30101800189
Step 1
1. Trias charcot : gejala yang paling sering di temukan pada pasien kolangitis yaitu berupa
demam, sklera ikterik (+), dan nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
2. Murphy’s sign : suatu pemeriksaan yg menggunakan ibu jari/telunjuk diletakkan ditepi
kanan m. Rectus abdominis atau regio hypocndriaca dextra dan pasien disuruh tahan
nafas kalau nyeri berarti hasil positif. (kolelitiasis/kolesistitis)
3. ERCP : ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography) adalah prosedur tindakan
untuk mendiagnosis dan mengobati kelainan atau gangguan yang terjadi pada pankreas, saluran
empedu, dan kandung empedu. ERCP merupakan kombinasi dari dua jenis pemeriksaan, yaitu
endoskopi dan foto Rontgen.
Step 2
2.Mengapa nyeri pada kuadran kanan atas dan hilang timbul? Mengapa setelah makan makanan
berlemak timbul keluhan nyeri?
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
Step 3
Bahan utama yang terkandung dalam cairan empedu adalah asam empedu, fosfolipid, dan
kolesterol yang tidak teresterifikasi. Lesitin adalah fosfolipid utama yang terdapat dalam cairan
empedu fosfolipid akan terhidrolisis di usus dan tidak ikut serta dalam siklus enterohepatik.
Sebaliknya asam empedu masuk ke dalam siklus enterohepatik kecuali asam litokolat.
Asam ini terkonjugasi dengan glisin dan taurin, dan di lumen kolon diubah oleh bakteri menjadi
asam empedu sekunder (asam deoksikolat dan asam litokolat). Asam empedu dapat melarutkan
substansi substansi yang pada dasarnya tidak dapat larut dalam air seperti kolesterol. Pada
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
konsentrasi 2 milimolar, molekul – molekul asam empedu akan beragregasi membentuk agregat
yang disebut misel.
Kelarutan kolesterol dalam cairan empedu tergantung pada konsentrasi kolesterol itu sendiri dan
perbandingan antara asam empedu dan lesitin. Perbandingan yang normal akan melarutkan
kolesterol sedangkan perbandingan yang tidak normal akan menyebabkan prespitat kristal-
kristal kolesterol.
2.Mengapa nyeri pada kuadran kanan atas dan hilang timbul? Mengapa setelah makan
makanan berlemak timbul keluhan nyeri?
Makanan lemak
CCK merupakan respon dari adanya asupan lemak. Asam amin memfasilitasi dari
pengosonganvesica fellea. Menyebabkan kontraksi kantung empedu dan relaksasi sphincter oddi.
Jika ada sumbatan empedu tidak dapat keluar sehingga menyebabkan keluhan di scenario
Nyeri menjalar pd middle epigastric, kemudian ke RUQ dan kemudian ke right scapula
Normal pengosongan dari kantung empedu adalah 1 jam. Sehingga nyeri hilang setelah 1 jam
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
Kolestrol : lechitin dan garam empedu 1:20; pd supersaturasi perbandingan menjadi 1:13.
Kolestrol garam empedu dan lechitinMichelelarut pembuluh darahke ginjal
Berat badan berlebih sering dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh terutama
kandung empedu yang berhubungan dengan sintesis kolesterol. Ini karenakan dengan tingginya
BB maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun tinggi, dan juga mengurasi garam
empedu serta mengurangi kontraksi/ pengosongan kandung empedu sehingga mudah
menimbulkan sumbatan atau pengendapan.
Sumber : Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2005.hal: 570-579
Ketika makanan mulai dicerna di dalam traktus gastrointestinal bagian atas, kandung empedu
mulai dikosongkan, terutama sewaktu makanan berlemak mencapai duodenum sekitar 30 menit
setelah makan. Mekanisme pengosongan kandung empedu adalah kontraksi ritmis dinding
kandung empedu, tetapi pengosongan yang efektif juga membutuhkan relaksasi yang bersamaan
dari sfingter oddi, yang menjaga pintu keluar duktus billiaris komunis ke dalam duodenum.
Hormon CCK yang menyebabkan peningkatan sekresi enzim pencernaan oleh sel sel asinar
pankreas, rangsangan untuk memasukkan kolesistokinin ke dalam darah dari mukosa
duodenumterutama adalah kehadiran makanan berlemak dalam duodenum.
Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serabut-serabut
saraf yang menyekresikan asetilkolindari sistem saraf vagus dan sistem saraf enterikusus.
Normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam.
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta EGC
Batu empedu yang ditemukan pada kandung empedu di klasifikasikan berdasarkan bahan
pembentuknya sebagai batu kolesterol, batu pigment dan batu campuran. Lebih dari 90% batu
empedu adalah kolesterol (batu yang mengandung > 50% kolesterol) atau batu campuran (batu
yang mengandung 20-50% kolesterol). Angka 10% sisanya adalah batu jenis pigmen, yang mana
mengandung < 20% kolesterol. Faktor yang mempengaruhi pembentukan batu antara lain adalah
keadaan statis kandung empedu, pengosongan kandung empedu yang tidak sempurna dan
konsentrasi kalsium dalam kandung empedu.
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di dalam
kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam
menjaga solubilitas empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh
substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus
untuk pembentukan batu. Kristal yang yang terbentuk terbak dalam kandung empedu, kemuadian
lama-kelamaan kristal tersubut bertambah ukuran,beragregasi, melebur dan membetuk batu.
Faktor motilitas kandung empedu, biliary stasis, dan kandungan empedu merupakan predisposisi
pembentukan batu empedu empedu.
Ada 3 faktor :
- Hipersaturasi
Penyebab :
malnutrisi,
diet,
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
kelebihan aktivitas enzim beta glukoronid bakteri (enzim dari E.coli); enzim ini mengakibatkan
hidrolisis bilirubin (B2 menjadi B1)bilirubin unconjugated meningkatB1 mengendapB1
mengikat kalsiumbatu pigmen
komposisi empeduair (95%), garam empedu (6%), nilirubin (0,3%), kolestrol(0,3-0,9%), as.
lemak (0,3-1,2%), lechitin (0,3%)
DD: kolesistitis, akut kalkulus ( sebanyak 80% sumbatan batu empedu) akut akalkulus (batu
empedu juga bisa karena infeksi bakteri,cedera,luka bakar) kronis (kelanjutan yg akut, penebalan
kandung empedu menciut sehingga tidak bisa menampung)
Pancreatitis bilier ( karna adanya obstruksi persisten, karna adanya sumbatan batu)
Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini. Namun, semakin banyak
faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolelitiasis.
Faktor resiko tersebut antara lain:
a. Jenis Kelamin
Wanita mempunyai resiko 3 kali lipat untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan pria. Ini
dikarenakan oleh hormon esterogen berpengaruh terhadap peningkatan eskresi kolesterol oleh
kandung empedu. Kehamilan, yang menigkatkan kadar esterogen juga meningkatkan resiko
terkena kolelitiasis. Penggunaan pil kontrasepsi dan terapi hormon (esterogen) dapat
meningkatkan kolesterol dalam kandung empedu dan penurunan aktivitas pengosongan kandung
empedu.
b. Usia
Resiko untuk terkena kolelitiasis meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Orang dengan
usia > 60 tahun lebih cenderung untuk terkena kolelitiasis dibandingkan dengan orang degan usia
yang lebih muda.
Orang dengan Body Mass Index (BMI) tinggi, mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadi
kolelitiasis. Ini karenakan dengan tingginya BMI maka kadar kolesterol dalam kandung empedu
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
pun tinggi, dan juga mengurasi garam empedu serta mengurangi kontraksi/ pengosongan
kandung empedu.
d. Makanan
Intake rendah klorida, kehilangan berat badan yang cepat (seperti setelah operasi gatrointestinal)
mengakibatkan gangguan terhadap unsur kimia dari empedu dan dapat menyebabkan penurunan
kontraksi kandung empedu.
e. Riwayat keluarga
Orang dengan riwayat keluarga kolelitiasis mempunyai resiko lebih besar dibandingn dengan
tanpa riwayat keluarga.
f. Aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas fisik berhungan dengan peningkatan resiko terjadinya kolelitiasis. Ini
mungkin disebabkan oleh kandung empedu lebih sedikit berkontraksi.
Penyakit yang dilaporkan berhubungan dengan kolelitiasis adalah crohn disease, diabetes,
anemia sel sabit, trauma, dan ileus paralitik.
Nutrisi intravena jangka lama mengakibatkan kandung empedu tidak terstimulasi untuk
berkontraksi, karena tidak ada makanan/ nutrisi yang melewati intestinal. Sehingga resiko untuk
terbentuknya batu menjadi meningkat dalam kandung empedu.
-USG : rutin dilkukan untuk melihat besar, bentuk, penebalan dinding pd kantung empedu, batu
dan saluran empedu ekstra hepatic
-CT scan : tdk sensitive, untuk melihat abses pericholesistik yg tdk terlihat oleh USG
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
Oral cholesistografi : imaging duktus bilier dgn meminum zat kontras. Jarang digunakan, gagal
jika bilirubin > 34mikrmolekul /liter. Dlakukan jika tdk ada USG
-operatif and T tube cholangiografi : disuntikkan zat kontras. T tube yg memasang dr bedah ke
sistem bilier dan dihubungkan dgn kateter kemudian diserahkan ke radiolog untuk diberi kontras
dan melihat hasil
-MRCP : tindakan tidak invasive lihat ducts pakreaticus dan biliaris tptdk dpt melakukan
tindakan -Nuclear ida scan : melihat fungsi vesica fellea, hanya member gambaran uptake dan
berwarna hitam
Pem lab :
Leukosit : leukositosis
Pem feses : warna dempul/pucatobstruksi Tes fungsi hati : SGPT dan SGOT, alkali fofatase
Bilirubin serum
tampak pasien menahan penarikan nafas (inspirasi terhenti), maka hal ini disebut Murphy’s sign
positif .
Hal ini terjadi karena adanya sentuhan antara kandung empedu yang mengalamiinflamasi dengan
peritoneum abdomen selama inspirasi dalam yang dapat menimbulkan reflek menahan nafas
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
karena rasa nyeri. Bernafas dalam menyebabkan rasa yang sangat nyeri dan berat beberapa kali
lipat walaupun tanpa tekanan/palpasi pada pasiendengan inflamasi akut kandung empedu.
Pasien dengan kolesistitis biasanya tampak kesakitan dengan manuver ini dan mungkinakan
terjadi penghentian mendadak dari inspirasi (menarik nafas) ketika kandungempedu yang
terinflamasi tersentuh jari pemeriksa.
1. Asimtomatik
3. Kolik bilier
4. Kolesistitis akut
5. Perikolesistitis
7. Perforasi
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
8. Kolesistitis kronis
12. Batu empedu sekunder (Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan batu empedu
muncul lagi) angga
menghasilkan kontraksi kandung empedu, sehingga batu yang tadi ada dalam kandung empedu
terdorong dan dapat menutupi duktus sistikus, batu dapat menetap ataupun dapat terlepas lagi.
Apabila batu menutupi duktus sitikus secara menetap maka mungkin akan dapat terjadi mukokel,
bila terjadi infeksi maka mukokel dapat menjadi suatu empiema, biasanya kandung empedu
dikelilingi dan ditutupi oleh alat-alat perut (kolon, omentum), dan dapat juga membentuk suatu
fistel kolesistoduodenal. Penyumbatan duktus sistikus dapat juga berakibat terjadinya kolesistitis
akut yang dapat sembuh atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dinding (dapat ditutupi alat
sekiatrnya) dan dapat membentuk suatu fistel kolesistoduodenal ataupun dapat terjadi perforasi
kandung empedu yang berakibat terjadinya peritonitis generalisata.3
Batu kandung empedu dapat maju masuk ke dalam duktus sistikus pada saat kontraksi dari
kandung empedu. Batu ini dapat terus maju sampai duktus koledokus kemudian menetap
asimtomatis atau kadang dapat menyebabkan kolik Batu yang menyumbat di duktus koledokus
juga berakibat terjadinya ikterus obstruktif, kolangitis, kolangiolitis, dan pankretitis.3
Batu kandung empedu dapat lolos ke dalam saluran cerna melalui terbentuknya fistel
kolesitoduodenal. Apabila batu empedu cukup besar dapat menyumbat pad bagian tersempit
saluran cerna (ileum terminal) dan menimbulkan ileus obstruksi
Empiema kandung empedu biasanya terjadi sebagai akibat progresi dari kolesistitis akut dengan
obstruksi duktus sistikus persisten dan superinfeksi cairan empedu yang stagnan dengan disertai
pembentukan pus.
Gambaran klinis menyerupai kolangitis dengan demam tinggi, nyeri hebat di kuadran kanan atas
dan demam tinggi, nyeri hebat di kuadran kanan atas dan leukositosis yang nyata
Hidrops atau mukokel dari kandung empedu dapat juga timbul sebagai akibat obstruksi duktus
sistikus yang berkepanjangan, biasanya oleh batu soliter yang besar. Pada keadaan ini kandung
empedu yang tersumbat melebar dengan progresif oleh mukus atau transudat yang jernih
(hidrops)
Gangren kandung empedu timbul sebagai akibat iskemia dan nekrosis dari dinding dada dan
merupakanpredisposisi untuk terjadinya perforasi. Perforasi biasanya paling sering terjadi fundus
yang merupakan bagian yang paling sedikit vakularisasinya.
Bila batu empedu besar (> 3,5 cm) memasuki fistula dan masuk ke usus, dapat timbul ileus batu
empedu. Lokasi obstruksi tersering adalah valvulus
ileocaecal.
Abses perikolesistik
Suatu bentuk perforasi yang paling sering terjadi dengan isisnya terlokalisir dan dibatasi dengan
rapat oleh omentum serta visera didekatnya. Keadaan ini perlu dicurgai apabila kolesistitis akut
lambat sembuh. Dengan USG dan CT scan abses akan tampak.
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-timbul
bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan berlemak. Pilihan
penatalaksanaak antara lain:
a) Kolesistektomi terbuka
Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien denga kolelitiasis simtomatik.
Komplikasi yang paling bermakna yang dapat terjadi adalah cedera duktus biliaris yang terjadi
pada 0,2% pasien. Angka mortalitas yang dilaporkan untuk prosedur ini kurang dari 0,5%.
Indikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren, diikuti oleh
kolesistitis akut.
b) Kolesistektomilaparaskopi
Indikasi awal hanya pasien dengan kolelitiasis simtomatik tanpa adanya kolesistitis akut. Karena
semakin bertambahnya pengalaman, banyak ahli bedah mulai melakukan prosedur ini pada
pasien dengan kolesistitis akut dan pasien dengan batu duktus koledokus. Secara teoritis
keuntungan tindakan ini dibandingkan prosedur konvensional adalah dapat mengurangi
perawatan di rumah sakit dan biaya yang dikeluarkan, pasien dapat cepat kembali bekerja, nyeri
menurun dan perbaikan kosmetik. Masalah yang belum terpecahkan adalah kemanan dari
prosedur ini, berhubungan dengan insiden komplikasi 6r seperti cedera duktus biliaris yang
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
c) Disolusi medis
Masalah umum yang mengganggu semua zat yang pernah digunakan adalah angka kekambuhan
yang tinggi dan biaya yang dikeluarkan. Zat disolusi hanya memperlihatkan manfaatnya untuk
batu empedu jenis kolesterol. Penelitian prospektif acak dari asam xenodeoksikolat telah
mengindikasikan bahwa disolusi dan hilangnnya batu secara lengkap terjadi sekitar 15%. Jika
obat ini dihentikan, kekambuhan batu tejadi pada 50% pasien.
d) Disolusi kontak
Meskipun pengalaman masih terbatas, infus pelarut kolesterol yang poten (metil-ter- butil-eter
(MTBE)) ke dalam kandung empedu melalui kateter yang diletakkan per kutan telah terlihat
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189
efektif dalam melarutkan batu empedu pada pasien-pasien tertentu. Prosedur ini invasif dan
kerugian utamanya adalah angka kekambuhan yang tinggi (50% dalam 5 tahun).
Sangat populer digunakan beberapa tahun yang lalu, analisis biaya-manfaat pad saat ini
memperlihatkan bahwa prosedur ini hanya terbatas pada pasien yang telah benar- benar
dipertimbangkan untuk menjalani terapi ini.
f) Kolesistotomi
Kolesistotomi yang dapat dilakukan dengan anestesia lokal bahkan di samping tempat tidur
pasien terus berlanjut sebagai prosedur yang bermanfaat, terutama untuk pasien yang sakitnya
kritis.
2.12 Terapi
- Ranitidin
- Komposisi: Ranitidina HCl setara ranitidina 150 mg, 300 mg/tablet, 50 mg/ml
injeksi.
lambung, dan tidak dianjurkan untuk wanita hamil. Buscopan (analgetik /anti nyeri)
- Indikasi: Nyeri paroksimal pada penyakit usus dan lambung, nyeri spastik
pada saluran uriner, bilier, dan organ genital wanita.
- NaCl
- NaCl 0,9 % berisi Sodium Clorida/Natrium Clorida yang dimana kandungan
osmolalitasnya sama dengan osmolalitas yang ada di dalam plasma tubuh. NaCl 3 % berisi
Sodium Clorida/Natrium Clorida tetapi kandungan osmolalitasnya lebih tinggi dibanding
osmolalitas yang ada dalam plasma
tubuh.
Pada kasus kolelitiasis jumlah kolesterol dalam empedu ditentukan oleh jumlah lemak yang
dimakan karena sel-sel hepatik mensintesis kolesterol dari metabolisme lemak, sehingga klien
dianjurkan/dibatasi dengan makanan cair rendah lemak. Menghindari kolesterol yang tinggi
terutama yang berasal dari lemak hewani. Suplemen bubuk tinggi protein dan karbohidrat dapat
diaduk ke dalam susu skim dan adapun makanan tambahan seperti: buah yang dimasak, nasi
ketela, daging tanpa lemak, sayuran yang tidak membentuk gas, roti, kopi/teh.
Princess Zhania Fitri Febrilia
30101800189