KEBIDANAN
DI SUSUN OLEH :
MARYENTINA M GORETI
PO.71.24.4.12.68
Penulis
BAB I
Pendahuluan
Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya
harus memikirkan banyak factor, yaitu masalah efek samping yang
ditimbulkan oleh obat itu. Keberadaan obat pada ibu hamil ditinjau
dari tiga kompartemen yaitu kompartemen ibu, janin dan plasenta.
Banyak macam obat yang boleh atau aman untuk ibu hamil dan
masa persalinan namun tidak semua dari obat tersebut bebas
diberikan oleh bidan kepada pasiennya, karena ada kewenangan
Bidan dalam pemberian obat masih sangat terbatas. Pemberian obat
terhadap ibu menyusui dan neonatus pun harus diperhatikan agar
tidak berdampak negatif untuk semuanya.
A. RUMUSAN MASALAH
Pembahasan
A. Ruang lingkup
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikann bidan yang
diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi)
untuk melakukan praktik bidan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan
untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa
persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri
dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi
pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai,
serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas
penting dalam konseling dan pendidika kesehatan, tidak hanya kepada
perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus
mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat
meluas pada kesehatanperempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksidan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan,
termasuk di rumah,masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan
lainnya.”
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bidan adalah seorang mitra
tenaga kesehatan yang hamper sama tugasnya dengan dokter dan perawat
namun memiliki tingkatan dantugas masing-masing yang berbeda, oleh karena
itu untuk menunjang tugasnya, seorang bidan memerlukan alat dan obat untuk
menjalankan tugas nya. Bidan dan obat tidak dapat dipisahkan karena sudah
merupakan kewajiban seorang bidan memberikan obat yang sesuai dengan
keluhan pasiennya untuk mengatasi keluhannya.
Pada ibu hamil , ada banyak hal yang harus diperhatiakn saat pemberian obat,
yaitu efek obat tersebut terhadap, ibu, janin , dan plasentanya. Pada ibu hamil
maka akan tumbuh unit fetoplasental dalam uterus yaitu janin yang sedang
berkembang dan plasenta yang berfungsi memberikan makan pada janin
tersebut.
Plasenta merupakan unit yang menyalurkan nutrient dari ibu ke janin. Bila
dalam plsma darah ibu terdapat obat , maka obat ini kan melewati mekanisme
transfer plasenta (sawar plasenta).,yaitu membrane bioaktif sito plasmik
lipoprotein sel trofoblast , endotel kapiler vili korialis, dan jarinag pengikat
intersisial vili. Obat akan melaui sawar plasenta denag cara difusi aktif/pasif,
transportasi aktif dan fasilitatif , dengan kemampuan tersebut maka kadar obat
yang melewati palsenta akan berkurang.
Dengan mengingat peran palasenta dalam memfiltrasi atau seleksi obat secar
pasifmaupun aktif serta banya sedikitnya obat yang akan masuk ke janin, maka
perlu dipikirakan kadr oabt yang berefek atau memberi resiko pada
kesejahteraan janin. Bila obat akan member pengaruh teratogenik pada jain
maka pemberian obat tersebu perlu di pertimbangkan . sangat jarang
pemberian obat untuk janin melalui ibu,tapi yang paling sering terjadi adalah
pembeian obat untuk ibu tepi tanpa terpikirka masuk ke dalam plasenta dan
akan mempengaruhi kesejahteraan janin.
Periode pertumbuhan janin yang dapat beresiko dalam pemberian obat pada
pertumbuhannya yaitu:
1. Periode embrio, yaitu dua minggu pertam sejak konsepsi. Pada periode ini
embrio belum terpengaruh oleh efek obat penyebab teratogenik.
2. Periode organogenesis, yaitu sejak 17 hari sampai lebih kurang 70 hari
pascakonsepsi, sangat rentan terhadap efek obat , terutama obat-obat
tertebtu yang memberi efek negative atau cacat bawaan pada pertumbyhan
janin .
3. Setelah 70 hari pascakonsepsi, dimana organogenesis masih berlangsung
walau belum sempurna , obat yang berpengaruh jenis obatnya tidak terlalu
banyak , bahkan ada yang mengatakan tida berpengaruh.
Namun , periode trimester dua awaln sampai trimester tiga masih ada obat-
obat tertentu yang dapat berpengaruh terhadap fungsi organ-organ vital janin.
Jenis obat yang diperlukan selama kehamilan, yaitu :
1. Zat Besi
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem biologi di
dalam tubuh. Kekurangan zat besi ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah,
letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kekebalan tubuh. Banyak
ibu hamil kekurangan zat besi karena pada ibu hamil mengalami hemodilusi
(pengenceran darah).
Nama Generik : senyawa FE sorbitol
Nama Paten : jectofer
2. Asam Folat
Termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD atau
kelainan susunan saraf pusat. Disarankan dikonsumsi semenjak masa
persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan susunan saraf
pusat akan dimulai di awal kehamilan. Kebutuhan asam folat sehamal
kehamilan adalah 600 mikrogram/hari/orang.
Nama Generik : asam folat
Nama Paten : Preconceive
C. PENGGUANAAN OBAT DALAM MASA PASCA PERSALINAN
PROSTAGLANDIN SINTETIK
Obat Dinoproston (PGE2) pervaginal
Sediaan Tablet dan jelly
Indikasi Pematangan serviks dan induksi persalinan
Aksi 10 menit setelah dimasukkan ke dalam vagina
Absorpsi Dinding vagina
Obat Misoprostol (PGE1) pervaginal
Sediaan Tablet
Indikasi Induksi dan penguatan persalinan serta penatalaksanaan kala tiga
persalinan
Efek samping prostaglandin Pireksia (demam) Vasodilatasi dan hipotensi
Inflamasi Sensitasi terhadap nyeri Duresis dan kehilangan elektrolit
Pelepasan hormon hipofise, renin dan steroid adrenal
Kontraindikasi Terdapat ruptura membran amnion adanya riwayat sikatris
D. PENGGUNAAN OBAT PADA MASA MENYUSUI DAN NIFAS
Apabila seorang ibu sedang mengkonsumsi obat-obatan, maka dia tidak harus
berhenti menyusui. Hanya sedikit sekali jenis obat-obatan yang tidak aman
untuk dikonsumsi selagi ibu sedang menyusui. Apabila ibu sedang minum obat,
maka ASi akan mengandung sedikit sekali obat-obatan yang sedang diminum
ibu tersebut. Walau begitu, apabila ibu cenderung takut untuk minum obat
selama menyusui, ada baiknya ibu mencari obat alternative yang lebih aman.
Keterampilan tambahan oleh Bidan adalah dengan memberikan antibiotika yang
sesuai. Memberikan antibiotika yang sesuai dan aman bagi ibu menyusui
(terutama aman bagi bayinya). Dalam Permenkes Nomor 149 tahun 2010 pasal
11, Bidan hanya diizinkan memberikan obat bebas. Dalam pemberiannya pun,
juga harus diperhatikan keamanan bagi ibu menyusui (terutama aman bagi
bayinya atau efek bagi bayi nantinya).
Ibu menyusui pun dapat mengkonsumsi obat pil KB, hanya saja hal ini dapat
mempengaruhi produksi ASI terutama yang mengandung estrogen, sehingga
lebih mungkin mengurangi produksi ASI. Hal ini yang menyebabkan bayi
menjadi rewel. Jika mungkin, ibu yang sedang menyusui sebaiknya menghindari
pil KB, atau setidaknya menunggu sampai bayi mulai MPASI (biasanya sekitar 6
bulan). Bahkan pada bayi yang usianya > 6 bulan, produksi ASI dapat turun
secara signifikan. Jika ibu tetap memutuskan menggunakan pil KB, sebaiknya
menggunakan pil progestin saja (tanpa estrogen).
E. PENGGUNAAN OBAT PADA NEONATUS
Bayi baru lahir cenderung memiliki kadar vitamin K dan cadangan vitamin K
dalam hati yang relative lebih rendah disbanding bayi yang lebih besar.
Sementara itu asupan vitamin K dalam ASI belum mencukupi sedangkan
vitamin K dari makanan tambahan dan sayuran belum dimulai. Hal ini
menyebabkan BBL cenderung mengalami defisiensi vitamin K sehingga
beresiko tinggi untuk mengalami perdarahan. Permasalahan akibat
perdarahan adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-
50% yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu sampai
6 bulan.
Alasan bagi bayi suntikan vitamin K saat lahir adalah adanya anggapan
bahwa bayi baru lahir, dilahirkan denan kekurangan vitamin K. kekurangan
ini berdasarkan perbandingan tingkat/kadar vitamin K pada tubuh bayi baru
lahir dibandingkan pada orang dewasa normal. Rendahnya tingkat vitamin K
dapat menyebabkan penurunan kemampuan pembekuan darah, yang dapat
mengakibatkan BBL lebih rentan terhadap perdarahan.
Ada tiga bentuk vitamik K yaitu :
Obat tetes mata yang paling umum diberikan adalah tetes mata eritromisin.
Eritromisin memang diindikasikan untuk infeksi chlamidia dan gonorrhea dan
dapat dikatakan merupakan antibiotik yang paling aman. Sementara obat
salep mata yang biasa digunakan adalah gentamycin 0.3%.
F. PEMBERIAN OBAT TERHADAP BATITA DAN BALITA
Berikut adalah lima imunisasi dasar lengkap yang wajib diberikan sejak bayi
sampai hingga balita :
1. Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi Hepatitis B adalah untuk menghindari
penyakit yang mengakibatkan kerusakan hati. Imunisasi Hepatitis awal (HB
o) diberikan usia 0-7 hari, HB 1 sampai HB 3 diberikan dengan selang waktu
masing-masing 1 bulan.
2. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit
(TBC) Tuberkulosis. Diberikan setelah bayi baru lahir atau mulai 1 (satu)
bulan.
3. Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan) dan
Tetanus. imunisasi ini diberikan pertama kali saat berusia 2 bulan. Imunisasi
berikutnya berjarak waktu 4 minggu.
4. Imunisasi Campak, adalah untuk mencegah penyakit campak, dimana
penyakit ini disebabkan oleh virus, sehingga menular yang ditandai bintik-
bintik merah pada seluruh tubuh. Diberikan pada saat bayi berumur 9 bulan.
5. Imunisasi Polio, untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Polio
adalah penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan. Imunisasi
ini diberikan empat kali dengan jelang waktu empat minggu.
(Sumber : Kementerian Kesehatan RI)
A. Kewenangan Bidan dalam Pemberian Obat dan Aspek Legalnya
Melihat kondisi-kondisi diatas pemberian obat untuk ibu hamil dan masa
persalinan memang harus perlu diperhatikan dan kewaspadaan yang tinggi
dalam hal ini seorang bidan yang mempunyai tanggung jawab, karena
banyaknya hal-hal yang harus diperhatikan termasuk beberapa kompartemen
yang harus dijaga dari efek yang ditimbulkan oleh obat-obat tertentu, yaitu ibu
hamil itu sendiri, plasenta dan janin.
A. Kesimpulan
Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan,
asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,
promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawatdaruratan.
B. Saran
1. Agar Bidan lebih selektif dan berhati-hati dalam memberikan obat-obatan
kepada pasien.
2. Agar pasien tidak sembarang mengkonsumsi atau menggunakan obat-
obatan yang tidak seperlunya, Karena obat-obatan dapat mempunyai
dampak atau efek yang kurang baik terhadap tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : EGC.