Pendahuluan
Hendaknya berhati-hati dalam mengkonsumsi obat apabila sedang dalam kondisi hamil. Banyak
obat-obatan yang dapat melewati sawar darah uri (fetoplacental barrier, semacam saringan darah yang
terdapat pada ari-ari), yang kemudian menimbulkan efek buruk bagi janin yang dikandung. Oleh karena itu,
diharapkan ibu hamil selalu mencari informasi lain atau second opinion terhadap obat-obat yang dikonsumsi,
diberikan atau diresepkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang pemberian obat selama kehamilan antara lain :
1. Tidak ada obat yang dianggap 100% aman bagi perkembangan janin.
2. Obat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada resikonya baik bagi ibu maupun janin. Jika
mungkin, semua obat dihindari pada tiga bulan pertama kehamilan (trimester I), karena saat ini organ
tubuh janin dalam masa pembentukan.
3. Metabolisme obat pada saat hamil lebih lambat daripada saat tidak hamil, sehingga obat lebih lama
berada dalam tubuh.
4. Pengalaman penggunaan obat terhadap wanita hamil sangat terbatas, karena uji klinis obat saat akan
dipasarkan tidak boleh dilakukan pada wanita hamil.
Selain itu ada hal-hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pemberian obat pada wanita hamil:
1. Keamanan : meski ada obat lain yang efektivitasnya lebih baik, tapi jika keamanannya
bagi ibu hamil belum diketahui, lebih baik tidak diberikan.
2. Dosis : pada awalnya pemberian obat harus dalam dosis rendah. Jika perlu, penambahan dosis diberikan
sedikit demi sedikit sampai tercapai efek terapi yang diinginkan.
3. Durasi pemberian : jika tidak diperlukan sekali, pemberian obat tidak boleh terlalu lama. Pemberian
bermacam obat sedapat mungkin dihindari demi keselamatan ibu dan bayinya.
4. Selain ketiga hal tersebut, jenis dan cara kerja obat juga menjadi pertimbangan sebelum diberikan
kepada ibu hamil.
Catatan :
Untuk obat pada kategori B, data penggunaan pada manusia kurang atau tidak cukup, oleh karena itu
subkategori tersebut didasarkan pada data penggunaan pada hewan coba. Kategori B tidak berarti lebih aman
daripada kategori C. Obat-obat pada kategori D tidak secara mutlak dikontraindikasikan pada kehamilan
(misalnya, antikonvulsan).
Dari bukti penelitian di Amerika, 60-75% perempuan hamil umumnya menggunakan 3-10 jenis obat selama
kehamilannya. Obat-obatan kebanyakan diberikan untuk mengatasi keluhan yang paling umum, seperti
pusing, nyeri, demam, serta mual.