Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

Otitis Media Supuratif Kronik Telinga Kanan

Oleh:
Achmad Istiyono
Ade Indra Setiawan
Ezion Serewi

Pembimbing:
Dr. Rosmini, Sp. THT-KL
Dr. Agustina, Sp. THT-KL

SMF ILMU KESEHATAN THT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
CENDERAWASIH
JAYAPURA
PENDAHULUAN
Ø Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut “congek” adalah radang kronis
telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran
timpani) dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik
terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin serous, mukous, atau purulen.
Ø Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit THT yang paling banyak ditemukan di
negara sedang berkembang. Secara umum, insiden OMSK dipengaruhi oleh ras dan
faktor sosioekonomi. Prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan termasuk dalam
klasifikasi tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain.
Ø OMSK dapat terbagi atas 2, yaitu otitis media supuratif kronik tubotimpani dan otitis media
supuratif kronik atikoantral. OMSK atikoantral merupakan bentuk yang paling berbahaya
karena sifatnya yang dapat mendestruksi jaringan sekitar sehingga dapat menimbulkan
komplikasi yang lebih berat.
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Telinga
 Telinga dibagi atas
1. telinga luar aurikula dan meatus akustikus eksternus
2. telinga tengah
- batas luar : membran timpani
- batas depan : tuba eustachius
- batas bawah : vena jugularis
- batas belakang : aditus ad antrum
- batas atas : tegmen timpani/meningel otak
- batas dalam : kanalis semisirkularis, kanalis fasialis, oval window,
round window, promontorium
3. telinga dalam
- koklea, vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis
semisirkularis
Definisi OMSK
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut “congek” adalah
radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang telinga
(membran timpani) dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari
2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin serous, mukous, atau
purulen.
Insiden dan epidemiologi
 Otitis media supuratif kronik merupakan penyakit THT yang paling banyak ditemukan di
negara sedang berkembang.
 Diseluruh dunia 65 dari 330 juta orang dan 39 dari 200 juta orang dengan gangguan
pendengaran

 OMSK lebih sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin
Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.

 Pasien OMSK meliputi 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di
Indonesia.

 Insiden laki-laki = Perempuan


Klasifikasi OMSK
• OMSK terbagi 2 jenis
1. OMSK tipe aman (tipe mukosa : tipe benign)
2. OMSK tipe bahaya (tipe ganas : tipe maligna)

• Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar


1. OMSK aktif
OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif
2. OMSK tenang
keadaan kavum timpani terlihat basah dan kering
Patogenesis.
Faktor Resiko
1. Lingkungan.
2. Genetik.
3. Otitis media sebelumnya.
4. Infeksi
5. Infeksi saluran nafas atas.
6. Autoimun.
7. Alergi.
8. Gangguan fungsi tuba eustachius.
Manifestasi klinis
 OMSK tipe bahaya
- adanya perforasi pada marginal atau atik
- abses atau fistel retroaurikuler
- polip atau jaringan granulasi diliang telinga luar
- terlihat kolesteatom pada telinga tengah atau terlihat bayangan
kolesteatom pada rontgen
 OMSK tipe aman
- adanya perforasi sentral
- tidak terlihat kolesteatom
- tidak ditemukan jaringan granulasi di liang telinga luar
Diagnosis
a. Anamnesis
- Ditemukan gejala keluar cairan dari telinga yang bersifat menetap
atau hilanhg timbul dengan durasi lebih dari 8 minggu
- cairan yang keluar dapat berupa cairan serous, mukoid atau
purulen
b. Pemeriksaan Fisik
- Dilakukan dengan otoskop -> perforasi membran timpani
Tatalaksana
• Terapi utama OMSK adalah kombinasi terapi pembedahan telinga
dan pemberian antibiotik.
• Prinsip OMSK tipe aman adalah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila
sekret keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga yaitu larutan
H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang berikan antibiotik .
• Bila perforasi masih ada setelah di observasi 2 bulan -> Timpanoplasty

• Prinsip terapi OMSK tipe bahaya
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif
dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan.

Mastoidektomi dengan atau tanpa Timpanoplasty


Komplikasi
A. Komplikasi otologik
1. Mastoiditis koalesen
2. Petrositis
3. Paresis fasialis
4. Labirinitis
B. Komplikasi intrakranial
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Abses subdural
4. Meningitis
5. Abses otak
6. Hidrosefalus otitis
Prognosis
Pasien dengan OMSK memiliki prognosis yang baik apabila dilakukan kontrol yang baik terhadap proses
infeksinya. Pemulihan dari fungsi pendengaran bervariasi dan tergantung dari penyebab. Hilangnya fungsi
pendengaran oleh gangguan konduksi dapat dipulihkan melalui prosedur pembedahan, walaupun hasilnya
tidak sempurna.
Keterlambatan dalam penanganan karena sifat tidak acuh dari pasien dapat menimbulkan kematian
yang merupakan komplikasi lanjut OMSK yang tidak ditangani dengan segera. Kematian akibat OMSK
terjadi pada 18,6% pasien karena telah mengalami komplikasi intrakranial yaitu meningitis.
Laporan Kasus
Bab 1 Laporan Kasus

1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Nn. I
Usia : 16 tahun.
Jenis Kelamin : perempuan.
Agama/Suku : Kristen protestan/ papua.
Alamat : Bonggo
Tanggal pemeriksaan : 31 januari 2023
No. RM : 308040
1.2 Anamnesis

Keluhan • Telinga kanan keluar cairan


Utama

• Pasien datang ke poli THT-KL RSUD jayapura dengan keluhan keluar cairan yang
hilang timbul di telinga kanan sejak usia pasien 5 tahun. Cairan berwarna kuning
kental sedikit berbau. 3 hari sebelumnya pasien mengeluh telinga kanan nya
nyeri disertai demam. Pasien mengaku sering mengorek-ngorek telinganya
dengan rumput, korek kayu dan jepitan rambut.
• Pasien juga mengeluhkan telinga kanan nya mengalami penurunan pendengaran
dan terasa sakit bersamaan dengan keluar cairan di telinganya. Jika nyeri
biasanya pasien memasukan air ke dalam telinga kanan nya untuk meredakan
RPS nyeri nya. Pasien juga mengaku sering mandi di pantai dan sungai. Nyeri tekan
telinga +/-, gangguan pendengaran +/-, darah (-/-), bau (+/-), hidung buntu (-/-),
batuk (-), pilek (-), alergi debu (-), alregi makanan/minuman (-), alregi obat-obatan
(-) suara serak (-), sakit gigi (-) nyeri menelan (-), sukar menelan (-). Telinga kiri
tidak ada keluhan.
• Telinga kanan sering keluar cairan sejak usia 5 tahun,
Riwayat hipertensi (-), DM (-), penyakit paru (-) dan
RPD jantung (-).

• Tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.


RPK

• Mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang (-)


• Konsumsi Alkohol (-)
RSE • Merokok (-)
1.3 Pemeriksaan Fisik

v Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang


v Kesadaran : Compos Mentis
v TD : 110/80 mmHg
v Nadi : 80x/menit
v Pernafasan : 20x/menit
v Suhu : 36,6⁰
v SpO2 : 99% Spontan
Kepala, Leher, Thoraks

Kepala : Tidak ada kelainan


Mata : Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik
Kulit : Turgor kulit baik
Telinga : Hiperemia(-), Keluar cairan (+/-), bau (+),
nyeri tekan Aurikula (+), dilanjutkan di status telinga.
Hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : Dalam batas normal

Leher
Trakhea : Di tengah
KGB : Tidak membesar

Thoraks:
Inspeksi : Simetris, retraksi (-), iktus kordis (-)
Palpasi : Vocal fremitus dextra=sinistra
Perkusi : Sonor (paru), pekak (jantung)
Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Bunyi Jantung I-II regular, gallop(-), mur-mur (-)
Abdomen, Ekremitas

Abdomen:
Inspeksi : Datar, supel
Palpasi : Nyeri Tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas:
Akral hangat, CRT ≤ 2 detik
Oedem : ●
- ● -
● - ● -
Status Lokalis
Gambar Pemeriksaan
Otoendoskopi

Gambar Otoendoskopi Telinga kanan Pasien  Gambar Otoendoskopi Telinga Kiri Pasien 
1.4 Diagnosis Kerja
  o Otitis media supuratif kronik telinga
kanan
1.5 Diagnosis Banding
o Otitis media efusi 
1.6 Terapi
• Pembersihan telinga menggunakan H2O2 3%
• Ciprofloxacin tablet 2x500 mg/hari
• Cetirizine tablet 2x10 mg/hari
• Natrium Diclofenac 2x50 mg (pc)
• Kontrol ke poli THT 1 minggu lagi

1.7 PROGNOSIS

v Quo Ad vitam : dubia ad bonam


v Quo Ad fungsionam: dubia ad malam
v Quo Ad sanationam: dubia ad bonam
PEMBAHASAN
v
Kasus Berdasarkan Anamnesa
v Kasus Berdasarkan
vMenurut Buku THT FKUI edisi keenam, Otitis Media Supuratif Kronik Terapi:
(OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran
ü
Telinga terasa sakit dan
timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang mengeluarkan cairan sejak
ü
Dilakukan
Teori timbul yang berlangsung lebih dari 2 bulan pasien berrusia 5 tahun
pembersihan
ü
Penurunan pendengaran pada
telinga
vOtitis media supuratif kronis yang tidak mencapai stadium resolusi karena telinga kanan
menggunakan
perforasi yang menetap dengan sekret yang keluar secara intermiten. Hal ini ü
pasien memiliki kebiasan sering
H2O2 3%
dapat terjadi karena beberapa faktor seperti imunitas atau daya tahan tubuh mengorek-ngorek
pasien rendah, pengobatan yang dilakukan tidak adekuat atau tidak tuntas
ü
Ciprofloxacin 2
telinganya dengan rumput,
misalnya pemberian obat tidak teratur, tingkat viulensi kuman yang tinggi, x 500 mg
korek kayu dan jepitan
adanya infeksi fokal di hidung dan faring.
ü
Cetirizine2 x 10 mg
rambut dan Jika nyeri
ü
Asam Mefenamat 3
biasanya pasien
vKeluhan penurunan penderangan telinga sebelah kanan x 500 mg
memasukan air ke dalam
. ü
telinga kanan nya untuk
vTuli konduktif : akibat perforasi pada membran timpani
meredakan nyerinya,
v
ü
PEMBAHASAN
vTerapi menurut teori yang pengobtan otitis media
supuratif kronik adalah :
vMelakukan pembersihan telinga
Kasus Berdasarkan Terapi:
Teori vTerapi oral
• Antibiotik :
- ampisilin 2x500mg ( 2-4/hari)
ü
Dilakukan pembersihan telinga
- ciprofloxacin 2x500mg (2-4/hari) menggunakan H2O2 3%
- eritromicin 2x500mg(2-4/hari)
ü
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
vTerapi Simptomatik
ü
Cetirizine 2 x 10 mg
• (antihistamin) ü
Natrium Diclofenac 2x50 mg (pc)
ü
- ceterizin 2x10mg(2-4/hari)
- chlorpheniramine 2x4mg(2-4/hari)
• (Analgetik)
- Paracetamol 500mg (3-4x/hari)
- Ibuprofen 200-400mg(3-4x/hari)
- Metamizole Na 500mg (3-4x/hari)
-Asam mefenamat pemberian awal 500mg
PEMBAHASAN
o Tujuan pembersihan pada telinga adalah membuat lingkungan yang
tidak sesuai untuk perkembangan mikroorganisme, karena sekret
telinga merupakan media yang baik bagi perkembangan
mikroorganisme. Pembersihan kavum timpani dengan
menggunakan cairan pencuci telinga berupa larutan H2O2 3%
selama 3-5 hari. Garam faal agar lingkungan bersifat asam
sehingga merupakan media yang buruk untuk pertumbuhan kuman
o
o saat ke poli THT pasien datang dengan mengeluhkan nyeri pada telinga
sebelah kanan maka diberikan asam mefenamat golongan OAINS yang
memberikan efek analgetik, anti inflamasi dan antipiretik, sehingga pada
kasus ini pasien diberikan asam mefenamat 3x500mg
PEMBAHASAN
obat antibiotik golongan fluoroquinolone. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim
topoisomerase IV dan DNA gyrase yang diperlukan oleh bakteri untuk memperbanyak diri. Dengan
begitu bakteri tidak dapat berkembang biak dan lebih mudah dimatikan oleh sistem kekebalan tubuh
pada kasus Otitis Media Supuratif Kronik sering didapatkan bakteri aerob maupun anaerob terbanyak:
Staphylococcus Aureus dan Staphylococcus Albus pada pasien ini di berikan ciprofloxacin 2x500mg
v
Kondisi alergi sering kali dikaitkan dan diduga menjadi penyebab otitis media akut pada anak,
sehingga antihistamin sering dipakai untuk mengobatinya. Secara teori, dekongestan juga diharapkan
dapat mengurangi edema mukosa pada tuba Eustachius dan mengurangi cairan telinga sehingga pada
kasus ini diberikan Cetirizine 2 x 10 mg
KESIMPULAN
OMSK adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis
media supuratif kronik adalah peradangan telinga tengah dengan gejala
dan tanda-tanda yang bersifat kronis.
Penegakan diagnosis dilakukan atas dasar anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Terapi dibedakan berdasarkan stadium dari
penyakit . Pada pasien ini, ditemukan bahwa pasien menderita OMSK
telinga kanan , sehingga pada pasien ini direncanakan terapi dengan
medikamentosa dan diberikan komunikasi edukasi mengenai penyakit
dan tata laksananya
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang
(Amsal 23:18)A

Anda mungkin juga menyukai