Anda di halaman 1dari 12

ADIKSI NARKOTIKA

& OBAT BERBAHAYA

dr. Yuniarty Amra, Sp.OG., M.Kes


EFEK NARKOTIKA PADA JANIN
Heroin
Termasuk ke dalam salah satu obat terlarang yang bisa
ikut dikonsumsi janin melalui plasenta sebab sifatnya
adiktif sehingga bayi dalam kandungan juga bisa men-
jadi ketergantungan terhadap obat ini dan mengalami ge-
jala putus obat. Kondisi ini dikenal dengan neonatal ab-
stinence syndrome (NAS).
Gejala NAS pada bayi yang baru lahir antara lain
tangisan berlebihan, demam, kejang, pertambahan berat
EFEK NARKOTIKA PADA JANIN
Kokain
Bayi dari Ibu yang menggunakan kokain selama hamil berisiko
tinggi lahir secara prematur & memiliki berat badan lahir,
lingkar kepala dan panjang badan yg lebih rendah. Selain itu,
penggunaan kokain selama hamil juga bisa meningkatkan risiko
keguguran yang terjadi secara mendadak.
Metamfetamin
Penggunaan metamfetamin atau sabu-sabu selama kehamilan
juga banyak menyebabkan dampak buruk terhadap janin, di-
antaranya meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur,
EFEK NARKOTIKA PADA JANIN
Mariyuana
Mariyuana atau ganja merupakan salah satu obat terlarang
yang paling umum. Meski banyak orang yang mengira
ganja aman untuk digunakan, ada banyak penelitian yang
mendukung bahwa penggunaan obat ini saat hamil
menyebabkan berat badan bayi lahir rendah dan kelahiran
prematur.
Selain itu, sebuah penelitian lain juga melaporkan bahwa
beberapa bayi yang lahir dari Ibu hamil pengguna ganja
EFEK NARKOTIKA PADA JANIN
Metadon
Metadon sebenarnya merupakan pereda nyeri golongan
opioid namun tetap bisa menyebabkan ketergantungan.
Meski efeknya tak sebesar opioid seperti heroin, obat
ini juga dapat menyebabkan bayi yang baru lahir men-
galami gejala putus obat seperti diare, kram perut, luka-
luka pada kulit dan menangis tanpa henti.
EFEK NARKOTIKA PADA JANIN
PCP & LSD
Menggunakan narkoba jenis halusinogen seperti PCP &
LSD saat hamil juga bisa meningkatkan risiko Ibu hamil
menyakiti dirinya sendiri sehingga ikut menyakiti janin
yang tengah dikandungnya. Selain itu halusinogen juga
bisa membuat bayi lahir dengan berat badan rendah, ke-
lainan kongenital dan kerusakan otak.
Kriteria Pemberian Obat pada ibu hamil
1. Kategori A
Penelitian terkontrol pada manusia membuktikan tdk ada resiko
bagi janin. Yg termasuk kategori ini misalnya multivitamin, pe-
nambah darah, suplemen Kalsium, yg sering diberikan (rutin) pd
ibu hamil dengan memperhatikan dosis kebutuhan harian & tdk
dalam dosis berlebihan.

2. Kategori B
Penelitian pd hewan tdk menunjukkan adanya resiko pd janin,
tetapi belum ada penelitian pd manusia. Atau pd hewan terbukti
Kriteria Pemberian Obat pada ibu hamil
2. Obat yg termasuk dlm golongan ini misalnya Sebagian jenis an-
tibiotika yg termsuk golongan penisilin & turunannya, serperti
Amoxilin, obat anti alergi, dll
3. Kategori C
Tdk trdpat data yg memadai dri penelitian, baik dri haewan at/
manusia, atau terdpat efek merugikan pd janin dalam percobaab
hewan tetapi belum trdapt data pd manusia. Sebagian besar obt
yg dikonsumsi termsuk dalam golongan ini meliputi 66% jenis
obat.
4.Kategori D
Terdpt bukti adanya resiko pd janin, tetapi ,manfaat diperkirakan
Kriteria Pemberian Obat pada ibu hamil
5. Kategori X
Risiko pd janin sudah terbukti lebih besar dripd manfaatnya.
Contoh : obat jerawat Isotretinoin, yg dapat menimbulkan ke-
lainan susunan saraf pusat, wajah & kardiovaskuler janin. Alko-
hol & Nikotin termasuk pula dlam golongan ini.
Pertimbangan pemberian obat
1. Dosis Obat : semakin besar dosis meningktkan risiko
terganggunya janin.
2. Menembus ari-ari (plasenta) at/ tdk: Sebagian obt
dpat menmbus ari-ari & masuk ke sirkulasi janin
sedangkan sebagian lgi tdk. Bila mnembus dikombi-
nasi dengan dosis besar akan makin meningkatkan
resiko gangguan pd janin.
3. Semua cara pemberian obat mungkin dpat mempen-
garuhi janin. Bnyk anggapn obat luar tdk brpengruh
pd janin, ttpi sbnarnya efek pd janin dpat terjdi
meskipun dibrikan secra topil/oles., krna kemu-
ngkinn trdpat luka lecet yg tmpak telh sembuh pdhl
Pertimbangan pemberian obat
4. Pemberian obat dlm jumlah secukupnya sesuai
keperluan medis. Stop obat bila telah sembuh/
berikan dosis minimal yg masih mempunyai efek
terapi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai