Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEHAMILAN

Nama : Sitti Rahmah

Nim : 142 2018 0079

Preceptor Institusi

(Yusrah Taqiyah, S.Kep., Ns., M.Kes)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan
berkesinambungan. (Marmi, 2011:11 dalam Ramadani et al., 2016). Dan tidak bisa di
pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga
penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah kesehatan. Agar
kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan normal, ibu membutuhkan
pelayanan kesehatan yang baik.
Peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi
menyatakan bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk
mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah, 2009 dalam Ramadani et al., 2016).
Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama periode ini. Karena pelayanan
asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan (continuity of care) saat di memang
sangat penting untuk ibu. Dan dengan asuhan kebidanan tersebut tenaga kesehatan
seperti bidan, dapat memantau dan memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan,
bersalin, serta sampai masa nifas. (Ramadani et al, 2016)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di
bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak
305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016 dalam Ramadani et al., 2016).
Kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar (49,5%),
kematian waktu hamil (26%) pada waktu nifas (24%) (Kementrian Kesehatan RI,
2012). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 di Indonesia
sebanyak 22,23/1000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Kematian neonatal
paling banyak asfiksia (51%), BBLR (42,9%), SC (18,9%), prematur (33,3%), kelainan
kongenital (2,8%) dan sepsi (12%) (Riskerdas, 2015 (Ramadani et al., 2016)
Berdasarkan data di atas masih banyak masalah yang terjadi pada proses
kehamilan sampai dengan keluarga berencana, penyebab tingginya AKI dan AKB di
Indonesia sendiri dikarenakan beberapa factor, salah satunya adalah tidak dilakukannya
asuhan secara berkesinambungan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
komplikasi pada ibu dan bayi, komplikasi yang tidak ditangani ini menyebabkan
kematian yang berkontribusi terhadap peningkatannya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Untuk penyebab tingginya AKI dan AKB di Indonesia
pada ibu hamil sendiri adalah komplikasi, dan yang terjadi adalah anemia dalam
kehamilan, tekanan darah tinggi/hiprtensi dalam kehamilan (preeklamsia/eklamsia),
aborsi dan janin mati dalam rahim, ketuban pecah dini serta adanya penyakit yang tidak
diketahui sehingga dapat mengangu proses kehamilan (Manuaba, 2012:227-281 dalam
Ramadani et al., 2016). Pada saat ibu bersalin sendiri komplikasi yang bisa terjadi
diantaranya adalah kelainan posisi pada janin atau presentasi bukan kepala, distosia,
inersia uteri, perdarahan intrapartum, prolap tali pusat serta adanya penyakit yang tidak
diketahui sehingga dapat mengganggu jalannya proses persalinan (Manuaba, 2010:371
dalam Ramadani et al., 2016).
Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat
penatalaksanaan yang benar. Ini terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara
Indonesia. Dengan keadaan tersebut memberi support dan memacu untuk memberikan
penatalaksanaan yang benar terkait asuhan keperawatan saat kehamilan. Dengan
demikian penulis ingin mempelajari lebih lanjut dalam management keperawatan pada
ibu hamil normal sehingga dapat: Menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan
asuhan yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobat dan merujuk bila terjadi
komplikasi,dan memberi pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan kesehatan
diri dan nutrisi selama hamil.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis kehamilan
2. Untuk mengetahui definisi hamil
3. Untuk mengetahui pemeriksaan ibu hamil
4. Untuk mengetahui skrining resiko tinggi hamil
5. Untuk mengetahui nutrisi ibu hamil
6. Untuk mengetahui konsep keperawatan pada ibu hamil
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu
maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genetalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk mendukung perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim selama proses kehamilan berlangsung. (Ruíz,
2015)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009: 89 dalam
Ramadani et al., 2016).
Kehamilan merupakan hasil pembuahan sel telur dari perempuan dan sperma
dari laki-laki, sel telur akan bisa hidup selama maksimal 48 jam, spermatozoa sel
yang sangat kecil dengan ekor yang panjang bergerak memungkinkan untuk dapat
menembus sel telur (konsepsi), sel-sel benih ini akan dapat bertahan kemampuan
fertilisasinya selama 2-4 hari, proses selanjutnya akan 11 terjadi nidasi, jika nidasi
ini terjadi, barulah disebut dengan kehamilan. Pada umumnya nidasi ini akan dapat
terjadi di dinding depan atau belakang rahim dekat pada fundus uteri, semakin hari
akan megalami pertumbuhan. Jika kehamilan berjalan secara normal semakin
membesar dan kehamilan akan mencapai aterm genap bulan (Ruíz, 2015).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu
proses yang natural bagi perempuan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
dengan rentang waktu 280 hari (40 minggu/ 9 bulan 7 hari).
2. Proses Kehamilan
a. Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung
ovum dibuahi oleh sperma atau terjadi penyatuan ovum dan sperma. Penetrasi
zona pelusida memungkinkan terjadinya kontak antara spermatozoa dan
membran oosit. Membran sel germinal segera berfusi dan sel sperma berhenti
bergerak. Tiga peristiwa penting terjadi dalam oosit akibat peningkatan kadar
kalsium intraseluler yang terjadi pada oosit saat terjadi fusi antara membran
sperma dan sel telur. Ketiga peristiwa tersebut adalah blok primer terhadap
polispermia, reaksi kortikal dan blok sekunder terhadap polispermia. Setelah
masuk kedalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel
telur dan membran inti (nukleus) sperma pecah. Pronukleus laki-laki dan
perempuan terbentuk (zigot). Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom
memisahkan diri dan pembelahan sel pertama terjadi (Heffner, 2008 dalam
Yuli, 2017).
b. Nidasi
Umumnya nidasi terjadi di dinding depat atau belakang uterus, dekat
pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjdi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Bila nidasi telah terjadi, mulailah terjadi diferensiasi zigot menjadi morula
kemudian blastula (Sukarni dan Wahyu, 2013). Blastula akan membelah
menjadi glastula dan akhirnya menjadi embrio sampai menjadi janin yang
sempurna di trimester ketiga (Saiffullah, 2015 Yuli, 2017).
3. Tanda dan gejala kehamilan
a. Tanda dugaan hamil
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3) Ngidam (menginginkan makan tertentu)
4) Syncope (pingsan)
5) Kelelahan
6) Payudara tegang
7) Sering miksi
8) Kontipasi atau obstipasi
9) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini:
a) Sekitar pipi: cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi,
hidung, pipi, dan leher).
b) Sekitar leher tampak lebih hitam.
c) Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), strie nigra, linea alba menjadi lebih
hitam (linea grisae/nigra).
d) Sekitar payudara: hiperpigmentasi aerola mamae sehingga terbentuk
areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada
yang merah muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit
coklat, dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar
montgometri menonjol dan pembuluh darah menifes sekitar payudara
(Prawirohardjo, 2010:134 dalam Ramadani et al., 2016)
e) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat strie akibat pembesaran bagian
tersebut (Walyani, 2015: 71 Ramadani et al., 2016)
b. Tanda kemungkinan hamil (Problem sign)
1) Perubahan abdomen, yaitu perubahan ukuran uterus menyebabkan
pertambahan lingkar abdomen secara bertahap.
2) Perubahan uterus. Dimana dalam 12 minggu pertama uterus berbentuk
menjadi bulat kuat, membesar, lunak dan berbentuk seperti rongga.
3) Tanda hegar menggambarkan perlunakan ekstrem segmen bawah uterus
sampai kedaerah yang dapat dikompresi hampir setipis kertas.
4) Ballotement. Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapt dirasakan oleh tangan pemeriksa (Ummi,
dkk. 2011:72).
5) Perubahan serviks. Pada usia sekitar 8 minggu gestasi, serviks mulai
melunak dan lubang eksternal serviks memperlihatkan konsistensi atau
derajat pelunakan, seperti lobus telinga atau bibir (dikenal dengan istilah
tanda Goodell). Sebagai perbandingan konsistensi serviks pada wanita yang
tidak hamil terasa sama dengan ujung hidung (Reeder, dkk. 2011:417
Ramadani et al., 2016).
6) Kontraksi Braxton Hicks. Apabila uterus di rangsang atau distimulasi
dengan rabaan akan mudah berkontraksi (Sulistyawati, 2012:124 Ramadani
et al., 2016). Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
aktomiosin di dalam otot uterus (Ummi, dkk. 2011:72 dalam Ramadani et
al., 2016).
c. Tanda pasti (positive sign) Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan
langsung keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa
(Walyani, 2015:73 Ramadani et al., 2016).
1) Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul setelah kehamilan
lanjut diatas empat bulan. Jika dengan ultrasound bunyi jantung janin dapat
didengar pada kehamilan 12 minggu (Sunarti, 2013:59-60 dalam Ramadani
et al., 2016).
2) Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan (Sunarti, 2013:60 dalam Ramadani et al., 2016)
3) Melihat rangka janin pada sinar Ro atau dengan menggunakan
ultrasonografi (Sunarti, 2013:60 Ramadani et al., 2016).
4. Perubahan Fisiologi Kehamilan Terhadap Sistem Tubuh
Menurut Sukarni dan Margareth (2013), Fauziah dan Sutejo (2012), dan Yuli
(2017), menuliskan bahwa perubahan-perubahan fisiologi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
1) Sistem reproduksi
a. Uterus Tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat pertumbuhan isi
konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hyperplasia jaringan,
progesteron berperan untuk elastisitas/ kelenturan uterus.
b. Vulva/ vagina Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan
progesteron, menyababkan warna menjadi merah kebiruan (tanda
Chadwick).
c. Ovarium Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan esterogen. Selama kehamilan
ovarium tenang/ beristirahat.
d. Payudara Akibat pengaruh estrogen terjadi hyperplasia sistem duktus dan
jaringan interstisial payudara. Mammae membesar dan tengang, terjadi
hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah
areola dan papilla akibat pengaruh melanotor. Puting susu membesar dan
menonjol.
2) Peningkatan berat badan.
Normal berat badan meningkat sekitar 6 sampai 16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ/ cairan intrauerin.
3) Perubahan pada organ-organ sistem tubuh lainnya:
a) Sistem respirasi; kebutuhan oksigen menigkat sampai 20%, selain itu
diafragma juga terdorok naik ke kranial terjadi hiperventilasi dangkal akibat
kompensasi dada menurun. Volume tidal meningkat, volume residu paru
dan kapasitas vital menurun.
b) Sistem gastrointestinal; estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping
mual dan muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala
sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/ perasaan ingin makan terus.
c) Sistem sirkulasi/ kardiovaskuler; tekanan darah selama pertengahan
pertama masa hamil, tekanan sistolik dan diatolik menurun 5-10 mmHg.
Selama trimester ketiga tekanan darah ibu hamil harus kembali kenilai
tekanan pada trimester pertama.
d) Sistem integumen; Striae gravidarum, Linea nigra, dan Chloasma.
e) Sistem mukuluskeletal; kram otot, sendi-sendi melemah dan karies gigi.
f) Sistem perkemihan; sering berkemih.
g) Sistem hematologi
Menurut Gant (2010 Yuli, 2017), perubahan yang terjadi pada sistem
hematologi terkadi pada volume darah, dimana volume darah pada atau
mendekati akhir kehamilan rata-rata adalah sekitar 45% di atas volume pada
keadaan tidak hamil. Derajat peningkatan volume sangat bervariasi.
Peningkatan terjadi pada trimester pertama, meningkat paling cepat selama
trimester kedua, kemudian peningkatan dengan kecepatan lebih lambat
selama trimester ketiga. Selain itu terjadi peningkatan peptida natriuretik
atrium terjadi sebagai respons terhdap diet tinggi natrium. Perubahan
hematokrit dan hemoglobin sedikit menurun selama kehamilan normal.
Akibatnya viskositas darah berkurang.
4) Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil
Menurut Yuli (2017), Kehamilan merupakan saat terjadinya krisis bila
keseimbangan hidup ternggangu.
a. Teori krisis. Tahap syok dan menyangkal, bingung dan preoccupation,
tindakan dan belajar dari pengalaman, intervensi memudahkan kembali
keadaan keseimbangan.
b. Awal penyesuaian terhadap kehamilan baik ibu maupun bapak mengalami
syok
a) Persepsi terhadap peristiwa bervariasi menurut individu.
b) Dukungan situsional penting untuk memberikan bantuan dan perhatian.
c) Mekanisme koping; kekuatan dan keterampilan dipelajari untuk
mengatasi stress.
c. Lanjutan penyesuaian terhadap kehamilan
a) Trimester pertama (bulan 1-3) Ditandai dengan adanya penyesuaian
terhadap ide-ide menjadi orang tua, tingkat hormon yang tinggi, mual
dan muntah serta lebih.
b) Trimester kedua (bulan 4-6) Waktu yang menyenangkan, respons
seksual meningkat, quickening memberikan dorongan psikologis.
c) Trimester ketiga (bulan 7-9) Letih, tubuh menjadi besar dan terlihat
aneh, kegembiraan yang menyusut dengan kelahiran bayi.
5. Ibu Hamil Golongan Resiko Tinggi
Sukarni dan Wahyu (2013 dalam Yuli, 2017), menulis ada beberapa golongan
ibu hamil yang dikatakan memiliki risiko tinggi walaupun dalam kesehariannya
hidup dengan sehat dan tidak menderita suatu penyakit. Golongan yang dimaksud
berisiko tinggi meliputi:
a. Ibu hamil terlalu muda dan terlalu tua (< 16 tahun dan > 35 tahun).
b. Ibu baru hamil setelah perkawinan selama 4 tahun.
c. Jarak dengan anak terkecil dengan anak > 10 tahun.
d. Jarak kehamilan terlalu dekat yaitu < 2 tahun.
e. Terlalu banyak anak yaitu > 4. 6) Tinggi badan terlalu pendek < 145 cm.
f. Terlalu gemuk atau terlalu kurus, ini akan berpengaruh pada gizi keduanya.
g. Riwayat persalinan jelek.
h. Riwayat adanya cacat bawaan atau kehamilan masa lalu.
i. Ibu seorang perokok berat, kecanduan obat dan memiliki hobi minum-minuman
keras.
6. Asuhan Antenatal Care (ANC)
a. Definisi ANC
Asuhan antenatal care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Yulaikhah, 2008). Pelayanan ANC dilakukan oleh tenaga yang profesional
dibidangnya sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari/ digeluti (Yeyeh, 2010
dalam Yuli, 2017).
ANC (Antenatal Care) merupakan perawatan atau asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil atau bayinya dengan
menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang
dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan
kesehatan (Mufdliah, 2009:168 dalam Ramadani et al., 2016).
b. Tujuan Asuhan Antenatal Care (ANC)
Menurut Maulana (2008 dalam Yuli, 2017), Status kesehatan dapat
diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya kepelayanan kesehatan
terdekat, puskesmas, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari
pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Antenatal Care (ANC) adalah
sebagai berikut:
a) Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian, kesehatan ibu dan janin
pun dapat dipastikan keadaannya.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu.
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan.
d) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat.
e) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi.
f) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal.
c. Manfaat ANC (Antenatal Care)
1) Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa
trauma fisik maupun mental yang merugikan
2) Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental
3) Ibu sanggup merawat dan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayinya
4) Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setelah kelahiran bayinya (Vivian, 2010:98 dalam Ramadani et
al., 2016).
d. Standart pelayanan antenatal 14 T (Francichandra, 2010:279 dalam
Ramadani et al., 2016):
1) Timbang berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap
5) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
6) Pemeriksaan HB
7) Pemeriksaan VDRL
8) Pemeriksaan protein urin
9) Pemeriksaan reduksi urin
10) Perawatan payudara
11) Senam hamil
12) Pemberian obat malaria
13) Pemberian kapsul minyak yodium
14) Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan
7. Prosedur Pemeriksaan Ibu Hamil
Berikut adalah prosedur pemeriksaan ibu hamil menurut (Deswani, 2017) :
1) Lakukan pemeriksaan keadaan umum dan kesadaran klien.
a. Apakah keadaan umum baik atau sakit?
b. Kesadaran compos mentis/penuh atau mengalami penurunan kesadaran.
2) Periksa tanda–tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, respirasi, nadi dan
suhu serta ukur berat badan ibu hamil dan tinggi badan ibu hamil. Pemeriksaan
TTV tersebut menggunakan alat seperti spigmomanometer, stetoskop,
termometer, dan jam detik.
3) Kaji kesimetrisan kepala, rambut
a. Lihat apakah ada benjolan pada kepala ibu?
b. Apakah rambut ibu mudah dicabut?
4) Kaji konjungtiva, sklera
a. Lihat apakah konjungtiva ibu anemis (pucat) atau tidak?
b. Sklera apakah ikterik/kuning atau tidak?
5) Kaji hidung, penciuman?
6) Kaji bibir, gigi
a. Apakah membran mukosa bibir lembap atau kering?
b. Gigi apakah utuh atau ada karies/bolong?
7) Kaji telinga, mastoid
a. Apakah ada massa pada telinga?
b. Apakahtulang mastoid ditekan apakah mengalami nyeri tekan?
8) Kaji adanya pembesaran KGB, thyroid
9) Auskultasi jantung paru
a. Auskultasi jantung dengan menggunakan stetoskop pada Intracostae (ICS)
II kanan, II kiri, IV kiri.
b. Auskultasi suara paru dengan menggunakan stetoskop pada paru kiri dan
kanan mulai ICS II kanan dan kiri, bandingkan apakah ada perbedaan suara
antara paru kanan dan paru kiri
10) Inspeksi kesimetrisan payudara, areola mamae dan penonjolan puting susu
a. Kaji apakah payudara kiri dan kanan simetris atau tidak?
b. Areola mamae apakah hitam atau tidak? C
c. Apakah puting susu menonjol keluar atau tidak?
d. Jika puting susu ibu hamil menonjol ke dalam atau datar (inverted) maka
anda dianjurkan untuk mengajarkan ibu teknik hoffman yaitu teknik
menekan areola mamae ke arah luar pada seluruh lingkaran puting susu. Hal
ini dimaksudkan agar puting susu ibu hamil dapat keluar.
11) Palpasi seluruh area mamae dan dan kaji pengeluaran kolostrum
a. Anda harus mengkaji, area mamae diraba dengan menekan seluruh
kuadran/sisi. Payudara kiri dan kanan harus dikaji.
b. Kaji adanya pengeluaran ASI/ kolostrum. Namun sebelum anda mengkaji
pengeluaran kolostrum/ASI anda harus menanyakan pada klien apakah ibu
pernah mengalami keguguran atau tidak, apakah ibu pernah mengalami
persalinan prematur atau tidak. Jika ibu pernah mengalami keguguran atau
persalinan prematur, maka anda tidak dianjurkan untuk banyak
memanipulasi/ melakukan pemeriksaan pada puting susu ibu. Hal ini dapat
menyebabkan ibu mengeluarkan hormon oksitosin sehingga dapat
merangsang kontraksi uterus dan keguguran atau persalinan prematur.
12) Lakukan inspeksi abdomen
a. Lihat abdomen ibu hamil, lihat apakah terdapat linea nigra, striae
gravidarum?
b. Jika ibu hamil sudah masuk ke trimester II atau III, maka Anda dapat
melanjutkan pemeriksaan leopol
13) Lakukan manuver leopold 1
a. Sebelum Anda melakukan pemeriksaan Leopold, anjurkan ibu untuk BAK,
agar ibu merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan.
b. Kemudian posisikan ibu supine/terlentang dengan satu bantal di bawah
kepala dan dengan posisi lutut fleksi/menekuk.
c. Tempatkan gulungan handuk kecil di bawah pinggang kanan atau kiri klien
untuk memindahkan uterus jauh dari pembuluh darah mayor (untuk
mencegah terjadinya sindrom hipotensi akibat supine/ terlentang). Jika
menggunakan tangan kanan, berdiri di sebelah kanan klien, lihat wajah
klien.

Leopold I bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus
uterus ibu hamil.

a. Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan,
maka bagian itu adalah kepala janin.
b. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah
bokong janin.
c. Jika bagian fundus itu teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah
punggung janin.
d. Jika bagian fundus itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu adalah
ekstremitas janin.
14) Lakukan manuver leopold 2 Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian
janin yang terdapat pada bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil.
a. Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan,
maka bagian itu adalah kepala janin.
b. Jika anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah
bokong janin.
c. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba memanjang dan keras maka
bagian itu adalah punggung janin.
d. Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu
adalah ekstremitas janin.
15) Lakukan manuver leopold 3 Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian
janin yang terdapat pada bagian presentasi/bawah uterus ibu hamil
a. Jika pada saat mempalpasi Anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan,
maka bagian itu adalah kepala janin.
b. Jika Anda merasakan lembut, agak melenting, maka bagian itu adalah
bokong janin.
c. Jika bagian kanan atau kiri uterus itu teraba memanjang dan keras maka
bagian itu adalah punggung janin.
d. Jika bagian kanan atau kiri itu teraba bagian–bagian kecil, maka bagian itu
adalah ekstremitas janin.
e. Jika saat Anda palpasi hasilnya adalah kepala, maka goyangkan bagian
kepala janin tersebut, apakah kepala masih goyang atau terfiksasi.
f. Jika kepala masih dapat digoyangkan dengan tangan Anda maka anda tidak
perlu melakukan pemeriksaan Leopold IV. Namun jika saat melakukan
palpasi Anda merasakan bahwa kepala tidak dapat digoyangkan maka Anda
lanjutkan pemeriksaan ke Leopold IV.
16) Lakukan manuver leopold 4 Leopold IV bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana kepala masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP). Cara pemeriksaannya
adalah tempatkan jari–jari tangan Anda dengan tertutup di sebelah kiri dan
kanan pada segmen bawah rahim kemudian tentukan letak dari bagian
presentasi tersebut (konvergen/ divergen).
17) Tentukan TFU
a. Untuk mengetahui Tinggi Fundus Uteri (TFU), Anda harus pastikan apakah
ibu hamil sudah memasuki trimester II atau III atau belum.
b. Jika sudah memasuki trimester II atau III, maka Anda harus menentukan
TFU dengan cara mengumpulkan rahim/uterus ibu kemudian tentukan
fundus uterus. Lalu gunakan meteran/metline dan lakukan pengukuran
dengan cara mengukur fundus uterus ibu hamil sampai simfisis pubis ibu.
Lihat berapa cm TFU ibu hamil.
18) Auskultasi DJJ
a. Anda dapat menggunakan dopler atau monoaural untuk mengauskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ). Jika Anda menggunakan monoaural maka
pastikan bagian yang menempel telinga anda adalah bagian yang datar, dan
yang menempel pada bagian perut ibu adalah yang berlubang. Jika anda
menggunakan dopler, maka anda harus mengoleskan jelli pada permukaan
area yang akan diauskultasi.
b. Cara menentukan punctum maksimum (pusat terdengarnya DJJ) maka
pastikan dimana posisi punggung dan kepala janin. Tentukan pusar/pusat
ibu.
c. Jika punggung janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di
fundus maka tarik garis lurus dari pusat ke arah ketiak kiri ibu. Hitung 3 jari
dari arah pusar ke arah ketiak kiri, kemudian tempelkan monoaural atau
dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
d. Jika punggung janin berada pada uterus kanan ibu dan kepala janin berada
di fundus maka tarik garis lurus dari pusat ke arah ketiak kanan ibu. Hitung
3 jari dari arah pusar ke arah ketiak kanan, kemudian tempelkan monoaural
atau dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
e. Jika punggung janin berada pada uterus kanan ibu dan kepala janin berada
di simfisis pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah
selangkangan/SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kanan ibu.Hitung 3
jari dari arah pusar ke arah selangkangan/SIAS (Supra Iliaka Anterior
Posterior) kanan, kemudian tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ
selama 1 menit penuh.
f. Jika punggung janin berada pada uterus kiri ibu dan kepala janin berada di
simfisis pubis maka tarik garis lurus dari pusat ke arah selangkangan/SIAS
(Supra Iliaka Anterior Posterior) kiri ibu. Hitung 3 jari dari arah pusar ke
arah selangkangan/SIAS (Supra Iliaka Anterior Posterior) kiri, kemudian
tempelkan monoaural atau dopler. Hitung DJJ selama 1 menit penuh.
19) Nilai frekuensi, keteraturan, kekuatan, detak jantung Anda kaji berapakah
frekuensi DJJ, keteraturan, kekuatan, detak jantung janin
20) Kaji kebersihan perineum Anjurkan ibu untuk membuka pakaian bawah dan
pakaian dalamnya.
21) Kaji adanya perdarahan/pengeluaran pervaginam, hemoroid, varises, leukorhea,
luka parut, massa, cairan
a. Anda harus mengkaji apakah ibu mengalami perdarahan pervaginam.
b. Apakah ada hemoroid?
c. Apakah ada varises pada vagina/vulva?
d. Apakah ada keputihan/ leukorhea?
e. Apakah ada luka/ jaringan parut?
f. Apakah ada massa di vulva?
22) Kaji ada/tidaknya edema
a. Anda kaji apakah ada edema pada kedua tungkai/kaki ibu hamil dengan cara
menekan area di atas mata kaki/maleolus.
b. Lihat apakah saat ditekan ada cekungan atau tidak pada permukaan yang
ditekan. Jika terdapat cekungan maka ibu mengalami edema
23) Kaji adanya varises Anda kaji apakah ada varises didaerah kaki atau belakang
lutut ibu.
24) Lakukan reflex patella Lakukan pemeriksaan reflex patella pada kedua lutut ibu.
25) Setelah selesai, rapikan alat dan ibu
26) Lakukan evaluasi
a. Evaluasi respon klien setelah dilakukan pemeriksaan.
b. Rencanakan tindakan yang akan datang.
c. Kontrak waktu yang akan datang.
27) Lakukan dokumentasi hasil pemeriksaan dengan:
a. Mencatat semua tindakan dan respon klien.
b. Mencatat jelas, ditandatangani dan nama jelas.
c. Tulisan salah, dicoret, kemudian diparaf.
d. Catatan dibuat dengan ballpoint/tinta
8. Skrining Kehamilan Resiko Tinggi
Upaya menurunkan angka kematian ibu menjadi salah satu prioritas utama
pembangunan nasional bidang kesehatan di Indonesia. Untuk meningkatkan status
kesehatan ibu, perlu dilakukan berbagai upaya kesehatan baik yang bersifat
promotif, preventif, maupun kuratif dan rehabilitatif. Langkah penapisan (skrining)
dari risiko kehamilan penting dilakukan untuk dapat menentukan penanganan
selanjutnya pada tiap ibu hamil. Pelayanan antenatal menjadi kunci utama
penapisan tersebut sehingga harus dilakukan secara komprehensif, terpadu dan
berkualitas.(Falah, 2015)
Antenatal care (ANC) terpadu merupakan salah satu program yang disusun oleh
kementrian kesehatan RI untuk dapat mendeteksi dini masalah/penyakit pada ibu
hamil. Diharapkan dengan ANC terpadu pada fasilitas kesehatan primer maka
status kesehatan ibu akan meningkat dan dapat menurunkan angka kematian ibu.
Pada ANC terpadu dilakukan penapisan pada faktor risiko dan penyakit yang dapat
berpengaruh pada kehamilan.(Tanaya, 2015)
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu dibagi menjadi penyebab
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung berhubungan dengan komplikasi
kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklamsia/ eklamsia, infeksi,
persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung adalah faktor yang dapat
memperberat keadaan ibu hamil dan mempersulit penanganan kedaruratan seperti
empat terlalu dan tiga terlambat.(Tanaya, 2015)
Empat terlalu terdiri dari terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan
terlalu dekat jarak kehamilan, sedangkan tiga terlambat meliputi terlambat
mengenali tanda bahaya, mengambil keputusan, mencapai fasilitas kesehatan dan
terlambat penanganan kegawat daruratan.Faktor lain yang berpengaruh adalah ibu
hamil yang menderita penyakit menular seperti malaria, HIV/AIDS, tuberkulosis,
sifilis, dan tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, gangguan jiwa, dan
kekurangan gizi.(Tanaya, 2015)
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, pelayanan standar yang harus
dilakukan meliputi beberapa hal. Pertama di lakukan penimbangan berat badan
setiap kali kunjungan antenatal. Penambahan berat badan kurang dari 9 kg selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulan menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.Kedua, lakukan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) sebagai
skrining dari ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK). Apabila LiLA < 23,5
cm, ibu mengalami KEK dan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR).
Selanjutnya penting dilakukan pengukuran tekanan darah untuk mendeteksi
adanya hipertensi (>140/90 mmHg). Perlu diwaspadai tanda-tanda preeklamsia
yang lain seperti edema wajah, tungkai atau proteinuria. Pengukuran tinggi fundus
uteri setiap kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin
dan kesesuaian dengan usia kehamilan.
Hitung denyut jantung janin (DJJ) dimulai dari akhir trimester I. Nilai normal
DJJ adalah 120-160x/menit. Tentukan presentasi janin sejak akhir trimester II. Jika
pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk ke
panggul, waspadai kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain.
Untuk mencegah tetanus neonatorum, setiap ibu hamil diberikan imunisasi TT
disesuaikan dengan status imunisasi ibu. Berikan tablet tambah darah minimal 90
tablet sejak kontak pertama. Lakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin pada
trimester pertama yaitu pemeriksaan hemoglobin (diulang pada trimester ketiga)
dan golongan darah, dan pemeriksaan lain atas indikasi seperti protein utin, gula
darah/reduksi, malaria, batang tahan asam (BTA), sifilis, serologi HIV.
Pemeriksaan USG juga dapat dilakukan untuk mengetahui perkembangan janin.
Setelah dilakukan pemeriksaan, tenaga kesehatan dapat menentukan
penanganan selanjutnya bagi masing-masing ibu hamil. Kasus yang tidak dapat
ditangani harus dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. Kehamilan dapat
diklasifikasikan sesuai hasil pemeriksaan. Kehamilan normal adalah keadaan
dimana keadaan umum ibu baik, tekanan darah < 140/90 mmHg, bertambah berat
badan minumal 8 kg selama kehamilan sesuai indeks massa tubuh (IMT) ibu, edema
hanya pada ekstremitas, DJJ 120-160x/menit, gerakan janin dapat dirasakan sejak
usia 18-20 minggu hingga melahirkan, tidak ada kelainan obstetri, ukuran fundus
uteri sesuai usia kehamilan, dan hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam
batas normal.
Pada kasus ibu hamil dengan perdarahan antepartum atau preeklamsia yang
ditandai dengan hipertensi, edema wajah dan tungkai, dan proteinuria, maupun
adanya tanda gawat janin maka pasien harus dirujuk untuk penanganan sesuai
standar karena termasuk keadaan gawat darurat. Pada keadaan ini kehamilan
diklasifikasikan sebagai kehamilan dengan kondisi kegawat daruratan dan
membutuhkan rujukan segera.
Klasifikasi selanjutnya adalah kehamilan dengan msalah kesehatan yang
membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan/atau kerjasama penanganannya.
Contohnya pada ibu dengan riwayat kehamilan sebelumnya janin atau neonatus
mati, keguguran ≥ 3x, bayi < 2500 g atau > 4500 g, hipertensi, dan operasi. Selain
itu pada kehamilan ini ditemukan kehamilan ganda, usia ibu < 16 tahun atau > 40
tahun, hipertensi, massa pelvis, penyakit jantung, ginjal, diabetes melitus, malaria,
tuberkulosis, sifilis, TBC, anemia berat, HIV, dan masalah kesehatan jiwa.
Kenaikan berat badan ibu hamil < 1 kg/bulan atau dengan risiko KEK LiLA < 23,5
cm, tinggi badan < 145 cm, tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kelainan letak janin pada trimester III, dan infeksi saluran kemih perlu dirujuk untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
Ibu hamil dengan demam dapat ditangani di fasilitas kesehatan primer sesuai
penanganan demam. Namun apabila dalam dua hari masih demam atau keadaan
umum memburuk maka perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan lebih lengkap. Bila pada
pemeriksaan tekanan darah ibu 140/90 mmHg tanpa proteinuri maka tangani
hipertensi sesuai standar, periksa ulang dalam dua hari, bila meningkat maka segera
rujuk. Apabila terdapat gangguan janin perlu untuk segera dirujuk. Ibu hamil
dengan hipertensi berat (diastol ≥ 110 mmHg) tanpa proteinuria perlu dirujuk.
Ibu hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga diklasifikasikan
sebagai kehamilan dengan masalah khusus, seharusnya dirujuk ke rumah sakit
dengan fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) terhadap korban kekerasan.
Rujukan dapat dilakukan pada rumah sakit umum ataupun rumah sakit POLRI.
Beberapa pusat kesehatan di Jawa Timur menetapkan kartu skor Poedji Rochjati
(KSPR) untuk membantu mendeteksi dini faktor risiko pada kehamilan. Kartu ini
menggolongkan kelompok risiko ibu hamil menjadi kehamilan risiko rendah
dengan skor 2, kehamilan risiko tinggi dengan skor 6-10, dan kehamilan risiko
sangat tinggi dengan skor ≥ 12. Poin-poin yang menjadi penilaian adalah kehamilan
itu sendiri (skor 2), primi muda (hamil anak pertama usia ≤ 16 tahun), primi tua
(lama perkawinan ≥ 4 tahun, ibu umur ≥ 35 tahun), anak terkecil < 2 tahun, primi
tua sekunder ( persalinan terakhir ≥ 10 tahun yang lalu), grande multi (melahirkan
≥ 4 kali).
Poin lain yang dihitung pada KPSR adalah tinggi badan ≤ 145 cm, riwayat
obstetri jelek (keguguran, lahir preterm, lahir mati, lahir hidup lalu mati usia ≤ 7
hari, keguguran ≥ 2 kali, riwayat janin mati dalam kandungan), bekas operasi
caesar, penyakit pada kehamilan, pre eklamsia, hamil kembar, hidramnion, janin
mati dalam rahim, hamil lebih bulan, letak sungsang atau lintang, perdarahan
antepartum, preeklamsia berat/eklamsia. Apabila hasil skor pasien tergolong KRT
maka persalinan harus dilakukan di tenaga kesehatan, sedangkan pada pasien KRST
persalinan harus di RS atau spesialis kandungan. (Falah, 2015)
9. Nutrisi Pada Ibu Hamil
Gizi dan Nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama
kehamilan berlangsung. Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan sangat
membantu ibu hamil dan janin tetap sehat. Status gizi merupakan status kesehatan
yang dihasilkan oleh keseimbangan antara hubungan dan masukan nutrisi. Gizi ibu
hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi selama
kehamilan yaitu dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil. (Dewi, 2017)
a. Tujuan
1) Pertumbuhan rahim (uterus)
2) Payudaya
3) Volume Darah
4) Plasenta
5) Air Ketuban
6) Pertumbuhan Janin
b. Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume
darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi
oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan
sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya. (Dewi, 2017)
Menurut (Dewi, 2017) Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil
perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya.
Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang
dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk
dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang
dimakan. Penambahan kebutuhan gizi selama hamil meliputi:
1) Energi Menurut RISKESDAS 2007 Rerata nasional Konsumsi Energi per
Kapita per Hari adalah 1.735,5 kkal.
2) Protein
Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram
tiap harinya, sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya.
Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan
17 gram tiap hari. Protein digunakan untuk: pembentukan jaringan baru baik
plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan
cadangan darah dan Persiapan masa menyusui.
3) Lemak Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan
plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui.
Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan tirmester III.
4) Karbohidrat Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta
meningkatkan asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
5) Vitamin, seperti: Asam folat, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D,
Vitamin E dan Vitamin K. f. Mineral mencakup zat besi, zat seng, kalsium,
yodium, fosfor, flour dan natrium.
Daftar Angka Kecukupan Gizi
per orang/hari yang di anjurkan
Zat Gizi Kebutuhan Kebutuhan Sumber
wanita dewasa wanita hamil makanan
Energi (kalori) 2500 +300 Padi – padian
jagung, umbi-
umbian, mi, roti
Protein (gram) 40 +10 Daging, ikan,
telur, kacang –
kacangan, tahu,
tempe
Kalsium (mg) 0,5 +0,6 Susu, ikan teri,
kacang-
kacangan,
sayuran hijau
Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati,
sayuran hijau
Vit. A (SI) 3500 +500 Hati, kuning
telur, dan buah
berwarna hijau
dan kuning
kemerahan
Vit. B1 (mg) 0,8 +0,2 Biji-bijian, padi
– padian,
kacang –
kacangan,
daging
Vit. B2 (mg) 1,3 + 0,2 Hati, telur,
sayur, kacang -
kacangan
Vit. B6 (mg) 12,4 +2 Hati, daging,
ikan, biji-bijian,
kacang -
kacangan
Vit C (mg) 20 +20 Buah dan sayur
Sumber : widyakarya pangan dan gizi VIII ( dalam Dewi, 2017)

Sumber Buku KIA 2016 (dalam Dewi, 2017)


c. Menurut (Dewi, 2017) Pengaruh gizi pada kehamilan mencakup :
1) Gizi pra hamil (Prenatal): Gizi yang baik akan membuat kehamilan minim
komplikasi dan sedikit bayi prematur.
2) Gizi Pranatal: Kurangnya gizi mempengaruhi terjadinya bayi premature,
gangguan kongenital, bayi lahir mati.
d. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil bisa diketahui dengan (Dewi, 2017) :
1) Perubahan berat badan selama kehamilan berlangsung. Pada akhir
kehamilan kenaikan berat badan hendaknya 12,5-18 kg untuk ibu yang
kurus. Sementara untuk berat badan ideal cukup 10-12 kg dan untuk ibu
yang tergolong gemuk cukup naik < 10 kg.
2) Hemoglobin merupakan parameter untuk prevelensi anemia.
3) Lingkar Lengan Atas (LILA) dilakukan untuk menegtahui resiko
kekurangan energi protein. Ambang Batas LILA adalah 23,5 cm, yang
artinya wanita tersebut beresiko melahirkan bayi BBLR.
4) Relative Body Weight (RBW) yaitu standar penilaian kecukupan kalori.
e. Cara mendapatkan gizi seimbang saat kehamilan (Dewi, 2017) :
1) Makanlah dengan pola gizi seimbang dan bervariasi,
2) porsi lebih banyak dari sebelum hamil
3) Tidak ada pantangan makanan selama hamil
4) Cukupi kebutuhan air minum pada saat hamil (10 gelas / hari)
5) Jika mual, muntah dan tidak nafsu makan maka pilihlah makanan yang tidak
berlemak dalam porsi kecil tapi sering. Seperti buah, roti, singkong dan
biskuit.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Data.
Tanggal....................Jam.........Tempat........
a. Data Subyektif
1) Biodata.
 Nama suami/istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta
mencegah kekeliruan (marjati dkk,2010;87 dalam Falah, 2015)
 Umur : kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan
sangat menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan, kualitas
sel telur wanita usia ini sudah menurun jika dibandingkan dengan sel
telur pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun) (Ari S,2009:99 dalam
Falah, 2015)
 Agama : Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan
asuhan saat hamil dan bersalin
 Pendidikan : Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan
konseling sesuai pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu hamil juga
sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya. (Ari S, 2009;104
dalam (Falah, 2015)
 Pekerjaan : Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan
lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja (Ari S,2009;105 dalam
Falah, 2015)
 Alamat : Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya
tentang kehamilan serta untuk kunjungan rumah jika diperlukan.
(marjati,dkk:2010:87 dalam Falah, 2015)
 Penghasilan : Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila
sewaktu – waktu ibu dirujuk. Juga sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil (Ari S,2009;104 dalam Falah,
2015)
2) Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol
atau kunjungan ulang ataupun ada keluhan.(Ari S,2009;167 dalam Falah,
2015)
3) Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada
saat hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM II
dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit (TM II dan III), Kram kaki
(TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri ligamentum rotundum
(TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah (TM I), sakit
punggung (II dan III)
4) Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya.
Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat
berakibat serius bagi ibu. Hipertensi dapat mempredisposisikan pada
trombosit vena profilasi dan selanjutnya embolisme paru. Kondisi lain
seperti asma, epilepsi, infeksi memerlukan pengobatan dan dapat
menimbulkan efek samping pada janin. Komplikasi media utama seperti
DM, jantung memerlukan keterlibatan dan dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 dalam (Falah, 2015) riwayat kesehatan
yang dapat berpengaruh pada kehamilan antara lain:
 Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin
dalam kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum.
 TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan
menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran.
Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum.
 Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran
prematur/ lahir mati.
 Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature,
hydraamnion, kelainan bawaan,BBL besar, kematian janin dalam
kandungan.
 HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI
dan ibu mudah terinfeksi.
(Salmah,2006;134 dalam Tanaya, 2015)
5) Riwayat kesehatan Keluarga.
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC,
jantung, DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan
berdampak pada kehamilan. (Unpad, 1983;155 dalam Falah, 2015)
6) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
 Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti
hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur,
dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
 Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan
dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran terdahulu
melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin
melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di
uterus, jika insisi uterus berada dibagian bawah melintang, nukan
vertikal maka bayi diupayakan untuk dikeluarkan pervaginam.
 Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan
fisik dan emosi ibu harus diperhatikan
(Wheeler,2004; 37 dalam Falah, 2015)

7) Riwayat haid.
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi /
kandungan, meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada wanita
indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun), lamanya(frekuensi haid
bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid ( lebih awal atau lebih lambat dari
siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT(membantu penetapan
tanggal perkiraan kelahiran), keluhan saat haid(keluahn yang disampaikan
dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit kepala sampai pingsan
atau jumlah darah yang banyak)(Ari S, 2009;157 dalam Falah, 2015)
8) Riwayat pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama menikah
dan berapa lama menikah. (Marjati dkk, 2010;126 dalam Falah, 2015). Jika
hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka secara
otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya. (Ari S,2009;101 dalam
Falah, 2015)
9) Riwayat kehamilan sekarang.
a. Trimester I : berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan,
ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
b. Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan
gerakan janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada
usia 18 minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang
didapat. (marjati dkk,2010; 81 dalam Falah, 2015)
c. Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan
selama hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
(Marjati dkk, 2010;126 dalam Falah, 2015)
10) Riwayat KB.
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu
menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lam, keluhan selama ikut
KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk
mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau tidak.,
11) Pola kebiasaan sehari-hari.
a) Pola Nutrisi.
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5
gram/hari( trimester akhir membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi rata –
rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari
3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi, satu entong nasi, satu potong
daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu dan
buah.
b) Pola Istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun
malam untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan
istirahat ibu hamil:
 Malam + 8-10 jam/hari
 Siang + 1-2 jam/hari
c) Pola eliminasi.
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos
dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan untuk
Bak ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing.
d) Pola Aktifitas.
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak
terlalu lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu
kehamilannya, ibu hamil utamanya trimester I dan II membuuhkan
bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah.
Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi
pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus.
e) Pola seksual
Trimester I : Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan
abortus
Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu
yang mulai membesar.
Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat
menyebabkan ketuban pecah dini dan persalinan
prematur.(Bobak,2004;135 dalam Falah, 2015)
f) Riwayat Psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial,
persepsi tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan.
Bagaimana dukungan keluarga adanya respon positif dari keluarga
terhadap kehamilannya akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam
menerima perannya (Ari S,1009;173 dalam Falah, 2015)
g) Pola Seksual
Gairah seksual menurun pada awal – awal kehamilan, kemudian
meningkat pada trimester kedua karena ibu sudah dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan tubuhnya. (Helen Varney,2006;37 dalam (Falah,
2015)
b. Data Obyektif.
1) Pemeriksaan Umum.
 K/U : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum
pasien secara keseluruhan (Ari S,2009;174)
 Kesadaran: Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009;174
dalam (Falah, 2015)
 TD: tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg dengan
diastole maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg.
(Patricia,2005; 759 dalam(Falah, 2015). Pada ibu hamil tekanan darah
menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik menurun
hingga 8 – 10 mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin
(Helen Varney,2007;499 dalam Falah, 2015)
 Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit.
 Suhu : Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu tubuh
hamil > 37,5 C dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
 RR : Normal (12-20 x/menit)(Patricia,2005;759)
 Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas maksimum
tidak terpengaruh selama kehamilan berlangsung. Ibu hamil akan
bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya
(manuaba,1998:109 dalam (Falah, 2015)
 BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah
0,5kg/hari) (Ari S,2009; 69 dalam (Falah, 2015)
 TB : < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan
kesempitan panggul) (manuaba,1998;134 dalam (Falah, 2015)
 Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
2) Pemeriksaan Fisik.
a) Inspeksi.
 Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah
rontok/tidak
 Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma
gravidarum sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia,
perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
 Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera
icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis
 Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
 Mulut&gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi
menandakan ibu kekurangan kalsium.
 Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu
kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak
 Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada
areola mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam
membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan menyusui.
Adakah striae gravidarum.
 Genetalia :bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.
 Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes
melitus, varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi
jalannya persalinan. (Ummi Hani dkk, 2006;96 dalam (Falah, 2015)
b) Palpasi.
Tujuan:
 untuk mengetahui umur kehamilan
 Untuk mengetahui bagian bagian janin
 Untuk mengetahui letak janin
 Janin tunggal atau tidak
 Sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam rongga
panggul
 Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
 Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi
 Kepala : adakah benjolan abnormal
 Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal
ini berpengaruh pada saat persalinan terutama saat meneran. Hal
ini dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi
gagal jantung. Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada
potensial terjadi kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan
keguguran. Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada
kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit misal TBC,
radang akut dikepala
 Dada : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi
pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20
minggu.
 Abdomen :
Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan
TFU dan bagian yang teraba di fundus uteri. Pengukuran
tinggi fundus uteri
- Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
- minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
- 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
- 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
- 24 minggu TFU setinggi pusat
- 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
- 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
- 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
- minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
- Tanda kepala : keras, bundar, melenting
- Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
Leopold II :Menentukan letak punngung anak padaletak
memanjang dan menentukan letak kepala pada ketak lintang
Leopold III :Menentukan bagian terbawah janin, dan
apakah bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum.
Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
 Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan
Diabetes melitus.
c) Auskultasi
Tujuan:
menentukan hamil atau tidak
Anak hidup atau mati
Membantu menentukan habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi
anak tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan
perbedaan 10 detik.
 Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya
asma atau TBC yang dapat memperberat kehamilan.
 Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
d) Perkusi.
Reflek patella :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1
(Marjati dkk, 2010; 12-13 dalam Falah, 2015)
3) Pemeriksaan Penunjang.
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan
darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis
Normal Masalah Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia

Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine


Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan
Darah ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada
janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing cacing
dan parasit

b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan
ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada
kondisi – kondisi
- Diperlukan tanda pasti hamil
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
- Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
- Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
- Mengetahui posisi plasenta
- Mengetahui adanya IUFD
- Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati
dkk, 2010;95-97 dalam Falah, 2015)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek
dari perubahan hormone
b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Penekanan kandung kemih
karena pembesaran uterus.
c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya
informasi.
d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan
e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah
abdomen yang mengalirkan O2
3. Intervensi Keperawatan
a. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh efek
dari perubahan hormone
Tujuan : Ketidaknyamanan berkurang/ hilang
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan
diri yang tepat
2) Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
Intervensi
1. Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang dirasakan klien
R : Menentukan intervensi selanjutnya
2. Kaji TTV klien
R : Ketidaknyamanan dapat diakibatkan pola nafas, curah jantung,
temperature/suhu yang tidak stabil
3. Atur posisi klien senyaman mungkin saat dilakukan pengkajian/ pemeriksaan
R : posisi menentukan perasaan / ketidajknyamanaan dari klien atau ibu
hamiL
4. Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat berada
dirumah dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 x dengan porsi
sedikit), dan aktivitas
R : posisi tubuh, porsi makan, dan aktivitas berlebih adalah faktor penyebab
munculnya ketidaknyamanan saat hamil
5. Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien saat pengkajian / pemeriksaan
R : peningkatan kenyamanan bagi klien
6. Kolaborasikan dengan dokter ahli kandungan dalam tindakan pengobatan
bila perlu
R : pengobatan efektif dan aman pada ibu hamil
b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan kandung kemih
karena pembesaran uterus.
Tujuan : Masalah eliminasi urin dapat teratasi
kriteria hasil :
1) Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
2) Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan
evaluasi/intervensi medis
3) Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada
daerah wajah dan ekstremitas
Intervensi
1. Kaji kenaikan berat badan
R : Mendeteksi penambahan BB berlebih dan retensi cairan yang tidak
terlihat
2. Memberi penjelasan tentang perubahan sistem perkemihan selama
kehamilan
R : Penekan terjadi pada kandung kemih akibat pembesaran uterus
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi miring saat tidur
R : Meningkatkan perkusi ginjal memobilisasi bagian edema
4. Anjurkan klien menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang
lama
R : Posisi memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan
5. Berikan info mengenai perlunya masukan cairan 6-8 gelas perhari
R : Memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan
ekspansi paru.
c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya
informasi.
Tujuan : menambah wawasan tentang perawatan kehamilan
Kriteria Hasil :
1) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
3) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
Intervensi :
1. Kaji tingkat pendidikan ibu
R : Mengetahui tingkat pendidikan ibu dapat memudahkan memberikan
penjelsan tentang perawatan kehamilan
2. berikan penjelasan tentang perubahan-perubahan biologis dan psikologis
normal pada ibu hamil
R : mencegah tingkat kekhawatiran pada ibu selama kehamilan
3. berikan imunisasi TT 0,5 ml IM
R : melindungi bayi pada saat lahir dari tempat yang tidak bersih dan
mencegah bakteri menyerang bayi baru lahir
4. lakukan diskusi tentang penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, resiko komplikasi kehamilan, dan hal-hal yang dapat
membahayakan janin.
R : Membantu ibu mengetahui tentang hal – hal yang beresiko selama
kehamilan
5. jelaskan rencana perawatan dan pengobatan.
R : Membantu ibu mengetahui hal – hal yang perlu dilakukan saat kehamilan
dan proseS saat kehamilan dan proses pengobatan jika terjadi sakit pada ibu
d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan.
Tujuan : masalah gangguan tidur teratasi
Kriteria hasil :
1) Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
2) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
Intervensi
1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan
R : Membantu mengidentifikasi kebutuhan pola tidur
2. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam pada
siang hari dan 8 jam pada malam hari.
R : Meringankan rasa lelah
3. Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas
R : Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, dapat
mempersulit tidur
4. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R : Memungkinkan diafragma menurun, membantu mengembangkan
ekspansi.
e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah
abdomen yang mengalirkan O2
Tujuan : Pola nafas kembali normal
Kriteria Hasil :
1) Klien mengatakan sesak nafas berkurang
2) Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi
pernafasan
Intervensi
1. Kaji status, pola, frekuensi pernafasan
R : Menentukan luas atau beratnya masalah
2. Kaji riwayat medis terdahulu, misalnya : riwayat alergi, asma,
tuberculosis.
R : Masalah lain dapat mempengaruhi pola nafas dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu/janin
3. Posisikan ibu dengan posisi senyaman mungkin.
R : Menghindari masalah pola nafas akibat posisi yang salah / kurang tepat
4. Beri informasi pada ibu tentang kesulitan pernafasan dan program latihan
yang realistis.
R : Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang tidak stabil / tidak
efektif dan agar ibu dapat mengatasi apabila terjadi sesak tiba-tiba.
5. Berikan lingkungan yang nyaman, aman, tenang, bebas dari asap rokok /
bau yang menyengat.
R : Menghindari sesak akibat rangsangan zat kimia yang berbau
menyengat
6. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian oksigen bila diperlukan
R : Tindakan efektif dan efisien dalam menangani sesak
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. (2017). Bahan Ajar Keperawatan Maternitas. http://poltekkesbanten.ac.id/wp-


content/uploads/2017/12/KEPERAWATAN-MATERNITAS-DAFTAR-ISI.pdf

Dewi, A. (2017). Gizi Pada Ibu Hamil. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1, 12–15.
https://mars.umy.ac.id/wp-content/uploads/2017/11/Gizi-pada-Ibu-Hamil.pdf

Falah, N. (2015). LAPORAN_PENDAHULUAN_KEHAMILAN.


https://www.academia.edu/37619817/LAPORAN_PENDAHULUAN_KEHAMILAN

Ramadani, R. F., Erastus Mosha, & Ramadani, R. F. (2016). NO TITLE. c, 1–43.


https://doi.org/10.16526/j.cnki.11-4762/tp.2016.11.051

Ruíz, A. A. B. (2015). NO TITLE. 3(2), 54–67.


http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf

Tanaya, Y. (2015). ASKEP_KEHAMILAN_NORMAL.


https://www.academia.edu/19538522/ASKEP_KEHAMILAN_NORMAL

Yuli. (2017). Pengertian Kehamilan. 1–22. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Anda mungkin juga menyukai