Anda di halaman 1dari 2

OBAT UNTUK WANITA HAMIL

& IBU MENYUSUI

Masa kehamilan, terutama di 3 bulan (trimester) pertama, merupakan masa kritis pembentukan organ penting tubuh
janin, misal: jantung, otak, tangan dan kaki. Sebagian obat yang diminum wanita hamil dapat diteruskan ke janin –
melalui plasenta – dan mempengaruhi pembentukan organ tersebut. Oleh karena itu, wanita hamil perlu berhati-hati
dalam mengkonsumsi obat di masa kehamilannya. Setelah usia kehamilan melewati 3 bulan pertama hingga
mendekati proses persalinan, obat masih beresiko menyebabkan cedera pada janin, memperpanjang masa kehamilan
dan bahkan kematian janin.

Ibu menyusui juga perlu berhati0hati mengkonsumsi obat karena sebagian obat mungkin akan diteruskan ke bayi yang
disusui. Efek yang muncul tergantung obat, antara lain: denyut jantung menjadi lambat, kadar gula darah menjadi
rendah dan bayi yang disusui menjadi hipersensitif (mudah mengalami alergi).

WANITA HAMIL
Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat mengeluarkan daftar penggolongan obat berdasarkan
resikonya terhadap kehamilan:
 A (paling aman) : tidak ada resiko terhadap janin manusia.
 B (aman) : tidak ada efek yang merugikan terhadap janin binatang percobaan
atau resiko terhadap janin manusia.
 C (aman – tidak aman) : ada efek yang tidak diharapkan pada janin binatang percobaan. Boleh
diminim wanita hamil jika manfaat lebih besar dari resiko.
 D (tidak aman) : ada resiko terhadap janin manusia,
 X (sama sekali tidak aman) : menyebabkan cacat pada janin manusia sehingga tidak boleh diminum
oleh wanita hamil.

Dengan merujuk pada penggolongan diatas berikut adalah daftar obat yang aman untuk wanita hamil:
 Hidung tersumbat : Otrivin
 Hidung berair : Loratadin, Benadryl, Otede
 Batuk kering : Dextromethorphan.
 Batuk berdahak : Bromhexin tab 8 mg
 Demam atau sakit kepala : Parasetamol 500 mg, Biogesic, Panadol, Dumin
 Diare : New Diatabs, Biodiar
 Mual & Muntah : Vitamin B6
 Konstipasi : Dulcolax suppo, Microlax
 Asma : Terbutalin tablet 2,5 mg
 Hipertensi : Metildopa 250 mg, Amlodipin, Propranolol.
 Infeksi saluran kemih : Amoksisillin, Erithromisin, Spiramisin
 Keputihan : Metronidazol

IBU MENYUSUI
Apakah obat yang aman diminum oleh wanita hamil pasti aman bagi ibu menyusui? Jawabannya adalah TIDAK.
Pada wanita hamil: dia sendiri yang akan memproses obat agar memberikan efek yang diharapkan. Pada ibu menyusui,
bayinya yang tidak membutuhkan obat tersebut harus bekerja membuangnya keluar dari tubuh.

Pengkategorian keamanan obat untuk ibu menyusui:


 L1 (paling aman) : tidak ada efek yang tidak diharapkan pada sejumlah besar bayi.
 L2 (lebih aman) : tidak ada efek yang tidak diharapkan pada sejumlah kecil bayi.
 L3 (aman) : mungkin ada efek yang tidak diharapkan pada bayi.
 L4 (berbahaya) : ada resiko terhadap bayi atau ada efek terhadap produksi ASI.
 L5 (tidak diperbolehkan) : ada resiko terhadap bayi.

Dengan merujuk pada penggolongan diatas berikut adalah daftar obat yang aman untuk ibu menyusui:
 Hidung tersumbat : Otrivin
 Hidung berair : Loratadin
 Batuk kering : Dextromethorphan, Lapifed merah
 Batuk berdahak : Bromhexin tab 8 mg
 Demam atau sakit kepala : Parasetamol 500 mg, Biogesic, Panadol, Dumin
 Diare : New Diatabs, Biodiar
 Konstipasi : Dulcolax, Microlax
 Infeksi saluran nafas : Erithomisin, Spiramisin
 Infeksi jamur pada putting payudara : Nistatin
 Hipertensi : Propranolol,

Untuk mengurangi jumlah obat yang diteruskan ke bayi melalui ASI, obat dianjurkan diminum segera setelah menyusui
atau tunggu 2 – 3 jam setelah minum obat baru boleh menyusui lagi. Jika tidak tersedia obat yang aman maka untuk
sementara bayi diberi susu formula sebagai pengganti ASI – selama ibunya minum obat untuk mengatasi gangguan
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai