OLEH
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang
janin.Menjaga asupan gizi menjadi hal penting bagi bumil (Ibu Hamil)
2
merupakan sarana transfer apa yang dikonsumsi ibu kepada janin.
janin.
3
dengan obat-obatan ini mengalami penurunan kemampuan melawan
yang berarti monster, dan genesis yang berarti asal. Jadi teratogenesis
4
didefinisikan sebagai asal terjadinya monster atau proses gangguan
B. TUJUAN PENULISAN
C. RUMUSAN MASALAH.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
JANIN
pada janin.
6
sangat terionisasi seperti misalnya suksinilkholin dan d-tubokurarin,
akan melintasi plasenta secara lambat dan terdapat dalam kadar yang
sangat rendah pada janin. Kecepatan dan jumlah obat yang dapat
matang.
7
obat yang umum digunakan pada dapat menyebabkan apnea (henti
Derajat ionisasi
semua terion pada pH tubuh akan melewati akan tetapi dapat cepat
Ukuran molekul
8
molekul yang sangat besar ditambah lagi adalah molekul polar,
Ikatan protein.
melewati plasenta. Akan tetapi bila obat sangat larut dalam lemak
darah plasenta. Bila obat sangat tidak larut di lemak dan terionisasi
fenitoin, ikatan protein lebih tinggi di ibu dari ikatan protein di janin.
1. Absorpsi
9
Pada awal kehamilan akan terjadi penurunan sekresi asam
menurun.
2. Distribusi
10
akanmeningkat, sedangkan fraksi bebas obat-obat yang bersifat
3. Eliminasi
darah ginjal sampai dua kali lipat. Sebagai akibatnya, akan terjadi
11
kelahiran.Pengaruh obat bersifat teratogenik jika menyebabkan
pengaruh buruk obat pada janin dapat beragam, sesuai dengan fase-
fase berikut :
Pada fase ini obat dapat memberi pengaruh buruk atau mungkin
(abortus).
antara lain :
12
Pengaruh letal, berupa kematian janin atau terjadinya abortus
talidomid.
c. Fase fetal, yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Dalam
fase ini terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin.
Pengaruh buruk senyawa asing terhadap janin pada fase ini tidak
ibu dapat pula dialami janin, meskipun mungkin dalam derajat yang
13
BAB III
PEMBAHASAN
alamiah risiko terjadinya infeksi pada periode ini lebih besar, seperti
misalnya infeksi saluran kencing karena dilatasi ureter dan stasis yang
pertimbangan pengobatan yang harus diambil tidak saja dari segi ibu,
Makassar.
14
Pengamatan bulan Maret 2017 ditemukan 308 resep yang
tercapai semaksimal mungkin, efek samping pada ibu dan janin dapat
Penisilin.
janin maupun cairan amnion. Penisilin relatif paling aman jika diberikan
15
atas indikasi yang ketat mengingat kemungkinan efek samping yang
Ampilisin:
mana ginjal dan alat ekskresi yangi lain pada janin telah matur,
maka meningkat pula volume distribusi obat. Oleh sebab itu kadar
ampisilin pada wanita hamil kira-kira hanya 50% dibanding saat tidak
Amoksisilin :
16
kehamilan perlu dilakukan mengingat kadarnya dalam darah ibu
maupun janin relatif rendah dibanding saat tidak hamil. Dalam sirkulasi
sirkulasi ibu.
Sefalosporin
atau melalui infus. Sejauh ini belum ada bukti bahwa pengaruh buruk
Tetrasiklin
17
mengakibatkan terjadinya perubahan warna gigi (menjadi kekuningan)
dihindari.
Aminoglikosida
dan ototoksik pada ibu, dan juga dapat menimbulkan kerusakan ginjal
kehamilan.
Kloramfenikol
18
dimasukkan dalam kategori C, yaitu obat yang karena efek
Sulfonamida
masuk dalam sirkulasi janin, dalam kadar yang lebih rendah atau sama
ikterus pada bayi yang baru dilahirkan. Keadaan ini mungkin akan
Eritromisin
(kecuali otak dan cairan serebrospinal), tetapi kadar pada janin hanya
19
penularan ke janin cukup baik, meskipun bukan menjadi obat pilihan
Trimetoprim
Nitrofurantoin
jaringan fetal lebih tinggi dibanding ibu, tetapi kadarnya dalam plasma
20
cukup bulan, di mana pemberian nitrofurantoin pada periode ini
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Obat yang aman untuk ibu hamil yaitu obat yang tidak menembus
plasenta
Sefotaksim.
amuba
B. SARAN
21
DAFTAR PUSTAKA
press :Auckland.
22