SIMPLISIA DAN
EKSTRAK SEBAGAI
ZAT AKTIF OBAT
HERBAL
• Simplisia
– Produk dari P4TO
• Ekstrak
– Produk dari PED
SIMPLISIA
SIMPLISIA
PROSES PASCA
PANEN
SIMPLISIA
KONTROL KERING CPOTB
MUTU
EKSTRAKSI
EKSTRAK
STANDARDISASI/KONTROL MUTU
SIMPLISIA
Acuan: Materia Medika Indonesia
• Kebenaran jenis (identifikasi spesies tumbuhan)
– Parameter makroskopik: deskripsi morfologis simplisia
– Parameter mikroskopik: mencakup pengamatan terhadap penampang melintang simplisia
atau bagian simplisia dan terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia
– Reaksi identifikasi: Reaksi warna untuk memastikan identifikasi dan kemurnian simplisia
(terhadap irisan/serbuk simplisia)
• Kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia, biologis): tidak selalu mungkin
memperoleh simplisia sepenuhnya murni. Bahan asing yang tidak berbahaya dalam
jumlah sangat kecil pada umumnya tidak merugikan
– Harus bebas dari serangga, fragmen hewan/kotoran hewan
– Tidak boleh menyimpang bau dan warnanya
– Tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran
lain
– Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun/berbahaya
• Aturan penstabilan: wadah, penyimpanan, trasportasi
– Pengawetan: Simplisia nabati boleh diawetkan dengan penambahan
kloroform, karbon tetraklorida, etilenoksida atau bahan pengawet lain
yang cocok, yang mudah menguap dan tidak meninggalkan sisa
– Wadah dan bungkus: tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
baik secara kimia/fisika, tertutup baik dan rapat.
– Penyimpanan: agar dihindari dari cahaya dan penyerapan air.
Sari Jamu:
• Diperbolehkan mengandung etanol tidak lebih dari 1%
v/v (20oC)
• Kadar metanol: tidak lebih dari 0,1% dari kadar etanol
EKSTRAK
STANDARDISASI EKSTRAK
• Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan monografinya (MMI)
• Produk ekstrak harus memenui persyaratan:
– Parameter standar umum
– Parameter standar spesifik
– Buku monografi
• Ekstrak: sediaan kental yang diperoleh dengan cara mengekstraksi senyawa aktif
dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian rupa sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
• Ekstrak cair: adalah sediaan dari simplisia yang mengandung etanol sebagai
pelarut atau sebagai pengawet. Biasanya pada tiap ml ekstrak, mengandung
senyawa aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat
• Infus: adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan air
pada suhu 90oC selama 15 menit.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MUTU EKSTRAK
• Faktor Biologi: Bahan asal tumbuhan
– Identitas (spesies)
– Lokasi tumbuhan asal: lingkungan (tanah dan atmosfer), energi (cuaca,
temperatur, cahaya) dan materi (air, senyawa organik dan anorganik)
– Periode pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu terkait metabolisme
pembentukan senyawa terkandung
– Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada stabilitas bahan (kontaminasi
biotik dan abiotik)
– Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
– Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga oleh proses GAP
(Good Agricultural Practice)
– Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga oleh proses
pengeringan yang umumnya dilakukan di lapangan.
• Faktor Kimia:
– Faktor internal:
• Jenis senyawa aktif dalam bahan
• Komposisi kualitatif senyawa aktif
• Komposisi kuantitatif senyawa aktif
• Kadar total rata-rata senyawa aktif
– Faktor eksternal:
• Metode ekstraksi
• Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter dan tinggi alat)
• Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
• Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
• Kandungan logam berat
• Kandungan pestisida
• Mutu ekstrak berkaitan dengan senyawa kimia yang
dikandung karena respon biologis yang diakibatkan oleh
ekstrak disebabkan oleh senyawa kimia
• Ditinjau dari asalnya, senyawa kimia dalam ekstrak
terbagi menjadi:
– Senyawa kandungan asli dari tumbuhan asal: senyawa yang
memang sudah ada sejak masa tumbuhan tsb hidup
– Senyawa hasil perubahan dari senyawa asli: Dari penelitian
telah diprediksi terjadinya perubahan kimia senyawa asli
karena sifat fisikokimia yang labil
– Senyawa kontaminasi: polutan atau aditif
– Senyawa hasil interaksi kontaminasi dengan senyawa asli
atau senyawa perubahan
PARAMETER NON SPESIFIK
Prosedur
• Penetapan kadar m atsiri
• Penetapan kadar steroid
• Penetapan kadar tanin
• Penetapan kadar flavonoid
• Penetapan kadar triterpenoid (saponin)
• Penetapan kadar alkaloid
• Penetapan kadar antrakinon
KADAR KANDUNGAN KIMIA
TERTENTU
Dg tersedianya suatu kand kimia yg berupa senyawa
identitas/ senyawa kimia / kandungan kimia
lainnya,maka scr kromatografi instrumental dpt
dilakukan penetapan kdr kand kimia tsb.
Instrumen yg dpt digunakan : densitometer, KG,
KCKT,atau instumen lain yg sesuai
Metode penetapan kadar hrs diuji validitasnya yi batas
deteksi, selektivitas, linearitas, ketelitian, ketepatan dll.
KADAR KANDUNGAN KIMIA
TERTENTU
TUJUAN:
Memberikan data kadar kand kimia tt sbg senyawa
identitas/senyawa yg diduga bertanggung jawab pd
efek farmakologi.
Contoh:penetapan kadar andrografolid dlm ekstrak
sambiloto scr HPLC atau penetapan kdr pinostrobin
dlm ekstrak temu kunci scr densitometri
STANDARDISASI
• TOTAL FLAVONOID
Kurva Linier Standar Rutin
0.5
0.4
f(x) = 0.01 x + 0.05
0.3 R² = 1
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Kadar Total
% Kadar Total
Flavonoid
Sampel Berat (µg) A1 A2 A3 Arata-2 Flavonoid
equivalen rutin
dalam ekstrak
(μg) dalam ekstrak
Daun Sirih Merah 1000 0,751 0,753 0,764 0,756 60,58 6,06
Kulit Manggis 1080 1,624 2,242 1,858 1,908 159,89 14,80
Keladi Tikus 6144 0,424 0,415 0,477 0,439 33,22 0,54
Daun Sirsak 1683 1,925 1,926 1,052 1,634 136,30 8,10
• TOTAL FENOL
2.000
f(x) = 0.05 x + 0.04
R² = 1
1.500
1.000
0.500
0.000
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
α- mangostin
Ekstrak
Kulit
Manggis
– Daun Sirih Merah dan Daun Sirsak
Vol
Kadar % kadar
Konsentr penotol Berat
Drata- rutin (μg) rutin
Sampel asi an sampel D1 D2 D3
rata dalam dalam
(μg/µl) sampel (µg)
ekstrak ekstrak
(μl)
Daun
Sirsak 11,44 5 57,2 1001,8 1491,4 1701,4 1398,2 1,16 2,03
Daun
Sirih
Merah 10,7 5 53,5 474,7 476,7 513,4 488,3 0,58 1,08
PROSEDUR UJI FITOKIMIA
• Terpenoid
Pada plat tetes, sejumlah sampel di oles pada plat tetes kemudian
ditambahkan vanillin dan 2 tetes asam sulfat pekat (H2SO4p. p.a).
Diamati perubahan warna yang terjadi. Senyawa golongan
terpenoid positif jika terjadi warna merah sampai ungu
-
-
+
• Steroid/triterpenoid
Pada plat tetes, sejumlah sampel dioles pada plat tetes, kemudian
ditambahkan asam asetat anhidrid sampai terendam selama 5 menit,
kemudian ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Diamati perubahan
warna yang terjadi. Senyawa golongan steroid positif jika terjadi
warna hijau kebiruan dan senyawa golongan triterpenoid berwarna
merah sampai ungu.
+
+
+
• Saponin
Sejumlah sampel di masukkan kedalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan aquadest sampai terendam dan dipanaskan dalam
waterbath 100oC selama 15 menit. Setelah dingin dikocok kuat-kuat
arah vertical. Senyawa golongan saponin positif jika terbentuk busa
yang mantap.
- - -
• Fenol
Pada plat tetes, sejumlah sampel dioleskan pada plat tetes
kemudian ditambahkan larutan FeCl3 (10% b/v dalam etanol).
Diamati perubahan warna yang terjadi. Senyawa golongan fenol
positif jika terjadi warna hitam, ungu, hijau,
+
+
+
• Flavonoid
Sejumlah sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan butiran Mg. Kemudian ditambahkan HCl 2N sampai
terendam dan dipanaskan pada waterbath 100 C selama 15 menit.
Setelah dingin ditambahkan 5 tetes amyl alcohol. Senyawa golongan
flavonoid positif jika terjadi warna merah sampai jingga pada
lapisan amil alcohol.
- - -/+
• Tannin
Sejumlah sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan larutan HCl 2N sampai terendam dan dipanaskan
dalam waterbath 100 C selama 15 menit. Setelah dingin
ditambahkan 5 tetes amil alcohol. Senyawa golongan tannin positif
jika terbentuk warna merah-jingga pada lapisan amil alkohol
- - -
• Alkaloid
Sejumlah sampel dibasakan dengan menggunakan Ammonia 10%,
kemudian di ekstraksi dengan pelarut organik kloroform. Filtrat
kloroform diambil dan ditambahkan HCl 2N, kemudian lapisan air
diambil dan direaksikan dengan reagen Dragendorf. Senyawa
golongan alkaloid positif jika terbentuk endapan berwarna merah
bata.
- - +
TAMBAHAN