Disusun Oleh :
EKALIA YULIANTI / 171500
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA Tn. W DENGAN IBU HAMIL
Yogyakarta,2 Desember 2019
Praktikan
(Ekalia Yulianti)
Mengetahui,
1) Anamnesis/pengkajian.
a) Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur,
pekerjaan, nama suami, agama, alamat, pengobatan
yang akan diberikan, penentuan prognosis kehamilan
setelah mengetahui umur pasien
b) Keluhan yang muncul saat pemeriksaan
c) Riwayat menstruasi
i) Usia menarche
ii) Menstruasi teratur atau tidak, lamanya, jumlah
drah, nyeri atau tidak, siklus menstruasi
anamnesis ubu bertujuan untuk menilai fungsi alat
reproduksi
iii) Hari pertama haid terakhir, menentukan hari
perkiraan lahir dengan rumus naegele
iv) Riwayat perkawinan: kawin atau tidak, berapa
kali, jumlah anak
v) Riwayat kehamilan sebelumnya: terjafi
perdarahan atau tidak, hyperemesis gravidarium
vi) Riwayat persalinan sebelumnya: spontan/buatan,
aterm atau tidak, siapa yang menolong persalinan
ada perdarahan atau tidak
vii) Riwayat nifas sebelumnya: terjadi demam atau
tidak, perdarahan, laktasi
viii)Riwayat anak lahir: jenis kelamin, berat badan,
ada kecacatan atau tidak
ix) Riwayat kehamilan sekarang: hyperemesis
gravidarum, kapan merasakan gerak janin, ada
perdarahan atau flek tidak, sakit kepala, kaki dan
muka bengkak atau tidak, sakit pinggang
x) Riwayat penyakit keluarga: penyakit keturunan
ada atau tidak
xi) Riwayat kontrasepsi: menggunakan alat
kontrasepsi atau tidak, jenisnya apa, ada efek
samping atau tidak
d) Pemeriksaan fisik pada ibu hamil
Meliputi pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan
lengkap head to toe untuk menemukan apakah ada
kelainan, termasuk status gizi, tinggi badan dan berat
badan, serta pemeriksaan tanda-tanda kehamilan
meliputi wajah, dada, abdomen, genetalia eksterna
dan interna serta pemeriksaan panggul.
i)Pemeriksaan fisik umum
a. Keadaan umum, gizi, bentuk tubuh, kesadaram
b. Tanda vital
c. Apakah ada anemia, sianosis, icterus, dyspnea
e) Pemeriksaan head to toe
a. Kepala dan leher
Distribus, jumlah dan kualitas rambut dikaitkan
dengan status nutrisi, fungsi endokrin dan perhatian
terhadap kebersihan diri
1. Pada mata: konjungtiva anemia atau tidak, sclera
ikterik atau tidak
2. Edema di wajah, cloasma gravidarum
3. Mulut pucat atau pecah-pecah , terdapat
stomatitis, gigi karies, gusi berdarah/bengkak
atau tidak
4. Leher: pemeriksaan pembesaran kelenjar tiroid
dan kelenjar limfe
b. Dada
1. Pemeriksaan jantung
2. Suara nafas
3. Retraksi dada atau tidak
4. Bentuk payudara
5. Ukuran simetris atau tidak
6. Pembesaran
7. Bentuk putting susu
8. Pigmentasi
9. Konsistensi
10. Ada nyeri payudara atau tidak
11. Keluar kolostrum atau cairan lainnya
c. Abdomen
1. Membesar
2. Perubahan pigmentasi
3. Adanya line gravidarum
4. Luka bekas operasi
5. Erlihat gerakan janin atau tidak
6. Inggi fundus uteri
7. Letak, presentasi, posisi dan penurunan janin
d. Genetalia eksterna dan vagina
1. Vulva: pada bagian perineum terdapat verises atau
tidak
2. Ada perdarahan yang keluar dari genetalian
eksterna dan interna atau tidak
3. Erdapat cairan yang keluar atau tidak
4. Anus terdapat hemoroid atau tidak
5. Pemeriksaan ekstermitas bawah
6. Edema: distribusi edema, derajat edema dan pitting
edema. Bila ada edema hubungkan dengan tekanan
darah ibu.
7. Kuku jadi pucat
8. Varices vena
9. Reflek patella
f) Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold dilakukan pada kehamilan cukup
bulan setelah pembesaran uterus sehingga dapat
membedakan bagian-bagian janin melalui palpasi.
Kesulitan dalam pemeriksaan ini bila dilakukan janin
melalui palpasi. Persiapan yang perlu dilakukan sebelum
melakukan pemeriksaan leopold adalah:
1. Bina hubungan saling percaya
2. Anjurkan klien untuk mengkosongkan kandung
kemih sebelum pemeriksaan
3. Anjurkan klien untuk tidur terlentang rata punggung
dengan lutut sedikit fleksi
4. Cuci tangan dan hangatkan tangan dengan
menggosok kedua telapak tangan
5. Siapkan alat yang akan digunakan: lanec/dopler,
midline, selimut
6. Buka pakaian klien mulai dari prosesus xipoideus
sampai simpisis pubis
a) Leopold 1
Tujuan: untuk menentukan apakah kepala janin atau
bokong yang berada di fundus
Cara melakukan maneuver 1:
1) Mengobservasi abdomen pasien terlebih dahulu
sebelum palpasi
2) Menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari
kedua telapak tangan untuk mempalpasi fundus
uteri
3) Palpasi abdomen bagian atas dengan kedua
tangan
4) Apabila kepala janin teraba dibagian fundus,
yang akan teraba adalah keras, bulat, mudah
digerakan
5) Apabila bokong janin teraba dibagian fundus,
yang akan teraba adalah lembut, tidak
beraturan/tidak rata, melingkar dan sulit
digerakkan
b) Leopold 2
Tujuan: untuk mengidentifikasi punggung janin
berada disebelah kanan atau kiri ibu
Cara melakukan lepold 2:
1) Wajah diperiksa menghadap ke kepala pasien
2) Letakkan tangan pada kedua sisi abdeomen.
Pertahankan uterus dengan tangan yang satu,
dan palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi
punggung janin
3) Bagian punggung akan teraba jelas, rata,
cembung, kaku tidak dapat digerakkan
4) Bagian bagian kecil tangan dan kaki akan
teraba kecil, bantuk atau posisi tidak jelas
5) Ulangi untuk mempalpasisi lainnya
c) Leopold 3
Tujuan: untuk menentukan apakah kepala janin
yang berada pada inlet pelvis dan untuk
menentukan gerakannya dan sejauh mana
peregangannya.
Cara melakukan leopold 3:
1) Wajah pemeriksa menghadap kearah kepala ibu
2) Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada
kedua sisi abdomen pasien tepat diatas simpisis
dan minta pasien untuk menarik napas dalam
dan menghembuskannya. Pada saat pasien
menghembuskan napasnya, tekan jari tangan ke
bawah secara perlahan dan kedalam kesekitar
bagian presentasi. Catat kontur, ukuran dan
konsitensinya.
3) Bagian kepala akan teraba keras, rata dan
mudah digerakkan jika tidak terikat/tertahan, sulit
bertahan jika tertahan
4) Bagian bokong akan teraba lembut dan tidak rata
d) Leopold 4
Tujuannya : untuk menentukan apakah kepala janin
sudah terrfleksi baik di dalam pelvis
Cara melakukan leopald 4:
1) Pemeriksaan menghadap ke kaki pasien. Secara
perlahan gerakkan jari tangan ke sisi bawah
abdomen kearah pelvis hingga ujung jari salah
satu tangan menyentuh bagian tulang yang
menonjol. Inilah bagian ujung kepala. Jika bagian
ujung terletak di bagian yang berlawanan dengan
punggung, ini adalah bagian pundak bayi, dan
kepala pada posisi fleksi. Jika kepala pada posisi
ekstensi, ujung kepala akan terletak pada bagian
yang sama dengan punggung dan bagian
oksiput menjadi ujung kepala. Maneuver 4 ini
juga bisa mengidentifikasikan apakah bagian
presentasi sudah bisa masuk pintu atas panggul
(PAP) atau belum.
2) Jika hasil pemeriksaan kedua ujung jari masi
bertemu (convergent) dapat disimpulkan bagian
presentasi belum masuk panggul
3) Jika hasil pemeriksaan edua ujung jari sudah
tidak dapat bertemu (divergen) dapat
disimpulkan bagian presentasi sudah masuk ke
pintu atas panggul
g) Mengukur tinggi fundus uteri (TFU).
Mengukur tinggi fundus uteri (TFU) diatas simpisis
pubis digunakan sebagai salah satu indicator untuk
menentukan kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran TFU
juga dapat digunakan untuk perkiraan usia kehamilan. Tinggi
fundus yang tetap/stabil atau menurun merupakan indikasi
adanya retardasi pertumbuhan janin. Sebaliknya tinggi fundus
yang meningkat secara berlebihan menindikasikan adanya
jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan hidramnion.
Alat yang digunakan berupa midline. Pengukuran TFU dapat
dilakukan trimester ke 2.
Cara pengukuran :
1. Posisi pasien saat mengukur yaitu supinasi dengan kepaka
sedikit terangkat (menggunakan satu bantal) dan lutut
diluruskan
2. Cara bagian batas atas simpisis pubis dan tarik kearah
fundus uteri, alat ukur terletak di bagian ditengah abdomen
h) Perhitungan Denyut Jantung Janin (DJJ)
Pergerakan Janin biasanya dirasakan oleh ibu pada usia 16
minggu (multigravida) atau 20 minggu (primigravida). DJJ dapat
didengar menggunakan dopler (12 minggu), fetoscope (18-20
minggu) atau ultrasound stetoscope (awal trimester).
Pemeriksaan USG kehamilan dapat lebih tepat memperkirakan
usia kehamilan dan digunakan apabila tanggal terakhir
menstruasi tidak dapat dipastikan atau jika ukuran uterus tidak
sesuai dengan kepastian tanggal menstruasi terakhir.
1. konsep Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Pengertian Keperawatan Kesehatan Keluarga (Family
Health Nursing) dapat dinyatakan berdasar berbagai sumber
berikut :
1) Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
sosial dan individu-individu yang ada di dalamnya terlihat
dari pada interaksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).
2) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan daeah dan ikatan adopsi yang hidup Bersama
dalam satu rumah tangga, anggota keluarga berinteraksi
dan berkomunikasi satu sama lain dengan peran sosial
keluarga (Burgess dkk, 1963).
3) Keluarga adalah suatu sitem sosial yang berisi dua atau
lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal
bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan
bersama, mempunyai tujuan bersama generasi penerus,
saling pengrtian dan saling menyayangi (Murray & Zentner,
1997).
4) Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang
saling tergantung satu sama lainnya untuk emosi, fisik dan
dukungan ekonomi ( Hanson, 1996).
5) Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung
karena hubungan perkawinan, darah atau adopsi dan hidup
dalam satu rumah yang saling berinteraksi satu sama lain
dalam perannya masing-msing dan menciotakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Baylon dan Maglaya,
1978).
6) Keluarga adalah unit atau lebih dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan ( Depkes R.I, 1998).
7) Keluarga menurut Smart (1991), meliputi 5 sifat yaitu:
a) Keluarga merupakan unit suatu sistem.
b) Setiap anggota keluarg dapat atau tidak dapat saling
berhubungan atau dapat dan tidak selalu tinggal dalam
satu atap.
c) Keluarga dapat mempunyai anak ataupun tidak
mempuntai anak.
d) Terdapat komitment dan saling melengkapi antar
anggota keluarga.
e) Keluarga mempertahankan fungsinya secara konsisten
terhadap perlindungan kebutuhan hidup dan sosialisasi
antar anggota keluarga.
Keluarga merupakan subsistem komunitas sebagai
sistem sosial yang bersifat unik dan dinamis. Oleh karena itu
perawat komunikasi perlu memberikan intervensi pada
keluarga untuk membantu keluarga untuk membantu keluarga
dalam mencapai derajat kesehatan yang diinginkan, dengan
mengambil langkah peningkatan pemberdayaan peran
keluarga (Allender & Spradley,(1997) memberikan alasan
mengapa keluarga menjadi penting, karena keluarga sebagai
sistem, membutuhkan Keluarga merupakan subsistem
komunitas sebagai sistem sosial yang bersifat unik dan
dinamis. Oleh karena itu perawat komunikasi perlu memberikan
intervensi pada keluarga untuk membantu keluarga untuk
membantu keluarga dalam mencapai derajat kesehatan yang
diinginkan, dengan mengambil langkah peningkatan
pemberdayaan peran keluarga (Allender & Spradley,(1997)
memberikan alasan mengapa keluarga menjadi penting,
karena keluarga sebagai sistem, membutuhkan pelayanan
kesehatan seperti halnya individu agar dapat melakukan tugas
sesuai perkembangannya.
Tingkat kesehatan individu berkaitan dengan tingkat
kesehatan keluarga, begitu juga sebaliknya dan tingkat
fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat
mempengaruhi derajat kesehatan sistem diatasnya. Keluarga
sebagai suatu sistem, dimana sistem keluarga merupakan
bagian dari subsistem, perubahan pada salah satu anggota
keluarga akan mempengaruhi semua anggota keluarga.
Mempelajari keluarga secara untuh lebih mudah dari pada
mempelajari masing-masing anggotanya.
Keluarga merupakan sentral pelayanan keperawatan
karena keluarga merupakan sumber kritikal untuk pemberian
pelayanan keperawatan, intervensi yang dilakukan pada
keluarga merupakan hal penting untuk pemenuhan kebutuhan
individu. Disfungsi apapun yang terjadi pada keluarga akan
berdampak pada satu atau lebih anggota keluarga atau
keseluruhan keluarga, bila ada satu orang yang sakit akan
berpengaruh pada kelurga dan status kesehatan setiap
anggota keluarga, sangat memerlukan peran keluarga pada
saat menghadapi masalah yang terjadi pada keluarga. Juga
keluarga merupakan sistem pendukung yang vital untuk
individu, merupakan support sistem dan mengkaji setiap
sumber yang tersedia.
Karakteristik keluarga yang sehat, bila anggota
keluarga nya berinteraksi satu dengan yang lainnya, anggota
keluarga terlibat dalam peran masing-masing secara fleksibel,
anggota keluarga selalu termotivasi untuk berkomunikasi
dengan keluarga lainnya dan juga dengan masyarakat sekitar
serta setiap anggota keluarga menguasai salah satu tugas
kelurga seperti pengambilan keputusan atau upaya pencarian
informasi.
b. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut:
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur peran
3) Struktur kekuatan
4) Nilai-nilai keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Pola tindakan yang berfungsi dalam keluarga memiliki
karakteristik terbuka, jujur, berpikir positif dan selalu
berupaya menyelesaikan konflik keluarga. Komunikasi
berkualitas antara pembicara dan pendengar komunikasi
yang tidak berfungsi dengan baik Fokus pembicaraan
hanya pada satu orang Tidak ada diskusi didalam rumah,
seluruh anggota keluarga hanya menyetujui entah benar-
benar setuju. Hilangnya empati didalam keluarga
b) Struktur Peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
porsi sosial yang diberikan. Struktur peran bersifat formal
atau informal.
c) Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol,
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak
(lagimate power), keahlian (exper power), hadiah ( reward
power), paksa ( coercive power ), dan efektif ( efektif
power ).
d) Struktur nilai-nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide. Sikap keyakinan yang
mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu.
Sedangkan norma adalah pola perilaku yang di terima
pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
c. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Suprajitno (2012) yaitu sebagai berikut
:
1) Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu dan anak yang
tunggal dalam saru rumah di tetapkan sanksi untuk legal
dalam suatu ikatan perkawinan
2) Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara. Misal
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,dll.
3) Reconstited Nuklear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami atu istri, tinggal dalam pembentukan satu
rumah dengan anak-anak nya baik itu bawaan dari
perkawinan lama atau baru.
4) Middle Age
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah, anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan atau
meriti karir
5) Dyadis Nuklear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
6) Commuter Married
Suami istri yang tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya mencari nafkah pada waktu tertentu.
7) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
ingin menikah.
8) Three Generation
Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.
9) Group Mariage
Satu perumahan yang terdiri dari orang tua dan
keturunannya.
10) Contibing Couple
Dua orang yang tinggal bersama tanpa pernikahan
d. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi
dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan
oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga menutur
Friedman (1998) ; Setiawati & Dermawan (2005) yaitu :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam
memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari
anggota keluarga. Meruoakan respon dari keluarga terhadap
kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik
senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara
keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercemin dalam melakukan
pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan
norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku
yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-
nilai budaya keluarga. Bagaiman keluarga produktif terhadap
sosial dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak
dengan dunia luar dengan belajar berdisiplin, mengenal
budaya dan norma melalui hubungan interaksi dalam
keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Tugas menyediakan kebutuhan fisik, makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan.
Tugas perawatan keluarga :
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenak
masalah kesehatan
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga, keluarga
mengambil keputusan yang tepat
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat
e) Untuk mengetahui sejauh mana keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan di masyarakat
4) Fungsi reproduksi
a) Membuat kehidupan keluarga maupun keluarga lain
b) Memberikan contoh pengenalan kaidah-kaidah
pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan
fisik maupun mental
c) Mengambil kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang
berakitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak
dan jumlah ideal
d) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai
modal yang kondusif menuju keluarga bahagia sejahtera
5) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
seperti sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya
melalui keefektifan sumber dana keluarga. Mencari sumber
penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan pengahasilan keluarga, menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
2. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengklajian merupakan suatu tahapan saat seseorang
perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya. Data dikumpulkan secara
sistematis dan terus menerus dengan menggunakan alat
pengkajian, metode observasi, wawancara, dan pemeriksaan
fisik (Maglaya, 2009).
Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing tahap
pengkajian. Variabel data dalam pengkajian keperwatan
keluarga mencakup :
1) Data Umum atau identitas keluarga mencakup nama kepala
keluarga, komposisi anggota keluarga, alamat, agama,
suku, bahasa sehari-hari, jarak pelayanan kesehatan
terdekat dan alat transportasi.
2) Kondisi kesehatan semua anggota terdiri dari nama,
hubungan dengan keluarga, umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, status gizi, tanda-
tanda vital, status imunisasi dasar, dan penggunaan alat
bantu atau protesa serta status kesehatan anggota keluarga
saat ini meliputi keadaan umum, riwayat keluarga atau
alergi.
3) Data pengkajian individu yang mengalami masalah
kesehatan (saat ini sedang sakit) meliputi nama individu
yang sakit, diagnosa medis, rujukan dokter, atau rumah
sakit, keadaan umum, sirkulasi, cairan, perkemihan,
pernapasan, muskuloskletal, neurosensori, kulit, istirahat
dan tidur, status mental, komunikasi dan budaya,
kebersihan diri, perawatan diri sehari-hari, dan data
penunjang medis individu yang sakit (lab, radiologi, EKG,
USG).
4) Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan
pemukiman antara lain ventilasi, penerangan, kondisi lantai,
tempat pembuangan sampah, dll.
5) Struktur keluarga; struktur keluarga mencakup struktur
peran, nilai atau value, komunikasi, kekuatan. Komponen
struktur keluarga ini akan menjawab pertanyaan tentang
siapa anggota keluarga, bagaimana hubungan diantara
anggota keluarga.
6) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel
perkembangan keluarga ini akan menjawab tahap
perkemvbangan keluarga, tugas perkembangan keluarga.
7) Fungsi keluarga. Fungsi keluarga terdiri dari aspek
instrumental dan ekspresif. Aspek instrumental fungsi
keluarga adalah aktivitas hidup sehari-hari seperti makan,
tidur, pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif fungsi
keluarga adalah fungsi emosi, komunikasi , pemecahan
masalah, keyakinan, dll. Pengkajian variabel fungsi
keluarga mencakup kemampuan keluarga dalam
melakukan tugas kesehatan keluarga, meliputi kemampuan
menganal masalah kesehatan, mengambil keputusan
mengenai tindakan keperawatan yang tepat, merawat
anggota keluarga yang sakit, memelihara lingkungan rumah
yang sehat dan menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan di masyarakat.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis
mengenai individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh
melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat
dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan
–tindakan dimana perawtan bertanggung jawab
melaksanakannya. Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis
dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam tahap
perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur
keluarga, fungsoi-fungsi keluarga, dan koping keluarga, baik
yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat
memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan
tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan
berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga.