Anda di halaman 1dari 25

EBM (Evidence Based

Medicine)
dr. Yhusi Karina, MSc
dr. Nuretha Hevy,
Learning Outcome
Setelah kuliah mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan prinsip EBM dalam
pengambilan keputusan klinis
2. Menjelaskan EBCR
3. Menyebutkan susunan EBCR
4. Menjelaskan PICO dan manfaatnya
5. Memberikan sebuah contoh masalah
beserta rumusan PICO nya dalam konteks
kasus Bina Keluarga
PARADIGMA PRAKTIK
SEBELUM ERA EBM
Untuk memecahkan masalah-masalah dalam praktik tersebut
lazimnya para dokter melakukan hal-hal berikut:
Merujuk pada pengalaman pribadi sebelumnya
Berkonsultasi dengan konsultan, senior, atau sejawat
lain
Membaca buku ajar, handbook, panduan, bahkan
catatan kuliah semasa ia dalam pendidikan
Membaca artikel asli dari jurnal
hanya membaca Results-nya atau
hanya membaca abstraknya
? tanpa menelaah apakah laporan yang
dibaca dapat dipercaya atau tidak.
MENGAPA DIPERLUKAN EBM
Perkembangan ilmu dan teknologi yang amat cepat
Tidak seorang dokter pun yang mampu mengikuti
perkembangan tersebut
Suatu hal yang alamiah bahwa kemampuan klinis
dokter makin lama akan makin berkurang sejalan
dengan lamanya ia meninggalkan institusi pendidikan
Pendidikan kedokteran berkelanjutan yang selama ini
dilakukan hanya sedikit memperbaiki performa klinik
EBM vs EBCR vs EBP
EBM - Evidence based medicine
Kedokteran berbasis bukti

EBP Evidence Based Practice


Praktik berbasis Bukti

EBCR Evidence Based Cased Report


suatu metode penulisan atau pelaporan
sebuah kasus atau masalah klinis dengan
pendekatan berbasis bukti
Pengambilan Keputusan Klinis
berdasarkan prinsip EBM

EBM merupakan integrasi dari tiga komponen, yaitu: kompetensi dokter, bukti
sahih dari penelitian, serta pilihan pasien
LANGKAH-LANGKAH DALAM
PRAKTIK EBM
1. Memformulasikan masalah klinik menjadi bentuk pertanyaan yang dapat
dijawab (answerable clinical question).
2. Mencari bukti terbaik untuk menjawab pertanyaan klinis tersebut; untuk
bukti terkini perlu digunakan internet atau database online lainnya.
3. Melakukan telaah kritis (critical appraisal) terhadap bukti tersebut dalam 3
hal, yakni validitas atau kesahihan (validity), pentingnya hasil penelitian
(importance), serta kemamputerapan (applicability) hasil tersebut dalam
tata laksana pasien
4. Menerapkan bukti yang sahih dan penting tersebut terhadap pasien.
5. Mengevaluasi langkah-langkah EBM yang telah dilakukan dan dampaknya
terhadap pasien.
Contoh Kasus

Seorang wanita Ny Susi , 28 th G1P0A0 hamil 36 minggu datang ke


dokter ingin konsultasi mengenai cara-cara melahirkan. Ibu Susi
punya pengalaman kakaknya divakum karena kehabisan tenaga
mengejan , anaknya saat ini 6 tahun menderita epilepsy dan
kakaknya harus dijahit banyak pada saat melahirkan.Ia tidak mau
melahirkan divakum.Dia mendengar tentang teknik yang
menggunakan forsep.Dia bertanya yang mana yang lebih aman
untuk ibu dan bayi.
Pertanyaan Klinis
BACKGROUND QUESTIONS
Pertanyaan latar belakang dikemukakan untuk
memperoleh pengetahuan medis yang bersifat umum
yang lazim dikemukakan oleh mahasiswa kedokteran,
misalnya fisiologi dan pato-fisiologi penyakit.

FOREGROUND QUESTIONS
Pertanyaan latar depan memerlukan upaya yang lebih
sistematis untuk menjawabnya, dengan menggunakan
bukti-bukti dari sumber database hasil riset yang
otoritatif dan terpercaya kebenarannya.
Langkah I: Memformulasi
pertanyaan klinis
Terdapat empat elemen untuk menanyakan pertanyaan klinis yang
baik yang disingkat menjadi PICO, yaitu:
1. Patient or Problem, yaitu deskripsi mengenai pasien atau
masalah kesehatan yang
dialami pasien.
2. Intervention, atau Index, yaitu intervensi utama terhadap
pasien.
3. Comparison, yaitu intervensi alternatif untuk
dibandingkan dengan intervensi yang
diberikan.
4. Outcome, yaitu hasil yang diharapkan dari intervensi
tersebut. (3D)
Contoh kasus
Seorang wanita Ny Susi , 28 th G1P0A0 hamil 36 minggu datang ke dokter ingin
konsultasi mengenai cara-cara melahirkan. Ibu Susi punya pengalaman kakaknya
divakum karena kehabisan tenaga mengejan , anaknya saat ini 6 tahun menderita
epilepsy dan kakaknya harus dijahit banyak pada saat melahirkan.Ia tidak mau
melahirkan divakum.Dia mendengar tentang teknik yang menggunakan forsep.Dia
bertanya yang mana yang lebih aman untuk ibu dan bayi.
Maka kata kunci dari pertanyaan yang mungkin diajukan adalah:
Pasien : melahirkan,kala II lama
Intervensi : vakum
Comparison : forcep
Outcome : aman untuk ibu dan bayi
Sehingga pertanyaannya adalah
Untuk penanganan melahirkan kala II lama manakah yang
lebih aman untuk ibu dan bayi antara vakum dan forcep ?
Langkah 2: Mencari bukti terbaik
atas pertanyaan klinis
Sumber bukti sistem:
BMJ Clinical Evidence (http://www.clinicalevidence. com)
UpToDate (http://www.uptodate.com),
PIER: The Physicians Information and Education Resource
(http://pier.acponline.org/index.html)
WebMD (http://webmd.com)denan
ACP Medicine (www.acpmedicine.com)
Bandolier (http:// www.ebandolier.com/).
Sumber bukti sinopsis (CATS= Critically Appraised Topics)
ACP [American College of Physicians] Journal Club (http://www.acpjc.org)
EBM (http://ebm. bmj.com), CATs (www.cebm.jr2.ox.ac.uk)
POEMs (www.infopoems.com), BestBETS (www.bestbets.com).
Sumber bukti sintesis:
Cochrane Library (http://www3. interscience.wiley. com/ cgi-
bin/mrwhome/106568753/HOME)
DARE www.york.ac.uk/inst/crd/welcome.htm)
Medline, Ovid EBMR, Evidence-Based Medicine / ACP Journal Club, dan lain-lain.
Sumber bukti studi
MEDLINE/ PubMed (www.pubmed.com/)
Embase (www.ovid.com)
Trip database (www.tripdatabase.com/).
Hirarki Kepercayaan
Dan Rekomendasi Sumber Bukti
Langkah ke-3: Menilai bukti yang
didapat (dengan menilai VIA)
Validity : Validitas bukti penelitian tentang terapi,
Liat bagian metode penelitian (desain, sampel, jumlah
sampel, kriteria inklusi dan eksklusi metode pengambilan
sampel, metode randomisasi, intervensi, pengukuran,
metode analisis, dan
lain sebagainya.
Importance : kepentingan klinis bukti terapi,
Lihat bagian hasil penelitian, perhatikan karakteristik subjek,
drop out, analisis, nilai P, interval kepercayaan, dan lain
sebagainya.
Applicability : kemampuan penerapan bukti tentang terapi
Lihat bagian Diskusi serta karakteristik
dan kondisi pasien yang sedang dihadapi.
Validity
Pengaruh Bias, Confounding, dan
Peran Peluang Terhadap Efek Terapi
Randomisasi dan Kelompok
Kontrol
Importance
Importance : Rule of Thumb
Besarnya Efek/ Kekuatan Hubungan
Hambatan penerapkan evidence
based medicine
Menurunnya kemampuan dalam melakukan critical
appraisal dan kemampuan metodologi.
Terbatasnya sumber daya, terutama faktor waktu.
Kurangnya bukti yang berkualitas.
Pandangan skeptis terhadap praktik kedokteran yang
bertumpu bukti.
Perasaan sudah puas dengan praktik kedokteran
yang ada saat ini.
Kesimpulan
Evidence based medicine merupakan
rancangan penggunaan secara sistematik
hasil penelitian terkini yang sahih dan relevan
terhadap pasien.
Hasil akhir penerapan EBM yang diharapkan
adalah sikap self directed dan kemauan
untuk terus belajar demi perawatan pasien
yang berkualitas tinggi.

Anda mungkin juga menyukai