Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

OTITIS EKSTERNA DIFUS

Oleh:
Ahmad Julkandri
2010901001

Pembimbing :
Dr. Sri Marhaeni, Sp. THT-KL
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
infeksi bakteri, jamur dan virus.
Latar Belakang

Otitis eksterna dapat terjadi pada semua kelompok umur. Insidennya tidak


diketahui, tetapi puncaknya sekitar usia 7-14. Sekitar 10% orang akan
mengalami otitis eksterna selama hidup mereka dan sebagian besar kasus (95%)
akut. Tidak ada dominasi gender. Sebagian besar kasus terjadi selama musim
panas dan di iklim tropis
Latar Belakang

Statistik Amerika Serikat dan internasional otitis eksterna ditemukan di semua


wilayah Amerika Serikat, terjadi pada 4 dari setiap 1.000 orang setiap tahun.

Data kementrian kesehatan Republik Indonesia penyakit telinga masuk dalam 10


penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia pada
tahun 2010.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Telinga
Otitis Eksterna

A. Definisi
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah
radang telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal
atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada
keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.
Inflamasi juga dapat terjadi akibat trauma ringan saat mengorek telinga
B. Etiologi

• Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus (Umum)


• Candida atau Aspergillus (Jarang)

Faktor risiko :

 Kelembaban  Obstruksi saluran telinga (obstruksi


serumen, benda asing)
 Perubahan pH kulit kanalis yang
biasanya asam menjadi basa  Radioterapi atau kemoterapi

 Kondisi dermatologis seperti  Trauma ringan yang berulang


eksim dan psoriasis
 Pasien immunocompromised
C. Klasifikasi
1. Otitis Eksterna Sirkumskripta ( furunkel = bisul )

Kulit di 1/3 luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi
pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebab biasanya
Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus. Gejalanya ialah rasa nyeri
yang hebat. Rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium, dapat juga timbul
spontan pada waktu membuka mulut
2. Otitis Eksterna Difus ("swimmer's ear". )

Mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema
yang tidak jelas batasnya.
Biasanya terjadi pada cuaca yang panas dan lembab, kuman penyebab biasanya golongan
Pseudomonas. Kuman lainnya yang dapat sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus
dan Escherichia coli. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media
supuratif kronis.
Otomikosis

Infeksi jamur diliang telinga dipermudah oleh kelembapan yang tinggi di daerah tersebut.
Yang tersering ialah Pityrosporum, Aspergilus dan Candida albicans.
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh diliang telinga, tetapi sering pula tanpa
keluhan

Herpes Zoster Otikus

Disebabkan oleh virus varisela zoster. Virus ini menyerang saraf trigeminus, ganglion
genikulatum dan radiks servikalis bagian atas. Keadaan ini disebut juga Ramsay Hunt
Syndrome
Otitis Eksterna Kronik

Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang tidak kunjung sembuh atau
terjadi inflamasi yang berlangsung lama yaitu lebih dari 3 bulan dan
ditandai dengan terbentuknya jaringan parut (sikatriks) yang menyebabkan
liang telinga menyempit atau terjadinya stenosis.

Pengobatan otitis eksterna kronis memerlukan operasi konstruksi liang


telinga
D. Patofisiologi

1. Obstruksi (misalnya penumpukan serumen dan liang telinga sempit atau berliku), yang
mengakibatkan retensi air.
2. Tidak adanya serumen, yang mungkin terjadi akibat paparan air secara berulang atau terlalu
sering membersihkan telinga. Serumen dapat menciptakan lapisan asam yang mengandung
lisozim dan zat lain yang mungkin menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur.
3. Trauma pada liang telinga memungkinkan terjadinya invasi bakteri ke dalam
kulit yang rusak.
4. Perubahan pH saluran telinga.
E. Kriteria Diagnosis

Pada anamnesis dapat berupa adanya otalgia, otorrhea, telinga terasa penuh, pruritus, nyeri
saat palpasi dan beragam derajat oklusi dari liang telinga.

Pada Px Fisik : nyeri tekan daun telinga, liang telinga hiperemis, edema, otorrhea,
pembentukan krusta, dan dapat berlanjut menjadi limfadenopati periauricular dan cervical
anterior. Selulitis juga bisa ditemukan. Dalam tahap kronis, kulit liang telinga mengalami
penebalan dan menyempit.
Pada otitis eksterna sirkumskripta sering terjadi di 1/3 luar liang telinga. Pada pemeriksaan
otoskopi ditemukannya furunkel, yang memberikan gejala seperti rasa nyeri yang hebat. Rasa
nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu
membuka mulut (sendi temporomandibular)

Otitis eksterna difus umumnya mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam. Gejalanya yang umum
muncul yaitu adanya nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah
bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret berbau. Sekret ini tidak
mengandung lendir (musin).
F. Tatalaksana

1. Otitis eksterna sirkumkripta


Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses,
diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan
antibiotika dalam bentuk salep, seperti poliximin B atau bacitracin, atau
antiseptic (asam asetat 2-5% dalam alcohol). Jika dinding furunkel tebal,
dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan
nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotika secara sistemik,
hanya diberikan obat simptomatik seperti analgetik dan obat penenang.
2. Otitis Eksterna Difus
a. Pembersihan telinga
Pembersihan telinga dilakukan dengan penyedot (suction clearance) atau irigasi liang
telinga dengan normal saline steril hangat.
b. Tampon telinga
Setelah telinga dibersihkan, diberikan tampon kasa yang dibasahi dengan preparat
steroid-antibiotik yang dimasukkan ke liang telinga, menetaskan obat tersebut 2-3 kali
sehari. Tampon diganti 2-3 hari sekali.
c. Antibiotik
Antibiotik lokal/antibiotik sistemik bisa dipakai
d. Analgesik
3. Otomikosis

Membersihkan liang telinga Anti-jamur topikal


Asam asetat 2% dalam Nystatin, klotrimazol
alkohol/
Povidone iodium 5%
8. Komplikasi
Jika otitis eksterna tidak diobati, infeksi akan meluas secara progresif ke lapisan
subkutis, tulang rawan dan ke tulang di sekitarnya, sehingga timbul kondritis,
osteitis dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal. Keadaan inilah
yang terjadi pada otitis eksterna maligna, Otitis eksterna dapat berkembang menjadi
otitis eksterna kronis, dan dapat menyebabkan stenosis kanal dan gangguan
pendengaran. Komplikasi otitis eksterna yang paling umum adalah otitis eksterna
maligna dan selulitis periauricular.
9. Pencegahan
Sejumlah langkah-langkah pencegahan telah direkomendasikan, termasuk
penggunaan penutup telinga saat berenang, kepala dimiringkan untuk
menghilangkan air dari saluran telinga, dan hindari mengorek atau membersihkan
sendiri liang telinga

10. Prognosis
Otitis eksterna difus adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh
dengan cepat melalui pengobatan yang tepat. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki
komplikasi jangka panjang atau serius jika diobati dengan baik. 2
BAB
III
ILUSTRASI KASUS
1. Identitas

Nama : Tn. Ahmad Amin


Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 25 Tahun
Alamat : Jl. Sultan Syarif Kasim
Agama : Islam
Suku :-
No. MR : 30.51.43
Tgl Px : 08-09-2021
 
2. Anamnesis (Autoanamnesis)
Keluhan Utama :
Nyeri telinga kiri ± 3 hari yang lalu
 Riwayat Penyakit Sekarang :
- Nyeri telinga kiri ± 3 hari yang lalu
- Nyeri dirasakan terus-menerus, nyeri seperti rasa berdenyut pada telinga kiri
- Telinga kiri keluar cairan jernih dan sedikit berbau
- Untuk menghentikan cairan yang keluar pasien menyumbat telinganya dengan kapas/tisu
- Telinga kiri pasien kadang terasa gatal
- Demam (-), pilek (-), penurunan pendengaran (-), telinga terasa penuh (-)
- Pasien memiliki kebiasaan mengorek telinga dengan Cotton bud
Riwayat Penyakit Dahulu :

- Pasien pernah mengalami hal seperti ini ± 6 bulan yang lalu dan sudah sembuh
- Riwayat trauma kepala dan telinga (-)
- Hipertensi (-), DM (-)
 
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien

Riwayat Alergi
- Tidak ada alergi
 
Riwayat Pengobatan : Pasien belum berobat
 
Riwayat Sosial Ekonomi, dan Kebiasaan

- Pasien memiliki kebiasaan mengorek telinga


3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis
Kepala dan Leher
- Pemeriksaan kepala : Dalam batas normal
- Pemeriksaan leher : Dalam batas normal
Status Lokalis THT

A. Telinga

Bagian Kelainan Auris

Kanan Kiri
Aurikula Bentuk N N
  Benjolan - -
  Nyeri tekan - -
Preaurikula Tragus pain - +
  Fistula - -
  Abses - -
Retroaurikula Nyeri tekan - -
  Edema - -
Mastoid Nyeri tekan - -
  Edema - -
  Hiperemis - -
CAE Discharge - +
  Serumen - -
Furunkel - -
  Hiperemis - +
  Edema - +
  Corpus allienum - -
Membran Timpani Perforasi ( - ), MT intak ( - ), MT intak
Pantulan cahaya + +
  Warna Putih mutiara Putih mutiara
  Bentuk N N
  Buldging - -
Pemeriksaan Rutin Khusus Telinga :
Tes Berisik : normal
Tes Pelana

  Kanan Kiri

Rinne + +

Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi

Swabach Pasien = pemeriksa Pasien = pemeriksa

Interpretasi : Normal
Tes Audiometri : -
B. Pemeriksaan Hidung
  Pemeriksaan Kelainan Hidung

  Dextra Sinistra
Hidung Luar   Bentuk N, Deformitas ( - ) N, Deformitas ( - )

Hidung Dalam Konka media Warna Merah muda Merah muda

    Hiperemis - -
    Edema - -
  Konka Inferior Hiperemis - -
    Edema - -
    Hipertrofi - -
  Meatus Nasii Sekret - -
  Inferior Massa Abn - -
  Edema - -
    Pus - -
    Hiperemis - -
Massa   - -
  Corpus Allienum   - -
C. Pemeriksaan Tenggorok

Mukosa Bucal Dalam batas normal


Gingiva Dalam batas normal
Gigi Geligi Dalam batas normal
Palatum Durum dan Mole Dalam batas normal
Lidah 2/3 Anterior Ulkus ( - )
Stomatitis ( - )
Tonsil

  Dextra Sinistra
Ukuran T1-T1 T1-T1
Kripta Tidak melebar Tidak melebar
Permukaan Licin Licin
Warna Merah muda Merah muda
Detritus Tidak ada Tidak ada
Peritonsil Abses ( - ) Abses ( - )
Pilar Anterior Dalam batas normal Dalam batas normal
4. Pemeriksaan Penunjang
-
5. Diagnosis Kerja
Otitis Eksterna Difus Aurikula Sinistra
6. Diagnosis Banding
- Otitis Eksterna Sirkumskripta
- Otomikosis
7. Penatalaksanaan 8. Tindakan
 Farmakologi : - Membersihkan liang telinga
- Cetirizin (Anti-Histamin) 9. Prognosis
- Ibuprofen (Analgesik) Ad vitam : Ad bonam
- Polymixin B (Antibiotik) Ad functionam : Ad
 Non-Farmakologi : bonam
- Edukasi pasien : gunakan obat dengan teratur, Ad sanationam : Ad

hindari mengorek telinga dan membersihkan bonam

telinga sendiri dan jangan menutup telinga  

dengan kapas/tisu.
BAB
IV
ANALISA KASUS
ANALISA
KASUS

Pasien Tn. A umur 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada telinga kiri sejak ± 3 hari
yang lalu, nyeri dirasakan terus-menerus, nyeri seperti rasa berdenyut pada telinga kiri,
pasien juga mengeluhkan keluar cairan jernih pada telinga kiri dan sedikit berbau, untuk
menghentikan cairan yang keluar pasien menyumbat telinganya dengan kapas dan tisu.
Telinga kiri pasien juga kadang terasa gatal. Hal ini sesuai dengan gejala pada otitis
ekterna akut yaitu adanya otalgia dan sekret yang berbau keluar dari telinga karena
terjadinya proses inflamasi yang melepaskan mediator-mediator inflamasi seperti
prostaglandin, histamin, sitokin dan lain sebagainya.
ANALISA
KASUS

Pasien memiliki kebiasaan mengorek telinga dengan Cotton bud. Kebiasaan pasien
mengorek telinga tersebut menyebabkan terjadinya trauma pada liang telinga. Trauma
pada liang telinga menyebabkan terjadinya inflamasi serta memungkinkan terjadinya
invasi bakteri ke dalam kulit yang rusak sehingga dapat menimbulkan infeksi. Selain itu
menghentikan cairan telinga dengan cara menyumbat menggunakan kapas/tisu yang
tidak steril dapat memperparah infeksi serta kemungkinan adanya alergi yang
menyebabkan proses inflamasi berkepanjangan pada liang telinga
ANALISA
KASUS
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan tragus pada telinga kiri. Pada pemeriksaan
otoskopi canalis akustikus eksterna tampak telinga kiri berair, dinding hiperemis, serta liang
telinga menyempit. Tidak ditemukan adanya furunkel

Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada pasien otitis eksterna difusa akan didapatkan nyeri
tekan tragus karena adanya peradangan pada kulit liang telinga. Telinga berair merupakan
respon inflamasi untuk membunuh bakteri sehingga memanggil makrofag yang mengasilkan
sitokin kemudian memicu migrasi neutrophil untuk membunuh bakteri, sisa neutrophil dan
bakteri yang mati akan membentuk sekret purulen yang berbau. Eritema dan edem canalis
disebabkan oleh respon inflamasi yang mengakibatkan terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah sekitar
ANALISA
KASUS
Tindakan pembersihan telinga perlu dilakukan dalam pengobatan otitis eksterna difus.
Seluruh sekret dan debris harus dikeluarkan secara gentle agar penerapan pemakaian obat
topikal menjadi lebih baik

Pasien diberikan tatalaksana yaitu cetirizin, polymixin B dan ibuprofen. Cetirizine


merupakan obat anti-histamin yang berfungsi untuk mengurangi keluhan rasa gatal pada
telinga pasien. Pemberian Polymyxin B sebagai antibiotik untuk membunuh bakteri
penyebab otitis eksterna. Serta pemberian ibuprofen sebagai analgetic untuk mengurangi
keluhan nyeri yang pasien rasakan. Edukasi disampaikan agar pengobatan berjalan lancar
dan mencegah terjadinya otitis eksterna kembali.
BAB
V
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Pada laporan kasus ini pasien di diagnosis dengan Otitis Eksterna Difus Aurikula Sinistra
berdasarkan temuan anamnesis dan pemerikssaan fisik. Pegobatan diberikan berupa
cetirizin, polymixin B dan ibuprofen untuk mengobati dan mengurangi gejala yang
dirasakan pasien, serta edukasi disampaikan agar pengobatan berjalan lancar dan
mencegah terjadinya otitis eksterna kembali.

Prognosis pada pasien ini yaitu ad bonam karena tidak


adanya komplikasi penyakit yang menyertai
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai