasilkan kira-kira
90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma
dalam jaringan limfe tubuh. Hati mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15
sampai 50 gram/hari oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma, jumlah ini
dapat digantikan dalam waktu 1 atau 2 minggu.
Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis sel hati yang cepat dan
pertumbuhan hati menjadi lebih besar; pengaruh ini digandakan oleh kecepatan pengeluaran protein plasma
sampai konsentrasi plasma kembali normal.

Diantara fungsi hati yang paling penting adalh kemampuan hati untuk membentuk asam amino tertentu dan juga
membentuk senyawa kimia lain yang penting dari asam amino. Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial
dapat disintesis semuanya dalam hati.

Transaminase

The first step in catabolism of most amino acids is transamination

CO2- CO2-
+H N-C-H C=O
3

R
amino acid R -keto
acid

CO2- CO2-
C=O +H N
3 C H
CH2 CH2
CH2 CH2
CO2- CO2-
-ketoglutarate glutamate

The main function of transamination is to funnel amino groups


into a small number of amino acids, particularly Glu & Asp.
Some amino transferases (“transaminases”) are specific for
-ketoglutarate and Glu; others use oxaloacetate and Asp.

Lisin, Treonin, Prolin dan OHProlin tidak mengalami transaminasi

Deaminasi oksidatif

• Degradasi asam amino berlanjut dengan pelepasan


gugus amino  diekskresi
– Di dalam mitokondria  reaksi deaminasi oxidative 
dikatalisis oleh L-glutamate dehydrogenase (enzim
terdapat dlm matrik mitokondria.
2. Fungsi Ekskresi

a. Pembentukan dan sekresi garam empedu.

Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan yang diproses
dalam hati oleh sel hepatosit. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium
dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat/turunan dari sistin, mempunyai
peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari molekul-molekul besar lemak menjadi suspensi dari lemak
dengan diameter ± 1mm dan absorpsi dari lemak, tergantung dari system pencernaannya. Terutama setelah
garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan membentuk Micelles, kompleks yang larut dalam air
sehingga lemak dapat lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek hidrotrofik). Ukuran lemak yang
sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang
penting dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu karena adanya
garam-garam empedu dan lesitin.
http://www.jevuska.com/2009/10/08
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya:
membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X.
Benda asing menusuk kena pembuluh darah – yang beraksi adalah faktor ekstrinsi, bila ada hubungan dengan
katup jantung – yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah
dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor
koagulasi.

5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin


Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K.
6. Hati menyimpan Besi Dalam Bentuk Ferritin
Sebagian besi dalam tubuh biasanya di simpan di hati dalam bentuk ferritin. Sel hati mengandung sejumlah
besar protein yang disebut apoferritin, yang akan bergabung dengan besi baik dalam jumlah sedikit ataupun
banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan
apoferritin membentuk ferritin dan disimpan dalam bentuk ini di dalam sel hati sampai diperlukan,bila besi
dalam sirkulasi cairan tubuh mencapai kadar yang rendah, maka ferritin akan melepaskan besi. Dengan
demikian, system apoferritin hati bekerja sebagai penyangga besi darah dan juga sebagai media penyimpanan
besi.

7. Fungsi hati sebagai detoksikasi


Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi,
esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over dosis.
8. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas
Sel kuppfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain
itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ - globulin sebagai imun livers mechanism.

9. Fungsi hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000 – 1800 cc/
menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica ± 25% dan di dalam vena porta 75% dari seluruh aliran
darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran
ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk
mempertahankan aliran darah.
10. Fungsi sekresi empedu oleh hati
Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu , normalnya antara 600 dan 1000
ml/hari.
Empedu melakukan dua fungsi penting, yaitu :
1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorbs lemak, bukan karena enzim dalam
empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu dalam empedu melakukan dua hal,
yaitu :
1. Asam empedu membantu mengelmusikan partikel-partikel lemak yang besar dalam makanan menjadi
banyak partikel kecil, permukan partikel tersebut dapat disersng oleh enzim lipase yang disekresikan dalam
getah pankreas, dan
2. Asam empedu membantu absorbs produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membrane mukosa
intestinal.
2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang penting dari darah.
Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.

SUMBER :
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.

FISIOLOGI VESICA FELLEA ( KANDUNG EMPEDU)


Empedu memiliki 2 fungsi
penting:
1. Membantu pencernaan dan
penyerapan lemak .
2. Berperan dalam pembuangan
limbah tertentu dari tubuh,
terutama hemoglobin yang
berasal dari penghancuran sel
darah merah dan kelebihan
kolesterol.

PEMBENTUKAN BILIRUBIN

Color Atlas of Physiology ,


Despopulous , berikut adalah fase -
fasenya :

1) Eritrosit yang sudah tua akan


difagosit oleh monosit dan
makrofag dan sebagiannya lagi
akan didestruksi / katabolisasi di
sistem retikuloendotelial ( SRE )
seperti hati dan limfa, sementara
sel darah yang telah difagosit itu
akhirnya juga akan dibawa
menuju SRE untuk mengalami
katabolisasi lebih lanjut
2) Didalam SRE hemoglobin, suatu bentuk protein yang terdapat dalam eritrosit, akan dipecah menjadi 3
komponen yaitu Heme, Ferum ( besi ) dan globin. Globin akan menuju siklus metabolisme yang lain
sedangkan besi akan digunakan kembali oleh tubuh untuk pembentukan eritrosit baru dan akhirnya heme
akan dikonversi menjadi biliverdin yang berwarna kehijauan
3) Biliverdin akan keluar dari SRE menjadi bentuk bilirubin tak terkonjugasi atau bilirubin indirek ( BI ),karena
sifatnya yang tidak larut air maka untuk ditranspor didalam plasma, dibutuhkan suatu pembawa yaitu
albumin. bersama dengan albumin BI akan bersirkulasi dan akan mengalami ambilan oleh hepatosit
4) BI akan diikat oleh suatu protein yang dihasilkan hati yaitu protein Y, lalu BI + Protein Y akan mengalami
reaksi enzimatik, yaitu oleh enzim glukuronil transferase dan kemudian mengalami pengikatan lagi dengan
protein Z, maka lengkaplah bilirubin tersebut menjadi bentuk terkonjugasi / bilirubin direk yang memiliki
sifat larut dalam air
5) Bilirubin akan dikeluarkan dari hati melalui traktus biliaris dan nantinya akan bercampur dengan garam -
garam empedu, dan kemudian memasuki saluran cerna
6) Didalam saluran cerna bilirubin akan dimetabolisme lebih lanjut oleh bakteri usus menjadi sterkobilin ( dan
juga urobilin ) yang mewarnai faeces sebagian kecil akan diserap dan dibawa ke dalam sirkulasi portal ,dan
kemudian ke ginjal dimana bilirubin ini akan mewarnai urine ( disini namanya berganti menjadi urobilin )
dan dikeluarkan bersama dengan urine ( serta faeces ) dari tubuh

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:


a) Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk
membantu proses penyerapan
b) Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
c) menggerakkan isinya
d) Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah
yang dihancurkan
e) Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari
f) tubuh
g) Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
h) Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam
empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.
 Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.

SUMBER :
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.
Skema Metabolisme Bilirubin
Eritrosit
Globin Heme
Fe Protoporfirin LIEN

Biliverdin
Biliverdin reductase
Bilirubin tak terkonjugasi/ B1 / indirect
Bilirubin tak terkonjugasi
+ DARAH
Albumin
Albumin
Bilirubin + asam glukuronat
Bilirubin terkonjugasi
HEPAR
Kanalikuli biliaris
Ductus biliaris
Ductus hepatica dex & sin Ductus hepaticus comunis
Ductus pancreaticus wirsungi
Ductus cysticus ductus coledocus papila duodeni mayor
Vesica fellea duodenum pars decendens
Urobilinogen
V Porta
V interlobularis di absorbsi Sterkobilinogen USUS

Oksidasi
Sinusoid Sterkobilin
V sentralis Warna Feses
V hepatica VCI Atrium dex Aorta Abdominal
A. renalis
Urobilinogen
GINJAL
Oksidasi
Urobilin
Warna Urin
Tambahan :
APA ITU HEME

 Heme adalah senyawa besi forfirin yang terdapat dalam Hemoglobin → eritrosit
 Eritrosit → 120 hari → mati → dikatabolisme dihati
 Eritrosit → Hemoglobin → Heme + Globin (protein, digunakan lagi oleh tubuh)
 Heme → Forfirin + Besi (digunakan lagi)

METABOLISME HEME

 Metabolisme Heme dilaksanakan di sel retikuloendotel pada hati, limpa & sumsum tulang
 Katabolisme heme dilaksanakan oleh enzim komplek yang disebut Oksigenase heme
 Heme → Forfirin → biliverdin → bilirubin
 Bilirubin yang terbentuk dalam jaringan perifer akan diangkut kedalam hati oleh albumin plasma
TIGA PROSES METABOLISME HEME

1. Pengambilan bilirubin oleh sel perenkim hati


2. Konjugasi bilirubin dalam retikulum endoplasma hati
3. Ekskresi bilirubin terkonjugasi kedalam empedu

1. PENGAMBILAN BILIRUBIN OLEH SEL HATI

 Bilirubin hasil metabolisme eritrosit oleh hati, limpa & sumsum tulang disebut → Bilirubin Indirex
 Sifat Bilirubin Indirex → tidak larut air → non polar (toxic dan lebih berperan dalam manifestasi klinis
jaundice)
 Agar dapat larut air harus diolah di Hati → dikonjugasikan dengan asam glukoronat

2. KONJUGASI BILIRUBIN (DALAM HATI)

 Bilirubin Indirex → dibuat larut air dan polar dengan cara direaksikan dengan asam glukoronat →
dikonjugasikan
 Tempat konjugasi di sel sinusoid hepar → Hasil Bilirubin Direx/ Konjugasi
 Bilirubin Direx → larut air dan bersifat polar
 Diekskresikan → empedu

3. EKSKRESI BILIRUBIN (KE EMPEDU)

 Bilirubin Direx masuk empedu → transport aktif


 Bilirubin Direx bersama getah empedu yang lain → masuk duodenum
 Di duodenum Bilirubin Direx direduksi bakteri usus → Urobilinogen (tidak berwarna) → di colon dioksidasi
oleh flora colon → Urobilin (kuning)

memberi warna Feses (sterkobilinogen)

Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
FISIOLOGI LIEN
 FISIOLOGI

Fungsi utama limpa adalah


 untuk menyaring darah.karena memiliki jejaring atau network reticular padat,limpa berfungsi sbagai
penyaring efektif untuk antigen,mikroorganisme,trombosit dan eritrosit tua atau abnormal.
 Limpa juga mendaur ulang zat besi.
 Semasa kehidupan vetal limpa adalah organ hemopoetik yg menghasilkan granulisit dan eritrosit namun
kemampuan ini menurun setelah lahir.
 Berfungsi sebagai reserfoar (menampung)darah karena strukturnya yg longgar mirip spon.
Fungsi Limpa. Limpa dibagi menjadi dua daerah sebagai tempat penyimpan darah: sinus venosus
dan pulpa.

Sinus bentuknya dapat membengkak seperti sistem vena lainnya dan dapat menyimpan darah lengkap.

Pada pulpa limpa, kapilernya begitu permeable sehingga eritrosit mudah keluar dan masuk  ke jaringan
trabekula  yang membentuk pulpa merah, sedangkan plasma tetap mengalir ke sinus venosus kemudian
asuk ke sirkulasi sistemik. Eritrosit bisa keluar dan masuk ke dalam sirkulasi ketika terdapat rangsangan
sistem saraf simpatis. Selain pulpa merah, terdapat pulpa putih sebagai pembentuk sel-sel limfoid
sebagai sistem imun tubuh.

Selain sebagai penyimpan darah, limpa juga berperan dalam penghancuran eritrosit yang tua;
hemoglobin dan stroma sel hasil dari pemecahan eritrosit akan dicerna oleh sel reticular endotelial limpa
(juga sebagai penghancur bahan infeksius, bakteri, parasit, dll) dan dibuat zat nutrisi bagi pembentukan
eritrosit yang baru.
Fungsi ini kurang pada manusia dibanding dengan spesies lainnya, tetapi limpa menampung jumlah darah
yang besar (kira-kira 8% dari jumlah sel darah) apakah terdapat di sinus venous atau di jaringan retikuler
pada korda. Jika dibutuhkan seperti pada anoxia, jumlah kebutuhan darah yang besar dapat digantikan
dalam sirkulasi.
 Berperan penting dalam menghasilkan antibody untuk melawan antigen didalam darah.ini karena banyak
limfosit G dan T dalam limpa selain makrofag.

Fagositosis
Fungsi utama dari limpa adalah fagositosis. Sel darah merah yang sudah tua dan rusak setiap hari diperbaiki,
begitu juga untuk partikel benda asing, mikroba, antigen, dan sisa sel. Proses ini terjadi di sinusoid dan korda
splenika oleh aksi makrofag endothelial.3
Respon Imun
Limpa merupakan organ limfoid terbesar dalam tubuh, mengandung 25% limfosit T dan 10-15 % limfosit B
dari jumlah total populasi. Limpa sebagai respon imun nospesifik berfungsi menghilangkan pathogen dalam
darah seperti bakteri dan virus yang dibungkus dengan komplemen. Limpa juga sebagai respon imun spesifik
memproduksi antibody, sel plasma, sel memori sebagai responnya terhadap antigen yang terjebak di
periarteriolar limfoid
Citopoiesis
Pulpa merah mengandung mielosit, eritroblas, dan megakariosit. Pada janin usia 5-8 bulan limpa berfungsi
sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Fungsi berlanjut dan tidak hilang sama
sekali pada usia dewasa.

Guyton A. C., Hall J. E., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC

FISIOLOGI PANKREAS
FISIOLOGI PANKREAS

Pankreas adalah campuran jaringan eksokrin dan endokrin. Pankreas adalah kelenjar memanjang yang
terletak di belakang dan di bawah lambung, diatas lengkung pertama duodenum. Pankreas merupakan
kelenjar campuran yang mengandung jaringan eksokrin dan endokrin.
Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang
membentuk kantung-kantung atau asinus, yang berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara ke
duodenum.
Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau
langerhans (islets of langerhans), yang tersebar di seluruh pankreas. Hormon terpenting yang disekresikan
oleh sel-sel pulau langerhans adalah insulin dan glukagon.
Eksokrin
Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen, yaitu :
 Sekresi enzimatik poten dan
 Sekresi alkali encer (cair) yang kaya akan natrium bikarbonat (NaHCO3).
Enzim pankreas disintesis oleh retikulun endoplasma dan kompleks Golgi sel asinus, dan kemudian disimpan
di dalam granula zimogen dan dikeluarkan melalui proses eksositosis bila diperlukan.
Sel – sel asini menghasilkan beberapa enzim yang disekresikan melalui ductus pankreas yang bermuara ke
duodenum.
Ketiga jenis enzim pankreas yaitu:
1. Enzim-enzim proteolitik, yang berperan dalam pencernaan protein.
Tiga enzim proteolitik utama yang disekresikan oleh pankreas adalah tripsinogen, kimotripsinogen, dan
prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif.
- Setelah disekresikan ke dalam lumen duodenum, tripsinogen diaktifkan menjadi bentuk aktifnya,
tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam diatas luminal sel-sel yang melapisi mukosa
duodenum.
- Tripsin kemudian secara oktokatalisis mengaktikan lebih banyak tripsinogen. Tripsinogen harus tetap
inaktif didalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik mencerna sel-sel tempat ia terbentuk.
- Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya, diubah oleh tripsin
masing-masing menjadi bentuk-bentuk aktif mereka, kimotripsin dan karboksipeptidase, didalam lumen
duodenum.
- Dengan demikian setelah eritrokinase mengaktifkan sebagian tripsin, tripsin kemudian bertanggung
jawab untuk menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya.
2. Amilase pankreas, berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah polisakarida
menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui getah pankreas dalam bentuk aktif karena amilase
tidak membahayakan sel-sel sekretorik.
3. Lipase pankreas, sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim yang disekresikan diseluruh
sistem pencernaan yang dapat menuntaskan lemak. Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida makanan
menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.
4. Kolesterol esterase untuk hidrolisis ester kolesterol sedangkan
5. fosfolipase untuk memecah asam lemak dan fosfolipid.

Tiga rangsangan dasar yang menyebabkan sekresi pankreatik :


Asetikolin : disekresikan ujung nervus vagus parasimpatis dan saraf-saraf
kolinergenik.
Kolesistokinin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.
Sekretin : disekresikan mukosa duodenum dan jejunum rangsangan asam.
Endokrin
Terdiri atas 4 sel, yaitu : sel α, sel β, sel σ, dan sel F.
Fungsi endokrin kelenjar pankreas diperankan oleh pulau langerhans.Sekresi sel – sel ini berupa hormon
yang akan langsug diangkut melalui pembuluh darah.Sel Hormon Target
utama Efek Hormonal Regulasi.
α (Glukagon)
Target adalah hati, dan jaringan adiposa. Efek adalah merombak cadangan lipid, merangsang sintesis glukosa
dan pemecahan glikogen di hati, menaikan kadar glukosa. Distimulasi oleh kadar glukosa darah yang rendah,
dihambat oleh somatostatin.
β (Insulin)
Target adalah sebagian besar sel. Efek adalah membantu pengambilan glukosa oleh sel, menstimulasi
pembentukan dan penyimpanan glikogen dan lipid, menurunkan kadar glukosa darah. Distimulasi oleh kadar
glukosa darah yang tinggi, dihambat oleh somatostatin.
σ (Somatostatin)
Target adalah sel langerhans lain, epitel saluran pencernaan. Efek adalah menghambat sekresi insulin dan
glukagon, menghambat absorbsi usus dan sekresi enzim pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-
protein, mekanismenya belum jelas.
F (Polipeptida pankreas)
Target adalah organ pencernaan. Efek adalah menghambat kontraksi kantong empedu, mengatur produksi
enzim pankreas, mempengaruhi absorbsi nutrisi oleh saluran pencernaan. Distimulasi oleh makanan tinggi-
protein dan rangsang parasimpatis.
SUMBER :
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.

6. Bagaimana histologi dari hepar, lien, pankreas, empedu?


HISTOLOGI HEPAR

HISTOLOGI LIEN
HISTOLOGI PANKREAS

HISTOLOGI KANDUNG EMPEDU

7. Mengapa dokter menduga mata kuning berkaitan dengan kelainan sistem enterohepatik?
8. Apa hubungan ke 4 organ tersebut?
 Enterohepatik
Hubungan / peran kandung empedu dengan sistem enterohepatik
Kandung empedu mempunyai peranan penting dalam pencernaan lemak. Kandung empedu menampung ±50ml
empedu yang dapat dibuat kembali dalam merespon pencernaan makanan. Dalam keadaan puasa kira-kira
setengah dari empedu secara terus-menerus dialirkan ke dalam kandung empedu untuk disimpan. Selama
empedu berada dalam kandung empedu, maka akan terjadi peningkatan konsentrasi empedu oleh terjadinya
proses reabsorpsi ion-ion Natrium, Kalsium, dan bikarbonat diikuti oleh difusi air sehingga terjadi penurunan pH
intrasistik. Kandung empedu mampu menurunkan volumenya jika diisi empedu 80-90 %
(Buku Ajar IPD jilid 1edisi IV)
Hubungan / peran lien dengan
sistem enterohepatik
Limpa menghasilkan, memantau,
menyimpan dan menghancurkan sel
darah.
limpa merupakan organ sebesar
kepalan tinju yang lembut dan
berongga-rongga, dan berwarna
keunguan.
limpa terdapat dibagian atas rongga
perut, tepat dibawah lengkung tulang
iga di sebelah kiri.

Limpa berfungsi sebagai 2 organ.


bagian yang putih merupakan sistem
kekebalan untuk melawan infeksi dan
bagian yang merah bertugas membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan dari dalam darah (misalnya sel darah
merah yang rusak). sel darah putih tertentu (limfosit) menghasilkan antibodi pelindung dan memegang peranan
penting dalam melawan infeksi. limfosit dapat dibentuk dan mengalami pematangan di dalam bagian putih
limpa. bagian merah limpa mengandung sel darah putih lainnya (fagosit) yang mencerna bahan yang tidak
diinginkan (misalnya bakteri atau sel yang rusak) dalam pembeluh darah. Bagian merah memantau sel darah
merah (menentukan sel yang abnormal atau terlalu tua atau sel yang mengalami kerusakan) dan
menghancurkannya. karena itu, bagian merah ini kadang disebut sebagai kuburan sel darah merah. bagian
merah juga berfungsi sebagai cadangan untuk elemen-elemen darah, terutama sel darah putih dan trombosit.
Jika limpa diangkat melalui pembedahan (splenektomi), tubuh akan kehilangan beberapa kemampuannya untuk
menghasilkan antibodi pelindung dan untuk membuang bakteri yang tidak diinginkan dari tubuh. sebagai
akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi akan berkurang. tidak lama kemudian, organ lainnya
(terutama hati) akan meningkatkan fungsinya dalam melawan infeksi untuk menggantikan kehilangan tersebut,
sehingga peningkatan resiko terjadinya infeksi tidak akan berlangsung lama.
Jika limpa membesar (splenomegali), kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan
meningkat. Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit dalam sirkulasi.
Jika limpa yang membesar menangkap sejumlah besar sel darah yang abnormal, sel-sel ini akan menyumbat
limpa dan mengganggu fungsinya. Proses ini menyebabkan suatu lingkaran setan, yaitu semakin banyak sel
yang terperangkap dalam limpa, maka limpa akan semakin membesar; semakin membesar limpa, maka akan
semakin banyak sel yang terperangkap. jika limpa terlalu banyak membuang sel darah dari sirkulasi
(hipersplenisme), bisa timbul sejumlah masalah, seperti:
- anemia (karena jumlah sel darah merah berkurang)
- sering mengalami infeksi (karena jumlah sel darah putih berkurang)
- kelainan perdarahan (karena trombosit berkurang).
Pada akhirnya limpa yang sangat membesar juga menangkan sel darah merah yang normal dan
menghancurkannya bersama dengan sel-sel yang abnormal.
(www.medicastore.com)
Hubungan / peran pancreas dengan sistem enterohepatik
Pankreas terbentuk dari dua sel dasar yang mempunyai fungsi sangat berbeda. Sel sel eksokrin yang
berkelompok yang berkelompok kelompok disebut asini menhasilkan unsur unsur getah pancreas. Sel sel
endokrin atu Pulau Langerharns menghasilkan sekret endokrin, insulin dan glukagon yang penting untk
metabolisme karbohidrat.
Pancreas merupakan kelenjar kompleks tubulo alveolar. Secara keseluruhan, pankreas menyerupai setangkai
anggur. Cabang- cabangnya merupakan saluran yang bermuara pada duktus pankreatikus utama(Wirsungi).
Saluran saluran kecil dari tiap asinus mengosongkan isinya ke saluran utama. Saluran utama berjalan disepanjang
kelenjar , sering bersatu dengan duktus koledokus pada ampula Vateri sebelum masuk ke duodenum. Saluran
tambahan, duktus Santorini sering ditemukan berjalan dari caput pankreas masuk ke duodenum, sekitar satu inci
di atas papila duodeni.
(Patofisiologi, Sylvia A. Price)
Yg bermuara ke vena porta???Hubungan dgn organ lain??
Apa saja yang menyebabkan sumbatan vena
porta??

Kira-kira 1050 mL darah mengalir


dari vena porta ke sinusoid hati
setiap menit, dan tambahan 300ml
lagi mengalir ke sinusoid dari arteri
hepatica, dengan total rata-rata 1350
ml/menit. Jumlah ini sekitar 27%
dari sisa curah jantung. Rata-rata
tekanan di dalam vena porta yang
mengalir ke dalam hati adalah
sekitar 9 mm Hg, dan rata-rata
tekanan di dalam vena hepatica yang
mengalir dari hati ke vena cava
normalnya hampir tepat 0 mm Hg.
Perbedaan tekanan yang
kecil ini, hanya 9 mm Hg.
Menunjukkan bahwa
tahanan aliran darah melalui
sinusoid hati normalnya
sangat rendah. Terutama
bila seseorang dapat
memperkirakan bahwa
sekitar 1350 ml darah
mengalir melalui jalur ini
setiap menit. Jika sel-sel
parenkim hati hancur, sel-
sel tersebut digantikan oleh jaringan fibrosa yang akhirnya akan berkontraksi di sekeliling pembuluh
darah, sehingga sangat menghambat darah porta melalui hati. Proses penyakit ini dikenal dengan
sirosis hati.
Penyakit ini lebih umum disebabkan oleh alkoholisme.
Sistem porta juga kadang-kadang terhambat oleh suatu gumpalan besar yang berkembang di dalam vena
porta atau cabang utamanya. Bila system porta tiba-tiba tersumbat, kembalinya darah dari usus dan limfa
melalui system aliran darah porta hati ke sirkulasi sistemik menjadi sangat terhambat, menghasilkan
hipertensi porta dan tekanan kapiler, di dalam dindimg usus meningkat 15 sampai 20 mmHg diatas normal.
Peningkatan tekanan vena portal (hipertensi portal). Karena vena menyempit atau tersumbat,
maka tekanan pada vena portal meningkat. Terjadinya sumbatan pada vena porta yang disebabkan
karena adanya pembekuan darah. Sumbatan vena portal dihasilkan dari trombosis (gumpalan darah)
atau penyempitan pada vena portal, yang membawa darah menuju hati dari usus. Menyebabkan
limpa membesar (splenomegaly). Hal ini juga mengakibatkan peluasan, pembuluh darah terpuntir
(varicose) pada kerongkongan (esophageal varices) dan seringkali di dalam perut (portal
hypertensive gastropathy). Hal ini bisa mengalami pendarahan parah. Penumpukan cairan pada perut
(ascites) tidak umum tetapi bisa terbentuk ketika penyumbatan pada vena portal disertai dengan
penyumbatan hati atau kerusakan atau ketika cairan dalam jumlah besar diberikan secara infus untuk
menyembuhkan pendarahan besar atau dari varises yang pecah pada kerongkongaqn atau perut.
Trombosis vena portal yang terbentuk pada orang dengan sirosis akan menyebabkan kondisi mereka
memburuk. 

SUMBER :
Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed.11. EGC. Jakarta, 2007.

Anda mungkin juga menyukai