Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PROSES KEHAMILAN DAN SERTA KATEGORI

OBAT AMAN DAN TIDAK AMAN MENURUT KRITERIA


FDA

DOSEN PENGAMPU: Apt. Arief Rafsanjani, M. Farm

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. USRIATUN ASRI (200501036)
2. IRMAYANTI (200501015)
3. HILMIATUN HASANI (200501014)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai


sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan
berkesinambungan. (Marmi, 2011:11).

Dan tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah
kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal,
ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan pemerintahan
Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi menyatakan bahwa setiap
perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat
dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka
Kematian Ibu (Bandiyah, 2009).

Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena


pelayanan asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di
memang sangat penting untuk ibu. Dan dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga
kesehatan seperti bidan, dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari masa
kehamilan, bersalin, serta sampai masa nifas.

Ibu hamil adalah suatu anugrah yang sangat luar biasa bahkan tidak bisa dinilai
denganharta ataupun uang kita. Allah mempercayai kita dengan memberikan hadiah
yang takternilai harganya. Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses
fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui
dengan aman. Selamamasa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan. Kesehatan ibu hamiladalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan
perkembangan kedua bagian unittersebut. Obat dapat menyebabkan efek yang tidak
dikehendaki pada janin selama masakehamilan Selama kehamilan dan menyusui,
seorang ibu dapat mengalami berbagaikeluhan atau gangguan kesehatan yang
membutuhkan obat. Banyak ibu hamilmenggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehinggarisiko terjadi cacat janin lebih besar. Di
sisi lain, banyak ibu yang sedang menyusuimenggunakan obat-obatan yang dapat
memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayiyang disusui. Karena banyak obat
yang dapat melintasi plasenta, maka penggunaan obat pada wanita hamil perlu
berhati-hati. Dalam plasenta obat mengalami proses biotransformasi, mungkin sebagai
upaya perlindungan dan dapat terbentuk senyawa antarayang reaktif, yang bersifat
teratogenik/dismorfogenik. Obatobat teratogenik atau obat-obatyang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan. Beberapa obat dapat memberi risiko bagi kesehatan ibu, dan dapat
memberefek pada janin juga. Selama trimester pertama, obat dapat menyebabkan
cacat lahir(teratogenesis), dan risiko terbesar adalah kehamilan 3-8 minggu. Selama
trimester keduadan ketiga, obat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
secara fungsional pada janin atau dapat meracuni plasenta. Penulisan resep untuk
masa kehamilan Jikamemungkinkan konseling seharusnya dilakukan untuk seseorang
waktu sebelummerencanakan kehamilan termasuk diskusi tentang risiko-risiko yang
berhubungan denganobat-obat spesifik, obat tradisional, dan pengaruh buruk bahan
kimia seperti rokok danalkohol. Suplemen seperti asam folat sebaiknya diberikan
selama penatalaksanaankehamilan karena penggunaan asam folat mengurangi cacat
selubung saraf. Obat sebaiknyadiresepkan pada kehamilan hanya jika keuntungan
yang diharapkan bagi ibu hamil/dipikirkan lebih besarndaripada risiko bagi janin.
Semua obat jika mungkin sebaiknyadihindari selama trimester pertama. Pada proses
menyusui, pemberian beberapa obat(misalnya ergotamin) untuk perawatan si ibu
dapat membahayakan bayi yang baru lahir,sedangkan pemberian digoxin sedikit
pengaruhnya. Beberapa obat yang dapat menghalangi proses pengeluaran ASI antara
lain misalnya estrogen. Keracunan pada bayi yang baru lahir dapat terjadi jika obat
bercampur dengan ASI secara farmakologi dalam jumlah yangsignifikan.
Konsentransi obat pada ASI (misalnya iodida) dapat melebihi yang ada di plasenta
sehingga dosis terapeutik pada ibu dapat menyebabkan bayi keracunan. Beberapa
jenis obat menghambat proses menyusui bayi (misalnya phenobarbital). Obat pada
ASIsecara teoritis dapat menyebabkan hipersensitifitas pada bayi walaupun dalam
konsentrasiyang sangat kecil pada efek farmakologi. Perubahan fisiologi selama
kehamilan danmenyusui dapat berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil
dan menyusui yangkemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil
terhadap obat yangdiminum.Dengan demikian, perlu pemahaman yang baik mengenai
obat apa saja yang relatif tidakaman hingga harus dihindari selama kehamilan ataupun
menyusui agar tidak merugikan ibudan janin yang dikandung ataupun bayinya.Untuk
memberikan pengetahuan mengenai penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui,
maka apoteker perlu dibekali pedomandalam melaksanakan pelayanan kefarmasian
bagi ibu hamil dan menyusui.

B. Tujuan
1. Mengetahui proses terjadinya kehamilan
2. Mengetahui pembagian kehamilan berdasarkan semester
3. Mengetahui yang dimaksud plasenta
4. Mengetahui proses obat masuk kedalam plasenta sehingga mempengaruhi janin
dan mekanisme obat masuk kedalam saluran ASI
5. Mengetahui daftar obat yang aman dan tidak aman sesuai kriteria FDA

C. Rumusan masalah
1. Bagaimana proses terjadinya kehamilan?
2. Bagaimana pembagian kehamilan berdasarkan semester?
3. Apa yang dimaksud plasenta?
4. Bagaiman proses masuknya obat kedalam plasenta sehingga mempengarui janin
dan mekanisme obat masuk ke saluran ASI
5. Apa saja jenis obat yang aman dan tidak aman sesuai kriteria FDA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses kehamilan dari awal sampai melahirkan


1. Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009: 89).

Dari berbagai pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kehamilan merupakan


proses yang terdiri dari ovulasi, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi hasil konsepsi,
pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga lahirnya janin.
Kehamilan berlangsung sampai lahirnya janin pada usia kurang lebih 9 bulan lebih 7
hari atau 40 minggu.

1. Tanda kemungkinan hamil (Problem sign)

1. Perubahan abdomen, yaitu perubahan ukuran uterus menyebabkan


pertambahan lingkar abdomen secara bertahap.
2. Perubahan uterus. Dimana dalam 12 minggu pertama uterus berbentuk menjadi
bulat kuat, membesar, lunak dan berbentuk seperti rongga.
3. Tanda hegar menggambarkan perlunakan ekstrem segmen bawah uterus sampai
kedaerah yang dapat dikompresi hampir setipis kertas (Reeder, dkk.
2011:417).
4. Ballotement. Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapt dirasakan oleh tangan pemeriksa (Ummi, dkk.
2011:72).
5. Perubahan serviks. Pada usia sekitar 8 minggu gestasi, serviks mulai melunak
dan lubang eksternal serviks memperlihatkan konsistensi atau derajat
pelunakan, seperti lobus telinga atau bibir (dikenal dengan istilah tanda
Goodell). Sebagai perbandingan konsistensi serviks pada wanita yang tidak
hamil terasa sama dengan ujung hidung (Reeder, dkk. 2011:417).
6. Kontraksi Braxton Hicks. Apabila uterus di rangsang atau distimulasi dengan
rabaan akan mudah berkontraksi (Sulistyawati, 2012:124). Peregangan sel-sel
otot uterus, akibat meningkatnya aktomiosin di dalam otot uterus (Ummi, dkk.
2011:72).
2. Tanda pasti (positive sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang
dapat dilihat langsung oleh pemeriksa (Walyani, 2015:73).
1. Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul setelah kehamilan
lanjut diatas empat bulan. Jika dengan ultrasound bunyi jantung janin dapat
didengar pada kehamilan 12 minggu (Sunarti, 2013:59-60).
2. Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan (Sunarti, 2013:60)
3. Melihat rangka janin pada sinar Ro atau dengan menggunakan ultrasonografi
(Sunarti, 2013:60).

2. Proses kehamilan
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proseskehamilan (gestasi) berlangsung selama
40 minggu atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia
kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi
(tanggal bersatunya sel sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya
(Sulistyawati, 2010:4)

Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus).


Fertilisasi merupakan peleburan anatara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses
fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau uterus yang berhasil
menemukan ovum akan merusak korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi
membran sel ovum, lalu spermatozoa akan melepaskan enzim. Enzim dari banyak
spermatozoa akan merusak korona radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa
berhasil menembus membran sel ovum, konfigurasi membran ovum langsung berubah
sehingga spermatozoa lain tidak. Spermatozoa menuju masa apa saja uang berbentuk
telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit yang mencapai ovum sebenarnya.
Spermatozoa dapat msuk. Hanya kepala spermatozoon yang masuk ke dalam ovum,
bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus spermatozoon akan dilepaskan
dari kepala, memicu pembelahan miosis akhir pada kromosom wanita. Bersatunya inti
spermatozoon dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami
pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari.

Tahap-tahap ini meltiperiode implamantasi (7 hari pertama), periode embrionik


(7minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari pertama
setelah fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel menjadi kelompok 16 sel (morula).
Morula kemudian tumbuh dan berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama periode ini zigot
berjalan di sepanjang tuba falopi,setelah itu masuk ke uterus dan tertanam dalam
endomentrium uterus.

B. pembagian kehamilan berdasrkan semester

Bagi perempuan yang sedang merencanakan, sedang, atau sudah pernah hamil, kata
“trimester” mungkin terasa akrab di telinga. Dalam bahasa Latin, trimester berasal
dari kata “trimestris”, yang berarti tri (tiga) dan mensis (bulan).

Jadi, trimester secara teknis didefinisikan sebagai periode 3 bulan yang berhubungan
dengan siklus dan kehamilan.

Meskipun tidak semua bulan memiliki jumlah hari yang sama, masa kehamilan tetap
memiliki aturan umum, yaitu masing-masing trimester berjumlah 3 bulan dalam
kehamilan.

Periode kehamilan tersebut dibagi menjadi 3, yaitu masa awal kehamilan (trimester
1), tengah (trimester kedua), dan akhir kehamilan (trimester ketiga). Ada beberapa
metode umum yang biasa digunakan oleh penyedia layanan medis untuk membagi
golongan trimester, seperti berikut.

1. Pembagian trimester berdasarkan pra konsepsi

Saat ini, dalam bidang kesehatan trimester ditentukan sesuai dengan sebuah pedoman
umum ini. Rata-rata kehamilan akan berlangsung selama 40 minggu atau sekitar 280
hari. Hitungan ini dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Melalui metode
tersebut, trimester ditentukan dengan 40 minggu dibagi tiga.

Jadi secara teknis, trimester pertama adalah 1-13 minggu. Trimester kedua dimulai
pada minggu ke-14 dan berakhir di usia kandungan 27 minggu. Sedangkan, trimester
ketiga dimulai pada 28 minggu sampai kehamilan minggu ke-41 atau waktu
melahirkan.

2. Pembagian trimester berdasarkan konsepsi

Metode ini jarang digunakan karena sulitnya menentukan tanggal pembuahan yang
sebenarnya, kecuali pada program IVF. Umumnya, perempuan hanya mengetahui
kapan menstruasi terakhir mereka dimulai. Itulah sebabnya kebanyakan dokter akan
menggunakan metode pra konsepsi dibanding metode ini.

Metode ini menggunakan pedoman bahwa usia bayi di dalam kandungan adalah 38
minggu setelah terjadinya konsepsi. Dalam metode ini, perhitungan konsepsi biasanya
terjadi 14 hingga 16 hari setelah hari pertama dari siklus menstruasi terakhir.

Dengan demikian, trimester kedua dimulai pada 14 minggu 5 hari dan trimester ketiga
pada 27 minggu 3 hari. Sekali lagi, metode ini jarang digunakan meskipun pembagian
waktu trimester mirip dengan metode pra konsepsi yang umum digunakan.

Apa yang Terjadi di Tiap Trimester?

Di tiap trimester, sejumlah perubahan akan terjadi pada tubuhmu dan janin yang
sedang berkembang. Sebelum hamil pun, perempuan akan mengalami sejumlah
proses. Mulai dari proses pembuahan hingga implantasi yang pada akhirnya akan
menjadi janin yang berkembang.

1. Trimester pertama (hingga 14 minggu pertama)

Kamu akan mengalami banyak gejala dan keluhan selama trimester ini, sebagai
penyesuaian dengan perubahan hormonal kehamilan. Pada minggu-minggu awal,
perutmu mungkin belum terlihat membuncit, tetapi banyak hal yang akan terjadi di
dalam tubuhmu.

Perubahan hormon yang paling berkontribusi terhadap gejala kehamilan adalah


peningkatan kadar estrogen dan hCG yang menyebabkan mual dan muntah yang akan
dirasakan perempuan selama beberapa bulan pertama kehamilannya.

Selain itu, kamu juga akan merasa lebih lelah dari biasanya selama trimester pertama,
gejala yang disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon progesteron, yang dapat
menyebabkan kantuk.
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal
sampai periode terbentuknya janin (Kusmiyati, 2009:67).

 Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuhan telur oleh sperma yang terjadi pada
minggu ke-2 di hari pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah di buahi sperma
bergerak dari tuba falopi dan menempel di dinding uterus (endrometrium).
 Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ organ
utama dan struktur anatomi mulai tebentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari
blastosit menjadi embrio berukuran 1,3cm dengan kepala yang besar

 Periode fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh
dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.

1. Trimester kedua (14-26 minggu)

Pada trimester kedua, gejala yang tidak menyenangkan seperti kehamilan awal dapat
berkurang atau bahkan menghilang. Tidur mungkin akan menjadi lebih mudah dan
tingkat energi dapat meningkat. Meskipun gejala yang tidak menyenangkan
cenderung hilang, tetapi gejala lain mungkin akan muncul saat perkembangan janin
mulai meningkat.
Kamu akan merasakan lebih banyak tekanan pada panggul, seperti sesuatu yang
membebani. Perut akan mulai terlihat membuncit dan kulit di sekitar perut cenderung
gatal karena adanya peregangan kulit. Kamu juga akan mengalami lebih banyak sakit
punggung karena beban di bagian depan tubuh.
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18
kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) untuk mengecek
kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,
kulit serta rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21. Indra
pengliatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat
membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sosok manusia dengan panjang
30cm (Kusmiyati, 2009:68)
Namun di antara kehamilan 16 dan 18 minggu, kamu akan merasakan salah satu
keajaiban kehamilan, yaitu tendangan dari janin.

1. Trimester ketiga (27 minggu hingga akhir kehamilan)


Pada trimester ini semua oragan tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan
aktivitas motorik yang terkoordinasi menendang atau menonjok serta dia sudah
mempunyai periode tidur dan bangun. Massa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan
masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke
sembilan,janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat
bayi lahir anatara 3kg sampai 3,5kg dengan panajang 50cm (Kusmiyati, 2009:67).

Ketika rahim mendorong diafragma, otot yang mengatur pernapasan akan terganggu,
sehingga kamu akan lebih merasa sesak. Pergelangan kaki, tangan, kaki, dan wajah
mungkin akan membengkak karena menahan lebih banyak cairan dan sirkulasi darah
yang melambat. Bayi juga akan mulai turun ke jalan lahir untuk bersiap lahir ke
dunia.
C. pengertian plasenta dan proses bagaimana obat masuk kedalam plasenta sehingga
mempengaruhi janin dan mekanisme obat masuk dalam saluran ASI.
1. Fisiologi kehamilan

Menurut Manuaba (2012:75) proses kehamilan merupakan mata rantai

yang berkesinambungan yang terdiri atas:

a. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem

hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20-

35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses

kematangan dan terjadi ovulasi.

b. Spermatozoa

Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang

mengandung 40–60 juta spermatozoa setiap cc, dan hanya beberapa

ratus yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk ke

dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga

cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.


c. Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi

dan membentuk zigot.

Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut:

I. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona

radiata yang mengandung persediaan nutrisi.

II. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma

yang disebut vitelus.

III. Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona

pelusida. Nutrisi dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona

pelusida. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang

paling luas, dindingnya penuh jonjot sel yang mempunyai silia. Ovum

mempunyai waktu hidup terlama dalam ampula tuba.

IV. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
2. Perubahan Fisiologi

Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada

sistem organ tubuhnya. Oleh karena itu, perlu disampaikan pada saat bidan

memberikan pendidikan kesehatan sewaktu ibu melakukan kunjungan kehamilan.

Pengenalan perubahan anatomi fisiologis tubuh selama kehamilan dapat

mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut. Sistem reproduksi ibu salah satu

sistem yang memegang peranan penting dalam kehamilan. Perubahan anatomi dan

adaptasi fisiologis sistem reproduksi meliputi perubahan pada:


a. Vagina dan vulva

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi

peningkatan vaskularisasi dan hiperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan

vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda

Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi peningkatan ketebalan mukosa,

pelunakan jaringan penyambung, dan hipertrofi otot polos. Akibat peregangan otot

polos menyebabkan vagina menjadi lebih lunak. Perubahan yang lain adalah

peningkatan sekret vagina dan mukosa vagina memetabolisme glikogen.

Metabolisme ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen. Peningkatan laktobasilus

menyebabkan metabolisme meningkat. Hasil metabolisme (glikogen) menyebabkan

pH menjadi lebih asam (5,2 – 6). Keasaman vagina berguna untuk mengontrol

pertumbuhan bakteri pathogen (Aprilia, 2010:71-73).

b. Servik

Perubahan servik merupakan akibat pengaruh hormon estrogen sehingga

menyebabkan massa dan kandungan air meningkat. Peningkatan vaskularisasi dan

edema, hiperplasia dan hipertrofi kelenjar servik menyebabkan servik menjadi lunak

(tanda Goodell) dan servik berwarna kebiruan tanda Chadwick. Akibat pelunakan

isthmus maka terjadi antefleksi uterus berlebihan pada 3 bulan pertama kehamilan.
c. Uterus

Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi dengan proses hiperplasia dan

hipertrofi sel. Hal ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron.

Penyebab pembesaran uterus menurut Manuaba (Wiknjosastro, 2009:158) antara

lain:

i. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;

ii. Hiperplasia dan hipertrofi, dan

iii. Perkembangan desidua

Uterus bertambah berat sekitar 70 – 1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus

mencapai umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000 cc.

Perubahan bentuk dan posisi uterus antara lain: bulan pertama uterus berbentuk seperti

alpukat, 4 bulan berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Rahim yang

tidak hamil/ rahim normal sebesar telur ayam, pada umur 2 bulan kehamilan sebesar

telur bebek dan umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa. Selama kehamilan,

dinding- dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis. Fundus pada servik mudah fleksi

disebut tanda Mc Donald. Korpus uteri dan servik melunak dan membesar pasca umur

kehailan minggu ke 8 yang disebut tanda Hegar. Sedangkan posisi rahim pada awal

kehamilan adalah antefleksi atau retrofleksi, pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan

rahim berada dalam rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga perut. Tinggi

fundus uteri selama kehamilan dapat dilihat pada tabel 2.1:


Tabel 2.1

Tinggi fundus uteri selama kehamilan

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 3 jari di atas simpisis
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari di atas pusat
32 minggu Pertengahan pusat dengan
prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus
xifoideus
Sumber: (Saifudin, 2010:113)

d. Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat

korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Pasca plasenta terbentuk,

korpus luteum gravidatum mengecil dan korpus luteum mengeluarkan hormon

estrogen dan progesterone (Aprilia, 2010 71-72).

e. Sirkulasi Darah

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari

pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengeceran darah (hemodilusi). Sel darah

merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin

dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan

f. Proses nidasi atau implantasi

Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot

yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan

seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan

menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum

dan disebut stadium morula. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula

terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.

Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya

yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sel trofoblas
yang meliputi “primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik,

sehingga dapat menanamkan diri dalam endometrium. Proses penanaman

blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 sampai 7

setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium,

mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda Hartman. (Smith & Segal,

2010:79).

Pembentukan Plasenta/Plasentasi

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang.

Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga blastula dengan inner

cell mass akan tertanam dalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan endometrium

sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Terjadinya nidasi

(implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan

eksoselom membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain

membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara

dua ruang yaitu ruang amnion dan kantong yolk sac. Ruangan amnion dengan cepat mendekati

korion sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang

menjadi tali pusat. Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hati,

limpa, dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai ketiga, terbentuk bakal jantung dengan

pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat

dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi atau sistem Doppler.

Selama sisa kehamilan,fisologi organ menjadi matur dan janin terus memproduksi lemak dan otot.

Sistem saraf terus bermielinisasi hingga cukup bulan.


Plasenta terbentuk sejak awal kehamilan, kira-kira 2 minggu setelah pembuahan. Organ
dengan bobot sekitar 500 gram ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, serta
melindunginya dari penyakit. Dengan bentuknya yang bervariasi, plasenta umumnya menempel
pada bagian atas, belakang, atau samping rahim. Fungsi Plasenta Selama Kehamilan

Seperti yang telah disebutkan di atas, plasenta memiliki peranan yang penting untuk menunjang
perkembangan bayi di dalam kandungan. Nah, berikut ini adalah fungsi plasenta selama
kehamilan:

1. Menyalurkan oksigen dan nutrisi pada janin

Janin membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk bisa hidup serta berkembang selama di dalam
kandungan. Namun untuk mendapatkannya, bukan berarti janin bernapas melalui hidung atau
makan melalui mulut, lho, Bun. Oksigen dan nutrisi yang didapat oleh janin diperoleh dari tubuh
Bunda.

Oksigen dan nutrisi dari tubuh Bunda akan dibawa oleh darah dan dialirkan ke dalam plasenta.
Setelah itu, asupan tersebut akan ditransfer langsung ke janin melalui tali pusar yang terhubung
dari plasenta ke janin. Proses ini mulai terjadi di bulan 2 kehamilan.

2. Membuang zat sisa dari darah janin

Selain memasok oksigen dan nutrisi, plase nta juga berfungsi untuk membuang sisa
metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin. Zat sisa tersebut akan dialirkan kembali ke
aliran darah Bunda dan kemudian dikeluarkan bersama sisa metabolisme yang Bunda hasilkan.

3. Memproduksi hormon pendukung kehamilan

Fungsi plasenta yang tidak kalah penting lainnya adalah memproduksi hormon kehamilan,
yaitu estrogen, progesteron, dan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon-hormon
tersebut sangat penting dalam mendukung perkembangan janin dan menjaga kehamilan.

4. Melindungi janin dari infeksi bakteri

Plasenta juga berfungsi sebagai penghalang bagi bakteri yang mungkin ada pada tubuh Bunda.
Jadi jika Bunda mengalami infeksi bakteri, plasenta akan melindungi janin agar tidak tertular
infeksi tersebut.

5. Menyalurkan antibodi dari ibu ke janin

Di masa akhir kehamilan, plasenta akan menyalurkan antibodi yang Bunda miliki ke janin.
Antibodi ini dapat memberikan kekebalan tubuh untuk Si Kecil agar terhindar dari penyakit.
Namun setelah Si Kecil dilahirkan, antibodi dari Bunda hanya bisa bertahan hingga usianya
mencapai 3 bulan. Jadi, penting bagi Si Kecil untuk tetap mendapatkan imunisasi.
Melihat berbagai macam fungsi plasenta, organ ini bisa dibilang merupakan komponen yang
sangat penting dalam kehamilan. Gangguan pada plasenta dapat berbahaya bagi kesehatan janin.
Jadi, tidak heran jika setiap kali ibu hamil melakukan kontrol, dokter akan memeriksa kondisi
plasenta.

Oleh karena itu, penting sekali bagi Bunda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin
selama kehamilan. Selain itu, Bunda juga perlu menjaga gaya hidup sehat agar kondisi
kehamilan dan plasenta senantiasa baik.

Masa Menyusui

Banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-obatan yang dapat memberikan
efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang disusui. Pada umumnya, hampir semua obat yang
diminum dapat terdeteksi dalam ASI, namun dengan konsentrasi yang umumnya rendah.
Konsentrsi obat dalam darah ibu merupakan faktor utama yang berperan dalam proses transfer
obat ke ASI. Pada umumnya, kadar puncak obat di ASI adalah sekitar 1-3 jam sesudah ibu
meminum obat. Hal ini mungkin dapat membantu mempertimbangkan untuk tidak memberikan
ASI pada kadar puncak. Bila ibu menyusui tetap harus meminum obat yang potensial berbahaya
terhadap bayinya maka untuk sementara ASI tidak diberikan. ASI dapat diberikan kembali
setelah dapat dikatakan tubuh bersih dari obat dan ini dapat diperhitungkan setelah 5 kali waktu
paruh obat.

Penggunaan obat yang tidak diperlukan harus dihindari, jika pengobatan memang diperlukan,
perbandingan manfaat/resiko harus dipertimbangkan pada ibu maupun bayinya. Pada neonatus
(khusus bayi yang lahir prematur) mempunyai resiko lebih besar terhadap paparan obat melalui
ASI.

Kategori penggunaan obat bagi ibu menyusui :

a. L1: Paling aman, contohnya parasetamol, ibuprofen, loratadin


b. L2: Aman, contohnya cetirizin, dimenhidrinat, guaiafenesin.
c. L3: Cukup aman,contohnya pseudoefedrin, lorazepam, aspirin
d. L4: Kemungkinan berbahaya, contohnya kloramfenikol, sibutramin
e. L5: Kontraindikasi, contohnya amiodaron

D. Daftar obat yang masuk dalam kategori aman dan tidak aman (sesuai keirteria FDA diatas),

Daftar obat dalam kategori aman sesuai kriteria FDA

Kategori Kategori B Kategori C Kategori D Kategori X


A

  vitamin amoksisilin,  albendazol, alprazolam,  (amlodipi


C asam ampisilin, allopurinol, amikasin, atorvastatin),
folat, vit azitromisin, aspirin, amiodaron, atorvastatin,
B6, bisakodil, amitriptilin, carbamazepin, (kafein +
parasetam cefadroksil, kalsitriol, klordiaz epoksid, ergotamin),
ol, zinc,  cefepim, kalsium laktat, diazepam, (desogestrel +
cefixim, kloramfe nikol, kanamisin, etinil es
cefotaxim, ciprofloksasin, fenitoin, asam tradiol),
ceftriaxon, klonidin, valproat, ergometrin,
cetirizin, kotrimoksazol, alprazolam, estradol, miso
klopidogrel, codein + amikacin, prostol,
eritromisin, parasetamo amiodarone, oksitosin,
ibuprofen, dektrometorfan atenolol, simvastatin,
insulinlansopraz , digoksin, bleomycin, warfarin.
ol, loratadin, me enalapril, carbamazepine, alkohol dalam
penem, efedrin, chlordiazepoxide, jumlah banyak
metformin, flukonazol cisplatin, dan pemakaian
metildopa, acetazolamide, clonazepam, jangka
metronidazol, albendazole, cyclosphosphamid panjang, amlodi
acarbose, albumin, e, diazepam, pin +
acyclovir, allopurinol, kanamycin, atorvastatin,
amiloride, aminophylin, minocycline,pheny atorvastatin,
amoxicillin, amitriptyline, toin, povidon caffeine +
ampicillin, aspirin, iodine topical, ergotamine,
azithromycine, astemizol, propylthiouracil, chenodeoxycho
bisacodyl, atropine, streptomycin inj, lic, clomifene,
buspirone, bacitracin, tamoxifen, coumarin,
caffeine, beclometasone, tetracycline oral danazol,
cefaclor, betacaroten, dan ophthalmic, desogestrel +
cefadroxil, bupivacaine, valproic acid. ethinyl
cefepime, calcitriol, estradiol,
cefixime, calcium dihydroergotam
cefotaxime, lactate, ine,
ceftriaxone, chloramphenic ergometrine,
cetirizine, ol, estradiol, (+
clavulanic acid, ciprofloxacin, norethisterone),
clindamycine, clidinium fluorouracil,
clopidogrel, bromide, flurazepam,
clotrimazole, clobetasol misoprostol,
cyproheptadine, topical, oxytocin,
dexchlorphenira clonidine, simvastatin,
mine oral, cotrimoxazole, warfarin.
dicloxaciline, codein +
dobutamin, paracetamol,
erythromycin, desoximetason
famotidin, e topical,
fondaparinux dextromethorp
sodium, han, digoxin,
fosfomycin, donepezil,
glibenclamide + dopamine,
metformin oral, enalapril,
glucagon, ephedrine,
ibuprofen oral, fluconazole,
insulin, kaolin, fluocinonide
ketamine, topical,
lansoprazole, gabapentin,
lincomycin, gemfibrozil,
loratadine, gentamycin
meropenem, (parenteral D),
metformin, griseofulvin,
methyldopa, guaifenesin,
metronidazole, haloperidol,
mupirocin, heparin,
pantoprazole, hydrocortisone
paracetamol oral, , INH,
ranitidine, isosorbid
sucralfat, dinitrate,
terbutalin, ketoconazole,
tetracycline lactulosa,
topical, levofloxacine,
tranexamic acid, miconazole,
ursodeoxycholic nalidixic acid,
acid, nicotine oral,
vancomycin oral. nimodipine,
nystatin
(vaginal A),
ofloxacin,
omeprazole,
perphenazine,
prazosin,
prednisolone,
promethazine,
pseudoephedri
ne, pyrantel,
pyrazinamide,
rifampicin,
risperidone,
salbutamol,
scopolamine,
simethicon,
spiramycin,
spironolactone,
streptokinase,
sulfacetamide
opth & topical,
theophyline,
thiopental
sodium,
timolol,
tramadol,
triamcinolone,
trifluoperazine,
trihexyphenidil
.

Risiko Obat Kehamilan A, B, C, D, X Agar Bayi Tidak Cacat Lahir

 Kategori A
Obat yang terkategori A merupakan obat-obat yang cukup aman dikonsumsi ibu hamil.Studi
menunjukkan bahwa obat kategori ini tidak menyebabkan risiko kehamilan atau malformasi
pada trimester pertama.

 Kategori B

Kategori ini meliputi obat-obat yang masih jarang dikonsumsi ibu hamil namun juga tidak
menunjukkan adanya efek malformasi bagi janin.Studi reproduksi hewan telah gagal
menunjukkan risiko pada janin.

 Kategori C

Obat kategori ini bisa berdampak buruk pada janin namun biasanya dampaknya bisa membaik
kembali. Studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tetapi karena
manfaat potensial mungkin beberapa ibu hamil memerlukan penggunaan obat ini.

 Kategori D

Obat-obat golongan ini terbukti bisa menyebabkan malformasi dan berbahaya bagi janin. Risiko
bahayanya bersifat menetap atau tidak bisa membaik dengan sendirinya. Ada bukti positif risiko
janin manusia berdasarkan data reaksi yang merugikan dari pengalaman investigasi atau studi
pada manusia.

 Kategori X

Studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan janin dan dilarang untuk
dikonsumsi selama kehamilan. Obat ini memiliki efek negatif yang nyata dibandingkan
manfaatnya pada ibu hamil.

Daftar obat dalam kategori tidak aman sesuai kriteria FDA


Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D Kategori X
levothyroxine, metformin, tramadol, lisinopril, atorvastatin,
asam folat, hydrochlorothiazide, gabapentin, alprazolam, simvastatin,
liothyronine. cyclobenzaprine, amlodipine, losartan, warfarin,
amoxicillin, trazodone. clonazepam, methotrexate,
pantoprazole. lorazepam finasteride.
 

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Pada masa kehamilan pada Ny.M melakukan kunjungan ANC secara teratur sebanyak 2 kali pada
trimester I, sebanyak 6 kali pada trimester II, dan sebanyak 4 kali pada trimester III. Kunjungan
yang dilakukan Ny.M termasuk dalam ibu hamil resiko rendah dan keluhan-keluhan yang
dirasakan masih dalam batas normal.
a) tidak ada obat yang dianggap 100% aman bagiperkembangan janin
b) pengalaman penggunaan obat terhadap ibu hamil sangat terbatas
c) metabolism obat pada saat hamil lebih daripadasaat tidak hamil, sehinggaobat lebih lama
berada dalam tubuh
2. SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.
DAPTAR PUSTAKA

Aprilia, 2010, Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil dan
Melahirkan, Jakarta: Penerbit Gagas Media

Arsinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar asuhan Kebidanan Nifas normal. Jakata: EGC

Bandiyah, (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik.

Yogyakarta : Nuha

Marmi, dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Reeder, Sharon J. Martin, Leonide L. Koniak-Griffin, Deborah. 2011.Keperawatan
maternitas kesehatan wanita, bayi, & keluarga. Jakarta: EGC.
Saifuddin, Abdul Bahri (ed). 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.

Smith & Segal, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai