Anda di halaman 1dari 19

ASPEK LEGALITAS PELAYANAN

KEBIDANAN

DALAM PEMBERIAN OBAT

DI SUSUN OLEH :
MARYENTINA M GORETI
PO.71.24.4.12.68

KENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAYAPURA
PROGRAM D-III KEBIDANAN
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan mahakuasa.untuk segala anugerah yang


senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “ASPEK LEGALITAS
PELAYANAN KEBIDANAN DALAM PEMBERIAN OBAT”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Farmakologi dan bermaksud untuk menambah wawasan dan
pengetahuan yang lebih dalam dan menjelaskan tentang aspek legalitas pelayanan
kebidanan dalam pemberian obat untuk ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, ibu
pasca melahirkan, neonatus, batita dan balita.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penulisan di masa yang
akan datang.

Jayapura ,19 Desember 2013

Penulis
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Bidan adalah mitra tenaga kesehatan yang hampir sama tugasnya


dengan dokter dan perawat, namun memiliki tingkatan dan tugas
masing-masing berbeda oleh karena itu untuk menunjang tugasnya,
seorang Bidan memerlukan alat dan obat untuk menjalankan
tugasnya. Bidan dan obat tidak dapat dipisahkan karena sudah
merupakan kewajiban Bidan memberikan obat yang sesuai dengan
keluhan pasiennya untuk mengatasi keluhan.

Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya
harus memikirkan banyak factor, yaitu masalah efek samping yang
ditimbulkan oleh obat itu. Keberadaan obat pada ibu hamil ditinjau
dari tiga kompartemen yaitu kompartemen ibu, janin dan plasenta.

Banyak macam obat yang boleh atau aman untuk ibu hamil dan
masa persalinan namun tidak semua dari obat tersebut bebas
diberikan oleh bidan kepada pasiennya, karena ada kewenangan
Bidan dalam pemberian obat masih sangat terbatas. Pemberian obat
terhadap ibu menyusui dan neonatus pun harus diperhatikan agar
tidak berdampak negatif untuk semuanya.

Kementerian Kesehatan telah membuat peraturan yang tertulis


tentang hak dan kewenangan Bidan dalam memberikan obat untuk
pasiennya sesuai dengan peraturan yang telah dibuat.
1.2 Tujuan

 Mengetahui ruang lingkup dan hubungan Bidan dan obat


 Mengetahui penggunaan obat dalam masa kehamilan
 Mengetahui penggunaan obat dalam masa persalinan
 Mengetahui penggunaan obat dalam masa nifas dan menyusui
 Mengetahui penggunaan obat terhadap neonatus
 Mengetahui penggunaan obat terhadap balita
 Mengetahui kewenangan Bidan dalam pemberian obat dan aspek
legalnya dalam pelayanan Kebidanan

A. RUMUSAN MASALAH

 Bagaimana ruang lingkup dan hubungan antara Bidan dan obat?


 Bagaimana penggunaan obat dalam masa kehamilan?
 Bagaimana penggunaan obat dalam masa persalinan?
 Bagaimana penggunaan obat dalam masa nifas dan menyusui?
 Bagaimana penggunaan obat terhadap neonatus?
 Bagaimana penggunaan obat terhadap balita?
 Bagaimana kewenangan Bidan dalam pemberian obat dan aspek
legalnya dalam pelayanan Kebidanan?
BAB II

Pembahasan

A. Ruang lingkup

PENGERTIAN BIDAN DAN OBAT

Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikann bidan yang
diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi)
untuk melakukan praktik bidan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan
untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa
persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri
dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi
pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai,
serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas
penting dalam konseling dan pendidika kesehatan, tidak hanya kepada
perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus
mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat
meluas pada kesehatanperempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksidan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan,
termasuk di rumah,masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan
lainnya.”
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bidan adalah seorang mitra
tenaga kesehatan yang hamper sama tugasnya dengan dokter dan perawat
namun memiliki tingkatan dantugas masing-masing yang berbeda, oleh karena
itu untuk menunjang tugasnya, seorang bidan memerlukan alat dan obat untuk
menjalankan tugas nya. Bidan dan obat tidak dapat dipisahkan karena sudah
merupakan kewajiban seorang bidan memberikan obat yang sesuai dengan
keluhan pasiennya untuk mengatasi keluhannya.

Obat merupakan subtansi yang diberikan kepada manusia atau binatang


sebangai perwatan, pengobatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan
yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya bidan memiliki tanggung
jawab terhadap keamanan obat dan pemberian langsung kepada ibu hamil. Hal
ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan paisen.

PEMBERIAN OBAT OLEH BIDAN

Bidan bertugas dalam menghadapi ibu hamil dan melahirkan menggunakan


berbagi macam obat ,Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan
tentunya harus memikirkan banyak faktor , yaitu masalah efek samping yang
ditimbulkan oleh obat itu. Keberadaan obat pada ibu hamil ditinjau dari tiga
kompartemen, yaitu kompartemen ibu, kompartemen janin dan kompartemen
plasenta. Begitu banyaknya yang perlu diperhatikan maka seorang bidan
harusnya berhati-hati dalam memberikan obat kepada pasiennya.
Selain dari ibu hamil dan yang akan melakukan persalinan, tentunya bidan juga
berperan dalam pemberian obat kepada ibu yang tidak ingin hamil, dalm hal ini
pemberian alat-alat kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal seperti pil,
implant, dan suntikan hormon.
Bidan juga berperan penting dalam pemberian imunisasi toksoplasma dan
toksoid pada ibu hamil. Dan imunissasi pra nikah, serta imunisasi pada bayi
dan balita meski tidak sepenuhnya harus dilakukan oleh bidan.
Selain itu bidan juga berperan untuk merawat batita, bayi prematur dan ibu
menyusui.
B. PENGGUNAAN OBAT DALAM MASA KEHAMILAN

Pada ibu hamil , ada banyak hal yang harus diperhatiakn saat pemberian obat,
yaitu efek obat tersebut terhadap, ibu, janin , dan plasentanya. Pada ibu hamil
maka akan tumbuh unit fetoplasental dalam uterus yaitu janin yang sedang
berkembang dan plasenta yang berfungsi memberikan makan pada janin
tersebut.

a. Efek pada ibu

Pada ibu hamil,hormone plasenta akan mempengaruhi fungsi traktus digestivus


dan motilitas usus,sehingga obat akan lebih lama berada di traktus digestivus.
pH pada lambung akan meningkat menyebabkan buffer asam basa terganggu
rebsorpsi makanan dan obat menurun sehingga efek terpeotik obat menurun.
Dengan banyaknya mual dan muntah akan mempengaruhi dosis obat yang
masuk ke saluran pencernaan. Demikian pula pada filtrasiglomerolus akan
meningkat 50% . ini akibat peningkatan volume plasma dara dan hormone
progesterone. Dengan peningkatan ini maka ada jenis obat tertentu yang cepat
diekskresikan, misalnya golongan penisilin dan derivatnya , beberapa obat
jantung (digoksin) dan golongan markolid.
Pada ibu hamil fungsi hati terganggu karena adanya hormon plasenta,
maka pembetukan protein, terutama albumi akan menurun . beberapa obat kan
lebih menurunkan fungsi hepar akibat adanay hormone plasenta terutama
profesteron dan estrogen.
b. Efek pada plasenta

Plasenta merupakan unit yang menyalurkan nutrient dari ibu ke janin. Bila
dalam plsma darah ibu terdapat obat , maka obat ini kan melewati mekanisme
transfer plasenta (sawar plasenta).,yaitu membrane bioaktif sito plasmik
lipoprotein sel trofoblast , endotel kapiler vili korialis, dan jarinag pengikat
intersisial vili. Obat akan melaui sawar plasenta denag cara difusi aktif/pasif,
transportasi aktif dan fasilitatif , dengan kemampuan tersebut maka kadar obat
yang melewati palsenta akan berkurang.

c. Efek pada janin

Dengan mengingat peran palasenta dalam memfiltrasi atau seleksi obat secar
pasifmaupun aktif serta banya sedikitnya obat yang akan masuk ke janin, maka
perlu dipikirakan kadr oabt yang berefek atau memberi resiko pada
kesejahteraan janin. Bila obat akan member pengaruh teratogenik pada jain
maka pemberian obat tersebu perlu di pertimbangkan . sangat jarang
pemberian obat untuk janin melalui ibu,tapi yang paling sering terjadi adalah
pembeian obat untuk ibu tepi tanpa terpikirka masuk ke dalam plasenta dan
akan mempengaruhi kesejahteraan janin.
Periode pertumbuhan janin yang dapat beresiko dalam pemberian obat pada
pertumbuhannya yaitu:

1. Periode embrio, yaitu dua minggu pertam sejak konsepsi. Pada periode ini
embrio belum terpengaruh oleh efek obat penyebab teratogenik.
2. Periode organogenesis, yaitu sejak 17 hari sampai lebih kurang 70 hari
pascakonsepsi, sangat rentan terhadap efek obat , terutama obat-obat
tertebtu yang memberi efek negative atau cacat bawaan pada pertumbyhan
janin .
3. Setelah 70 hari pascakonsepsi, dimana organogenesis masih berlangsung
walau belum sempurna , obat yang berpengaruh jenis obatnya tidak terlalu
banyak , bahkan ada yang mengatakan tida berpengaruh.

Namun , periode trimester dua awaln sampai trimester tiga masih ada obat-
obat tertentu yang dapat berpengaruh terhadap fungsi organ-organ vital janin.
Jenis obat yang diperlukan selama kehamilan, yaitu :

1. Zat Besi
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem biologi di
dalam tubuh. Kekurangan zat besi ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah,
letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kekebalan tubuh. Banyak
ibu hamil kekurangan zat besi karena pada ibu hamil mengalami hemodilusi
(pengenceran darah).
Nama Generik : senyawa FE sorbitol
Nama Paten : jectofer

2. Asam Folat
Termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD atau
kelainan susunan saraf pusat. Disarankan dikonsumsi semenjak masa
persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan susunan saraf
pusat akan dimulai di awal kehamilan. Kebutuhan asam folat sehamal
kehamilan adalah 600 mikrogram/hari/orang.
Nama Generik : asam folat
Nama Paten : Preconceive
C. PENGGUANAAN OBAT DALAM MASA PASCA PERSALINAN

Persalinan adalah pengeluaran bayi pada akhir kehamilan, dimana proses


terjadinya karena adanya kontraksi otot polos uterus sehingga serviks melunak
dan terbuka untuk memungkinkan pengeluaran bayi . Rasio estrogen
(merangsang otot polos uterus) dan progesteron (relaksasi otot polos uterus)
serta pelepasan hormon hipofisis posterior yaitu oksitosin dan prostaglandin
juga sangat berperan dalam kontraksi otot polos uterus. Hormon oksitosin
semakin meningkat produksinya menjelang akhir kehamilan, disertai makin
banyaknya reseptor hormon di uterus. Pada saat yang tepat hormon dan
reseptor berinteraksi sehingga memicu kontraksi.
OKSITOSIK adalah golongan obat yang digunakan untuk merangsang
kontraksi otot polos uterus dalam membantu proses persalinan, pencegahan
perdarahan pasca persalinan (P3) serta penguatan persalinan
Obat Oxytocin (Pitocin, Syntocinon) 10 Unit/ampl
Mekanisme kerja Merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mempercepat
persalinan, induksi pengeluarkan ASI
Absorpsi Melalui mukosa hidung
Distribusi luas ke cairan ekstraseluler
Metabolisme t1/2 1-9 menit, dimetabolisme di hati, lama kerja 2-3 jam
Eliminasi Ginjal
Efek samping Konstipasi, mual, muntah, ruam kulit, anoreksia
Interaksi obat Dengan obat Vasopresor dpt mengakibatkan hipertensi dan dg
anastesi siklopropan menyebabkan hipertensi

PROSTAGLANDIN merupakan senyawa yg dibuat dari fosfolipid pada


membran sel dlm jaringan tubuh. Senyawa tersebut merupakan substansi yg
penting sebagai hormon lokal.
Prostaglandin di dlm tubuh sangat penting dlm membantu proses melahirkan
 Pematangan serviks
 Kontraksi uterus (oksitosin + prostaglandin)

Pembentukan prostaglandin oleh amnion akan meningkat pd saat menjelang


akhir kehamilan sehingga menaikkan kadar prostaglandin.
Sensitivitas uterus thdp prostaglandin akan meningkat secara progresif
sepanjang kehamilan.
Dalam bulan terakhir kehamilan, serviks menjadi matang (pengaruh PGE2) yg
meningkatkan produksi enzim yg memecah dan melonggarkan kolagen serviks
Ada 4 tipe prostaglandin yg mempunyai peranan penting dlm proses
melahirkan

 PGE1 : Mematangkan serviks


 PGE2 : Meningkatkan kontraksi uterus dan mematangkan serviks
 PGI2 : Aliran darah darah dari ibu ke janin
 PGI2a : Menimbulkan kontraksi uterus segala waktu

PROSTAGLANDIN SINTETIK
Obat Dinoproston (PGE2) pervaginal
Sediaan Tablet dan jelly
Indikasi Pematangan serviks dan induksi persalinan
Aksi 10 menit setelah dimasukkan ke dalam vagina
Absorpsi Dinding vagina
Obat Misoprostol (PGE1) pervaginal
Sediaan Tablet
Indikasi Induksi dan penguatan persalinan serta penatalaksanaan kala tiga
persalinan
Efek samping prostaglandin Pireksia (demam) Vasodilatasi dan hipotensi
Inflamasi Sensitasi terhadap nyeri Duresis dan kehilangan elektrolit
Pelepasan hormon hipofise, renin dan steroid adrenal
Kontraindikasi Terdapat ruptura membran amnion adanya riwayat sikatris
D. PENGGUNAAN OBAT PADA MASA MENYUSUI DAN NIFAS

Apabila seorang ibu sedang mengkonsumsi obat-obatan, maka dia tidak harus
berhenti menyusui. Hanya sedikit sekali jenis obat-obatan yang tidak aman
untuk dikonsumsi selagi ibu sedang menyusui. Apabila ibu sedang minum obat,
maka ASi akan mengandung sedikit sekali obat-obatan yang sedang diminum
ibu tersebut. Walau begitu, apabila ibu cenderung takut untuk minum obat
selama menyusui, ada baiknya ibu mencari obat alternative yang lebih aman.
Keterampilan tambahan oleh Bidan adalah dengan memberikan antibiotika yang
sesuai. Memberikan antibiotika yang sesuai dan aman bagi ibu menyusui
(terutama aman bagi bayinya). Dalam Permenkes Nomor 149 tahun 2010 pasal
11, Bidan hanya diizinkan memberikan obat bebas. Dalam pemberiannya pun,
juga harus diperhatikan keamanan bagi ibu menyusui (terutama aman bagi
bayinya atau efek bagi bayi nantinya).

Ibu menyusui pun dapat mengkonsumsi obat pil KB, hanya saja hal ini dapat
mempengaruhi produksi ASI terutama yang mengandung estrogen, sehingga
lebih mungkin mengurangi produksi ASI. Hal ini yang menyebabkan bayi
menjadi rewel. Jika mungkin, ibu yang sedang menyusui sebaiknya menghindari
pil KB, atau setidaknya menunggu sampai bayi mulai MPASI (biasanya sekitar 6
bulan). Bahkan pada bayi yang usianya > 6 bulan, produksi ASI dapat turun
secara signifikan. Jika ibu tetap memutuskan menggunakan pil KB, sebaiknya
menggunakan pil progestin saja (tanpa estrogen).
E. PENGGUNAAN OBAT PADA NEONATUS

1. Pemberian vitamin K pada Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir cenderung memiliki kadar vitamin K dan cadangan vitamin K
dalam hati yang relative lebih rendah disbanding bayi yang lebih besar.
Sementara itu asupan vitamin K dalam ASI belum mencukupi sedangkan
vitamin K dari makanan tambahan dan sayuran belum dimulai. Hal ini
menyebabkan BBL cenderung mengalami defisiensi vitamin K sehingga
beresiko tinggi untuk mengalami perdarahan. Permasalahan akibat
perdarahan adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-
50% yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu sampai
6 bulan.

Dalam beberapa kali telah direkomendasikan pemberian profilaksis vitamin


K pada BBL. Hal ini mendorong dilakukannya kajian oleh Health Technology
Assesment Depkes bekerjasama dengan organisasi profesi terhadap
pemberian injeksi vitamin K1 profilaksis pada BBL, yang merekomendasikan
semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K, regimen vitamin
K yang digunakan adalah vitamin K1 dan cara pemberian secara
intramuscular (Rekomendasi A).

Alasan bagi bayi suntikan vitamin K saat lahir adalah adanya anggapan
bahwa bayi baru lahir, dilahirkan denan kekurangan vitamin K. kekurangan
ini berdasarkan perbandingan tingkat/kadar vitamin K pada tubuh bayi baru
lahir dibandingkan pada orang dewasa normal. Rendahnya tingkat vitamin K
dapat menyebabkan penurunan kemampuan pembekuan darah, yang dapat
mengakibatkan BBL lebih rentan terhadap perdarahan.
Ada tiga bentuk vitamik K yaitu :

a. Vitamin K1 (phytomenadion) terdapat pada sayuran hijau. Sediaan yang


ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles (KMM).
b. Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti
Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E.coli
c. Vitamin K3 (menadion) yang sering dipakai sekarang merupakan vitamin
K sintetik tetapi jarang diberikan lagi pada neonatus karena dilaporkan
dapat menyebabkan anemia hemolitik

Cara pemberian suntikan Vitamin K1 profilaksis :

a. Semua bayi harus diberikan suntikan vitamin K1 profilaksis


b. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione)
injeksi dalam sediaan ampul berisi 10 mg vitamin K per 1 ml
c. Vitamin K1 dimasukkan dalam spuit 1 ml, disuntikkan secara
intramuscular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis
tunggal, diberikan paling 1 jam setelah bayi lahir. Vitamin K1 injeksi
diberikan sebelum suntikan hepatitis B 0 dengan selang waktu 1-2 jam.
d. Pemberian profilaksis Obat mata
Bayi yang baru saja dilahirkan, diberikan obat mata biasanya berbentuk
cairan (obat tetes mata) dan salep mata/oculenta. Pemberian obat tetes
mata, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata bayi.
Dimana sumber infeksi ini berasal dari saluran kelahiran saat proses
melahirkan. Kemungkinan besar, saat seorang wanita terkena infeksi bakteri
penyebab gonorrhea atau chlamidia. Bakteri tersebut dapat menyebabkan
kebutaan pada bayi.

Obat tetes mata yang paling umum diberikan adalah tetes mata eritromisin.
Eritromisin memang diindikasikan untuk infeksi chlamidia dan gonorrhea dan
dapat dikatakan merupakan antibiotik yang paling aman. Sementara obat
salep mata yang biasa digunakan adalah gentamycin 0.3%.
F. PEMBERIAN OBAT TERHADAP BATITA DAN BALITA

Imunisasi adalah pemberian vaksin (virus yang dilemahkan) kedalam tubuh


seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut. Imunisasi
sangat penting diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak.
Pentingnya imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan pada bayi agar :

1. Dapat terhindar dari penyakit


2. Mencegah anak cacat
3. Mencegah kematian pada anak

Berikut adalah lima imunisasi dasar lengkap yang wajib diberikan sejak bayi
sampai hingga balita :
1. Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi Hepatitis B adalah untuk menghindari
penyakit yang mengakibatkan kerusakan hati. Imunisasi Hepatitis awal (HB
o) diberikan usia 0-7 hari, HB 1 sampai HB 3 diberikan dengan selang waktu
masing-masing 1 bulan.
2. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit
(TBC) Tuberkulosis. Diberikan setelah bayi baru lahir atau mulai 1 (satu)
bulan.
3. Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan) dan
Tetanus. imunisasi ini diberikan pertama kali saat berusia 2 bulan. Imunisasi
berikutnya berjarak waktu 4 minggu.
4. Imunisasi Campak, adalah untuk mencegah penyakit campak, dimana
penyakit ini disebabkan oleh virus, sehingga menular yang ditandai bintik-
bintik merah pada seluruh tubuh. Diberikan pada saat bayi berumur 9 bulan.
5. Imunisasi Polio, untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Polio
adalah penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan. Imunisasi
ini diberikan empat kali dengan jelang waktu empat minggu.
(Sumber : Kementerian Kesehatan RI)
A. Kewenangan Bidan dalam Pemberian Obat dan Aspek Legalnya

Melihat kondisi-kondisi diatas pemberian obat untuk ibu hamil dan masa
persalinan memang harus perlu diperhatikan dan kewaspadaan yang tinggi
dalam hal ini seorang bidan yang mempunyai tanggung jawab, karena
banyaknya hal-hal yang harus diperhatikan termasuk beberapa kompartemen
yang harus dijaga dari efek yang ditimbulkan oleh obat-obat tertentu, yaitu ibu
hamil itu sendiri, plasenta dan janin.

Demi menghindari adanya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi karena


pemberian obat yang salah oleh Bidan pada ibu hamil, maka Kementrian
Kesehatan membuat keputusan tentang kewenangan Bidan dalam pemberian
obat, kewenangan ini ditulis pada KEPMENKES 900 dan KEPMENKES 396
mengenai obat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawatdaruratan.
B. Saran
1. Agar Bidan lebih selektif dan berhati-hati dalam memberikan obat-obatan
kepada pasien.
2. Agar pasien tidak sembarang mengkonsumsi atau menggunakan obat-
obatan yang tidak seperlunya, Karena obat-obatan dapat mempunyai
dampak atau efek yang kurang baik terhadap tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Format Referensi Elektronik direkomendasikan oleh Anonim.2012.tersedia


http.benesse –id.com/articles/view/pemberian-vitamin-k1-pada-bayi-baru-lahir

Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal, Edisi Pertama Cetakan Keempat. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin. (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : EGC.

Yulaikhah, Llily. (2009). Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai