PENDAHULUAN
Kementrian kesehatan telah membuat peraturan yang tertulis tentang hak dan
kewenangan bidan dalam memberikan obat untuk pasiennya sesuai dengan
peraturan yang telah dibuat.
Kafein B
CTM B
Dimenhidrinat B
Difenhidramin B
Efedrin C
Famotidin B
CONTOH OBAT KATEGORI A (nama generik): Ascorbic acid (vitamin C)
(masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RD), Doxylamine,
Ergocalciferol( masuk kategori D jika dosisnya melebihi US RD), Folic
acid(masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per hari),
Hydroxocobalamine (masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA),
Liothyronine, Nystatin vaginal sup (masuk kategori C jika digunakan per oral
dan topikal), Pantothenic acid (masuk kategori C jika dosisnya melebihi US
RDA), Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate,
Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin (masuk kategori C jika dosisnya melebihi
US RDA), Thiamine (vitamin B1) (masuk kategori C jika dosisnya melebihi US
RDA), Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D (masuk kategori D jika
dosisnya melebihi US RDA), Vitamin E (masuk kategori C jika dosisnya
melebihi US RDA).
CONTOH OBAT KATEGORI B (nama generik): Acetylcysteine, Acyclovir,
Amiloride (masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh
kehamilan) Ammonium chloride, Ammonium lactate (topical), Amoxicillin,
Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine, Azelaic acid,
Benzylpenicillin, Bisacodyl, Budesonide (inhalasi, nasal), Buspiron, Caffeine,
Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil, Cefalexin, Cefalotin,
Cefamandole, Cefapirin, Cefatrizine, Cefazolin, Cefdinir, Cefditoren,
Cefepime, Cefixime, Cefmetazole, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide,
Cefotaxime, Cefotetan disodium, Cefoxitin, Cefpodoxime, Cefprozil,
Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone, Cefuroxime,
Cetirizine, Chlorhexidine (mulut dan tenggorokan), Chlorpenamine,
Chlortalidone ( masuk kategori D jika digunakan untuk hipertensi yang diinduksi
oleh kehamilan), Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin,
Clotrimazole, Cloxacillin, Clozapine, Colestyramine.
CONTOH OBAT KATEGORI C (nama generik): Acetazolamide,
Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole, Albumin, Alclometasone,
Allopurinol, Aluminium hydrochloride, Aminophylline, Amitriptyline,
Amlodipine, Antazoline, Astemizole, Atropin, Bacitracin, Beclometasone,
Belladonna, Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine, Butoconazole,
Calcitonin, Calcium acetate, Calcium ascorbate, Calcium carbonate, Calcium
chloride, Calcium citrate, Calcium folinate, Calcium glucoheptonade,
Calcium gluconate, Calcium lactate, Calcium phosphate, Calcium
polystyrene sulfonate, Capreomycin, Captopril, Carbachol, Carbidopa,
Carbinoxamine, Chloral hydrate, Chloramphenicol, Chloroquine,
Chlorothiazide, Chlorpromazine, Choline theophyllinate, Cidofovir,
Cilastatin, Cinnarizine.
CONTOH OBAT KATEGORI D (nama generik): Amikacin, Amobarbital,
Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole, Chlordizepoxide, Cilazapril,
Clonazepam, Diazepam, Doxycycline, Imipramine, Kanamycin, Lorazepam,
Lynestrenol, Meprobamate, Methimazole, Minocycline, Oxazepam,
Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole… dll
X (nama generik): Acitretin, Alprotadil (parenteral), Atorvastatin,
Bicalutamide, Bosentan, Cerivastatin disodium, Cetrorelix,
Chenodeoxycholic acid, Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin,
Clomifen, Coumarin, Danazol, Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol,
Dihydro ergotamin, Dutasteride, Ergometrin, Ergotamin, Estazolam,
Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone, Estropipate, Ethinyl
estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein (parenteral), Flurouracil,
Fluoxymesterone, Flurazepam, Fluvastatin, Floritropin, Ganirelix,
Gestodene, Goserelin, Human menopausal gonadotrophin, Iodinated
glycerol, Isotretinoin, Leflunomide, Leuprorelin, Levonorgestrel, Lovastatin,
Medrogestrone, Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol,
Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone, Miglustat, Misoprostol,
Nafarelin, nandrolone, Nicotine (po).
Pada suatu saat bila diberikan pengobatan pada janin dengansengaja obat
diberikan melalui ibu misalnya antibiotika , antiaritma vitamin K , deksametason,
dan beta metason dapat melalui sawar [plasenta dan masuk melalui sirkulasi janin
dengan baik oleh karena detoksikasi atau metabolisme pada plasenta hanya
sedikit. Kedua obat, deksametason dan betametason sering digunakan sebagai
perangsang pematanagn paru-paru janin. Ada beberapa obat yang masuk dalam
sirkulasi janin yang seimbang dengan obat dalam sirkulasi ibu dan diekskresikan
dengan baik oleh janin dan masuk ke dalam amnion , misalnya FLEKAINID.
D. PENGGUANAAN OBAT DALAM MASA PERSALINAN
Persalinan adalah pengeluaran bayi pada akhir kehamilan, dimana proses
terjadinya karena adanya kontraksi otot polos uterus sehingga serviks melunak
dan terbuka untuk memungkinkan pengeluaran bayi . Rasio estrogen (merangsang
otot polos uterus) dan progesteron (relaksasi otot polos uterus) serta pelepasan
hormon hipofisis posterior yaitu oksitosin dan prostaglandin juga sangat berperan
dalam kontraksi otot polos uterus. Hormon oksitosin semakin meningkat
produksinya menjelang akhir kehamilan, disertai makin banyaknya reseptor
hormon di uterus. Pada saat yang tepat hormon dan reseptor berinteraksi sehingga
memicu kontraksi.
OKSITOSIK adalah golongan obat yang digunakan untuk merangsang
kontraksi otot polos uterus dalam membantu proses persalinan, pencegahan
perdarahan pasca persalinan (P3) serta penguatan persalinan
Obat :Oxytocin (Pitocin, Syntocinon) 10 Unit/ampl
Mekanisme kerja : Merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mempercepat persalinan, induksi
pengeluarkan ASI
Absorpsi : Melalui mukosa hidung
Distribusi :Distribusi luas ke cairan ekstraseluler
Metabolisme : t1/2 1-9 menit, dimetabolisme di hati, lama kerja 2-3 jam
Eliminasi : Ginjal
Efek samping : Konstipasi, mual, muntah, ruam kulit, anoreksia
Interaksi obat : Dengan obat Vasopresor dpt mengakibatkan hipertensi dan dg anastesi siklopropan
menyebabkan hipertensi
PROSTAGLANDIN merupakan senyawa yg dibuat dari fosfolipid pada
membran sel dlm jaringan tubuh. Senyawa tersebut merupakan substansi yg
penting sebagai hormon lokal
Prostaglandin di dlm tubuh sangat penting dlm membantu proses melahirkan :
Pematangan serviks
Kontraksi uterus (oksitosin + prostaglandin)
Pembentukan prostaglandin oleh amnion akan meningkat pd saat
menjelang akhir kehamilan sehingga menaikkan kadar prostaglandin.
Sensitivitas uterus thdp prostaglandin akan meningkat secara progresif sepanjang
kehamilan.
Dalam bulan terakhir kehamilan, serviks menjadi matang (pengaruh PGE2)
yg meningkatkan produksi enzim yg memecah dan melonggarkan kolagen serviks
Ada 4 tipe prostaglandin yg mempunyai peranan penting dlm proses melahirkan
PGE1 : Mematangkan serviks
PGE2 : Meningkatkan kontraksi uterus dan mematangkan serviks
PGI2 : Aliran darah darah dari ibu ke janin
PGI2 : Menimbulkan kontraksi uterus segala waktu
PROSTAGLANDIN SINTETIK
Obat :Dinoproston (PGE2) pervaginal
Sediaan :Tablet dan jelly
Indikasi :Pematangan serviks dan induksi persalinan
Aksi :10 menit setelah dimasukkan ke dalam vagina
Absorpsi :Dinding vagina
Obat :Misoprostol (PGE1) pervaginal
Sediaan :Tablet
Indikasi :Induksi dan penguatan persalinan serta penatalaksanaan kala tiga
persalinan
Efek samping prostaglandin :Pireksia (demam) Vasodilatasi dan hipotensi
Inflamasi Sensitasi terhadap nyeri Duresis dan kehilangan elektrolit Pelepasan
hormon hipofise, renin dan steroid adrenal
Kontraindikasi :Terdapat ruptura membran amnion , Adanya riwayat sikatris
Pasal 11
o Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf a berwenang untuk:
o a. Memberikan imunisasi dalam rangka menjalankan tugas
pemerintah
o b. Bimbingan senam hamil
o c. Episiotomi
o d. Penjahitan luka episiotomi
o e. Kompresi bimanual dalam rangka kegawatdaruratan, dilanjutkan
dengan perujukan;
o f. Pencegahan anemi
o g. Inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
o h. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
o i. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
o j. Pemberian minum dengan sonde/pipet
o k. Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan
manajemen aktif kala III;
o l. Pemberian surat keterangan kelahiran
o m. Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti
melahirkan
Pasal 13
o Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat s
berwenang untuk:
o a. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang
kesehatan ibu dan bayi;
o b. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas; dan
o c. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan
penyuluhan Infeksi Menular Seksual (IMS), penyalahgunaan
Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta
penyakit lainnya.
Dari keputusan di atas maka dapat disimplkan bahwa kewenagan bidan sangat
terbata dalam pemberian obat. Dan pemberitahuan sebelumnya oleh dokter.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya
harus memikirkan banyak faktor , yaitu masalah efek samping
yang ditimbulkan oleh obat itu. Keberadaan obat pada ibu hamil
ditinjau dari tiga kompartemen, yaitu kompartemen ibu,
kompartemen janina dan kompartemen plasenta.
b. bidan adalah seorang mitra tenaga kesehatan yang hamper sama
tugasnya dengan dokter dan perawat namun memiliki tingkatan
dantugas masing-masing yang berbeda, oleh karena itu untuk
menunjang tugasnya, seorang bidan memerlukan alat dan obat
untuk menjalankan tugas nya. Bidan dan obat tidak dapat
dipisahkan karena sudah merupakan kewajiban seorang bidan
memberikan obat yang sesuai dengan keluhan pasiennya untuk
mengatasi keluhannya.
c. Selain dari ibu hamil dan yang akan melakukan persalinan,
tentunya bidan juga berperan dalam pemberian obat kepada ibu
yang tidak ingin hamil, dalm hal ini pemberian alat-alat
kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal seperti pil, implant,
dan suntikan hormon.
d. Bidan juga berperan penting dalam pemberian imunisasi
toksoplasma dan toksoid pada ibu hamil. Dan imunissasi pra nikah,
serta imunisasi pada bayi dan balita meski tidak sepenuhnya harus
dilakukan oleh bidan.
B. SARAN
a. Hindari pemberian obat pada periode pertama pascakonsepsi
b. Hindari makanan minuman danzat yang tidak diperlukanoleh janin
dalam masa pertumbuahnnya , misalnya merokok, olkohol, obat
sedative, OAD atau jamu-jamu tradisional yang belum teruji.
c. Berikan obat yang jelas, aman , dan mempertimbangkan keperluan
pengobatan primernya.
d. Pergunakan pedoman penggunaan obat rresmi dan daftar obat-obat
yang aman demikian pula pemberian obat terbatas atau yang tidak
diperbolehkan pada ibu hamil.