Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TUGAS 4

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT


JANTUNG

Dosen Pengampu : Siti Mas’odah

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

MUTHALSYAM BALYA P07131221021


NANDA AIRA SALSABILA P07131221022
NAZWA AFIFAH SALSABELLA P07131221023
NELA AUDINA P07131221024
NOOR ‘AISYA NABILA P07131221025

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN

1
TAHUN 2023

2
KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Rasulullah SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.

Terima kasih kepada Ibu Siti Mas’odah selaku dosen pengampu mata kuliah Pr.
Interaksi Obat Prodi Sarjana Terapan Jurusan Gizi dan Dietetika yang telah memberikan
tugas ini. Penulisan makalah Interaksi Obat dan Makanan Ibu Hamil dengan Penyakit
Jantung ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada kelompok kami.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena
itu, kiranya Ibu dapat memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap kami.

Banjarbaru, 15 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Penggunaan Obat-Obatan pada Masa Kehamilan.....................................3

B. Indikasi Obat yang Aman pada Masa Kehamilan.....................................4

C. Interaksi Obat dan Makanan pada Masa Kehamilan.................................6

D. Obat Jantung yang Aman pada Masa Kehamilan.....................................6

E. Pengaruh Terhadap Janin Selama Pengobatan Penyakit Jantung.............9

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

A. Kesimpulan..............................................................................................13

B. Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat adalah semua bahan kimia, hewan atau tumbuhan yang dalam dosis yang
tepat dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit dan gejalanya
(Tjay et al.: 3). Penggunaan obat-obatan pada ibu hamil memerlukan pertimbangan
khusus karena menimbulkan risiko tidak hanya bagi ibu tetapi juga bagi janin. Tidak
ada obat yang dianggap benar-benar aman selama kehamilan, karena banyak obat
yang dapat melewati plasenta, sehingga harus berhati-hati saat menggunakan obat
pada ibu hamil. Obat mengalami proses biotransformasi di dalam plasenta, mungkin
sebagai tindakan perlindungan, dan dapat membentuk intermediet reaktif yang
bersifat teratogenik/dismorfogenik. Obat teratogenik, atau obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik, dapat membahayakan janin yang
sedang berkembang. Risiko yang paling mengkhawatirkan adalah munculnya cacat
janin. Selain itu penggunaan obat-obatan oleh ibu yang memiliki penyakit tertentu
yang dapat mengkonsumsi obat. 
Pemilihan obat jantung bagi wanita hamil perlu adanya pengawasan khusus
oleh petugas kesehatan khususnya bidan. Bidan adalah tenaga kesehatan yang berada
di garis paling depan ketika kita membicarakan seputar wanita hamil. Sebagai tenaga
kesehatan, bidan hendaknya selalu memberikan kepuasan pelayanan kesehatan
khususnya bagi wanita hamil dengan penyakit jantung agar pengobatan tersebut masih
dalam taraf aman bagi ibu dan janin. Selain itu bidan diharapkan mampu memberikan
asuhan kebidanan yang sesuai terkait dengan pengobatan pada wanita hamil dengan
penyakit jantung.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan obat pada masa kehamilan?
2. Bagaimana indikasi obat yang aman pada masa kehamilan?
3. Bagaimana interaksi obat dan makanan pada kehamilan?
4. Apa saja obat jantung yang aman pada masa kehamilan?
5. Apa saja pengaruh terhadap janin selama proses pengobatan jantung?

1
C. Tujuan
1. Untuk mampu memahami pengunaan obat-obatan pada masa kehamilan
2. Untuk dapat mengidentifikasi jenis obat-obatan yang aman pada masa
kehamilan
3. Untuk mengetahui interaksi obat dan makanan pada kehamilan
4. Untuk mampu memahami dan turut mengawasi obat-obatan yang aman bagi
wanita hamil dengan penyakit jantung
5. Untuk mampu memahami apa saja pengaruh terhadap janin selama proses
pengobatan jantung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penggunaan Obat-Obatan pada Masa Kehamilan


Penggunaan obat-obatan pada ibu hamil memerlukan kehati-hatian khusus,
karena menimbulkan risiko tidak hanya bagi ibu, tetapi juga bagi janin. Perlu
dipertimbangkan apakah manfaat penggunaan obat lebih besar daripada risikonya
sehingga ibu dapat melahirkan anak yang sehat dengan aman. Tidak ada obat yang
dianggap benar-benar aman untuk digunakan selama kehamilan. Efek teratogenik
terjadi tidak hanya berupa luka fisik (deformasi), tetapi juga berupa gangguan
pertumbuhan. Manifestasi khas dari teratogenisitas termasuk retardasi pertumbuhan
janin atau kematian, keguguran, dan kelainan pada struktur dan fungsi organ.
Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga resiko terjadi cacat janin lebih besar, di
sisi lain.Mengingat beberapa jenis obat dapat melintasi plasenta, maka penggunaan
obat pada wanita hamil perlu hati-hati. Selama trisemester pertama, obat dapat
menyebabkan cacat lahir (teratogenesis), dan resiko terbesar adalah kehamilan 3-8
minggu. Selama trisemester kedua dan ketiga, obat dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan secara fungsional pada janin atau dapat meracuni plasenta. 
Obat yang diberikan pada ibu hamil biasanya dapat melewati plasenta.
Transfer obat melintasi membran plasenta terjadi sebagai difusi pasif. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses transfer ini adalah: Konsentrasi obat dalam darah ibu,
aliran darah ke plasenta, sifat fasikokimia obat. Hanya obat yang tidak terikat dengan
protein yang dapat melewati membran plasenta. 
B. Indikasi Obat yang Aman pada Masa Kehamilan
Pemilihan obat selama kehamilan sebaiknya didiskusikan dengan tenaga medis
karena kehamilan merupakan masa yang rentan bagi ibu dan janin. Saat memilih obat-
obatan selama kehamilan, tidak hanya mempertimbangkan bahannya, tetapi juga dosis
dan efek sampingnya. Dosis yang tidak tepat juga berdampak serius pada ibu dan
janin. Obat-obatan memiliki tingkat keamanan yang bervariasi bagi ibu hamil. Semua
tergantung pada kinetika (perlakuan tubuh terhadap obat) dan dinamika (perlakuan
obat terhadap tubuh) obat yang bersangkutan. Menurut Tjay dan Kirana (2010) dalam
bukunya Essential Medicines, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
pemilihan obat:

3
1. Sebaiknya menggunakan obat-obat yang sejak lama digunakan dalam praktik
daripada obat-obat pengganti yang baru, walaupun obat baru memiliki misalnya
lebih sedikit efek samping bagi orang dewasa, tetapi keamanannya bagi janin
kurang jelas.
2. Untuk menurunkan risiko sejauh mungkin bagi janin, sebaiknya digunakan dosis
obat paling rendah selama kehamilan. Hal ini sebetulnya bertentangan karena
sebagian wanita hamil justru membutuhkan dosis yang lebih tinggi dari normal.
Pada saat hamil tua berhubung meningkatnya berat badan dan lebih cepatnya
“clearance” (pemurnian, ekskresi) dari banyak obat, misalnya litium, dogoksin
dan fanitoin.
3. Wanita hamil tidak dianjurkan untuk menggunakan obat bebas (over-the-counter-
drugs) tanpa konsultasi dengan dokter, karena banyak faktor, termasuk taraf
kehamilan, dapat mempengaruhi resiko bagi janin. Misalnya suatu obat NSAID
dapat digunakan terhadap nyeri trimester pertama dalam kehamilan, tetapi
semakin banyak bukti menyatakan bahwa beberapa obat NSAID merupakan
resiko bagi janin pada masa kehamilan tua.
4. Utamakan monoterapi
5. Gunakan obat dengan durasi sesingkat mungkin
6. Hindari obat yang bersifat teratogen pada wanita produktif

Selain prinsip pemilihan obat, yang menjadi acuan adalah golongan obat
dalam tingkat keamanannya bagi kehamilan. Berikut penggolongan obat berdasarkan
FDA Amerika Serikat yang banyak menjadi acuan dalam mempertimbangkan
penggunaan obat dalam praktik:

1. Kategori A: obat/bahan obat yang berdasarkan penelitian (pada manusia) tidak


menunjukkan terjadinya risiko terhadap janin.
2. Kategori B: obat/bahan obat yang tidak menunjukkan risiko pada janin tapi
belum/tidak ada penelitian yang memadai pada manusia. Efek tak diharapkan
dapat diperlihatkan pada binatang percobaan, tetapi belum bisa dibuktikan pada
manusia. Beberapa antibiotika seperti penisilin termasuk kategori ini.
3. Kategori C: belum ada penelitian yang cukup untuk pada manusia maupun
binatang percobaan. Atau telah dijumpai efek merugikan pada binatang tetapi
tidak diperoleh data yang cukup meyakinkan/valid pada manusia. Kebanyakan

4
obat atau bahan lainnya yang sering diminum selama kehamilan sekarang
termasuk kategori ini.
4. Kategori D: telah ditemukan bukti-bukti adanya risiko bagi janin, tapi keuntungan
pemberiannya dipandang lebih besar dibandingkan risiko tersebut. Contohnya,
Carbamazepine dan Phenytoin (sejenis obat untuk epilepsi) serta beberapa obat
anti kanker atau kemoterapi.
5. Kategori X: risiko obat/bahan obat pada janin jauh lebih besar dibanding
keuntungannya. Dengan kata lain, obat dalam kategori ini tidak boleh diberikan
selama kehamilan (istilahnya: kontraindikasi mutlak). Contohnya adalah sejenis
obat untuk jerawat yang dikenal sebagai isotretinoin, yang dapat menyebabkan
kelainan multipel pada sistem saraf, wajah, maupun kardiovaskular.
Kategori tersebut merupakan cara untuk mempermudah kita dalam memilih
obat untuk ibu hamil. Masing-masing kategori memiliki efek samping yang berbeda
begitupun tingkat keamanannya bagi ibu maupun bagi janin. Utamakan memilih obat
dengan kategori yang lebih aman untuk ibu hamil.

C. Interaksi Obat dan Makanan pada Masa Kehamilan


Pada orang yang mederita penyakit jantung, umumnya memiliki rutinitas
mengkonsumsi obat berdasarkan kebutuhan sesuai keluhan atau penyakitnya. Kelas
terapi obat pada obat jantung pun bermacam-macam, seperti obat pengencer darah,
obat pengontrol denyut nadi, obat hipertensi, obat kolesterol, obat diuretik, dan lain-
lain. Beberapa obat jantung disarankan dikonsumsi setelah makan. Selama
mengkonsumsi obat jantung sebaiknya kita memilih makanan bergizi yang sesuai
dengan prinsip diet dan mendukung fungsi obat tersebut.
Beberapa Obat yang sering digunakan pada pasien jantung :
1. Nama Obat : Warfarin
Kelas dan aksi : Antikoagulan / Pengencer Darah
Zat gizi/makanan : Vitamin K membantu proses pembekuan darah. Terdapat pada
brokoli, daun selada, kol, hati sapi, bayam, kangkung, alpukat.
Interaksi : Vitamin K bertolak belakang dengan obat ini, sehingga efek obat yang
dikonsumsi kurang efektif.
Zat gizi/makanan : Vitamin E bertindak sebagai antikoagulan. Terdapat pada minyak
nabati yang dikonsumsi tanpa pemasakan.

5
Interaksi : Vitamin E bila dikombinasikan dengan obat ini akan menyebabkan darah
terlalu encer dan menyebabkan pendarahan.
Zat gizi/makanan : Bawang putih, jahe, dan gingko
Interaksi : Dapat meningkatkan efek antioagulan warfarin (hiper reaksi)
2. Nama Obat : Simvastatin
Kelas dan aksi : Menurunkan kolesterol
Zat gizi/makanan : Jus grapefruit dalam jumlah banyak
Interaksi : Jus grapefruit dapat meningkatkan absorpsi statin
Zat gizi/makanan : Makanan berlemak dan berkolesterol. Terdapat pada Jerohan baik
sapi, kambing maupun ayam, kuning telur, kerang, udang, kepiting, cumi, mentega.
Interaksi : Untuk mengoptimalkan fungsi obat ini sebaiknya melakukan diet rendah
lemak dan kolesterol, dan merubah cara pengolahan makanan dengan cara ditumis,
pepes, panggang, soup atau semur.
3. Nama Obat : Captopril
Kelas dan aksi : Obat Hipertensi
Zat gizi/makanan : Kalium, berfungsi mengatur aktivitas elektrik jantung, menjaga
volume cairan tubuh bersama Natrium. Terdapat pada pisang, ketimun, slada, anggur,
belimbing, jambu biji merah, jeruk, papaya, apel.
Interaksi : Konsumsi obat ini berisiko Hiperkalemia, yang berpengaruh pada aktivitas
listrik jantung, takikardi atau aritmia. Makanan sumber kalium masih diperbolehkan
tapi tidak berlebihan.
Zat gizi/makanan : Natrium, menjaga keseimbangan cairan bersama kalium dan
berperan pada pengaturan tekanan darah. Sumber Natrium teri kering, margarin, roti
coklat, roti putih, garam, dan makanan instan atau yang diawetkan.
Interaksi : Umumnya konsumsi natrium yang berlebih air akan masuk kedalam sel,
akibatnya sel akan bengkak atau tampak fisik oedema dan tekanan darah meningkat.
Sebaiknya lakukan prinsip diet rendah natrium untuk mengoptimalkan efek obat ini.
4. Nama Obat : Clopidogrel
Kelas dan aksi : Anti-platelet
Zat gizi/makanan : Buah grapefruit atau jus grapefruit
Interaksi : buah grapefruit dapat mengurangi efektivitas obat ini dan meningkatkan
efek samping seperti pendarahan. Sebaiknya makan porsi kecil tapi sering untuk
mencegah gangguan pencernaan/ Gastrointestinal Bleeding.
5. Nama Obat : Furosemide

6
Kelas dan aksi : Obat diuretic
Zat gizi/makanan : Kalium (lihat kalium pada obat hipertensi)
Interaksi : Konsumsi obat ini memiliki risiko hipokalemia menyebabkan gangguan
irama jantung atau aritmia. Sebaiknya cukupi asupan kalium untuk batas normal.
Zat gizi/makanan : Purin adalah hasil metabolisme protein yang dapat membentuk
kristal asam urat dan dapat menumpuk pada sendi, ginjal/saluran kencing. Sumber
hati, ginjal, jantung, limpa, otak, ham, sosis, babat, usus, sarden, kaldu kental, bebek,
remis, kacang-kacangan, asparagus, bayam, buncis, daun singkong dan melinjo,
kacang polong, jamur, kembang kol.
Interaksi : Obat ini menyebabkan pembuangan asam urat berkurang dalam tubuh,
sehingga berisiko hiperusiemia yang ditandai dengan nyeri pada sendi.
Sebaiknya hindari makanan sumber purin hewani, sedangkan makanan kacang-
kacangan dan sayuran mengandung purin dibatasi.

Tidak dapat dipungkiri dalam menggunakan obat pasti akan terjadi interaksi
obat, tapi hal ini tidak boleh membuat kita takut. Dengan memahami efektifitas obat
terhadap makanan maka kita dapat merancang atau memformulasasikan obat
didapatkan manfaat atau khasiat yang maksimal. Berikut beberapa tips terkait
interaksi obat jantung dan makanan :
1. Baca label obat dengan teliti seperti aturan pakai, peringatan, pencegahan interaksi,
dan kadaluwarsa obat pada label obat dan kemasan.
2. Minum obat sebaiknya dengan air putih kecuali mendapat rekomendasi cara pakai
lainnya dari Dokter atau Apoteker.
3. Saat konsultasi dengan Dokter, beritahukan semua jenis obat dan vitamin yang sedang
dikonsumsi untuk mencegah adanya interaksi.
4. Terapkanlah pola makan yang teratur sesuai jadwal makan, karena obat jantung
merupakan golongan obat keras agar tidak terjadi iritasi pada lambung/gangguan
saluran cerna.
5. Terapkanlah prinsip diet sesuai dengan kebutuhan atau prinsip diet seimbang tanpa
menghilangkan atau melebihkan salah satu jenis makanan atau konsultasikan pada
Dietisien untuk penerapan diet yang tepat.
6. Jangan sembarangan konsumsi obat, jika timbul efek samping atau timbul keluhan
segera konsultasikan ke Dokter.

7
D. Obat Jantung yang Aman pada Masa Kehamilan
Obat jantung, atau cardiaca, adalah obat yang secara langsung dapat
mengembalikan otot jantung yang mengalami malfungsi ke keadaan normal. Jantung
dapat dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan pengaruhnya terhadap jantung.
Ketiga obat ini akan kita bahas satu per satu sebagai obat jantung yang aman untuk
ibu hamil.

1. Kardiotonika
Kardiotonika adalah obat-obat dengan khasiat memperkuat kontraktilitas otot
jantung. Obat ini terutama digunakan pada gagal jantung (dekompensasi) untuk
memperbaiki fungsi-pompanya. Kelompok kardiotonika terdiri dari:
a. Glikosida jantung
Semua obat ini berasal dari tumbuhan dan yang terpenting adalah
digitalis (‘fox glove’) sedangkan strofantus (strofantin) sudah menjadi obsolet.
Semua glikosida jantung memiliki rumus steroida, seperti hormon kelamin dan
anak ginjal, kolestrol dan vitamin D.
Contoh obat kelompok glikosida ini adalah digoksin dan digitoksin.
Termasuk kategori C dalam indeks keamanan kehamilan. Khasiatnya yaitu
memperkuat kontraksi otot jantung, hingga volume-pukulan, volume-menit,
dan diuresis diperbesar, serta jantung yang membesar mengecil lagi.
Penggunaannya terutama pada dekompasasi jantung dan fibrilasi jantung
dengan ritme balik pesat. Efek sampingnya yaitu gangguan lambung-usus,
mual dan nyeri perut. Efek samping ini bisa diatasi dengan pertama-tama
penghentian pemberian obat dan memberikan suplemen kalium. Dosisnya
digitalisasi oral 0,25-0,75 mg sehari a.c. selama 1 minggu, pemeliharaan 1 dd
0,125-0,5 mg a.c. Wanita hamil diperbolehkan menggunakan obat ini dalam
dosis normal

b. Dopaminergika

Dopamine adalam neurotransmitter sentral, yang sebagai precursor


adrenalin. Di jaringan perifer terdapat dua jenis reseptor-dopamin, yakni
reseptor DA1 dan DA2. Stimulasi reseptor ini dopamineergika mengakibatkan
efek yang sama dengan khasiat dopamin. Dalam kelompok ini obat yang aman
untuk ibu hamil adalah dopamine dan dobutamin.

8
Dopamin pada dosis rendah bekerja langsung terhadap reseptor DA1
dengan efek vasodilatasi dan penderasaan sirkulasi darah ginjal. Dosis sedang
meningkatkan volume-menit jantung dan pada dosis tinggi memberikan efek
vasokontraksi dan meningkatnya frekuensi jantung. Dopamin terutama
digunakan pada keadaan shock, sesudah infark jantung dan bedah jantung
terbuka. Diberikan secara parenteral. Dopamin berefek samping berupa
gangguan ritme, nyeri kepala, nousea dan muntah.

Dobutamin adalah derivat sintetis yang primer bekerja memperkuat daya


kontraksi jantung. Efek sampingnya berupa gangguan ritme dan takikardi.
Dosisnya, pada gagal jantung parah akut infus iv2,5-1 mcg/kg/menit samapai
maksimal 40 mcg. Kedua obat ini termasuk golongan C pada indeks keamanan
dalam kehamilan.

2. Obat angina pectoris


Keadaan ischemia jantung pada angina pectoris dapat diobati dengan
vasodilator koroner dan β-blockers. Vasodilator koroner yang merupakan obat
pilihan pertama dan zat-zat yang mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen.
Obat-obat dalam golongan ini diantaranya gliseriltrinitrat, trinitrin, nitrostat,
nitroderm TTS (plester). Obat angina yang aman untuk ibu hamil dari kelompok
vasodilator koroner adalah dipiridamol.
Dipiridamol adalah sebagai penghambat-fasfodiesterase. Namun obat ini
tidak begitu efektif karena obat ini merupakan obat tambahan antikoagulansia
pada bedah penggantian katup jantung untuk mencegah penyumbatan karena
gumpalan darah. Efek sampingnya adalah gangguan lambung-usus, nyeri kepala,
pusing dan palpitasi yang bersifat sementara. Dosis pada angina oral 3 dd 50 mg
1 jam a.c. pada bedah katup jantung: 4 dd 75-100 mg a.c.
Sedangkan pada kelompok β-blockers obat yang aman untuk ibu hamil
adalah sotalol. Namun sotalol hanya boleh dikonsumsi pada trimester 1 saja.
Sotalol merupakan satu-satunya β-blockers yang berkhasiat anti aritmia kelas III.
Berhubung efek sampingnya lebih ringan dari pada amiodaron, maka zat ini lebih
disukai pada terapi aritmia serambi dan bilik. Dosis aritmia oral 2 dd 80 mg a.c.,
berangsur-angsur dinaikan sampai maksimal 2 dd 160 mg, hipertensi dan angina
1 dd 160 mg.

9
3. Antiaritmika
Obat-obatan antiaritmika cenderung banyak pertimbangan. Karena obat-
obatan ini justru mengurangi kepekaan membran sel jantung dan resiko timbulnya
pro-aritmi. Obat yang termasuk golongan antiaritmika yang tidak diperbolehkan
bagi ibu hamil yaitu kinidin dan amiodaron. Selain karena mengurangi kepekaan
sel jantung kinidin menimbulkan efek samping berupa gangguan lambung-usus,
perubahan darah (anemia hemolis) hingga gangguan penglihatan. Sedangkan
amiodaron tidak boleh untuk ibu hamil karena dapat menimbulkan struma janin.

Obat antiaritmika yang aman untuk ibu hamil adalah kelompok lidokain.
Berbeda dengan kinidin masa refrakter dan penyaluran impulsnya dipersingkat
tanpa mengurangi daya kontraksi jantung. Terutama digunakan IV pada aritma
ventrikuler akut khususnya setelah serangan infark jantung. Injeksi IV segera
(dalam jam pertama) setelah infark mengurangi kematian sampai 20-30%. Efek
sampingnya yaitu rasa lena pada dosis biasa. Dosis yang dianjurkan yaitu 300 mg
(klorida) secara IM, atau 50-100 mg dalam 1-2 menit jika perlu diulang setelah 5-
10 menit secara IV. Langsung dilanjutkan dengan infus 200-300 mg/jam.

E. Pengaruh Terhadap Janin Selama Pengobatan Penyakit Jantung


Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita hamil dapat melakukan
toleransi terhadap perubahan–perubahan fisiologis tersebut. Namun pada wanita
dengan penyakit jantung, perubahan ini justru menimbulkan risko untuk dirinya dan
janinnya.
Selama kehamilan, akan terjadi peningkatan volume darah ibu sebesar 30-50%
yang dimulai sejak trimester pertama, dan mencapai puncaknya pada kehamilan
minggu ke-24. Peningkatan volume ini akan menyebabkan jantung bekerja “lebih
keras” untuk memompakan darah lebih banyak darah. Denyut jantung juga akan
meningkat 10-15 denyutan diatas nilai sebelum kehamilan. Dan dalam kondisi
normal, tekanan darah akan sedikit menurun pada trimester pertama dan kedua
kehamilan dan biasanya kembali mencapai nilai awal pada trimester ke-3. Perubahan-
perubahan ini yang kadang membuat calon ibu normal tanpa ada kelainan
jantung pun kadang menjadi merasa mudah lelah dan berdebar-debar. Dengan
terjadinya perubahan-perugbahan diatas, kehamilan dapat menjadi sebuah “stressor”
bagi jantung dan membuat keluhan jantung menjadi lebih berat dan memburuk.

10
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung
pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya
pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari–ari menjadi
terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan berkurang.
Janin mengalami gangguan pertumbuhan serta kekurangan oksigen. Sebagai akibat
lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran dan kelahiran prematur (kelahiran
sebelum cukup bulan). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat
penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat.
Jika seorang ibu hamil menderita penyakit jantung, selain ibu hamil harus
berada dalam pengawasan seorang dokter, sebaiknya memperhatikan beberapa saran
berikut ini :
1. Berusaha untuk relaksasi dan selalu berpikir positif agar jantung tetap memompa
darah dengan lancar ke seluruh tubuh dan ke ari - ari janin.
2. Istirahat yang cukup , delapan jam pada malam hari satu atau dua jam siang hari.
3. Posisi tidur sebaiknya miring ke salah satu sisi tubuh agar peredaran darah dari ibu
ke janin lancar.
4. Hindari aktifitas yang melelahkan agar jantung tidak bertambah berat beban
kerjanya.
5. Belajarlah untuk latihan pernafasan dengan benar. Hal ini penting sebagai proses
adaptasi tubuh terhadap pembesaran perut yang semakin mendesak rongga dada
( diafragma ).
6. Dalam keadaan normal tanpa kelainan jantungpun kadang beberapa ibu hamil juga
mengeluh agak sesak nafas akibat semakin membesarnya rahim.
7. Perhatikan setiap perubahan atau keluhan yang terasa lebih berat dari biasanya,
misalnya sesak nafas, nyeri dada atau dada berdebar-debar lebih cepat, pusing dan
mudah pingsan. Dalam keadaan seperti ini segera periksa ke dokter.
8. Teratur minum obat jantung yang diresepkan dokter dan diimbangi dengan diet
khusus penderita jantungMenjaga agar tidak mengalami infeksi saluran
pernafasanMinum suplemen zat besi secara teratur sesuai anjuran bidan atau
dokter untuk mencegah anemia selama kehamilan berlangsung.
9. Mengkonsumsi makanan bergisi terutama yang mengandung zat besi dan asam
folat. Yakni sayur mayur berwarna hijau gelap.Menghindari minuman berkafein
( kopi ) dan minuman beralkohol.

11
10. Menghindari nikotin (rokok) Menjaga kebersihan diri selama hamil, terutama
kebersihan alat kelamin agar tidak terjadi infeksi saluran kencing. Kontrol
kehamilan sesuai jadwal yang telah ditentukan dokter kandungan, bidan maupun
dokter spesialis penyakit jantung yang menangani kehamilan

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan obat-obatan pada ibu hamil memerlukan kehati-hatian khusus,
karena menimbulkan risiko tidak hanya bagi ibu, tetapi juga bagi janin. Perlu
dipertimbangkan apakah manfaat penggunaan obat lebih besar daripada risikonya
sehingga ibu dapat melahirkan anak yang sehat dengan aman. Selain itu, juga harus
mempertimbangkan bahan, dosis dan efek sampingnya. Dosis yang tidak tepat juga
berdampak serius pada ibu dan janin. Obat-obatan memiliki tingkat keamanan yang
bervariasi bagi ibu hamil. Semua tergantung pada kinetika (perlakuan tubuh terhadap
obat) dan dinamika (perlakuan obat terhadap tubuh) obat yang bersangkutan.
Tidak ada obat yang dianggap benar-benar aman untuk digunakan selama
kehamilan. Efek teratogenik terjadi tidak hanya berupa luka fisik (deformasi), tetapi
juga berupa gangguan pertumbuhan. Manifestasi khas dari teratogenisitas termasuk
retardasi pertumbuhan janin atau kematian, keguguran, dan kelainan pada struktur dan
fungsi organ.
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung
pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya
pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari–ari menjadi
terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan berkurang.
Janin mengalami gangguan pertumbuhan serta kekurangan oksigen. Sebagai akibat
lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran dan kelahiran prematur (kelahiran
sebelum cukup bulan). Terutama bila selama kehamilannya sang ibu tidak mendapat
penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan dengan tepat.
B. Saran
Kami menyadari bahwa pada saat menyusun makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari Ibu dan teman-teman agar kedepannya kami bisa jauh lebih
baik lagi.

13
14
DAFTAR PUSTKA

IY Agus Salim. 2015. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trisemester I Tentang Efek
Samping Penggunaan Obat Analgesik Selama Kehamilan Di Puskesmas Kassi-Kassi
Kota Makassar. UIN Alauddin Makassar.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/21519/1/Indra%20Yana
%20Agussalim_70400112033.pdf
Rampengan, S. H. (2014). Penyakit Jantung Pada Kehamilan
Saleh, Khalid. 2019. "PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN".
https://www.rsupwahidin.com/berita-106-penyakit-jantung-pada-
kehamilan-.html#:~:text=Akibat%20penyakit%20jantung%20dalam
%20kehamilan,janin%20semakin%20lama%20akan%20berkurang, diakses
pada Maret 2023.
Tjay, T.M. & Kirana R. 2010. Obat-Obat Penting. Obat Jantung. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo. 585-606
Tjay, T.M. & Kirana R. 2010. Obat-Obat Penting. Obat-Obat Selama Kehamilan dan Laktasi.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 538-565

Anda mungkin juga menyukai