Anda di halaman 1dari 28

EMULSI

FARMASETIK DASAR
EMULSI
Apa kata FI IV
tentang emulsi?

Emulsi adalah sistem dua fasa, yang salah satu


cairannya terdispersi dalam cairan yang lain,
dalam bentuk tetesan kecil. FI IV hal 6

Sediaan emulsi :
Tipe emulsi : • lotion
• emulsi minyak/air • krim
• emulsi air/minyak Karena
• salep
• cairan oral
mengandung
• liniments
air dan minyak
yang tdk bisa
bercampur,maka
perlu
emulgator.
KOMPONEN EMULSI
Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam :
1. Komponen dasar
Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di
dalam emulsi. Terdiri atas :
Fase dispers/fase internal/fase diskontinue
Yaitu fase cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil ke dalam zat
cair lain.
Fase kontinue/fase external/fase luar
Yaitu fase cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar
(pendukung) dari emulsi tersebut.
Emulgator, yaitu bagian dari emulsi yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
KOMPONEN EMULSI
2. Komponen Tambahan
Merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan pada
emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Corrigen saporis
Corrigen odoris
Corigen coloris
Pengawet
Pengawet yang biasa dipakai dalam emulsi antara lain metil-, etil-,
propil-, dan butil- paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol,
klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dll.
Anti oksidan
antioksidan yang sering digunakan : asam askorbat, L-tokoferol, asam
sitrat, propil galat, asam galat.
Pengertian

 Emulsi adalah suatu sediaan yang mengandung dua


zat zair yang tidak saling bercampur, biasanya air
dan minyak dimana cairan satu terdispersi menjadi
butir-butir kecil dalam cairan yang lain dan
distabilkan dengan emulgator yang cocok
Keuntungan & Kerugian
1. Konsistensi mudah dituang 1. Semua emulsi bahan
2. Tidak perlu perbandingan antimikroba karena
volume fase internal fase air mempermudah
3. Aseptable pertumbuhan mikroba
4. Absorpsi dan penetrasi 2. Sediaan kurang praktis
mudah dikontrol
5. Efek emolient lebih besar
3. Mempupunyai
stabilitasyg rendah
6. Sifat terapeutik meningkat
7. Menggunakan pelaru eluen 4. Takaran dosis kurang
yang tidak mahal teliti
5. Tidak tahan lama
PEMBAGIAN EMULSI

 Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu


 tipe m/a dimana tetes minyak (fase internal)
terdispersi kedalam fase air (fase Eksternal),
 tipe a/m dimana fase iternal adalah air dan fase
ekstern adalah minyak.
 Fase internal disebut juga fase terdispersi sedangkan
fase eksternal disebut juga fase kontinyu.
PEMBAGIAN EMULSI
 Penggunaan emulsi dibagi menjadi dua golongan yaitu
emulsi untuk pemakaian dalam dan emulsi untuk
pemakaian luar.
 Emulsi untuk pemakaian dalam meliputi emulsi oral
atau pada injeksi intravena
 Untuk pemakaian luar digunakan pada kulit atau
membran mukosa yaitu linimen, losio, krim dan salep.
Emulsi untuk penggunaan oral biasanya tipe m/a.
 Emulgator merupakan film penutup dari minyak obat
agar menutupi rasa tak enak. Pengaroma ditambahkan
pada fase ekternal agar rasanya lebih enak.
Pembagian Emulsi
 Selain pembagian diatas emulsi juga dapat dibedakan menjadi
:
 Emulsi Vera (Emulsi Alam)
Emulsi ini dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping
minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat
seperti putih telur. Emulsi yang dibuat dari biji adalah Amygdala
dulcis, Amigdala amara, Lini semen, Curcubitae semen.
 Emulsi Spuria (Emulsi Buatan
Emulsi ini banyak jenisnya, hal yang membedakan dengan emulsi
vera adalah emulgator yang digunakan adalah bahan yang
ditambahkan dari luar bukan berasal dari yang bahan yang akan
dijadikan emulsi
Bahan Pembuatan Emulsi

1. Bahan aktif
fungsi sebagai pemberi efek farmakologi
Contohnya : oleum iecoris aselli, Parafin liquidum, ekstrak kurkumin
2. Minyak
sebagai pembawa untuk obat. contoh: Tween, span
3. Emulgator
sebagai penurun tegangan permukaan antara minyak dan air.
contoh:
a. Karbohidrat (akasia, tragakan, krondus, pectin)
b. Protein (Gelatin, kuning telur, dan kasein)
c. Alkohol molekul tinggi (trearil alkohol, gliserin monostearat)
d. Zat pembasah kationik, anionik, nonionik
e. Zat padat terbagi halus (bentonit, mg-hidroksida, al. Hidroksida)
4. Pengawet
sebagai pencegah tumbuhnya mikroba dlm sediaan
contoh: nipagin & nipasol
5. Antioksidan & Humektan
Antioksidan sebagai pencegah gangguan oksidatif
contoh: Butylated Hidroxy anisole dan Butylated
hidroxy toluene
Humektan sebagai pencegah penguapan air
contoh: PG, gliserol dan sorbitol (5%)
TIPE EMULGATOR
1. Emulgator alam
Dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :
a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan
Pada umumnya termasuk golongan karbohidrat
dan merupakan emulgator tipe o/w, sangat peka
terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggi, dan
dapat dirusak oleh bakteri. Oleh karena itu,
pembuatan emulsi dengan emulgator ini harus
selalu emnambahkan pengawet.
TIPE EMULGATOR
Contoh emulgator dari tumbuhan
Emulgator Jumlah air utk Ket.
mengembangkan
Gom arab Korpus emulsi = 2 : 1 : Untuk obat minum.
1,5 Kerja : dengan membentuk koloid pelindung
(2 = minyak, 1 = (teori interfacial film) dan membentuk cairan
emulgator, 1,5 = air) kental sehingga laju pengendapan menjadi
kecil.

Tragakan 20x berat tragakan Kerja : membentuk cairan kental sehingga


laju pengendapan menjadi kecil.

Agar-agar Dilarutkan dengan air -Kurang efektif jika digunakan sendiri.


mendidih. Dinginkan -Ditambahkan untuk menambah
pelan-pelan sampai suhu viskositas emulsi dengan gom arab.
tidak kurang dari 45C. -Biasanya digunakan 1-2%
TIPE EMULGATOR
Contoh emulgator dari tumbuhan (lanjutan)
Emulgator Jumlah air utk Ket.
mengembangkan
Chondrus Penyiapan seperti Sangat baik dipakai untuk
pada agar-agar emulsi minyak ikan karena
dapat menutupi rasa dan bau
minyak ikan.
Pektin, metil Biasa digunakan 1-2%
selulosa,
karboksimetils
elulosa (CMC)
TIPE EMULGATOR
b. Emulgator hewani
Emulgator Ket.
Kuning telur Mengandung :
-Lesitin : emulgator tipe o/w
-Kolesterol : emulgator tipe w/o
Adeps lanae Untuk pemakaian luar.
Mengandung kolesterol : emulgator tipe w/o.
Dalam keadaan kering, dapat menyerap air 2x
bobotnya.
TIPE EMULGATOR
c. Emulgator dari mineral
Emulgator Ket.
Magnesium alumunium Untuk pemakaian luar.
silikat (veegum) Emulgator tipe o/w.
Pemakaian yang lazim : 1%.
Bentonit Mengabsorpsi sejumlah besar air
sehingga membentuk massa seperti gel.
Konsentrasi pemakaian : 5%.
TIPE EMULGATOR
2. Emulgator Buatan/Sintetis

Emulgator Ket.
Sabun Untuk pemakaian luar.
Sangat peka terhadap elektrolit.
Emulgator tipe o/w dan w/o.
Tween 20; 40; 60; 80
Span 20; 40; 80

Emulgator dapat digolongkan menjadi :


1. anionik : sabun alkali, Na-lauril sulfat
2. kationik : senyawa amonium kuartener
3. nonionik : tween dan span
4. amfoter : protein, lesitin.
PEMBUATAN EMULSI

 Dalam mebuat emulsi dapat dilakukan dengan cara:


 Metode Gom Kering (Metode Kontinental)
 Metode Gom Basah (Metode Inggris
 Metode Botol
• METODE GOM BASAH
CARA PEMBUATAN (METODE INGGRIS)
Emulgator ditabur di atas air

1. Pembuatan corpus emulsi Terbentuk mucilago/mengembang

Tambahkan minyak
4 : 2 : 1 (sedikit demi sedikit)

Gerus hingga terbentuk emulsi primer


minyak emulgator
air
• METODE GOM KERING
(METODE KONTINENTAL)
Emulgator + minyak

2 : 1 : 1,5 Emulgator terbasahi

Tambahkan air sekaligus


minyak emulgator air
Gerus hingga terbentuk emulsi primer
seperti susu
CARA PEMBUATAN

 METODE BOTOL/METODE BOTOL FORBES


Digunakan untuk minyak menguap dan minyak yang
viskositasnya rendah.
- serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering.
- ditambahkan 2 bagian air.
- tutup botol.
- kocok kuat.
-tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil
dikocok.
CARA PEMBUATAN
(lanjutan)

2. Penambahan zat aktif

• Zat aktif dilarutkan terlebih dahulu dalam pelarut yang sesuai (sesuai
kelarutan zat aktif).
Misal zat aktif A larut dalam air, maka dilarutkan dulu dalam air.
• Masukkan zat aktif yang telah dilarutkan ini ke dalam corpus emulsi yang
sudah dibuat.

3. Aduk hingga homogen.


4. Masukkan dalam kemasan.
5. Ad dengan air.
6. Tutup kemasan.
7. Beri etiket.
Cara Membedakan Tipe Emulsi
 Dengan pengenceran fase
Emulsi m/a diencerkan dengan air.
Emulsi a/m diencerkan dengan minyak.
 Tes warna
Zat warna larut air larut di fasa air.
Contoh pewarna : metilen biru, metilen merah, amarant.
Zat warna larut minyak larut di fase minyak.
Contoh pewarna : sudan III (warna merah)
 Tes konduktivitas
Lampu akan nyala bila elektrode dicelupkan pada emulsi m/a.
Sebaliknya, akan mati bila elektrode dicelupkan pada emulsi a/m.
 Dengan kertas saring
Emulsi m/a kertas saring basah.
Emulsi a/m timbul noda minyak.
Faktor yang menentukan kestabilan emulsi

1. Perbandingan optimum minyak – air


2. Penggunaan bahan-bahan peningkat viskositas
3. Penggunaan alat untuk menghomogenkan emulsi
KERUSAKAN EMULSI/STABILITAS
EMULSI

Emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami hal-hal


seperti di bawah ini :
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2
lapisan, yaitu satu bagian mengandung fase
dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain.
Bersifat reversibel, artinya jika dikocok perlahan
akan terdispersi kembali.
KERUSAKAN EMULSI/STABILITAS
EMULSI

2. Koalesensi dan cracking (breaking) adalah


pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel
rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu
menjadi fase tunggal yang memisah.
Bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki kembali).
a. Peristiwa kimia : seperti penambahan alkohol, perubahan
pH, penambahan elektrolit CaO, CaCl2 eksikatus, NaCl.
b. Peristiwa fisika : seperti pemanasan, penyaringan,
pendinginan, pengadukan.
c. Peristiwa niologis : seperti fermentasi bakteri, jamur, atau
ragi.
KERUSAKAN EMULSI/STABILITAS
EMULSI

3. Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe


emulsi w/o menjadi o/w secara tiba-tiba atau
sebaliknya.
Bersifat irreversible.
Terori EMULSIFIKASI ??????

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN


LIQUIDA-SEMI SOLIDA
BERSAMBUNG ………

Anda mungkin juga menyukai