Anda di halaman 1dari 39

STANDARISASI

BAHAN BAKU
OBAT
TRADISIONAL
apt. Krisna Kharisma Pertiwi, M.Sc.
FITOFARMASI
S1 FARMASI
Tujuan
Standarisasi
Tanaman
Budidaya/Liar Proses panen
obat

Standarisasi Simplisia Pasca panen

Parameter
Simplisia
Spesifik-Non
terstandar
Spesifik
Acuan
Standarisasi

Peraturan yang diacu adalah Peraturan BPOM nomor 12 tahun


2014

Bila tanaman yang digunakan ternyata tidak tercantum di


pustaka terkait, maka dapat menggunakan standar persyaratan
yang tercantum pada farmakope negara lain/referensi ilmiah lain
yang diakui
USA American Herbal Pharmacopoeae Pedoman
Standar OT di
Inggris British Herbal Pharm
Negara Lain
Jerma German Homeophatics Pharm
n
India Indian Herbal Pharm

Jepan Japanese Pharmacopoeia


g
Swiss Pharmacopoeia Helvetica

Pharmacopoeia of The People’s Republic of


Cina China
Parameter
• Merupakan aspek kandungan kimia kualitatif
dan kuantitatif.
Standarisasi
Parameter • Identitas dan kadar senyawa yang
bertanggung jawab langsung terhadap
Spesifik aktivitas farmakologi tertentu
• Hanya berlaku pada tanaman tertentu naik
secara prosedur atau standar yang berlaku

Parameter • Merupakan aspek yang tidak terkait dengan


aktivitas farmakologi secara langsung
Non maupun mempengaruhi aspek keamanan,
stabilitas ekstrak yang dihasilkan
Spesifik
Parameter Parameter
Spesifik Non Spesifik Standarisasi
Identitas ekstrak Susut pengeringan Simplisia
Organoleptis Bobot jenis
Senyawa terlarut dalam
pelarut tertentu (larut air Kadar air
dan larut etanol)
Profil kromatogram Kadar air
Kandungan senyawa
Cemaran logam berat
tertentu
Sisa pelarut

Cemaran mikroba

Cemaran aflatoksin

Residu peptisida
Parameter
Spesifik
Contoh
Parameter spesifik untuk buah adas: Parameter
• Fragmen pengenal endokarp sengan sel palisade
• Endokarp
• Sel-sel endosperm
Spesifik
• Serabut
• Berkas pengangkut
• Epikarp

Daging buah mahkota dewa dipersyaratkan kandungan


minimal senyawa falerin >3%

Mahkota dewa dipersyaratkan kandungan skopoletin


0.02%

Parameter spesifik berkorelasi dengan jaminan khasiat


dan kualitas dari suatu bahan
Nama latin
Nama latin Nama daerah
spesies
tanaman
simplisia tumbuhan
Identitas
Analisa Analisa
Determinasi
makroskopis mikroskopis

Kandungan
Profil
Analisa marker senyawa
kromatografi
spesifik

Senyawa
terlarut dalam
pelarut tertentu
Determinasi

Membandingkan suatu ciri tanaman dengan tanaman lain yang


sudah dikenal sebelumnya dan telah dibukukan baik dalam
pustaka resmi ataupun dokumen herbarium
Analisis
Mikroskopis

• Menelaah ciri tanaman secara visual menggunakan


mikroskop untuk mengetahui suatu tanda tertentu / ciri khas
dari suatu bahan

• Analisis makroskopis dan mikroskopis digunakan diawal


untuk mengetahui identitas dari bahan baku TO dan
mengetahui kemurniannya
Analisis
Makroskopis

• Menelaah ciri tanaman secara visual tanpa bantuan


instrumen apapun

• Meliputi :
• Bentuk
• Ukuran
• Warna
• Karakteristik permukaan
• Tekstur
• Organoleptis : aroma, rasa, warna
Analisa
Marker

TLC-Densitometri
HPLC/UPLC-MS
GC / GC-MS
Jenis Marker
Marker • Senyawa penanda secara kulitatif suatu
tumbuhan

Kimia • Ex : Kuersetin pada Psidium guajava

Marker • Senyawa Penanda yang memiliki khasiat


farmakologi, bertanggung jawab pada efficacy
• Ex : Andrographolide pada Andrographis
Positif paniculata

Marker • Senyawa Penanda yang bertanggung jawab


terhadap toksisitas
• Pirolizidin yang bertanggung jawab atas
Negatif toksisitas pada Gynura Procumbens
Penentuan
Marker
ISOLASI DAN DETERMINASI
• senyawa marker diisolasi hingga didapatkan senyawa
tunggal murni, selanjutnya dilakukan elusidasi struktur
untuk menentukan struktur kimianya dan dilakukan uji
farmakologi

METABOLITE FINGERPRINT
• Pola fingerprinting dari marker didapatkan dari profil
kromatogram dengan HPTLC/HPLC/GC/MS kemudian
dikorelasikan dengan profil farmakologi atau
toksisitasnya
Senyawa
Terlarut dalam
Pelarut Tertentu
• Kadar sari larut air
• Kadar sari larut ethanol

• Kandungan senyawa kimia total didalam bahan ekstrak


dapat menentukan aktivitas farmakologi yang akan
dihasilkan. Semakin tinggi kandungan senyawa imia,
maka jaminan terkait munculnya khasiat pada obat
tradisional akan semakin baik.

• Kandungan senyawa dalam ekstrak sangat bergantung


pada jenis pelarut dan metode yang digunakan
Kadar Sari
Larut Air

• Menentukan seberapa banyak senyawa yang tertarik


pada solven air. Rendemen yang didapatkan bersifat
polar.

• Sejumlah bahan dilarutkan dalam air yang jenuh


kloroform (200:1). Filtrat yang diperoleh diuapkan dan
dihitung dalam bentuk sari kering.
Kadar Sari
Larut Ethanol

• Untuk menentukan berapa banyak senyawa yang


terekstraksi dalam pelarut ethanol. Senyawa yang
terikut dapat bersifat polar, semi polar dan non polar
• Mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder
yang ada dalam ekstrak baik secara kualitatif maupun Kandungan
kuantitatif
Senyawa
• Kadar metabolit sekunder total seperti kadar total
flavonoid, fenolik, tanin terhidrolisis, kadar minyak atsiri Spesifik
• Indeks busa (foaming agent), hemolisis darah
(haemolytical activity) dan indeks kematian ikan
dilakukan untuk menguji level kandungan saponin

• Indeks pengembangan (swelling indeks) dilakukan


untuk kandungan senyawa yang mudah mngembang
saat terkena air, misalnya gom, pati dan amilum

• Indeks kepahitan (bitterness value) dilakukan untuk


menguji kandungan senyawa yang berasa pahit

• Insdeks kepedasan untuk mengecek senyawa yang


memiliki rasa pedas. Skala Scoville Heat Unit (SHU)
digunakan untuk mengukur kadar capsaisin pada cabe
Parameter
Non Spesifik
• Parameter standar yang prosedurnya berlaku secara
umum untuk semua jenis bahan. Walaupun bahan
yang diuji berbeda, namun prosedur yang dijalankan Parameter
sama

• Penetapan kadar air mahoni dan biji anggur, prosedur


Non Spesifik
yang dilakukan sama dengan menggunakan metode
Karl Fischer

• Penetapan susut pengeringan, alat yang digunakan


sama, yaitu oven dan menggunakan metode
perhitungan yang sama

• Parameter non spesifik dikaitkan dengan parameter


cemaran, sehingga ada batas maksimal yang tidak
boleh di lewati

• Parameter non spesifik : kandungan bahan asing, susut


pengeringan, kadar air kadar abu, cemaran logam
berat, bobot jenis, sisa pelarut, cemaran pestisida,
cemaran mikroba, khamir, kapang dan aflatoxin
Penetapan
Kandungan
Bahan Asing
• Setiap bahan yang akan digunakan sebagai bahan OT
harus terbebas dari bahan lain yang bukan merupakan
bagian dari bahan tsb

• Cemaran meliputi :
• Bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan,
misalnya adanya partikel bungan pada simplisian
daun
• Organisme lain atau bagiannya, misal serangga,
hewan kecil/bagian tubuhnya, kotoran

• Mineral dari luar misalnya tanah, kerikil, debu dan


pasir
• Beberapa jenis kandungan senyawa dapat hilang Susut
ketika proses pemanasan selama proses pembuatan
simplisia. Beberapa senyawa juga dapat hilang saat Pengeringan
proses pemanasan, yang mungkin senyawa ini memiliki
aktivitas biologis, misalnya senyawa aromatik (Loss on
• Pengujian dilakukan secara gravimetrii yang Drying)
didasarkan pada besaran massa yang hilang setelah
proses pemanasan

• Bila dalam bahan tidak mengandung senyawa yang


mudah menguap kecuali air, maka susut pengeringan
sama dengan kadar air

Alat yang Oven


digunakan Gelombang mikro (microwave)
Infra merah
Pengukur kelembaban (moisture analyzer)
• Kadar air dalam simplisia disyaratkan kurang dari 10%

• Kadar air diatas 10% akan menyebabkan enzim aktif


dan menyebabkan reaksi enzimatis sehingga terjadi Kadar Air
proses pembusukan dan rusaknya kandungan
senyawa fitokimia dalam bahan tersebut

• Selain itu air merupakan media yang baik bagi


pertumbuhan bakteri, khamir, kapang sehingga dapat
menurunkan kualitas dari bahan

Metode Gravimetri
penetapan
Titrasi Karl Fischer (KF)

Destilasi Azeotrop
Gravimetri

• Metode yang digunakan pada penetapan kadar air


sama dengan metode susut pengeringan

• Kelemahan dari metode ini adalah apabila ada


senyawa lain yang mudah menguap selain air, maka
hasil kadar air dengan metode ini bukan hanya kadar
air yang menghilang
Titrasi Karl
Fischer (KF)

• Metode analisis untuk menetapkan kandungan air dari


bahan padatan, cairan dan gas

• Pelarut yang digunakan adalah methanol dan ethano


absolut

• Pereaksi yang digunakan adalah basa nitrogen (RN),


sulfur dioksida dan iodine
Reaksi Karl
Fischer (KF)
Penentuan
Jumlah Air pada
Karl Fischer (KF)
• Campuran Azeotrop adalah campuran
antara dua cairan yang tidak saling
bercampur serta memiliki titik didih Destilasi Azeotrop
berbeda, namun pada saat dipanaskan
kedua cairan akan menguap bersama-
sama pada satu titik uap yang sama

• Dapat diaplikasikan pada bahan yang


mengandung senyawa yang mudah
menguap

• Pelarut yang digunakan adalah toluen yang


tidak bercampur dengan air dan memiliki
titik didih air 130C, namun menguap pada
suhu 80C.

• Menggunakan toluen yang jenuh air


Kadar Abu

• Abu merupakan zat sisa dari proses


pemijaran, proses pemanasan pada suhu Penetapan
diatas 450C dengan menggunakan tanur Kadar Abu
Kadar Abu
• Tidak semua kandungan abu merupakan Total
zat bermasalah bagi kesehatan. Beberapa
logam mineraldiketahui memiliki banyak
manfaat bagi tubuh seperti kalsium, zat
Kadar Abu
besi, zink, natrium, kalium.
Tidak Larut
Asam
• Logam berat seperti Pb, Cd, Hg dan Ar
merupakan jenis logam berat yang Kadar Abu
memberikan dampak buruk bagi kesehatan Larut Air
sehingga jumlahnya harus dibatasi
• Logam berat berbahaya didalam bahan OT akan
menurunkan kualitas bahan sehingga akan Cemaran Logam
berbahaya apabila digunakan.
Berat
• Logam berat yang dihindari keberadaannya adalah
timbal (Pb), arsenik (As), Raksa (Hg), Cadmium
(Cd).

• Logam berat dapat berikatan secara kovalen


dengan protein dalam tubuh membentuk senyawa
kompleks yang susah dikeluarkan dalam tubuh.

• Residu logam berat dalam tubuh akan


menyebabkan terjadinya kanker, mutagenesis, dsb.

• Penetapan kadar cemaran logam berat ditentukan


dengan metode :
• Titrasi kompleks EDTA
• AAS
Parameter Bobot
Jenis
• Massa jenis atau kerapatan merupakan
perbandingan antara massa suatu bahan terhadap
hasil pengukuran volumenya pada suhu tertentu

• Bobot Jenis merupakan perbandingan antara


massa jenis suatu bahan dengan massa jenis air
pada suhu dan volume yang sama

• Metode pengujian bobot jenis dilakukan secara


gravimetri dengan menggunakan satu wadah yang
sama, yaitu piknometer. Bahan uji pada penetapan
bobot jenis berwujud larutan

• Bobot jenis ditentukan dengan menimbang suatu


bahan menggunakan piknometer kemudian
hasilnya dibandingkan dengan hasil penimbangan
air pada volume dan suhu yang sama
Sisa Pelarut

• Sisa pelarut berasal dari residu proses ekstraksi


berupa pelarut organik yang tidak ramah terhadap
kesehatan.

• Penetapan sisa pelarut dilakukan dengan GC-MS,


karena pelarut organik mudah menguap (titip uap
yang rendah)
Cemaran Mikroba

• Mikroba dapat tumbuh pada bahan yang memiliki


kanduangan air >10%

• Mikroba non patogen jumlahnya harus dibatasi

• Metode pengujian :
• Uji angka lempeng total
• Uji APM Coliform

• 2 jenis mikroba :
• Patogen
• Non patogen
Angka Cemaran
Kapang & Khamir

• Kapang merupakan jamur yang tersusun dari hifa-


hifa yang membentuk koloni menyerupai kapas
(cottony, wooly) atau padatan (velvety, powdery,
granuar)

• Anyaman hifa multiseluler atau senositik berbentuk


filamen menjadi miselium

• Jenis kapang yang berbahaya dan menghasilkan


racun aflatoksin adalah Aspergilus flavus

• Khamir merupakan kelompok jamur uniseluler


berbentuk bulat dan bersifat dimorfistik dan
berkembang biak membentuk tunas
• Merupakan senyawa metabolit yang dihasilkan oleh
jamur dari family aspergilus, disebut juga
mikotoksin

• Jamur Aspergilus flavus merupakan salah satu Aflatoksin


jamur penghasil aflatoksin. Tumbuh di daerah
panas dan lembap, memghasilkan beberapa jenis
aflatoksin, yaitu Aflatoksin A dan B

• Jamur Aspergilus parasiticus juga menghasilkan


aflatoksin B dan G

• Yang paling berbahaya adalah Aflatoksin B1

• Aflatoksin bersifat karsinogenik pada manusia.


Menyebabkan genotoksik, hepatotoksik, nefrotoksik
dan imunosupresif.

• Cemaran jamur aspergilus ditandai dengan adanya


pertumbuhan jamur yang berbentuk seperti serbuk
berwarna hujau atau kuning
Metode Uji
Aflatoksin

KLT
Densitometri KCKT
ELISA (Enzyme
Linked
Immunosorbent
Assay)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai