Anda di halaman 1dari 4

2.

Korelasi dan mekanisme patofisiologi antara makanan berlemak dengan nyeri perut
kanan atas pada pasien diatas

Korelasi

Pengosongan kandung empedu Empedu dialirkan sebagai akibat kontraksi dan pengosongan
parsial kandung empedu. Mekanisme ini diawali dengan masuknya makanan berlemak kedalam
duodenum.

Proses koordinasi kedua aktifitas ini disebabkan oleh dua hal yaitu :

1. Hormonal : Zat lemak yang terdapat pada makanan setelah sampai duodenum akan
merangsang mukosa sehingga hormon Cholecystokinin akan terlepas. Hormon ini yang paling
besar peranannya dalam kontraksi kandung empedu.

2. Neurogen :

a. Stimulasi vagal yang berhubungan dengan fase Cephalik dari sekresi cairan lambung atau
dengan refleks intestino-intestinal akan menyebabkan kontraksi dari kandung empedu.

b. Rangsangan langsung dari makanan yang masuk sampai ke duodenum dan mengenai
Sphincter Oddi. Sehingga pada keadaan dimana kandung empedu lumpuh, cairan empedu akan
tetap keluar walaupun sedikit. Pengosongan empedu yang lambat akibat gangguan neurologis
maupun hormonal memegang peran penting dalam perkembangan inti batu.

Batu empedu dapat terbentuk dari bilirubin dan kolesterol. Tingginya konsentrasi bilirubin pada
cairan empedu dan hipokinesia dari kandung empedu dapat membuat presipitasi dan membentuk
batu calcium bilirubinate. Pada kondisi pemecahan sel darah merah berlebih yang meningkatkan
kadar bilirubin seperti pada penyakit sickle cell, risiko untuk kolelitiasis menjadi meningkat.

\
Patofisiologi

Secara normal kolesterol tidak larut dalam media yang mengandung air. Empedu dipertahankan
dalam bentuk cair oleh pembentukan koloid yang mempunyai inti sentral kolesterol, dikelilingi
oleh mantel yang hidrofilik dari garam empedu dan lesitin. Jadi sekresi kolesterol yang
berlebihan, atau kadar asam empedu rendah, atau terjadi sekresi lesitin, merupakan keadaan yang
litogenik. Pembentukan batu dimulai hanya bila terdapat suatu nidus atau inti pengendapan
kolesterol. Pada tingkat supersaturasi kolesterol, kristal kolesterol keluar dari larutan membentuk
suatu nidus, dan membentuk suatu pengendapan. Pada tingkat saturasi yang lebih rendah,
mungkin bakteri, fragmen parasit, epitel sel yang lepas, atau partikel debris yang lain diperlukan
untuk dipakai sebagai benih pengkristalan
Patofisiologi antara makanan berlemak dan nyeri perut kanan

Batu empedu bisa terjadi karena adanya kolesterol yang mengeras dan tertimbun dalam
cairan empedu. Ini terjadi karena ada ketidakseimbangan antara senyawa kimia dan kolesterol
dalam cairan tersebut. Ketika seseorang memiliki batu empedu, , apabila batu empedu
menyumbat saluran empedu, maka pengidap batu empedu akan mengalami rasa sakit pada
bagian kanan perut yang datang secara tiba-tiba atau disebut juga kolik bilier.

Frekuensi kemunculannya jarang, tetapi bisa dipicu oleh makanan dengan kadar lemak
yang tinggi. Jika penyumbatan terjadi pada salah satu saluran pencernaan dan disebabkan oleh
batu empedu, maka akan muncul gejala-gejala seperti berikut:

● Sakit perut yang terus-menerus atau hilang timbul, terutama beberapa saat setelah
mengonsumsi makanan tinggi lemak (kolik bilier).
● Sakit kuning detak jantung yang cepat.
● Timbul demam jika ada infeksi saluran empedu. Jika saluran tersumbat karena batu tanpa
infeksi, demam tidak akan terjadi.
● Gatal-gatal pada kulit.
● Kehilangan nafsu makan.
● Mual dan muntah.
1. Kimura Y. Takada T, Kawarada Y, Nimura Y, Hirata K, Sekimoto M. Definitions,
pathophysiology, and epidemiology of acute cholangitis and cholecystitis: Tokyo Guidelines. J
Hepatobiliary Pancreat Surg (2007) 14:15–26.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2784509/pdf/534_2006_Article_115

2. Garden, J.2007. Gallstone.In: Garden, J. editor. Principle and Practice of Surgery. China:
Elseiver.p. 23-28.

3. Tjandra, J. J., Gordon, A.J.2006. Cholelitiasis. In: Gordon, A.J., editor. Textbook Of Surgery.
3 th. Ed. New Delhi:Blackwell.p.206-230.

Anda mungkin juga menyukai