Anda di halaman 1dari 20

KORIOAMNIONITIS

INFEKSI INTRA UTERI


Kelompok 7
• CHARLA NOVELA LELIANA WAROY
• CRISNA OLIVIA WAKUM
• ESTER FEBRIYANTI RUMAROPEN
• ELSYE FLORENSYA TAHAPARY
• MARDIYAH RAHMADANI TURUA
• OKTOVINA EVI A DIMARA
Korion adalah salah satu membran yang ada di
antara janin dan ibu selama masa kehamilan. Korion
mengelilingi embrio dan membran lainnya.

Amnion adalah membran pembentuk kantung


ketuban yang mengelilingi dan melindungi embrio
Anatomi amnion dan korion

• KORIOAMNIONITIS
Fungsi Korion Amnion
• Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan
tumbuh dengan optimal
• Melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar
ibu terhadap gerakan-gerakan anak
• Kemudian mempertahankan suhu yang tetap bagi anak
• Mencegah terjadinya perlengketan
• Waktu persalinan cairan amnion dapat membuka
servik dengan mendorong selaput janin kedalam
ostium uteri
Definisi Korioamnionitis
• Korioamnionitis merupakan infeksi jaringan
membrana fetalis beserta cairan amnion yang terjadi
sebelum partus sampai 24 jam post partum.
Etiologi

• Mycoplasma genital (ureaplasma urelyticum dan


mycoplasma hominis genital mycoplasma)
• G ardnerella vaginalis dan bacteroides, balteri aerob
lainnya termasuk Group B Streptococcu (GBS 15%)
dan bakteri gram negatif termasuk Escheria coli
Patogenesa
Retrogade/
Iatrogenik Ascending

Hematogen/ Infeksi Korion


Transplacenta Amnion

Anterogade
Manifestasi Klinis
Demam Temperatur > 38 C

Maternal Takikardi >100/menit

Fetal Takikardi >160/menit

Nyeri tekan pada fundus Nyeri pada palpasi

Lochea Lochea yang bau


Pemeriksaan Penunjang
Amniosentesis

Kultur Pertumbuhan mikroba


Perwarnaan gram Bakteri atau leukosit
Kadar glukosa <15 mg/dl
IL-6 >7,9 mg/ml
Matrix metalloproteinase Hasilnya positif
Jumlah leukosit <30/mm
Leukosit estrerase Positif (dipstick)
Penatalaksanaan
• Antimikroba
• Antipiretik
• Pelahiran janin, sebaiknya melalui vagina.
Antimikroba
• Ampicilin : 2 g IV setiap 6 jam atau 3x 1000
• Gentamisin : 2 mg/kg dosis awal serta selanjutnya
1,5 mg/kg intravena setiap 8 jamatau 5
mg/kgBB/hari.
• Klinadamisin : 900 mg setiap 8 jam, dapat diberikan
apabila pasien direncanakan untuk operasi sectio
caesar
Pelahiran Janin
• Bila janin telah meninggal upayakan persalinan
pervaginam, tindakan perabdominam (Seksio
Sesarea) cenderung terjadi sepsis.
• Lakukan induksi atau akselerasi persalinan
• Berikan uterotonika supaya kontraksi uterus baik
pasca persalinan. Hal ini akan mencegah/
menghambat invasi mikroorganisme melalui sinus-
sinus pembuluh darah pada dinding uterus
Komplikasi
• Komplikasi Maternal
 endomyometritis
 Infeksi perlukaan
 Abses pelvik
 Bakterimia
 Post partum hemoragic
• Komplikasi Fetus
 Kematian fetus
 Sepsis neonatus
 Fetal Inflammatory Response Syndrome (FIRS)
• Kompliksi Jangka Panjang neonatus
 Kematian perinatal
 Asfiksi
 Sepsis neonatus dini
 Septic Shock, pneumonia
 Intraventikular hemorrhagic (IVH)
 Kerusakan serebral di white matter dan
kelumpuhan jangka panjang termasuk
cerebral palsy
Prognosa
• Prognosis buruk dapat didapatkan oleh ibu yang
tidak dapat melahirkan segera bayinya atau tidak
segera diberikan antibiotik profilaksis pada neonatus
yang telah lahir dari ibu yang memiliki
korioamnionitis
Pencegahan
• Pemberian antibiotik profilaksis
• Antibiotictelah menunjukkan menurunkan insiden
korioamnionitis dan sepsis neonatus dan pada
persalinan dengan partus lama dengan ketuban
pecah dini kecuali pada persalinan fase aktif dengan
ketuban utuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai