Kelas : 3A Farmasi
Nim : 184021
Matkul : Swamedikasi
Kategori D
Obat-obat golongan ini terbukti bisa menyebabkan malformasi dan berbahaya
bagi janin.Risiko bahayanya bersifat menetap atau tidak bisa membaik
dengan sendirinya. Ada bukti positif risiko janin manusia berdasarkan data
reaksi yang merugikan dari pengalaman investigasi atau studi pada manusia.
Contoh obat: lisinopril, alprazolam, losartan, clonazepam, lorazepam
Kategori X
Studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan janin dan
dilarang untuk dikonsumsi selama kehamilan.Obat ini memiliki efek negatif
yang nyata dibandingkan manfaatnya pada ibu hamil.
Contoh obat: atorvastatin, simvastatin, warfarin, methotrexate, finasteride.
Selain lima kategori di atas,perlu perhatikan bahwa ibu hamil tidak bisa
sembarangan mengonsumsi obat tanpa resep dokter.Jadi sebaiknya menyarankan
untuk konsultasikan terlebih dahulu ketika hendak mengonsumsi obat. Selain itu
melakukan upaya preventif dan berhati-hati menjadi penting dilakukan agar janin
dan ibu hamil bisa selamat dan sehat.
3. Swamedikasi kondisi khusus (pediatri)
Pasien pedriati merupakan pasien yang usia minimalnya berkisar antara 18
dan 21 tahun. Usia ini merupakan masa transisis pasien memasuki perawatan
kesehatan dewasa.
Dalam melayani swamedikasi untuk pasien pediatri harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Tepat diagnosa
b. Komposisi zat berkhasiat obat
c. Peringatan-peringatan khusus dalam pemakaian
d. Bentuk sediaan yang sesuai contohnya
Contoh nya jika bayi mengalami sakit demam kita sebagai tenaga tekhnis
kefarmasian dapat memberikan sediaan berupa drob, untuk pasien bayi juga ada
beberapa zat aktif yang tidak boleh diberikan sembarangan harus sesuai rentang
umurnya contoh pasien umur2-5 boleh diberikan pseudoephedrine umur diatas
6tahun boleh diberikan phenilpropanolamin. Terapi non farmakologi juga sangat
penting untuk pasien pediatri.