Anda di halaman 1dari 15

PETUNJUK PRAKTIKUM

EVIDENCE BASED MEDICINE

Disusun Oleh :
Tim Dosen Evidence Based Medicine

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Praktikum EBM merupakan penerapan dari mata kuliah EBM yang diasuh oleh staf
pengajar di bagian Laboratorium Farmasi Klinik, Jurusan S1 Farmasi, Fakultas Farmasi IIK Bhakti
Wiyata. Praktikum ini diberikan dengan tujuan agar mahasiswa mampu memahami metode
pengambilan keputusan dari suatu penelitian, baik untuk pencegahan, diagnosis,
maupun rehabilitatif yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, pengambilan keputusan berdasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini akan
mengasilkan pengobatan terbaik untuk kepentingan pasien.
Kami berharap adanya buku petunjuk praktikum ini dapat menjadi gambaran jalannya
praktikum EBM sehingga mempermudah mahasiswa berlatih penyelesaian kasus.
Kami memahami bahwa buku petunjuk praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan masukan berupa saran dari berbagai pihak untuk perbaikan pada
terbitan edisi mendatang. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga buku petunjuk
praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, Februari 2023


Penyusun
apt. Esti Ambar Widyaningrum, M. Farm.
apt. Umul Farida, M. Farm.
apt. Reza Al Rayan
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Tata Tertib Praktikum
Materi 1 Evidence Based Medicine (EBM)
Latihan 1
Latihan 2
Latihan 3
Materi 2 Level of Evidence
Latihan 1
Materi 3 Penerapan EBM dalam Kasus Klinik
TATA TERTIB

1. Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik dalam laboratorium


2. Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesama pengguna laboratorium
3. Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium
4. Dilarang menyentuh, menggeser dan menggunakan peralatan di laboratorium yang tidak sesuai
dengan acara praktikum matakuliah yang diambil.
5. Peserta praktikum tidak diperbolehkan merokok, makan dan minum, membuat kericuhan
selama kegiatan praktikum dan di dalam ruang laboratorium
6. Selama kegiatan praktikum, TIDAK BOLEH menggunakan handphone untuk pembicaraan
dan/atau SMS
7. Jas laboratorium hanya boleh digunakan di dalam laboratorium.
8. Mahasiswa hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
9. Peserta praktikum berikut : mengenakan pakaian/kaos oblong , memakai sandal, tidak
memakai jas/pakaian laboratorium; tidak boleh memasuki laboratorium dan/atau TIDAK
BOLEH MENGIKUTI PRAKTIKUM
10. Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun penelitian dan
mengembalikannya kepada petugas laboratorium
11. Membaca, memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan dan kegiatan
selama praktikum dan di ruang laboratorium
12. Laporan praktikum diserahkan sebelum praktikum selanjutnya berlangsung, sebagai syarat
untuk praktikum.
13. Asisten harus menyerahkan laporan yang telah diperiksa, sebelum praktikum selanjutnya
berlangsung
14. Mahasiswa yang tidak lulus pre test, diberi kesempatan mengulang sekali, jika tidak lulus lagi
tidak boleh mengikuti praktikum.
15. Mahasiswa yang mengalami kejadian luar biasa (kedukaan, sakit dibuktikan dengan surat
dokter) , harap melapor 1 x 24 jam ke dosen penanggung jawab.
Materi 1
Evidence Based Medicine (EBM)

Secara prinsip yang menjadi dasar praktik evidence based health care adalah bahwa setiap
perilaku atau tindakan medis harus dilandasi suatu bukti ilmiah yang telah diuji kebenaran dan
tingkat kemanfaatannya untuk pasien. Bagi farmasis, segala tindakan dalam rangka pengobatan,
pemmilihan jenis obat, penilihan jenis sediaan dan cara pemberian obat, maupun konsultasi
tentang obat harus didasarkan bukti ilmiah yang sudah valid, terkini dan bermanfaat. Dengan
kemajuan di bidang teknologi informasi saat ini, internet dapat digunakan untuk memperbaharui
segala informasi yang diinginkan. Penelaahan lebih jauh diperlukan sebelum mempercayai
informasi baru tentang obat. Tidak semua informasi yang didapatakan bisa dipercaya dan
digunakan sebagai bagai bahan pertimbangan dalam menentukan terapi untuk pasien.
Keterampilan memperoleh informasi dengan cepat dan tepat melalui internet akan sangat
menunjang tugas dan tanggung jawab farmasis dalam praktik profesionalismenya. Informasi dapat
diperoleh darimana saja, baik internet, jurnal publikasi ilmiah, buku terbaru, cerita tenaga
kesehatan lain, maupun seminar kesehatan yang diselenggarakan.
Meskipun banyak keuntungan, EBM memiliki beberapa keterbatasan:
1. tidak cukup data untuk menjawab pertanyaan klinis tertentu
2. tidak mudah mengaplikasikan hasil penelitian ke masyarakat umum
3. keterbatasan akses ke sumber informasi
4. keterbatasan waktu
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, diperlukan beberapa sarana untuk membantu
terselenggaranya EBM dengan baik:
1. artikel jurnal evidence based
2. sytematical review atau kumpulan guideline
3. kemampuan menilai validitas dan relevansi literatur dengan melakukan critical appraisal
4. sistem informasi teknologi yang memudahkan akses sumber informasi
5. kemauan farmasis sebagai long live learner dan semangat untuk memperbaiki kondisi klinis
pasien
Untuk mendapatkan informasi yang terbaru dan valid sesuai kebutuhan, farmasis dituntut
untuk menerapkan strategi EBM dalam penelusuran literatur.
Prinsip EBM dalam pencarian pustaka adalah sebagai berikut:
1. merumuskan problem atau permasalahan klinis dengan susunan PICO (patients, intervention,
comparative, outcome)
2. menentukan kata kunci (key words) yang diambil dari permasalahan klinis sebagai dasar
pencarian literatur
3. menentukan sumber informasi (literature) yang akan digunakan sesuai permasalahan klinis
yang dihadapi
4. menilai validitas literatur dengan melakukan critical appraisal terhadap literature yang
ditemukan
5. menentukan apakah literatur tersebut dapat memecahkan permasalahan klinis dengan
memperhatikan nilai-nilai dan pilihan pasien.
6. evaluasi hasil implementasi pemecahan permasalahan klinis

Pasien Pilih problem klinis atau pertanyaan muncul saat mengobati


pasien
Pertanyaan Ciptakan pertanyaan klinis sesuai problem (PICO) dan
tentukan kata kunci
Sumber informasi Lakukan pencarian dan pilih sumber informasi
Penilaian sumber informasi Evaluasi sumber informasi yang valid dan sesuai
Pasien Kembali ke pasien, gabungkan evidence dengan keahlian
klinis dan pilihan pasien
Evaluasi Evaluasi kembali hasil dengan kondisi pasien

Dalam merumuskan permasalahan klinis dikenal dengan istilah PICO, singkatan dari:
P : Patients
I : Intervention
C : Comparative
O : Outcome
PICO adalah komponen yang terdapat dalam permasalahan klinis yang dirumuskan oleh apoteker
terkait masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Setelah PICO ditentukan, pertanyaan klinis dapat
disusun. Pertanyaan ini yang akan dicari jawabannya dengan menggunakan sumber informasi dan
selanjutnya sebagai pertimbangan pemilihan terapi.
Untuk memudahkan pencarian sumber informasi, pertanyaan klinis dapat dikelompokkan
menjadi beberapa tipe, berdasarkan isi dan formatnya.
Berdasarkan isinya, pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi 4:
a. diagnosis
b. terapi
c. etiologi
d. prognosis
Secara format, pertanyaan klinis dapat dibagi menjadi 2:
a. pertanyaan mendasar (background)
b. pertanyaan lanjutan (foreground)
Contoh:
Tipe pertanyaan
Berdasarkan isi Berdasarkan format
Diagnosis Bagaimana diagnosis Background Apa terapi terbaik
hipertensi? untuk diare anak?
Terapi Apa terapi terbaik
untuk hipertensi stage
1?
Etiologi Apa penyebab Foreground Apakah bawang putih
demam tifoid? dapat digunakan
Prognosis Bagaimana prognosis sebagai terapi
diabetes yang hipertensi stage 1?
terkontrol?

Pertanyaan klinis akan membantu dalam menentukan sumber informasi yang digunakan
untuk menjawab. Untuk pertanyaan tentang bagaimana terapi hipertensi stage 1, berdasarkan
isinya merupakan pertanyaan tipe terapi. Artinya farmasis ingin mengetahui terapi terbaik untuk
hipertensi stage 1. Saat kita melakukan penelusuran sumber pustaka, pertanyaan terapi dapat
dijawab dengan mencari penelitian RCT dengan confidence level tertinggi diikuti dengan cohort,
case control, dan case series sebagai pilihan terakhir.
Contoh Menentukan Kata Kunci
Kata kunci diperoleh dari PICO dan good clinical question (pertanyaan permasalahan klinis) yang
telah disusun. Untuk dapat menentukan kata kunci yang tepat diperlukan latihan.
Berikut contoh permasalahan klinis diikuti dengan perumusan PICO dan penentuan kata kunci.
Kasus
Seorang pasien datang ke apotek tempat Anda praktek. Pasien tersebut ingin menurunkan tekanan
darahnya dengan mengkonsumsi bawang putih. Pasien berharap bawang putih dapat
menggantikan obat (diuretik) yang selama ini digunakan untuk mengontrol tekanan darahnya.
Penyelesaian
1. Menyusun PICO
Problem klinis untuk kasus tersebut adalah hipertensi (P)
Pasien ingin mengkonsumsi bawang putih, ini merupakan intervensi yang ingin diberikan (I)
Pasien telah mendapatkan terapi rutin diuretik untuk mengatasi hipertensinya. Diuretik merupakan
comparative atau pembanding untuk terapi hipertensi (C) Hasil yang diinginkan adalah tekanan
darah yang terkontrol (O)
Dari permasalahan yang dialami pasien, didapatkan PICO sebagai berikut:
P: hipertensi
I: bawang putih
C: diuretik
O: hipertensi terkontrol

2. Menyusun suatu pertanyaan klinis yang tepat atau good clinical practice. Pertanyaan klinis
untuk pertanyaan tersebut: Apakah mengkonsumsi bawang putih dapat menurunkan hipertensi
yang selama ini diterapi dengan diuretik?
3. Menentukan tipe pertanyaan Tipe pertanyaaan: terapi
4. Menentukan kata kunci untuk mencari sumber informasi berdasarkan PICO. Kata kunci yang
digunakan adalah hipertensi, bawang putih, diuretik, dan hipertensi terkontrol.
5. Mengganti kata kunci dalam bahasa Inggris untuk dimasukkan dalam database literatur
Hipertensi : hypertension Bawang putih : garlic Diuretik : diuretic Hipertensi terkontrol:
manage hypertension
Latihan I

Susunlah PICO, good clinical question, tipe pertanyaan, dan keyword untuk kasus berikut!
1. Seorang pasien wanita muda datang ke apotek untuk membeli produk perawatan wajah dengan
pemutih kulit. Wajahnya terlihat ada bintik hitam bekas jerawat. Sebagai apoteker bagaimana
Anda menyelesaikan problem pasien?
2. Seorang ibu datang ke apotek Anda mengeluhkan badannya yang gemuk karena melahirkan
sebulan yang lalu. Ibu tersebut tidak percaya diri dengan bentuk badannya sehingga dia ingin
menggunakan pelangsing tubuh merk Merit. Bagaimana penyelesaian problem pasien?
3. Seorang lelaki memegang pipi kanannya yang terlihat bengkak. Ia ingin membeli pereda nyeri
untuk gigi dan gusinya yang terasa sakit. Sebelumnya pasien telah mengkonsumsi pereda nyeri
asam mefenamat tetapi tidak sembuh. Pasien menginginkan pereda nyeri lain yaitu Kalium
diklofenak. Bagaimana penyelesaian problem tersebut?
4. Seorang laki-laki datang ke apotek dengan keluhan gatal bercak putih pada bagian punggung.
Pasien berkonsultasi antara mikonazol dan ketokonazol manakah yang lebih efektif untuk
mengatasi keluhan yang dialami?
5. Seorang pasien mengalami batuk flu dan ingin mengonsumsi obat yang ada komposisinya
mengandung dekongestan oral (Pseudoefedrin HCl). Dia berkonsultasi apakah obat tersebut
aman dikonsumsi untuk pasien dengan riwayat hipertensi?
LEMBAR KERJA

NO RUMUSAN JAWABAN
1. PICO

Good Clinical Question

Tipe Pertanyaan

Keyword

2. PICO

Good Clinical Question

Tipe Pertanyaan

Keyword

3. PICO

Good Clinical Question


Tipe Pertanyaan

Keyword

4. PICO

Good Clinical Question

Tipe Pertanyaan

Keyword

PICO
5.

Good Clinical Question

Tipe Pertanyaan

Keyword
Latihan 2

1. Seorang klien yang mengalami obesitas datang ke Apotek tempat Anda bekerja dan bermaksud
membeli obat atau jamu bahan alam pelangsing tubuh, tetapi klien masih ragu-ragu tentang
kemanjuran dan keamanan obat abhan alam tersebut jika dibandingkan dengan obat sintetik
atau kimiawi. Untuk membantu klien Anda tersebut, apakah langkah yang Saudara ambil?
2. Seorang ibu datang ke apotek tempat Anda bekerja dan berkonsultasi tentang apakah anaknya
yang berumur 23 tahun dan sedang mengalami jerawatan dengan komedo perlu antibiotika
sistemik atau topikal? Bagaimana pandangan saudara terhadap permasalahan yang diajukan
oleh konsumen tersebut?
3. Seorang pasien naru yang bernama Susi baru pindah ke kota Bandung ingin tinggal dekat
denagn anaknya. Susi berusia 67 tahun dan punya sejarah medis mengalami gagal jantung
(congestive heart failure) yang dideritanya setelah beberapa kali terkena serangan jantung. Susi
telah dirawat 2x dalam 6 bulan terakhir karena gagal jantungnya bertambah parah. Saat ini
jantungnya tetap dalam keadaan normal sinus rhythm. Susi rajin minum obat yang terdiri dari
enlaparil, aspirin dan simvastatin dan sangat ingin agar tidak dirawat lagi di rumah sakit. Anda
berpikir sebaiknya susi juga dapat digoksin, tetapi Anda tidak yakin apakah pemberian
digoksin dapat membantu supaya Susi tidak mengalami rawat inap Kembali.
4. Pasien rawat inap dengan diagnosis hipertensi. Dalam majalah kesehatan pernah dituliskan
pasien hipertensi sebaiknya ditambahkan terapi aspirin dosis rendah agar tidak terjadi keluhan
kardiovaskuler. Sebagai seorang farmasis, bagaimana Anda menanggapi tulisan tersebut?
LEMBAR KERJA

NO RUMUSAN JAWABAN
1. PICO

Good Clinical Question

Tipe Pertanyaan

Keyword

2. PICO

Good Clinical Question

Tipe Pertanyaan

Keyword

3. PICO
Good Clinical Question

Tipe Pertanyaan

Keyword

4. PICO

Good Clinical Question

Tipe Pertanyaan

Keyword

Anda mungkin juga menyukai