Oleh:
Ahmad Julkandri
2010901001
Pembimbing :
Dr. Sri Marhaeni, Sp. THT-KL
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
infeksi bakteri, jamur dan virus.
Latar Belakang
A. Definisi
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah
radang telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal
atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada
keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.
Inflamasi juga dapat terjadi akibat trauma ringan saat mengorek telinga
B. Etiologi
Faktor risiko :
Kulit di 1/3 luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi
pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebab biasanya
Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus. Gejalanya ialah rasa nyeri
yang hebat. Rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium, dapat juga timbul
spontan pada waktu membuka mulut
2. Otitis Eksterna Difus ("swimmer's ear". )
Mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema
yang tidak jelas batasnya.
Biasanya terjadi pada cuaca yang panas dan lembab, kuman penyebab biasanya golongan
Pseudomonas. Kuman lainnya yang dapat sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus
dan Escherichia coli. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media
supuratif kronis.
Otomikosis
Infeksi jamur diliang telinga dipermudah oleh kelembapan yang tinggi di daerah tersebut.
Yang tersering ialah Pityrosporum, Aspergilus dan Candida albicans.
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh diliang telinga, tetapi sering pula tanpa
keluhan
Disebabkan oleh virus varisela zoster. Virus ini menyerang saraf trigeminus, ganglion
genikulatum dan radiks servikalis bagian atas. Keadaan ini disebut juga Ramsay Hunt
Syndrome
Otitis Eksterna Kronik
Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang tidak kunjung sembuh atau
terjadi inflamasi yang berlangsung lama yaitu lebih dari 3 bulan dan
ditandai dengan terbentuknya jaringan parut (sikatriks) yang menyebabkan
liang telinga menyempit atau terjadinya stenosis.
1. Obstruksi (misalnya penumpukan serumen dan liang telinga sempit atau berliku), yang
mengakibatkan retensi air.
2. Tidak adanya serumen, yang mungkin terjadi akibat paparan air secara berulang atau terlalu
sering membersihkan telinga. Serumen dapat menciptakan lapisan asam yang mengandung
lisozim dan zat lain yang mungkin menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.
3. Trauma pada liang telinga memungkinkan terjadinya invasi bakteri ke dalam
kulit yang rusak.
4. Perubahan pH saluran telinga.
E. Kriteria Diagnosis
Pada anamnesis dapat berupa adanya otalgia, otorrhea, telinga terasa penuh, pruritus, nyeri
saat palpasi dan beragam derajat oklusi dari liang telinga.
Pada Px Fisik : nyeri tekan daun telinga, liang telinga hiperemis, edema, otorrhea,
pembentukan krusta, dan dapat berlanjut menjadi limfadenopati periauricular dan cervical
anterior. Selulitis juga bisa ditemukan. Dalam tahap kronis, kulit liang telinga mengalami
penebalan dan menyempit.
Pada otitis eksterna sirkumskripta sering terjadi di 1/3 luar liang telinga. Pada pemeriksaan
otoskopi ditemukannya furunkel, yang memberikan gejala seperti rasa nyeri yang hebat. Rasa
nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu
membuka mulut (sendi temporomandibular)
Otitis eksterna difus umumnya mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam. Gejalanya yang umum
muncul yaitu adanya nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah
bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret berbau. Sekret ini tidak
mengandung lendir (musin).
F. Tatalaksana
10. Prognosis
Otitis eksterna difus adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh
dengan cepat melalui pengobatan yang tepat. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki
komplikasi jangka panjang atau serius jika diobati dengan baik. 2
BAB
III
ILUSTRASI KASUS
1. Identitas
- Pasien pernah mengalami hal seperti ini ± 6 bulan yang lalu dan sudah sembuh
- Riwayat trauma kepala dan telinga (-)
- Hipertensi (-), DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien
Riwayat Alergi
- Tidak ada alergi
Riwayat Pengobatan : Pasien belum berobat
Riwayat Sosial Ekonomi, dan Kebiasaan
A. Telinga
Kanan Kiri
Aurikula Bentuk N N
Benjolan - -
Nyeri tekan - -
Preaurikula Tragus pain - +
Fistula - -
Abses - -
Retroaurikula Nyeri tekan - -
Edema - -
Mastoid Nyeri tekan - -
Edema - -
Hiperemis - -
CAE Discharge - +
Serumen - -
Furunkel - -
Hiperemis - +
Edema - +
Corpus allienum - -
Membran Timpani Perforasi ( - ), MT intak ( - ), MT intak
Pantulan cahaya + +
Warna Putih mutiara Putih mutiara
Bentuk N N
Buldging - -
Pemeriksaan Rutin Khusus Telinga :
Tes Berisik : normal
Tes Pelana
Kanan Kiri
Rinne + +
Interpretasi : Normal
Tes Audiometri : -
B. Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan Kelainan Hidung
Dextra Sinistra
Hidung Luar Bentuk N, Deformitas ( - ) N, Deformitas ( - )
Hiperemis - -
Edema - -
Konka Inferior Hiperemis - -
Edema - -
Hipertrofi - -
Meatus Nasii Sekret - -
Inferior Massa Abn - -
Edema - -
Pus - -
Hiperemis - -
Massa - -
Corpus Allienum - -
C. Pemeriksaan Tenggorok
Dextra Sinistra
Ukuran T1-T1 T1-T1
Kripta Tidak melebar Tidak melebar
Permukaan Licin Licin
Warna Merah muda Merah muda
Detritus Tidak ada Tidak ada
Peritonsil Abses ( - ) Abses ( - )
Pilar Anterior Dalam batas normal Dalam batas normal
4. Pemeriksaan Penunjang
-
5. Diagnosis Kerja
Otitis Eksterna Difus Aurikula Sinistra
6. Diagnosis Banding
- Otitis Eksterna Sirkumskripta
- Otomikosis
7. Penatalaksanaan 8. Tindakan
Farmakologi : - Membersihkan liang telinga
- Cetirizin (Anti-Histamin) 9. Prognosis
- Ibuprofen (Analgesik) Ad vitam : Ad bonam
- Polymixin B (Antibiotik) Ad functionam : Ad
Non-Farmakologi : bonam
- Edukasi pasien : gunakan obat dengan teratur, Ad sanationam : Ad
dengan kapas/tisu.
BAB
IV
ANALISA KASUS
ANALISA
KASUS
Pasien Tn. A umur 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada telinga kiri sejak ± 3 hari
yang lalu, nyeri dirasakan terus-menerus, nyeri seperti rasa berdenyut pada telinga kiri,
pasien juga mengeluhkan keluar cairan jernih pada telinga kiri dan sedikit berbau, untuk
menghentikan cairan yang keluar pasien menyumbat telinganya dengan kapas dan tisu.
Telinga kiri pasien juga kadang terasa gatal. Hal ini sesuai dengan gejala pada otitis
ekterna akut yaitu adanya otalgia dan sekret yang berbau keluar dari telinga karena
terjadinya proses inflamasi yang melepaskan mediator-mediator inflamasi seperti
prostaglandin, histamin, sitokin dan lain sebagainya.
ANALISA
KASUS
Pasien memiliki kebiasaan mengorek telinga dengan Cotton bud. Kebiasaan pasien
mengorek telinga tersebut menyebabkan terjadinya trauma pada liang telinga. Trauma
pada liang telinga menyebabkan terjadinya inflamasi serta memungkinkan terjadinya
invasi bakteri ke dalam kulit yang rusak sehingga dapat menimbulkan infeksi. Selain itu
menghentikan cairan telinga dengan cara menyumbat menggunakan kapas/tisu yang
tidak steril dapat memperparah infeksi serta kemungkinan adanya alergi yang
menyebabkan proses inflamasi berkepanjangan pada liang telinga
ANALISA
KASUS
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan tragus pada telinga kiri. Pada pemeriksaan
otoskopi canalis akustikus eksterna tampak telinga kiri berair, dinding hiperemis, serta liang
telinga menyempit. Tidak ditemukan adanya furunkel
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada pasien otitis eksterna difusa akan didapatkan nyeri
tekan tragus karena adanya peradangan pada kulit liang telinga. Telinga berair merupakan
respon inflamasi untuk membunuh bakteri sehingga memanggil makrofag yang mengasilkan
sitokin kemudian memicu migrasi neutrophil untuk membunuh bakteri, sisa neutrophil dan
bakteri yang mati akan membentuk sekret purulen yang berbau. Eritema dan edem canalis
disebabkan oleh respon inflamasi yang mengakibatkan terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah sekitar
ANALISA
KASUS
Tindakan pembersihan telinga perlu dilakukan dalam pengobatan otitis eksterna difus.
Seluruh sekret dan debris harus dikeluarkan secara gentle agar penerapan pemakaian obat
topikal menjadi lebih baik
Pada laporan kasus ini pasien di diagnosis dengan Otitis Eksterna Difus Aurikula Sinistra
berdasarkan temuan anamnesis dan pemerikssaan fisik. Pegobatan diberikan berupa
cetirizin, polymixin B dan ibuprofen untuk mengobati dan mengurangi gejala yang
dirasakan pasien, serta edukasi disampaikan agar pengobatan berjalan lancar dan
mencegah terjadinya otitis eksterna kembali.