Anda di halaman 1dari 9

PELAYANAN

SWAMEDIKASI PADA
GANGGUAN TELINGA
apt. Esti Ambar Widyaningrum, M.Farm.
ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
ETIOLOGI DAN GANGGUAN
PENDENGARAN
✓ Kebanyakan gangguan pendengaran bersifat ringan dan
mudah diatasi.
✓ Gangguan pada telinga bagian luar meliputi malformasi
kongenital, trauma, infeksi atau non infeksi pada pinna
dan neoplasma.
✓ Infeksi atau non infeksi pada pinna berhubungan dengan
serumen. Pada keadaan normal serumen tidak akan
menumpuk di liang telinga tetapi keluar sendiri ketika
mengunyah. Setelah sampai di luar serumen akan
menguap oleh panas di luar tubuh
ETIOLOGI DAN GANGGUAN
PENDENGARAN
✓ Gangguan pada telinga tengah meliputi otomikosis,
keratoris obturan, gangguan karena benda asing, otitis
eksterna dan sumbatan kotoran telinga.
✓ Otomikosis yaitu jamur pada telinga. Bagian telinga yang
terinfeksi mencakup bagian awal lubang hingga gendang
telinga. Gangguan ini ditandai dengan gejala seperti
pembengkakan, berdengung, hingga nyeri pada telinga.
ETIOLOGI DAN GANGGUAN
PENDENGARAN
✓ Otitis eksterna yaitu radang telinga (akut maupun kronis) yang
disebabkan oelh infeksi bakteri, jamur atau virus. Infeksi tersebut
terjadi karena perubahan pH di liang telinga. pH normal pada liang
telinga adalah asam.
✓ Sumbatan kotoran telinga (impacted cerumen/impaksi
serumen/serumen obturans) disebabkan oeh serumen yang
menyumbat liang telinga sehingga mengganggu pendengaran.
Penyumbatan ini dapat menimbulkan rasa tertekan di telinga,
penurunan ambang dengar serta rasa berdenging.
ETIOLOGI DAN GANGGUAN
PENDENGARAN
✓ Tinnitus adalah keadaan telinga berdenging baik dalam waktu yang lama maupun singkat. Tinnitus
umumnya dialami oleh lansia, meskipun demikian ini juga bisa terjadi pada semua usia. Gejalanya
adalah sensasi mendengar bunyi berupa dengung, desis, gemuruh atau raung dalam intensitas
lembut maupun keras.
✓ Nyeri telinga : karena otitis eksterna, masuknya benda asing ke telinga, hingga otitis akut. Rasa
nyeri juga dapat terkait dengan sinus, nasofaring, lidah, hipofaring, laring atau sendi
temporomandibular.
✓ Bisul pada telinga = bisul yang tumbuh pada bagian tubuh lain. Bisul telinga biasanya tumbuh di
telinga bagian luar. Gejala : munculnya benjolan kemerahan berisi nanah yang disertai rasa nyeri.
TERAPI
✓ Antiinflamasi yang dapat digunakan untuk mengatasi inflamasi pada telinga adalah
betametason, deksametason dan hidrokortison. Obat-obat tersebut tidak boleh
digunakan dalam jangka panjang karena dapat menyebabkan efek samping reaksi
kepekaan setempat. Dosisnya 2-3 tetes selama 3-4 kali sehari
✓ Antiinfeksi yang direkomendasikan untuk telinga pada kasus infeksi karena bakteri
adalah kloramfenikol tetes telinga.
✓ Untuk infeksi jamur penyebab otitis eksterna/otomikosis : clotrimazole 1% tetes
telinga, 2-4 tetes 2-3x sehari digunakan 2 minggu (untuk mencegah kekambuhan).
✓ Obat yang mengandung asam asetat juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi
karena jamur dan bakteri, termasuk juga infeksi saluran telinga bagian luar (otitis
eksterna). Asam asetat adalah golongan obat antiseptik yang bekerja mengurangi
rasa sakit sekaligus pembengkakan akibat radang. Digunakan 3-5 tetes 3-4x sehari.
TERAPI
✓ Pembersih serumen yang dianjurkan adalah docusate sodium (obat bebas). Larutan
dengan kandungan obat tersebut dapat digunakan untuk melembutkan serumen yang
menyumbat telinga sehingga mudah dikeluarkan. Dapat pula menggunakan obat yang
mengandung pelarut organik. Tetapi penggunaannya perlu diperhatikan karena dapat
menyebabkan iritasi pada kulit meatus.
✓ Dokusate sodium : Kadar ≤ 0,5%, tidak boleh dipakai lebih dari 2 hari berturut-turut, tidak
boleh untuk perforasi (pecahnya gendang telinga)
✓ Hidrogen peroksida 3% atau perhidrol memiliki sifat mirip dengan natrium dokusat . Selain
itu, hidrogen peroksida juga berfungsi sebagai antiseptik, sehingga dapat digunakan untuk
membersihkan kotoran telinga. Untuk dijadikan sebagai cairan tetes telinga, hidrogen
peroksida digunakan dengan cara mencampurnya dengan air hangat, perbandingan 1:1.
✓ Phenol Glycerol merupakan obat telinga dengan kandungan bahan aktif fenol gliserin
10% yang berperan sebagai antiseptik (obat bebas).
TERAPI
✓ Terapi non farmakologi adalah menggunakan minyak zaitun dan minyak kenari utnuk
memberishkan serumen.
✓ Sebelum dibersihkan, oles serumen dengan minyak kenari atau minyak zaitun agar menjadi
lembut dan mudah diangkat.

Anda mungkin juga menyukai