OLEH
HANIFA MARDHA
Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis
ucapkan, karena melaui berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun
dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan untuk memahami manusia dari pendekatan psikologis. Selain itu juga
penulis berharap makalah ini dapat menjadi dasar pengantar pemenuhan materi
perkuliahan psikologi kebidanan.
Seperti pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu
dengan rendah hati kami berharap pada pembaca kiranya dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini kedepannya.
Sebagai akhir kata penulis megucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang................................................................................................
4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................
6
1.3. Tujuan.............................................................................................................. 6
1.3.1. Tujuan Umum............................................................................................. 6
1.3.2. Tujuan Khusus............................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
di negara berkembang, gangguan mental saat hamil menjadi 15,6% dan
19,8% setelah kelahiran.
5
terjadinya kontraksi rahim sampai pengeluaran bayi serta placenta
yang diakhiri dengan bonding awal antara ibu dan bayi.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat
menganalisa dan menemukan apa saja Dampak Kehamilan Terhadap
Status Kesehatan Mental Perempuan. Dimana Kesehatan mental kini
harus menjadi perhatian dan bukan sesuatu yang dianggap tabu atau
6
aib,dengan mengetahui factor penyebab dari gangguan mental tersebut
sejak awal kehamilan, ibu dan keluarga, serta suami bisa memahami
kondisi mental ibu sehingga dapat mengurangi gangguan mental ,
sehingga ibu bisa menjalani kehamilanya dengan nyaman dan bayi yang
dilahirkan sehat.
7
BAB II
Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan
8
3. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan
serta tidak sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang
dikandungnya menjadi terganggu. Ini disebabkan karena kepala
bayi sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi pada
rahim.
4. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan
bayi yang merupakan hambatan dalam proses persalinan :
i. Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat
dan tanpa sebab sebab yang jelas
ii. Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung
berdebar-debar
iii. Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan
iv. Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan
takikardi
5. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan
dilahirkan. Timbullah dualitas perasaan yaitu:
i. Harapan cinta kasih
ii. Impuls bermusuhan dan kebencian
6. Sikap bermusuhan terhadap bayinya
i. keinginan untuk memiliki janin yang unggul
ii. Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim
iii. Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
7. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
i. Takut mati
ii. Trauma kelahiran
iii. Perasaan bersalah
iv. . Ketakutan riil
9
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan
bangga akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut.
Adapun perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap
2. Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap
3. Frustasi dan marah
4. Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar
bersalin
5. Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
6. Fokus pada dirinya sendiri
10
rangsang, maka rangsangan akan dikirim melalui saraf simpatis ke kelenjar
adrenal yang akan melepaskan adrenal/epineprin sehingga efeknya antara
lain nafas menjadi lebih dalam, nadi meningkat, dan tekanan darah
meningkat. Darah akan tercurahkan terutama ke jantung, susunan saraf
pusat dan otak. Dengan peningkatan glikegenolisis maka gula darah akan
meningkat. Secara psikologis, kecemasan akan mempengaruhi koordinasi
atau gerak refleks, kesulitan mendengar atau mengganggu hubungan dengan
orang lain. Kecemasan dapat membuat individu menarik diri dan
menurunkan keterlibatan orang lain (Sulistyawati, dkk, 2003).
Secara umum kecemasan dipengaruhi oleh beberapa gejala yang
mirip dengan orang yang mengalami stress. Bedanya stress didominasi oleh
gejala fisik, sedangkan kecemasan didominasi oleh gejala psikis.
Adapun gejala gejala orang yang mengalami kecemasan adalah
sebagai berikut:
1. Ketegangan motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri otot,
letih, tidak dapat santai, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut,
dan mudah kaget.
2. Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti
keringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin di telapak
tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa mual, sering buang air
kecil, diare, muka merah/pucat, denyut nadi dan nafas cepat
3. Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang
seperti cemas, takut, khawatir, membayangkan akan datangnya
kemalangan terhadap dirinya.
4. Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih, sukar
konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung, dan tidak sabar (Haward,
2004).
11
Menjelang minggu terkahir kelahiran bayi, kegelisahan dan
ketidaknyamanan ibu hamil telah mencapai puncak. Signifikan tekanan
bobot bayi semakin jelas. Semakin besar hasrat siibu melihat bayinya, maka
semakin besar efek psikologis yang ditimbulkan seperti kegelisahan
terhadap fase pemisahan probadi ibu dan pribadi bayi.
Jenis gangguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu dapat
berupa kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dan reaksi sikap ibu
dalam menanti kelahiran bayinya.
Adapun kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dapat berupa
sebagai berikut :
1. Perasaan Takut Mati
Persalinan merupakan fenomenal fisiologis yang normal, tapi
pada kenyataannya terkadang disertai dengan pendarahan dll, yang dapat
menimbulkan ketakutan bahkan kematian.
Ketakutan kematian yang sangat mendalam disebut dengan
ketakutan primer. Ketakutan ini akan menjadi intensif bila semua
keluarga ikut panik dan gelisah dengan kondisinya. Sehingga diperlukan
dukungan psikologis dan sikap menghibur dan mendukung pada ibu
agar ketakutan tersebut tidak terjaddan dapat mengatasi konflik bathin
pada ibu
Ketakutan mati bisa dikurangi dengan mekanisme pertahanan
diri yang kuat seperti persiapan mental menghadpi persalinan dan
menghindari konflik yang serius.
2. Rasa Bersalah
Perasaan bersalah berkaitan dengan kehidupan emosi dan kasih
sayang yang diterima wanita dari ibunya. Disaat dia menerima kasih
sayang yang baik kemungkinan besar rasa bersalahnya juga besar. Atau
sebaliknya jika anak yang dilahirka dari hasil perkosaan maka dia akan
cenderung ingin ,membunuh anaknya.
12
Slaah satu usaha yang dilakukan adalah meminta ibu untuk
menemani selama persalinan berlangsung.
3. Rasa Takut Riel
Rasa takut yang konkrit akan muncul bersamaan dengan
perasaan atau pikiran ketakutan akan anak yang lahir cacat atau bernasib
buruk karena dosa ibunya atau sejenisnya sehingga muncul perasaan
takut yang berleihan dan berkepanjangan.
4. Trauma Kelahiran
Berkaitan dengan rasa takut berpisah dengan bayi yang dalam
kandunganya. Ketautan ini muncul karena sikap ibu yang berlebihan
melindungi bayinya, sehingga merasa tidak mampu untuk merawat
bayinya diluar rahim. Analogi trama genital semacam ini merupakan
bentuk angguan seksual neurotis.
5. Halusinasi Hipnagogik
Dinatara kontrasi terkadang ibu akan mengalami kantuk
dantidur. Disaat ini lah muncul halusinasi hipnagogik. Halusinasi
hipnagogik adalah gambaran-gambaran tanpa disertai perangsangyang
adekuat yang berlangsung saat setengah tidur dan setengah jaga. Selama
interval rilex ini akn bermunculan konflik-konflik batin, tendensi psikis
yang tak terselesaikan, masih mengganggu, dan ketenangan yang
mengganggu kelahiran.
Sedangkan reaksi sikap ibu menanti kelahiran ada reaksi pasif dan
aktif. Secara umum tipe-tipe reaksional ibu menjelang kelahiran dapat
berupa sebagai berikut :
1. Pasif Secara Total
Sejak awal dia telah menerima kehamilan dan persalinannya
adalah hal yang normla jdi dia tidak terlalu merasakan kecemasan dan
13
ketakutan tersebut. Namun ketika merasakan sakit yang sesungguhnya
dia akan menjadi marah, tidak sabaran, dan selalu menuntu segra
kehadiran dokter atau bidan.
2. Hiper Pasif
Ibu dengan hipepasif ini merupakan ibu yang tidak perduli
dengan kehamilannya dan merasa tidak bertanggungjawab dengan
kehamilannya. Ibu dengan hiperpasif ini selalu bergantung pada orang
tua, suami dan keluarganya, bertingkah laku seperti anak-anak dan
banyak mengeluh, jika kehamilan sudah matang dia tidak sabaran,
persalinan dianggap sebagai hal yang menakjubkan, merasa tidak takut
mati, dan berharap ibu selalu menemani.
3. Pasif Menyerah
Ibu dengan pasif menyerah biasanya tidak mampu bekerjasam
sehinga memperlambat proses persalinan. Kondisi ini menyebabkan
kontrksi menjadi lemah, bahkan hilang total. Biasanya keadaan ini
dibantu denga persalinan ceasar.
4. Aktif Secara Total
Ibu aktif total ini ditandai dengan semakin tingginya tingkat
kegelisahan saat mendekati proses persalinan dan menigkatkan berbagai
macam aktifitas sehari-hari. Semua kegelisahahan dirasionalisasikan
sebagai satu metode untuk mempersingkat penantian dalam persalinan.
Aktivitas yang meningkat merupakan persiapan untuk
mengantisipasi secara aktif saat kelahiran bayinya yang bayak didorong
oleh impuls dalam dir yang sangat kuat
5. Hiperaktif Secara Total
Ibu ini biasanya akan berusaha melepaskan diri dari ritme
kalahiran normal. Ia berupaya mengatur sepenuhnya irama kontraksi
rahim
6. Hiper Maskulin
14
Tipe wanita yang bersifat kejantanan ekstrem dan sejak semula
kehamilannya selalu berubah-uabh antara keinginan untuk memiliki
anak dan keinginan tidak memiliki anak krna dianggap akan
menghambat karirnya.
Kehidupan emosinya senantiasa digoyahkan anatar kerinduan
dan kebencian terhadap anak. Kedua gejala ini akan memuncak mejadi
suatu gejala neurotis yang obsesif.
Dampak buruk dari sikap ini yaitu tidak memiliki kepercayaan
diri, sering mengalami migrain( gangguan syaraf), serig mengalami
konflik batin, dan mengalamikonflik maskulin dan feminitasnya.
7. Kompleks Maskulin
Merupakan tipe wanita yang menganggap persalinan adalah
tugas penghinaan, dipaksakan oleh alam, sebagai ketidak adilan,
pembalasan, sikap menolak penderitaan dan kesakitan melahirkan bayi,
menuntut kelahiran ceasar, memaka bidan untuk merawat
sepenuhnyadan secepat mungkin persalinan, dan menuntut berbagai
fasilitas lain dalam proses persalinan.
15
asuhan mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama proses asuhan
berlangsung.
Kebutuhan psikologis ibu selama persalinan menurut Lesser dan
Kenne meliputi:
1. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menurus
2. Penerimaan atas sikap dan perilakunya
3. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman.
16
2. mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan
selama persalinan, dan
3. kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.
17
dan ibu masih tetap merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-
upaya mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik relaksasi, pengeluaran
suara, dan atau pijatan harus tetap dilakukan.
3. Membangun Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam
membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan.
Ibu bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu
melahirkan secara normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang
dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka secara psikologis telah
mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap dan berperilaku positif
selama proses persalinan berlangsung sehingga hasil akhir persalinan sesuai
dengan harapan ibu.
Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai
kepercayaan pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan mampu
melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai standar, didasari
pengetahuan dasar dan keterampilan yang baik serta mempunyai
pengalaman yang cukup. Dengan kepercayaan tersebut, maka dengan
sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan nyaman selama proses
persalinan berlangsung.
18
adanya keinginan narsitis yaitu cenderung menolak kelahiran bayinya dan
ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan.
Pendekatan dengan Komunikasi Teraupetik Komunikasi teraupetik
merupakan komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Proses
yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi
teraupetik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Tujuan komunikasi
teraupetik, yaitu:
a. Membantu klien mengurangi beban persaan dan pikiran selama
proses persalinan
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
c. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri
sendiri untuk kesejahteraan Ibu dan proses persalinan agar dapat
berjalan dengan semestinya.
19
dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan lebih serius.
Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginya
karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan
kontraksinya.
Cara mengatasi
Sebagai seorang bidan, tugas utama dalam mengatasi gangguan
psikologi pada masa persalinan yaitu dengan cara pendekatan komunikasi
terapeutik/ konseling dan peningkatan support mental/ dukungan keluarga.
20
4. Memebrikan asuhan dan pengetahuan pada ibu seputas kehamilan
dan persalinan agar ibu tidak merasa takut dan berandai andai
dengan persalinannya
5. Jika ditemukan adanya gangguan selama proses hamil atau bersalin
dengan adanya pemantauan berkala dari bidan maka dengan segera
dapat diatasi dan ditangani dan diminimalisir agar tetap terwujud
persalinan yang man ibu dan anak sehat
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setiap ibu hamil akan selalu dihadapkan kepada perubahan, baik itu
perubahan psikologis, mental ataupun perubahan fisiologis. Pada setiap
perubahan yang dialami oleh ibu hamil, diharapkan adanya peran serta
suami, keluarga dan tenaga kesehatan dalam mengurangi keluhan terhadap
perubahan tersebut, agar ibu hamil merasa nyaman dan aman dalam
melewati masa kehamilannya.
3.2. Saran
Ibu hamil harus paham degan kehamilan sehingga tidak akan
terkejut atau stress dengan perubahan yang akan dilami selama masa
kehamilannya
21
DAFTAR PUSTAKA
22