Anda di halaman 1dari 38

PENYAKIT

RADANG PANGGUL

ILMU KEBIDANAN DAN


PENYAKIT KANDUNGAN
NAMA ANGGOTA:

 Achmad istiyono (20140811014002)


 Febriana C. D. Manoby (20140811014052)
 Karolina nilda warobay (0120840152)
 Infeksipada alat genital atas
 Merupakan komplikasi infeksi menular seksual
yang paling sering terjadi

Faktor Risiko (PID)


 Banyak pasangan seks : > 2 pasangan dalam waktu
30 hari.
 Infeksi oleh organisme
PEMBAGIAN:
 Radang Akut

Disebabkan oleh 60% gonorrhoe dan kuman- kuman lain


seperti streptococcus aerob maupun anaerob staphylococcus.
 Radang Kronis : dari radang akut

Naiknya infeksi dipermudah oleh menstruasi (sering


radang tinggi timbul setelah menstruasi), partus atau abortus,
dan operasi ginekologis (kuret).
Berturut-turut terjadi:

o Endometritis
o Salpingitis, adnexitis yang dapat menimbulkan infertilitas atau
kehamilan ektopik
o Pelveoperitonitis dengan akibat perlekatan-perlekatan atau abses
ENDOMETRITIS
 Endometritis Akut
o Terutama terjadi pada postpartum atau postaborium.
o Dapat juga terjadi pada masa senil
o Gejala:
 Demam,
 Lochia berbau (pada endometritis postabortum kadang-kadang keluar
fluor yang purulent),
 Lochia lama berdarah sehingga terjadi menorrhagi
 kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium tidak
ada nyeri.
 Terapi: uterotonika, istirahat (letak fowler), antibiotik, endometritis
sinilis perlu di kuret untuk menyampingkan corpus carsinoma, dapat
diberikan oestrogen.

 Endometritis Kronis
o Gejala:
 Flour albus yang keluar dari ostium
 Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi
o Terapi:
 Diperlukan kuret untuk DD dengan carcinoma corpus uteri, polyp
atau myoma submukosa. Kadang-kadang dengan kuret ditemukan
endometritis tuberculosa. Kuret juga bersifat therapeutis
MYOMETRITIS

 Lanjutan dari endometritis


 Gejala dan terapi sama seperti endometritis
 Diagnosa dibuat secara patologi anatomis
SALPHINGITIS
AKUT

 Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis


 Salpingitis + oophoritis = adnexitis
 Disebabkan oleh gonococcus (paling sering), staphylococ,
streptococ dan bac. Tbc
 Gejala:
o Demam yang terkadang disertai dengan menggigil,
o Nyeri pada perut bagian bawah baik itu unilateral maupun
bilateral, terutama bila melakukan gerakan.
o Mual dan muntah, bila terjadi perangsangan peritonium
o Kadang-kadang ada tenesmi ad anum karena proses dekat pada
rectum atau sigmoid.
o Toucher:
 nyeri kalau portio digoyangkan
 Nyeri kiri dan kanan dari uterus
 Kadang-kadang ada penebalan dari tuba
 Tuba yang sehat tidak dapat diraba
 Diagnosa Deferensial
o Kehamilan ektopik: biasanya tidak ada demam. LED tidak
meninggi dan lekositose tidak seberapa. Kalau test kehamilan
positif (Galli Mainini) maka adnexitis dapat dikesampingkan tapi
kalau negatif keduanya mungkin.
o Appendicitis: tempat nyeri tekan lebih tinggi (Mc. Burney)

 Terapi
o Istirahat, broad spectrum antibiotica dan corticosteroid
o Usus harus kosong
EDNEXITIS
KRONISA

 Terjadi:
o Sebagai lanjutan dari adnexitis akut
o Dari permulaan sifatnya kronis seperti adnexitis tuberculosa.

 Gejala:
o Anamnestis telah menderita adnexitis akut
o Nyeri dibagian perut bawah; nyeri ini bertambah sebelum dan
sewaktu haid. Kadang-kadang nyeri di pinggang atau waktu
buang air besar
o Dysmenorrhoe
o Menorrhagi
o infertilitas
 Diagnosa

Dengan toucher dapat teraba adnex tumor. Adnex tumor ini


dapat berupa pyosalpinx atau hydrosalpinx. Karena perisalngitis
dapat terjadi perlekatan dengan alat-alat sekitarnya. Salah satu
bentuk yang khas ialah yang disebut salpingitis isthmica nodosa
dimana proses radang hanya nampak pada pars isthmica berupa
tonjolan kecil yang dapat menyerupai myoma.
Adnexitis pada seorang virgo harus menimbulkan kecurigaan
pada adnexitis tuberculosa.
 Diagnosa Deferensial
o Appendicitis chronica
o Kehamilan ektopik yang terganggu (abortus tubair)

 Terapi:
o Antibiotika dan istirahat
o UKG
o Terapi operatif ( bila tidak ada perbaikan)
PARAMETRITIS (CELLULIT PELVICA)
 Radang dari jaringan longgar di dalam lig. Latum
 Bisanya unilateral

 Etilogi:
o Dari endometritis dengan 3 cara:
 Per continuitatum: endometritis − metritis − parametritis
 Lymphogen
 Haemogen: phlebitis − periphlebitis − parametritis
o Dari robekan cervix
o Perforasi uterus oleh alat-alat (sonde, kuret, IUD)
 Gejala:
o Suhu tinggi dengan demam menggigil
o Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti
muntah, defense.

 Diagnosa
o Setelah beberapa lama dengan toucher dapat diraba infiltrat yang
keras yang sampai ke dinding panggul.
o Uterus terdesak ke fihak yang sehat.
 Penyulit
o Parametris akut dapat menjadi kronis dengan eksaserbasi yang
akut
o Dapat terjadi thrombophlebitis. Thrombophelebitis pelvica ini
dapat menimbulkan emboli.
o Dapat timbul abses dalam parametrium.

 Diagnosa Deferensial
o Adnexitis: infiltrat lebih tinggi dan tidak sampai ke dinding
panggul; biasanya bilateral.

 Terapi
o Antibiotik − resorptif
PELVEOPERITONITIS (PERIMETRITIS)
 Etiologi:
o Gonorrhoeae
o Sepsis (portpartum dan potsabortum)
o Dari appendicitis

 Dapat dibedakan 2 bentuk:


o Bentuk yang menimbulkan perlekatan-perlekatan tanpa
pembentukan nanah
o Bentuk dengan pembentukan nanah yang menimbulkan Douglas
abses
PELVEOPERITONITIS AKUT
 Gejala:
o Nyeri di perut bagian bawah,
o Demam intermittens: pasien menggigil
o Tenesmi ad anum

 Diagnosa:

Pada toucher teraba infiltrat dalam cav. Douglasi, tapi


kadang-kadang hanya ada penebalan lipatan cav. Douglasi, yang
teraba sebagai pinggir yang keras. Sebagai akibat
pelveoperitonitis dapat terjadi Douglas abses.
Douglas abses ini dapat terjadi karena:
o Nanah yang keluar dari salpingitis purulenta
o Pyosalpinx yang pecah
o Haematocele retrouterina yang berinteraksi
o Abses ovarium yang pecah
o Dari abses appendiculer
o Pelveoperitonitis purulenta
o Perforasi usus pada typhus abdominalis
o LED tinggi, gambaran darah toksis.
 Diagnosa Deferensial:
o Haematocele retrouterina: terjadi lambat laun dan setelah
beberapa lama menjadi keras
o Tumor-tumor retrouterin: biasanya batas-batasnya jelas kadang-
kadang dapat digerakkan
o Abses dalam parametrium: terletak di luar lig. Sacro uterinum,
douglas abses terletak antara lig. Sacro uterium
 Prognosa
o Jauh lebih baik dari peritonitis umum
o Biasanya terjadi pembatasan
o Prognosa buruk pada pelveoperitonitis septica dan prognosa kurang
buruk pada pelveoperitonitis gonorrhoica.

 Terapi
o Broad spectrum antibiotica
o Istirahat dalam bentuk fowler
o Opiat untuk mengurangi rasa nyeri
o Infus untuk mempertahankan balans elektrolit
o Dekompresi dengan Abott Miller tube
o Pada douglas abses dilakukan kolpotomia posterior
GONORRHOE
 Penyebab: Gonococcus yang bersifat diplococcus
 Gejala:
o Infeksi rendah hingga tinggi
o Perasaan panas waktu kencing
o Timbul fluor yang bersifat nanah dan berwarna hijau kuning
o Sakit di perut bagian bawah
o Demam tinggi
 Diagnosa

Biasanya terdapat kemerahan pada daerah sekitar orificium


uretra dan pada muara kelenjar bartolini. Dari uretra terlihat
keluarnya sekret bernanah.
Dengan lidiwatten yang steril dibuat sediaan apusan dari
sekret uretra dan dari sekret serviks dengan diwarnai secara
gram. Bila terdapat diplokokus seperti buah kopi yang terletak di
intraseluler maka besar kemungkinannya gonore.
 Terapi

Depo penisilin 1 juta S sehari selama 4-5


hari( sekaligus infeksi luas dapat di sembuhkan.
Pengganti penisilin diberikan streptomisin diberikan
1-2 gram atau terramisin.
TBC ALAT KANDUNGAN

 Terjadi secara haematogen dari sarang primernya


( paru, kelenjar hilus, atau usus )
 Melakukan foto thoraks untuk mengetahui sarang
primernya
 Umunya dimulai dan berasal dari salphingitis
tuberculosa
 Gejala : tidak karakteristik, biasanya penderita lekas
merasa lelah, suhu sub ferbril, sering keringat
malam dan kadang ada kelainan haid
TBC Dari Tuba
 Dapat terjadi secara :
o Haematogen dari sarang primer terutama paru-paru
o Dari peritonium
 Dapat dibedakan dua bentuk
o Bila daya tahan cukup : Tuba berbentuk kalung manik-manik.
Ujung tuba kadang berbentuk kantung tembakau.
DD : tumor tuba ( jarang terjadi )
o Bila daya tahan kurang : bentuknya seperti worst yang berisi pus
kental seperti kiju kental (caseosa).
ENDOMETRITIS TUBERCULOSA
• Terjadi sekunder terhadap salphingitis TBC
• PA : + tuberkel – tuberkel dengan esel epiteloid dan sel
raksasa, sering ada hiperplasia glandularis
• Pada menstruasi, stratum functionalis dicampakkan dengan
akibat :
o Darah menstruasi mengandung kuman TBC menjadi infeksi
o Tuberkel harus dibentuk baru maka ditemukan dalam stadium
sekresi, tidak ada ditemukan psot menstruil.
 Gejala: infertilitas.
 Diagnosa dapat ditegakkan dengan dua cara :
o Cara bakteriologis : dari darah haid dan dari endometrium
o Cara histologis : dari hasil kuretyang dilakukan pada masa pre
menstruil
 Terapi : istirahat, perbaikan gizi, tuberkulostatika :
streptomisin, INH, TBI, PAS, dan terpi operatif ( bila
dilakukan dengan kemoterapi yang intensif tumor adnexa tetap
ada.
FLUOR ALBUS (LEUCORRHOE)
 Bukan penyakit tetapi gejala.
 Merupakan cairan yang keluar dari vagina yang
bersifat berlebihan dan bukan merupakan darah.
 Asal (secara normal) : transudat dinding vagina,
lendir serviks dan lendir kelenjar-kelenjar bartolini
dan skene.
 Disebabkan karena :
o Infeksi yang biasanya menimbulkan fluor yang berwarna kuning
atau hijau
o Bertambahnya sekret yang normal, sifatnya jernih.
 Disebut luar biasa bila :
o Menimbulkan bercak-bercak pada celana (berwarna kuning atau
hijau)
o Berbau
o Menyebabkan keluhan seperti perasaan gatal dan panas pada
vulva
 Asal fluor :
o Vulva : dihasilkan oleh kelenjar bartolini dan skene. Sekret
berubah menjadi fluor bila menjadi infeksi dengan gonococcus.
o Vagina : (-)kelenjar dan dibasahi oleh cairan transudat dan oleh
lendir dari cervix.
o cervix : yang normal bersifat jernih dan alkalis. Sekret bertambah
banyak pada infeksi
o Corpus uterui : menghasilkan sekret pada fase post ovulatoar.
Sekret bertambah banyak pada endometritis akut, kalau ada
plasenta, polyp, myoma, submukosa dan carcinoma.
o Tuba : jarag mengeluarkan fluor albus, kadang-kadang terjadi
pada hydrosalpinx profluens.
 Penyebab :
o Konstitusionil : pada keadaan asteni, anemia, nefritis
kronis, bendungan umum (decompensatio cordis,
cirrhosis hepatis)
o Kelainan endokrin
o Infeksi : vulvitis, vaginitis, cervicitis, endometritis
dan salphingitis.
vulvitis
 Disebabkan oleh :
o Bakteri : streptococus, staphilococus, haemophilus
vaginalis, basil TBC, basil coli
o Protozoa : trichomonas vaginalis
o Fungus : monilia
o Cacing : oxyuris (pada anak)
vaginitis
 Infeksi yang ditimbulkan oleh basil döderlein, micrococus
catarrhalis dan bacil coli.

cervicitis
• Oleh gonococus, stapilococus dan streptococus

salphingitis
• Oleh gonococus, stapilococus, bacil TBC dan streptococus
 Penyebab lain :
o Corpus allienum : pessarium, rambut kemaluan, rambut wol dan
kain atau kapas.
o Alat-alat atau obat-obat kontraspsi
o Fistula (Fistula vesicovaginalis, Fistula rectovaginalis)
 Diagnosa :
o Anamnesa : apakah ada partner dengan gonore ?
o Keadaan umum
o Pemeriksaan dalam
o Pemeriksaan mikrobiologis dan bakteriologis
o Cairan seperti susu biasanya berasal dari vagina
o Cairan seperti mucopurulent berasal dari cervix
o Cairan purulent biasanya disebabkan oleh
gonococus
o Cairan yang membuih oleh tricomonas
o Zat seperti kiju monilia biasanya disertai dengan
rasa yang sangat gatal
o Fluor bercampur darah terdapat pada malignitas,
endometritis senilis.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai