Di susun oleh :
Ida Kristianingsih, S.Si., M. Farm., Apt.
Definisi
FI III (1979)
Emulsi adalah sediaan yang mengandung
bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa,
distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok.
FI IV (1995)
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah
satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain dalam bentuk tetesan kecil.
Fase terdispers diubah menjadi tetesan
tetesan kecil yang berukuran 0,1-100 mm
EMULSI
Tipe Emulsi :
1. Emulsi Tipe O/W
Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang
tersebar ke dalam air
air sebagai fase eksternal,minyak sebagai
fase internal
Contoh : obat untuk oral
2. Emulsi Tipe W/O
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang
tersebar ke dalam minyak
Minyak sebagai fase eksternal,air sebagai
fase internal
A/M
Warna
Dipengaruhi warna
minyak
Awalnya tidak
berlemak
Berlemak
Pengenceran
Dengan air
Dengan minyak
Konduktivitas elektrik
Menghantar
Tidak menghantar
Larut minyak
Globul berwarna
Fase kontinue
berwarna
Larut air
Fase kontiue
berwarna
Globul berwarna
Komponen ketiga/
Emulgator
Jika
ditambahkan
komponen
ketiga,
komponen ketiga tersebut kemungkinan
dapat terkonsentrasi sebagai lapisan
tipis/film pada permukaan
Sebagai akibat keberadaan fase ketiga ini,
globul cairan yang terdispersi tsb masih
berada dalam bentuk terdispersi dalam
fase cair untuk waktu yang lebih lama, shg
tidak terjadi koalesensi yang selanjutnya
membentuk 2 fase cair yang berbeda.
Komponen ketiga yang bekerja dengan
cara ini dinamakan zat pengemulsi
Macam Emulsi ;
a. Emulsi Vera (alam)
Emulsi yang dibuat dari biji-bijian yang
mengandung lemak dan protein dengan air
Contoh : Emulsi dari biji Amygdala dulcis,
Amygdala amara, Lini Semen, Cucurbitae
Semen
b. Emulsi Spuria (buatan)
Emulsi yang terbentuk karena
penambahan emulgator dari luar
Contoh : Emulsi dengan Gom Arab
Kegunaan
13
4 -6
79
Wetting Agent
8 18
Emulgator Tipe O/ W
13 15
Detergent
15 - 18
Solubilizing Agent
MACAM-MACAM EMULGATOR
1. Emulgator alam
a. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan
- Gom Arab, Tragacanth, Agar, Chondrus
b. Emulgator berasal dari hewan
- Kuning telur, adeps lanae
3. Metode botol
disebut pula metode Forbes. Metode ini
digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan
menguap dan minyak-minyak dengan
kekentalan yang rendah.
Metode ini merupakan variasi dari metode
gom kering atau metode gom basah. Emulsi
terutama dibuat dengan pengocokan kuat
dan kemudian diencerkan dengan fase luar.
Dalam
botol
kering,
emulgator
yang
digunakan
dari
jumlah
minyak.
Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok
kuat-kuat, suatu volume air yang sama
banyak dengan minyak ditambahkan sedikit
demi sedikit sambil terus dikocok, setelah
emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan
dengan air sampai volume yang tepat.
Ketidakstabilan emulsi
Ketidakstabilan emulsi dapat terjadi
sesudah pembentukan emulsi
Ketidakstabilan yg umum terjadi
adalah berupa pembentukan krem
(creaming), cracking, inversi fase
dan emulsifikasi.
1. Creaming
yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua
lapisan, dimana yang satu mengandung
fase dispers lebih banyak daripada
lapisan yang lain. Creaming bersifat
reversibel artinya bila dikocok perlahanlahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking)
yaitu pecahnya emulsi karena film yang
meliputi partikel rusak dan butir minyak
akan koalesen (menyatu). Sifatnya
irreversibel (tidak bisa diperbaiki).
Pembentukan emulsi
Bebeda dengan proses koagulasi yang
membutuhkan waktu, proses dispersi
pembentukan tetesan (partikel) berlangsung
dengan sangat cepat, karena mengalami
perlakuan fisik.
Partikel yang terdispersi tersebut harus
segera distabilkan shg tidak terjadi
penyatuan kembali partikel dan proses
stabilisasi ini spt halnya kecepatan
koalesensi tergantung kepada waktu dan
suhu
Stabilitas Emulsi
Jika didiamkan tidak membentuk
agregat
Jika memisah antara minyak dan
air jika dikocok akan membentuk
emulsi lagi
Jika terbentuka gregat, jika
dikocok akan homogen kembali.
Prosedur:
Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah
ke dalam gelas ukur kering terpisah
dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih
dari dua setengah kali volume yang diukur
dan telah dikalibrasi, secara hati-hati
untuk menghindarkan pembentukkan
gelembung udaa pada waktu penuangan
dan diamkan selama tidak lebih dari 30
menit.
Pengujian
No.
1.
Jenis Evaluasi
Uji Organoleptis
(Warna, bau, dan kejernihan)
Prinsip Evaluasi
Uji pH Larutan
Penentuan viskositas
6.
7.
Uji Homogenitas
Contoh :
Pada Pembuatan 100 mL emulsi tipe
o/W diperlukan emulgator dengan
harga HLB 12. Sebagai emulgator
dipakai campuran Span 20 (HLB 8,6)
dan Tween 20 (HLB 6,7) sebanyak 5
g. Berapa perbandingan antara Span
20 dengan tween 20 ?
contoh
R/ Tween 80 70% HLB 15
Span 80 30%
HLB 4,5
Berapa HLB Campuran dari R/ tersebut
?
Terima kasih