Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

OTITIS MEDIA AKUT

Oleh:
Mario Okta Wahyunas

Pembimbing:
dr. Syabriansyah, Sp. THT-KL

ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK


FKIK UNIVERSITAS BENGKULU
RSUD Dr. M.YUNUS BENGKULU
2016
BAB I
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
• Nama : an. AA
• Umur : 2 tahun 3 bulan
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : bengkulu
• Suku Bangsa : Indonesia
• Masuk Rumah Sakit : 10 Agustus 2016
Anamnesis (alloanamnesis)

Keluhan Utama :
• Keluar cairan kuning, berbau, dari telinga sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit (SMRS).

Riwayat Penyakit Sekarang :


• 3 hari SMRS keluar cairan kekuningan, kental, dari telinga kiri
psien. Seminggu sebelumnya pasien juga mengalami batuk pilek
dan disertai demam. Pasien sudah dibawa ke puskesmas 1 hari
sebelum masuk rumah sakit, batuk pilek sudah berkurang,
namun cairan dari telinga masih keluar. Menurut ibu pasien,
pasien sempat jatuh dari tempat tidur sebulan sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Dahulu : belum pernah keluar cairan dari telinga
sebelumnya
• Tidak ada riwayat batuk pilek yang berulang

• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang


mengalami keluhan serupa.
• Sosioekonomi: bapak pasien merokok, orang tua pasien petani
PEMERIKSAAN FISIS

• Status Generalis:
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
TD :
Nadi : 90x/menit, reguler
Pernapasan : 20x/ menit
Suhu : 36,5 0C
• Pemeriksaan Sistemik
• Kepala : Normocephali, wajah asimetris, bibir mencong ke
kanan, kelopak mata tidak bisa menutup sempurna.
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
• Toraks : Tidak ada kelainan
• Abdomen : Tidak ada kelainan
• Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Status Lokalis
sentral
Resume Pasien
• Anamnesis:
• 3 hari SMRS keluar cairan kekuningan, kental, dari telinga kiri
psien. Seminggu sebelumnya pasien juga mengalami batuk
pilek dan disertai demam. Pasien sudah dibawa ke puskesmas
1 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk pilek sudah
berkurang, namun cairan dari telinga masih keluar. Menurut
ibu pasien, pasien sempat jatuh dari tempat tidur sebulan
sebelumnya.
• Pemeriksaan Fisis:
• Pada pemeriksaan telinga luar terdapat cairan kental,
kekuningan, tampak perforasi sentral pada membran
timpani telinga kiri.
Penatalaksanaan
• Amoksylin syrup 3X1 cth
• Pct syrup 3X1 cth

Edukasi pasien:
• Jangan sampai air masuk ke dalam telinga sewaktu mandi
• Tidak mengorek telinga dengan alat apapun
• Jika batuk pilek segera diobati
• Keluarga pasien jangan merokok di dekat pasien
• Jaga kebersihan pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

• Anatomi Telinga
OTITIS MEDIA AKUT

• DEFINISI DAN KLASIFIKASI


• Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruhmukosa telinga
tengah, tuba eustachius,antrum mastoid, dan sel-sel mastoid kurang dari
3 minggu.
• Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif
dan otitis media non supuratif, di mana masing-masing memiliki bentuk
yang akut dan kronis. Selain itu, juga terdapat jenis otitis media
spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. Otitis
media yang lain adalah otitis media adhesiva1.
Faktor risiko
• Faktor risiko terjadinya otitis media adalah umur (pada anak-anak lebih
sering), jenis kelamin (lebih sering pada laki-laki), ras, faktor genetik, status
sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula,
lingkungan merokok, kontak dengan anak lain, abnormalitas kraniofasialis
congenital yang menyebabkan gangguan fungsi tuba, status imunologi dimana
system imunnya menurun, infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan
atas, disfungsi tuba Eustachius, immatur tuba Eustachius dan lain-lain4. Pada
anak lebih sering teradi karena pada anak tuba eustachius nya pendek, lebar,
dan letaknya agak horizontal1.
PATOFISIOLOGI

• Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan


tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga
tengah --- sumbatan tuba eustachius sehingga
pencegahan invasi kuman terganggu.
Pencetusanya adalah infeksi saluran nafas atas.
Infeksi saluran nafas bagian atas menyebabkan
penyumbatan pada tuba eustachius sehingga
terjadi gangguan ventilasi tuba yang
menyebabkan terjadinya tekanan negative pada
telinga tengah akibat absorpsi udara oleh mukosa
telinga tengah,
Patofisiologi
• yang menyebabkan retraksi dari membran timpani lalu
terjadi pula respon inflamasi yang menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah di membrane timpani,
protein plasma keluar dan terkumpulnya cairan yang
menyebabkan efusi serta edema dan selanjutnya bila
fungsi tuba tetap terganggu dan adanya infiltrasi kuman
pathogen dari nasofaring dan rongga hidung akan
menimbulkan supurasi. Akumulasi cairan yang terus
menerus menyebabkan membrane timpani menonjol
lama kelamaan membrane timpani bisa perforasi1.
Gejala Klinis OMA
• Otorrhoe
• Gangguan pendengaran
• Otalgia
• Vertigo
Gambaran Membran Timpani OMA
Diagnosis
• Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus
memenuhi tiga hal berikut, yaitu:
• Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
• Ditemukan adanya tanda efusi, Efusi dibuktikan dengan
adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti
menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas
atau tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat
bayangan cairan di belakang membran timpani, dan terdapat
cairan yang keluar dari telinga.
• Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang
dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda
berikut, seperti kemerahan atau erythema pada membran
timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur
dan aktivitas normal4.
• Menurut Rubin et al. (2008), keparahan OMA dibagi kepada dua
kategori, yaitu ringan-sedang, dan berat. Kriteria diagnosis ringan-
sedang adalah terdapat cairan di telinga tengah, mobilitas
membran timpani yang menurun, terdapat bayangan cairan di
belakang membran timpani, membengkak pada membran timpani,
dan otore yang purulen. Selain itu, juga terdapat tanda dan gejala
inflamasi pada telinga tengah, seperti demam, otalgia, gangguan
pendengaran, tinitus, vertigo dan kemerahan pada membran
timpani. Tahap berat meliputi semua kriteria tersebut, dengan
tambahan ditandai dengan demam melebihi 39,0°C, dan disertai
dengan otalgia yang bersifat sedang sampai berat11.
Penatalaksanaan

• Terapi tergantung pada stadium penyakitnya :


• Stadium oklusi
• Terapi ditujukan untuk membuka kembali tuba eustachius sehingga
tekanan negative di telinga tengah hilang dengan diberikan :
• Obat tetes hidung HCL efedrin 0.5% dalam larutan fisiologis
(anak<12
• tahun) atau HCL efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk anak di
atas 12 tahun atau dewasa.
• Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotika bila
penyebabnya kuman.
• Stadium hiperemis (presupurasi)
• Antibiotic (golongan penisilin atau ampisilin) selama 7 hari dengan
pemberian IM pada awalnya agar tidak terjadi mastoiditis
terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan
relaps.
• Obat tetes hidung (decongestan)
• Analgesic / antipiretic
• Stadium supurasi
• Diberikan dekongestan, antibiotika, analgetik/antipiretik.
• Pasien harus dirujuk untuk dilakukan mirongotomi bila membrane
timpani masih utuh sehingga gejala-gejala klinis cepat hilang dan
rupture (perforasi) dapat dihindari.
• Stadium perforasi
• Diberikan obat cuci telinga perhidrol atau H2O3 3% selama 3-5 hari
• Antibiotika yang adekuat sampai 3 minggu.
• Biasanya secret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri
dalam 7-10 hari.
• Stadium resolusi
• Antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu bila tidak ada
perbaikan membrane timpani, secret dan perforasi1.
BAB III
Pembahasan
• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas pasien ini
mengalami otitis media akut, stadium perforasi. Gejala
klinis dari otitis media akut tergantung stadium
penyakitnya, berlangsung mendadak, terlihat peradangan
pada membran timpani. Jenis OMA pada pasien ini sentral,
sekret berbentuk pus dan berbau. Semua gejala klinis dan
pemeriksaan fisik mendukung tegaknya diagnosis otitis
media akut.
• Faktor risiko terjadinya OMA pada pasien ini kemungkinan
riwayat trauma kepala, adanya infeksi saluran pernapasan
atas, bapak pasien perokok, orang tua pasien petani dan
pasien adalah anak laki laki
• Terapi pada pasien ini telah diberikan antibiotik,
analgetik, antiperadangan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai