Alarm sindrom : gejala yang menunjukan gerd yang berkepanjangan yang kemungkinan sudah
menjadi komplikasi pasien yang tidak ditangani dengan baik dapat mengalami komplikasi hal ini
disababkan oleh reflux berualng yang berkepanjangan ( disfagia turun nafsu makan, turun berat
badan )
Ppi test : pemeriksaan tambahan untuk diagnoso gerd dikatkan positif dalam satu minggu jika >
50%
Step 2
Step 3
-Fisiologi
-mastikasi
-deglutinasi (volunteer, pharyngeal, esofageal)
-volunter = makanan siap ditelan
-pharyngeal = bolus merangsang reseptor di tonsil faring impuls ke otak 4
efek (palatum mole tertutup, plica palatoglossus ke medial, epiglottis menutup, laring terdorong
ke depan sehingga esofagus melebar)
-esofageal = gerakan peristaltic, primer= lanjutan dari faring, sekunder = sisa-
sisa makanan peristaltik
-digesti (absorbs dan ekskresi) menyimpan makanan sementara, degradasi, mengirim
caem. Lambung menghasilkan HCl, mucus, pepsin, factor intrinsic(absorbs vit. B12). Caem keluar
lambung ke duodenum melalui pylorus sphincter
-renin, mengemulsikan susu pada bayi agar nutrisinya dapat terserap lebih lama
-endokrin
Tatalaksana diberi histamine receptor antagonis menghambat histamine agar tidak menepel
di sel parietal
Gaster dilapisi sel epitel kolumner simpleks
2. Mengapa pasien mengeluh mual , bersendawa, tengorokan terasa pahit, dan suara serak ?
Ketidakseimbangan antara pertahanan esophagus dengan refluks lambung penyakit refluks
esophageal
Pertahanan esophageal meliputi :
1. Spingter esophageal
Bagian bawah (LES) LES ber tekanan tinggi memisahkan E dan L normalnya turun saat (
menelan , sendawa dan muntah)
Cat. Bersendawa : kejadian sendawa di awali dengan peningkatan tekanan intra abdominal
akibat akumulasi gas yg menyebabkan relaksasi LES di ikuti dengan distensi eosofageal dan
relaksasi dari UES di akibatkan distensi eosofageal di bandingan LES udara yang melewati UES (
akan sendawa)
7. Patofisiologi ?
Hernia hiatal
Sebagian besar mekanisme antireflux alami terganggu oleh kehadiran hernia hiatal. Sebagai
akibatnya, hernia hiatal dikaitkan dengan derajat esofagitis yang lebih parah dan ke kerongkongan
Barret. Tingkat keparahan penyakit ketika hernia hiatal hadir adalah konsekuensi dari paparan
mukosa esofagus yang lebih luas pada refluks karena episode refluks yang lebih lama dan menurun.
Pasien dengan hernia hiatal tampaknya memiliki TLESR lebih sering dan berkepanjangan. Selain
itu, kantong asam lambung post-prandial yang membesar yang lolos dari buffering oleh makanan
terjadi pada pasien ini yang bertindak sebagai cadangan asam untuk refluks
Dismotilitas
Pembersihan kerongkongan tergantung pada motilitas kerongkongan untuk mendorong refluks
kembali ke perut lagi. Peradangan kerongkongan dapat menyebabkan perubahan kontraksi.
Dengan demikian, dismotilitas esofagus terkait dengan penyebab dan efek GERD [29]. Dismotilitas
dapat ditemukan pada hampir setengah dari pasien GERD dengan 20-30% memiliki motilitas
kerongkongan yang tidak efektif [29, 30].
8. Dx dan dd ?
Alarm features
Dysphagia
Dysphonia
Persistent pain
Iron-deficiency anemia
Lymphadenopathy
Epigastric mass
Dx : GERD
DD : gastritis , dispepsia, ulkus gastic, nyeri dada. Angina
Perbedaan dari DX dan DD
9. Etiologi ?
10. Faktor resiko ?
- Obat-obatan ( ccb B adrenergik , teofilin,)
- Faktor resiko dari makanan
- Hormon ( res, progesteron)
- Sering makan sebelum tidur
11. Manifestasi klinis ?
- Heart burn
- Disfagia
- Batuk kronik
- Suara serak
12. Pemeriksaan pf dan px ?
Px : - dilakukan endoskopi ada pedarahan atau tidak dan pengobatan
o Tes gastro oesofageal schintigravi : untuk melihat oesofagus mengosongkan lumen
o Pemeriksaan oesofago gram : lipatan mukosa , erosi , dan strikture
Penilaian dari px