Anda di halaman 1dari 36

SMF Bagian Ilmu Penyakit THT-KL Laporan Kasus

RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang NOVEMBER 2023


Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana

“OTITIS EKSTERNA DIFUSA”


Disusun Oleh:
Sion Stimiabes Benu, S.Ked (2208020074)

Pembimbing:
dr. Tince Sarlin Nalle, Sp.THT-KL

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
KUPANG
2023
Pendahuluan
Pendahuluan
Otitis eksterna difusa merupakan merupakan tipe
infeksi bakteri patogen yang paling umum
disebabkan disebabkan oleh pseudomonas,
stafilokokus dan proteus, atau jamur.
Laki-laki = Perempuan

>>iklim panas dan


lembab Otitis Eksterna difusa:
<< iklim sejuk dan
Bisa mengenai kering
• pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi
segala usia 
>> Dewasa kapas dapat menyebabkan terjadi otitis
eksterna menyebabkan terjadi otitis eksterna
baik yang akut baik yang akut maupun
kronik
Umumnya penderita datang dengan keluhan nyeri pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu
mengunyah. Bila peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan akan menetap. 3 Pembersihan yg
terbaik adalah dengan sunction dan menggunakan otoskop.
Tinjauan Pustaka
Anatomi telinga

Telinga luar
1

2 Telinga tengah

3 Telinga dalam
Fisiologi
Pendengaran

Daun telinga menangkap energi bunyi -> menggetarkan membrane timpani -> menggetarkan tu-
lang pendengaran -> menggetarkan tingkap lonjong -> perilimfa bergerak ->endolimfa bergerak -
> defleksi stereosilia sel rambut -> pelepasan ion bermuatan listrik -> depolarisasi sel rambut ->
potensial aksi pada saraf auditorius -> korteks pendengaran di lobus temporalis
Definisi
Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga
cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga
menyumbat saluran folikel.
Etiologi & Faktor risiko
- paling sering ditemukan pada pasien adalah bakteri gram negatif Pseudomonas
aeruginosa (Bacillus pyocaneus) dan staphylococcus.

- jarang ditemukan adalah bakteri streptococci dan Proteus vulgaris.

- jamur dapat terlibat dalam infeksi pada telinga luar, yaitu jamur Candida albicans
dan Aspergillus niger.

-
Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif
kronis

Faktor predisposisi :
 Derajat keasaman (pH)  normal asam  sebagai protector kuman
 Udara (Hangat dan lembab  jamur)
 Trauma (Riw. Mengorek telinga dengan cutton bud)
 Berenang  maserasi kulit  sumber kontaminasi sering bakteri
Patofisiologi
Diagnosis

Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna difusa antara lain: Rasa penuh
Anamnesis pada telinga, gatal, Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika
mengunyah makanan kadang kelenjar getah bening regional dapat membesar, keluarnya
sekret encer, bening sampai kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang mengin-
feksi. Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut.

Secara teori pemeriksaan fisik pada pasien OED biasanya menunjukkan : Kulit MAE edema
Pemeriksaan Fisik dan hiperemis merata sampai ke membran timpani dengan sekret pada CAE. Jika terjadi
edema CAE yang hebat sehingga liang telinga menjadi sempit, membran timpani dapat tidak
tampak. Nyeri tekan tragus (+) dan Nyeri tarik auricula (+).

Pada pemeriksaaan histopatologi otitis eksterna difusa akut tampak adanya gambaran
Pemeriksaan penunjang hiperkeratosis epidermis, parakeratosis, akanthosis, erosi, spingiosis, hiperplasia stratum
korneum dan stratum germinativum, edema, hiperemis, infiltrasi leukosit, nekrosis, nekrosis
fokal diikuti penyembuhan fibroblastik pada dermis dan aparatus kelenjar berkurang, aktifitas
sekretoris kelenjar berkurang.8 Pemeriksaan audiometri dapat dilakukan jika terdapat gejala
kurangnya pendengaran
Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna


antara lain meliput:
- Radang KGB Posterior auricular

- Furunkel
- Mastoiditis akut sinistra
Tatalaksana

Langkah pertama yang terpenting untuk terapi otitis eksterna


difusa berupa
 pembersihan secara cermat semua debris dan nanah di dalam
liang telinga, yang mudah dilakukan dengan menggunakan
ujung penghisap yang kecil.
 Kemudian liang telinga dimasukkan tampon yang
mengandung antibiotik.
 Kadang-kadang diperlukan antibiotik sistemik.
Tatalaksana

 Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan


yang mungkin terjadi pada pasien, terutama setelah berenang.
 Untuk menghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya
selalu kering, dengan cara menggunakan alkohol encer secara
rutin tiga kali seminggu. Pasien juga harus diingatkan agar
tidak menggaruk/ membersihkan telinga dengan cotton bud
terlalu sering.
Tatalaksana

 Jika saluran ke MT baik bisa diteteskan antibiotika dan


dipasang sumbat kapas dalam telinga. Harus diberikan 4 atau
5 tetes ke dalam telinga setiap 4 jam untuk 48 jam pertama,
setelah itu liang diperiksa kembali.
 Biasanya terjadi perbaikan dramatis.
 Kemudian tetesan antibiotika harus diberikan 3 kali sehari
selama 1 minggu.
Tatalaksana

 Suatu antibiotika yang mengandung neomisin bersama


polimiksin B sulfat (cortisporin) atau kolistin (colymiysin)
akan efektif untuk sekitar 99 % pasien.
 Bila infeksi disebabkan oleh jamur, salep Nystatin
(mycostatin) dapat dioleskan semuanya ke kulit liang telinga
dan dapat digunakan tetesan m-kresil asetat (creysylate) atau
mertiolat dalam air (1:1000).
 Harus dihindarkan masuknya air selama 2 minggu setelah
infeksi teratasi untuk mencegah rekurensi.
Komplikasi

Komplikasi Otitis eksterna antara lain :


- Perikondritis
- Selulitis
- Dermatitis aurikularis
Prognosis
 Prognosis otomikosis umumnya baik bila diobati dengan pengobatan yang
adekuat.

 resiko kekambuhan sangat tinggi jika faktor dasar yang menyebabkan in-
feksi tidak di tatalaksana dan fisiologi lingkungan normal dari kanalis
akustikus eksternus masih terganggu
Laporan Kasus
Identitas Pasien
 Nama : NY. X

 Usia :

• Tanggal Lahir :

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Agama : Kristen Protestan

• Status : Sudah menikah

• Alamat :

• Nomor Rekam Medis :

• Kunjungan : Pasien di Poli THT-KL Kartini pada hari Jumat, 24 November 2023
Anamnesis
Keluhan Utama :

Nyeri di telinga kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poli THT-KL dengan keluhan nyeri di telinga kiri sejak 3 hari yang lalu (12/10/2023), nyeri
pada telinga baru dirasakan setelah mengorek telinga 3 hari yang lalu, nyeri dirasakan tajam seperti tertusuk-
tusuk dan tidak menjalar hanya sebatas di liang telinga. Nyeri terjadi terus-menerus. Dan tambah diperberat jika
telinga kiri pasien tertarik . Faktor yang memperingan dengan mengomsumsi obat anti nyeri dan nyeri akan
mereda hanya beberapa saat, dan tidur menyamping kearah telinga yang sakit. Pasien sempat mencoba untuk
menggunakan cotton bud untuk mengorek telinga 2 hari sebelum ke poli. Keluhan lain pasien juga merasakan
rasa penuh di telinga kiri dan rasa berair. Keluhan demam, kurangnya pendengaran, gatal, keluar cairan, batuk
dan pilek berulang disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasbatubelum pernah mengalami hal seperti ini tahun-tahun sebelumnya , DM (-), HIV/AIDS (-), riwayat
operasi pada telinga (-), infeksi jamur atau bakteri di bagian tubuh lainnya (-).
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien tinggal di rumah bersama suami, anak-anak dan , pasien merupakan ibu rumah tangga.
Riwayat korek telinga menggunakan cotton bud sering yaitu 2-3 kali/ minggu. Riwayat
berenang (-).

Riwayat Pengobatan :
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Kepala : Normocephal
KU : Tampak baik Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ik-
Kesadaran : Compos mentis terik (-/-), pupil isokor
Tanda-tanda vital Leher : Pembesaran KGB (-), stridor (-),
retraksi (-)
Tekanan Darah : 110/80 mmHg Thorax : Simetris, vesikuler (+/+), rhonki
HR : 84 x/menit, regular, kuat angkat (-/-), wheezing (-/-), retraksi(-), BJ 1dan 2
RR : 20 x/menit reguler, murmur (-)
Abdomen : Supel
Suhu : 36,40C
Ekstremitas :Akral hangat, turgor kulit baik,
SpO2 : 98% RA CRT <2 detik
Status THT-KL
Status THT-KL
Dextra TELINGA Sinistra
(-) Sekret (+) putih kekuningan
(-) Perdarahan (-)
(-) Nyeri tekan tragus (+)
(-) Nyeri tarik aurikula (+)
Status THT-KL
Dextra Hidung Sinistra
Inspeksi
Bentuk normal Hidung Luar Bentuk normal

Lapang Kavum Nasi lapang

Merah muda Mukosa Merah muda


dekongesti konka dekongesti
Septum : tidak ada deviasi
(-) Sekret (-)
(-) Perdarahan (-)
Status THT-KL

Tenggorokan
Faring Mukosa licin, merah muda, pseudomembran (-), sekret (-)
Tonsila palatina T1/T1, merah muda, kripte melebar (-)/(-), detritus (-)/(-)
Tatalaksana Diagnosis kerja
Medikamentosa
Otitis Eksterna Difusa Aurikula Sinistra
● Levocin 2x500mg tab

● Diflam 3x50 mg tab

Non medikamentosa
Prognosis
● Edukasi untuk mengurangi mengorek telinga
a. At Vitam : Bonam
dengan cutton bud

● Edukasi untuk menjaga telinga tetap kering b. At functionam : Bonam

• Suction secret dan dilakukan pemasangan tampon c. At Sanationam : Dubia ad bonam


antibiotic dan evaluasi dengan otoscopy
Pembahasan
Definisi dan Epidemiologi
Teori Kasus

 Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer  Wanita


ear (telinga perenang) atau telinga cuaca panas  Keluhan nyeri pada telinga kiri
(hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam
liang telinga akibat infeksi bakteri yang
menyebabkan pembengkakan stratum korneum
kulit sehingga menyumbat saluran folikel.
 Sebagian besar unilateral
 Prevalensi dari penderita otitis eksterna yang
paling sering berdasarkan rentang umur
menurut penelitian Ibaim, dkk. tahun 2013
dijumpai pada rentang umur 23-32 tahun
(23,6%) tetapi dapat terkena disegala usia.
 Insiden laki-laki=perempuan.
 Umumnya penderita datang dengan keluhan
nyeri pada telinga, terutama bila daun telinga
disentuh dan waktu mengunyah.
Etiologi dan Faktor predisposisi
Teori Kasus
- paling sering ditemukan pada pasien adalah
bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa  Tinggal di daerah yang cuaca
(Bacillus pyocaneus) dan staphylococcus.
sedang musim panas
- jarang ditemukan adalah bakteri streptococci dan  Sering membersihkan telinga
Proteus vulgaris.
menggunakan cotton bud sebanyak
- jamur  Candida albicans dan Aspergillus
niger. 2-3 x per minggu.
Faktor predisposisi :
 Derajat keasaman (pH)  normal asam 
sebagai protector kuman
 Udara (Hangat dan lembab  jamur)
 Trauma (Riw. Mengorek telinga dengan cutton
bud)
 Berenang  maserasi kulit  sumber
kontaminasi sering bakteri
Diagnosis
Teori Kasus

 Anamnesis : Gejala klinis yang terjadi pada  Nyeri pada telinga kiri ± 3 hari yang lalu,
pasien dengan otitis eksterna difusa antara Pasien datang ke Poli THT-KL dengan
lain: Rasa penuh pada telinga, gatal, Nyeri keluhan nyeri di telinga kiri sejak 3 hari yang
terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan lalu nyeri dirasakan tajam seperti tertusuk-
tragus, dan ketika mengunyah makanan tusuk dan tidak menjalar hanya sebatas di
kadang kelenjar getah bening regional dapat liang telinga. Nyeri terjadi terus-menerus..
membesar, keluarnya sekret encer, bening Keluhan demam, kurangnya pendengaran,
sampai kental purulen tergantung pada kuman gatal, keluar cairan, batuk dan pilek berulang
atau jamur yang menginfeksi. Kurang penden- disangkal
garan mungkin terjadi pada akut dan kronik  Pemfis : telinga kiri memiliki liang yang
dari otitis eksterna akut. sempit (edema) dan ada sekret yang pu-
 Secara teori pemeriksaan fisik pada pasien rulen, nyeri tekan pada tragus (-), tetapi
OED biasanya menunjukkan : Kulit MAE terdapat nyeri tarik pada aurikula (+).
edema dan hiperemis merata sampai ke mem- Membran timpani pada telinga kiri sulit
bran timpani dengan sekret pada CAE. Jika ter- dinilai, Hasil pemeriksaan pendengaran
jadi edema CAE yang hebat sehingga liang tidak dilakukan karena pasien tidak
telinga menjadi sempit, membran timpani dapat mengeluhkan adanya penurunan pen-
tidak tampak. Nyeri tekan tragus (+) dan Nyeri dengaran, hasil pemeriksaan hidung dan
tarik auricula (+). sinus para nasal, mulut dan tenggorokan
 Pemeriksaan penujang dapat dilakukan au- dalam batas normal.
diometri dan histopatologi  Berdasarkan anamnesis dan pemerik-
saan fisik pasien didiagnosis otitis ek-
sterna difusa aurikula sinistra
Tatalaksana
Teori Kasus

 Prinsip penanganan otitis eksterna difus, adalah Medikamentosa


membersihkan liang telinga, dan mencegah beru-
langnya OED. Non medikamentosa
 Kepada pasien langkah pertama yang terpenting
untuk terapi otitis eksterna difusa berupa pember- ● Edukasi untuk mengurangi mengorek telinga
sihan secara cermat semua debris dan nanah di dengan cutton bud
dalam liang telinga, yang mudah dilakukan den-
gan menggunakan ujung penghisap yang kecil. ● Edukasi untuk menjaga telinga tetap kering
 Kemudian liang telinga dimasukkan tampon yang
mengandung antibiotik. Kadang-kadang diper-
● Suction secret dan dilakukan pemasangan tampon
lukan antibiotik sistemik.
 Otitis eksterna difus dapat dicegah dengan meng- antibiotic dan evaluasi dengan otoscopy
gunakan pelindung saat berenang, agar tidak ada
kontak air dengan liang telinga, hindari korek
telinga dengan cutton bud lagi dan mengkon-
disikan agar liang dalam keadaan tetap kering se-
lama pengobatan.
 Terapi topikal biasanya cukup efektif, tetapi bila
dijumpai adenopathy dan gejala toksisitas,
antibiotika sistemik dibutuhkan. Penggunaan
kortikosteroid diharapkan dapat mengurangi
proses inflamasi.
Prognosis
Teori Kasus
 Prognosis umumnya baik bila  ad vitam : bonam
diobati dengan pengobatan  ad functionam : bonam
yang adekuat.  ad sanationam : dubia ad
 Resiko kekambuhan sangat bonam.
tinggi jika faktor dasar yang
menyebabkan infeksi tidak di
tatalaksana dan fisiologi
lingkungan normal dari
kanalis akustikus ekster-
nus masih terganggu.
Kesimpulan
Kesimpulan
Otitis eksterna merupakan peradangan liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan
infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah
perubahan pH di liang telinga menjadi basa, keadaan udara yang lembab dan hangat, serta
faktor predisposisi yaitu trauma ringan ketika mengorek telinga.

Otitis ekterna difusa mengenai kulit liang telinga bagian dua pertiga dalam. Tampak kulit
liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasannya. Bakteri penyebabnya
yang tersering adalah Pseudomonas. Gejala otitis eksterna difusa adalah nyeri tekan
tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening regional dapat
membesar, dan tedapat nyeri tekan.

Pengobatannya degan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung


antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik dengan kulit yang meradang.
Kadang diperlukan pula obat antibiotika sistemik.
Daftar Pustaka
1. Sosialisman, Alfian F.Hafil, & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-6. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT, dkk (editor). Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. Hal : 58-59.
2. Oghalai, J.S. 2003. Otitis Eksterna. Available from: http://www.bcm. tme.edu/oto/grand/101295.htm.
3. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI. 2008.

4. Enriquez A, et al. Basic Otolaryngology. Manila: Department of Otorhinolaryngology UP - PGH. 1993.


5. Abdullah F. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring Dengan Salep Ichtyol (Ichtammol) Pada
Otitis Eksterna Akut. Available at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6423/1/tht-farhan.pdf.
Accessed on: February 1st 2017.
6. Kotton, C. 2004. Otitis Eksterna. Available from: http://www.sav-ondrugs. com/shop/templates/
encyclopedia/ENCY/article/000622.asp.
7. Nussenbaum Brian, MD, FACS. 2019. External Ear, Malignant External Otitis. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/845525-overview.
8. Suardana, W. dkk. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok RSUP
Denpasar. Lab/UPF Telinga Hidung dan Tenggorok FK Unud. Denpasar. 1992.
9. Adam GL, Boies LR, Higler PA; Wijaya C: alih bahasa; Effendi H, Santoso K: editor. Penyakit telinga luar
dalam Buku Ajar Ilmu Panyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997.78-84.
10. Susana. 2009. Nyeri Telinga. Available from: http://www.ssmedika.com/ index.php?
option=com_content&view=article&id=53:nyeritelinga&catid=38:telinga&Itemid=61.
11. Ibiam FA, Godwin O, Ezeanolue B, Okoroafor IJ. Acute Otitis Externa as Seen at the University of Nigeria
Teaching Hospital, Enugu [serial on the internet]. Otolaryngology online journal. 2013 [cited 2013 Nov
21 ].3(2).h.1-6. Available from : http://jorl.net/index.php/jorl

Anda mungkin juga menyukai