Anda di halaman 1dari 8

PREDIKSI MATERI SOAL UAMBN FIQH 2020

NO. INDIKATOR PREDIKSI


1. Dapat Syariat:sumber dan kesimpulan dari AL-quran dan Hadis, bersifat qath’i(pasti), universal,
Menganalisis tak ada campur tangan manusia dalam penetapan hukum.
syariat, fikih Fikih:bersumber dari para ulama meski tetap merujuk pada al-quran dan Hadis, bersifat
dan bukan fikih zhanni(dugaan), beragam cara pelaksanaannya, adanya campur tangan manusia dalam
penetapan hukum
Bukan Fikih: bersumber dari leluhur, cenderung mengikuti tradisi yang fasid, dan sangat
beragam cara pelaksanaannya sesuai dengan tradisi yang dijalankan.
2. Dapat Memandikan: Laki2 dimandikan laki2, Perempuan dimandikan perempuan, kecuali suami
mengorganisir istri atau muhrimnya. Jenazah orang yang mati syahid tak perlu dimandikan dan bayi yg lahir
tatacara sudah meninggal.
pengurusan Mengkafani:Bersih, menutupi sluruh tubuh, warnaputih, laki” 3 lapis, perempuan 5 lapis,
diberi wewangian.
jenazah
Menyolatkan:4 kali takbir, jenazah laki2 posisi imam di dekat kepala, jenazah peremuan di
dekat perut. Jenazah yg mati syahid dan anak baru lahir meninggal tak perlu dishalatkan.
Menguburkan: kedalaman liang kubur minimal 2 meter dimiringkan kea rah kiblat, tali
pengikat bagian kepala dan kaki dilepas.
3. Dapat 1. Meningkatkan persaudaraan sesama muslim semasa hidup
menemukan 2. Menifestasi perasaan ukhuwah Islamiyah
makna tersirat 3. Semua manusia sama di hadapan Allah
dalam 4. Islam menghormati manusia, termasuk yang sudah meninggal dunia
pengurusan
jenazah
4. Menganalisis Zakat pertanian(makanan pokok:beras,kurma, angguar dll), Nisabnya 930 liter, zakatnya 10%
ketentuan Islam jika diairi secara alami(sungai atau hujan), 5% jika diairi scr buatan dan pembiayaan lainnya.
tentang zakat Zakat Emas, nisabnya 93,6 gr, zakatnya 2,5%
Zakat perak, nisabnya 624 gr; zakatnya 2,5%
Perniagaan; zakatnya sama dengan emas dan perak.
Harta temuan(luqatah): Nisabnya sama dengan emas dan perak; awal ditemukan, zakatnya
20% selanjuynya setiap tahun dizakati 2,5%
5. Menganalisis Pelaksanaan Haji:Niat(ihram), wukuf, mabit di Muzdalifah, jumrah aqabah dan tahallul,
pelaksanaan Jumrah ula, wustha, aqabah, thawaf ifadhah, sai.
ibadah haji dan Pelaksanaan Umrah:Niat Umrah(Bir Ali atau di Jeddah/Bandara), Thawaf, Sai, Tahallul.
umrah Haji Ifrad: Haji dan umrah dilaksanakan secara terpisah, tapi haji dilaksanakan terlebih
dahulu.
Haji Tamattu: Haji dan umrah dilaksanakan secara terpisah, tapi umrah didahulukan.
Haji Qiran:Haji dan umrah dilaksanakan secara bersama/sekaligus.
6. Menganalisis SYARAT WAJIB HAJI:Islam,berakal,baligh,merdeka, dan mampu.
ketentuan haji RUKUN HAJI:Ihram, wuquf di Arafah, Thawaf Ifadhah, Sai, Tahallul, Tertib.
dan umrah WAJIB HAJI:Ihram sesuai miqat, bermalam di Muzdalifah, Mabit di Mina, Melontar
Jumrah Aqabah, Melontar Jumrah Ula, wustha, aqabah, Menjauhkan diri dari Muharramat,
Thawaf wada.
MUHARRAMAT HAJI:Berjima dan pendahuluannya, memakai pakaian yg berjahit dan
sepatu(laki), memakai wewangian, minyak rambut, menutup kepala(laki), akad nikah atau
menikahkan orang lain, memotong rambut atau kuku, memburu/membunuh binatang buruan
dan memakannya.
SUNNAH HAJI:membaca talbiyah, melaksanakan thawaf qudum, membaca shalawat, doa
sesudah bacaan talbiyah.
RUKUN UMRAH:Ihram, Thawaf, Sai, Tahallul, Tertib
7. Membedakan Waktu: Qurban:10-13 Zulhijjah; Aqiqah:Hari ke 7 dari kelahiran
tatacara Hewan:Qurban:Unta, Sapi, Kerbau, Kambing/domba. Aqiqah:Kambing/domba
pelaksanaan Daging: Qurban:Disedeqahkan sblm dimasak; Aqiqah:disedeqahkan setelah dimasak.
kurban dan
aqiqah
8. Menjelaskan Ihyaul Mawat:Membuka lahan baru atas tanah yang belum ada pemiliknya.
ketentuan Islam Contoh:membuka hutan tuk lahan pertanian, menghidupkan rawa atau tanah tandus agar jadi
tentang Ihyaul produktif, dll.
mawat
9. Menganalisis JUAL BELI SAH TAPI TERLARANG:Jual beli yg harganya di atas atau di bawah harga
ketentuan Islam pasar, menimbun, membeli barang yg sudah dibeli/dalam proses tawaran orang lain, jual beli
tentang jaul beli alat maksiat, jual beli dg menipu(gharar), jual beli dg riba.
JUAL BELI TIDAK SAH DAN TERLARANG : Jual beli sperma binatang, anak hewan
yang masih dlm kandungan induknya, jual beli barang yang baru dibeli sebelum
diserahterimakan kepada pembelinya, jual beli buahan yang belum nyata buahnya(putik), jual
beli ikan yang ada di dalam kolam.
10. Menganalisis KHIYAR MAJELIS:Memilih tuk meneruskan atau membatalkan jualbeli sebelum berpisah
tentang khiyar dari tempat akad
KHIYAR SYARAT:Meneruskan atau membatalkan selama persyaratan belum dibatalkan
setelah mempertimbangkan 2 atau 3 hari.
KHIYAR AIBI:Meneruskan atau membatalkan jika terdapat bukti cacat pada barang.
11. Menjelaskan RUKUN WAKAF:Wakif(Orang yg berwakaf), Maukuf lahu(Orang yg menerima wakaf),
ketentuan wakaf Maukuf(barang yg diwakafkan), Akad/Shigat(ikrar penyerahan)
SYARAT WAKAF:Wakif berhak atas perbuatan dan atas kehendak sendiri,Maukuf lahu
jelas(organisasi atau perorangan), Maukufnya berwujud nyata saat diserahkan, Akadnya jelas
dan lebih baik tertulis.
WAKAF AHLY:Wakaf tuk orang-orang tertentu
WAKAF KHAIRY:Wakaf tuk kepentingan umum(PP, Masjid, Madrasah)
12. Menganalisis RIBA FADHL:tukar menukar atau jual beli dua barang sejenis tapi tidak sama ukurannya,
tentang Riba atau jual beli pada barang sejenis dengan adanya tambahan pada salah satu benda tersebut.
RIBA NASI’AH:mengambil keuntungan dari pinjam meminjam atau tukar menukar barang
yang sejenis maupun yang tdk sejenis karena adanya keterlambatan waktu pembayaran.
RIBA QARDI:meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari
orang yang meminjam.
RIBA YAD: Pengambilan keuntungan dari proses jual beli di mana sebelum terjadi serah
terima barang antara penjual dan pembeli sudah berpisah.
13. Menganalisis QATLUL AMDI:Hukumannya qisas, jika keluarga korban memaafkan diyat mugallazah
ketentuan Islam tunai.
tentang QATLU SYIBHUL AMDI: Hukuman, Diyat Mughallazah tidak tunai(diangsur) selama 3
pembunuhan tahun
QATLUL KHATHA: Hukuman, Diyat mukhaffafah diangsur selama 3 tahun.
14. Menganalisis DIYATPENUH(100 UNTA):memotong 2 tangan, 2 kaki, 2 telinga, 2 mata, 2 bibir, hidung,
ketentuan Islam lidah, kemaluan laki2.
tentang Diyat DIYAT SETENGAH(50 UNTA):memotong salah satu anggota tubuh yang berpasangan.
SEPERTIGA DIYAT MUKHAFFAFAH:Jika melukai kepala sampai otak, luka badan
sampai perut.
15 EKOR UNTA:putus satu jari tangan atau satu jari kaki
5 EKOR UNTA:1 gigi copot
15. Menganalisis ZINA MUHSAN(SUDAH/PERNAH BERKELUARGA), hukumannya dirajam sampai
ketentuan Islam mati
tentang Zina GHAIRU MUHSAN(Perawan atau perjaka); hukumannya dicambuk 100 kali dan
diasingkan selama 1 tahun.
16. Menganalisis HAD MENCURI: Pertama kali mencuri, dipotong tangan kanannya, kedua kaki kaki kiri,
ketentuan Islam ketiga tangan kiri, keempat kaki kanan, kelima ditakzir atau dipenjara
tentang mencuri HAD MERAMPOK:
1. Mengambil harta dan membunuh:dihukum mati & disalib.
2. Merampas harta tapi tidak membunuh:dipotong tangan dan kaki scr bersilang.
3. Membunuh tapi tidak merampas harta: dihukum mati seperti qisas.
4. Tidak sempat merampas dan tidak membunuh:dipenjarakan atau diasingkan.
17. Menjelaskan Dianggap Bughat jika:
ketentuan Islam 1. Punya kekuatan melawan pemerintah yg sah
tentang Bughat 2. Keluar dan tak mau taat kepada pemerintah
3. Punya alasan kuat keluar dari pemerintah
4. Punya pengikut yg militant
5. Punya pemimpin yang ditaati
Urutan menindak pelaku Bughat:
1.Mengirim utusan untuk mengetahui sebab pemberontakan
2.Menasehati agar mereka menaati imam yang sah
3.Memberi ultimatum atau ancaman keras agar takut
4.Diperangi sampai mereka sadar dan taat kembali

18. Menganalisis Kondisi yang dilarang saat Hakim memutuskan perkara: marah, sangat lapar atau haus,
ketentuan Islam sangat susah, sangat gembira, sakit, Manahan buang air, mengantuk.
tentang Hakim Kedudukan Hakim Wanita:
1. Mazhab Maliki, Hanbali dan Syafii TIDAK MEMBOLEHKAN wanita jadi hakim.
2. Abu Hanifah, BOLEH jadi hakim dalam segala urusan kecuali Had dan Qisas.
3. Ibnu Jarir At-Thabari:BOLEH jadi hakim dalam segala perkara

19. Menganalisis
ketentuan Islam
tentang
Perkawinan
20. Menganalisis 1. NIKAH MUT’AH:Nikah kontrak
ketentuan Islam 2. NIKAH SHIGAR:Baku Tukar
tentang 3. NIKAH MUHALLIL:Menghalalkan perempuan yang dinikahi agar dinikahi lagi
Pernikahan oleh mantan suaminya yang telah menalak tiga(talak bain qubra).
yang 4. NIKAH SILANG:Nikah beda agama
diharamkan 5. NIKAH KHADAN:gundik atau piaraan
21. Menganlisis TALAK RAJ’I=Talak yg boleh rujuk oleh mantan suami selama masa iddah atau
ketentuan Islam sblm masa iddah berakhir.Ia termasuk talak 1 atau 2
tentang Talak. TALAK BAIN SUGRA=Talak yang membolehkan mantan suami rujuk dengan
memperbarui nikah. Termasuk Talak seblm berjima, khuluk, talak 1 atau 2 tapi
masa iddahnya habis.
TALAK BAIN KUBRA=Talak di mana Mantan suami boleh rujuk jika mantan
istri pernah menikah dg lelaki lain dan sdh digauli lalu diceraikan oleh suaminya
yang kedua.

22. Menganlisis DITINGGAL MATI SUAMI & TIDAK HAMIL=4 bulan 10 hari
ketentuan Islam DITINGGAL MATI SUAMI & HAMIL=Sampai ia melahirkan
tentang Iddah DITALAK SUAMI SAAT ISTRI HAMIL=Sampai ia melahirkan
DITALAK SUAMI SAAT ISTRI HAID=3 kali quru(suci atau haid)
ISTRI BELUM PERNAH HAID ATAU MENOPHOUSE=3 bulan
BELUM PERNAH DIJIMA=Tidak ada masa iddah
23. Menganalisisket FurudhulMuqadarah dan Kemungkinan-kemungkinan kadar bagiannya
entuan Islam
tentang
Mawaris
24. Menganalisis Ahli waris terdiri dari istri, ibu,dua orang anak perempuan, dan seorang anak laki-laki.
ketentuann Harta peninggalan almarhum sebesar Rp36.000.000, Berapa bagian warisan yang akan
Islam tentang diterima oleh masing-masing ahli waris?
pembagian
waris
25. Menganalisis ORANG YANG BERWASIAT(MUSHI):Baligh, berakal sehat, atas kehendak
ketentuan Islam sendiri/tanpa paksaan
tentang Wasiat ORANG YG MENERIMA WASIAT(MUSA LAHU):harus benar2 ada, tidak menolak,
bukan pembunuh mushi dan bukan ahli waris mushi.
HARTA YANG DIWASIATKAN(MUSHA BIHI): Tidak lebih dari 1/3, dapat berpindah
milik, harus ada saat shigat, dapat memberi manfaat, tdk bertentangan dg syara.
SHIGAT:Dapat dipahami, penerimaan wasiat diucapkan setelah mushi wafat.
26. Menganalisis PEDOMAN AL-QURAN DALAM MENETAPKAN HUKUM:
Al-quran 1. ADAMUL HARAJ(Tidak memberatkan/tidak menyulitkan)
sebagai salah 2. QILLATU AT-TAKLIF(menyedikitkan beban)
satu sumber 3. AT-TADRIJ FI AL-TASYRI (berangsur-angsur dalam menetapkan hukum)
hukum Islam
yang muttafaq.
27. Menganalisis PERAN/FUNGSI SUNNAH SEBAGAI SHI YANG MUTTAFAQ:
kedudukan 1. BAYAN TAFSIR(penjelas atau merinci ayat2 Al-quran yang masih global)
sunnah sebagai 2. BAYAN TASYRI(Menetapkan hukum yang tak ada ketentuannya dalam Al-
salah satu quran)
sumber hokum 3. BAYAN TAKRIR/BAYAN ITSBAT/BAYAN TA’KID(Menguatkan
Islam yang ketentuan yg telah ditetapkan Al-quran)
muttafaq.
28. Dapat 1. MEMPERJELAS ISI AL-QURAN,”Tidak diterima salat seseorang yang
membedakan berhadas sampai ia berwudhu(HR. Bukhari), Hadis ini memperjelas Surat Al-
fungsi sunnah Maidah:6
sebagai salah 2. MENAFSIRKAN ISI AL-QURAN;Hadis tentang hukuman bagi pencuri dari
satu SHI yang pergelangan tangan sebagai penafsiran dari Surat Al-Maidah:38
muttafaq 3. MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM/MEMBUAT HUKUM BARU
yang tak ada dalam Al-quran. Hadis tentang zakat fitrah.
4. MENGGANTI KETENTUAN TERDAHULU(BAYAN NASAKH);”Tak ada
wasiat bagi ahli waris.” Hadis ini menasakh surat Al-Baqarah:180.
29. Menentukan DARI SEGI TERJADINYA:
kedudukan Ijma ljma’ sharîh/qouli/bayani, yaitu para mujtahid menyatakan pendapatnya dengan
sebagai salah jelas dan tegas, baik berupa ucapan atau tulisan
satu SHI yg Ijmâ’ sukûti/iqrâri yaitu semua atau sebagian mujtahid tidak menyatakan
muttafaq pendapat dengan jelas dan tegas, tetapi mereka berdiam diri saja atau tidak
memberikan reaksi.
DARI SEGI KEYAKINAN
ljma’ qath’î, yaitu hukum yang dihasilkan ijmâ’ itu adalah sbg dalil qath’î diyakini
benar terjadinya.
ljma’ zhannî, yaitu hukum yang dihasilkan ijmâ’ itu dzhannî, masih ada
kemungkinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau kejadian yang telah
ditetapkan berbeda dengan hasil ijtihad orang lain atau dengan hasil ijmâ’ yang
dilakukan pada waktu yang lain.

30. Mengidentifikas 1. Ijmâ’ sahabat, yaitu ijmâ ’ yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW;
i IJMA sebahgai 2. Ijmâ’ khulafaurrasyidin, yaitu ijmâ ’ yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar,
salah satu SHI Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib. Tentu saja hal ini hanya dapat dilakukan
yang muttafaq pada masa ke-empat orang itu hidup, yaitu pada masa Khalifah Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar meninggal dunia ijmâ ’ tersebut tidak dapat dilakukan lagi;
3. Ijmâ’ shaikhani, yaitu ijmâ ’ yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar bin
Khattab;
4. Ijmâ’ ahli Madinah, yaitu ijmâ ’ yang dilakukan oleh ulama-ulama Madinah.
Ijmâ ’ ahli Madinah merupakan salah satu sumber hukum Islam menurut
Madzhab Maliki, tetapi Madzhab Syafi’i tidak mengakuinya sebagai salah satu
sumber hukum Islam;
5. Ijmâ’ ulama Kufah, yaitu ijmâ ’ yang dilakukan oleh ulama-ulama Kufah.
Madzhab Hanafi menjadikan ijmâ ’ ulama Kufah sebagai salah satu sumber okum
Islam.
31. Dapat RUKUN QIYAS:
mengklasifikasi 1. AL-ASHLU
kan Qiyas sbg 2. AL-FAR’U
salah satu SHI 3. HUKM AL-ASHLU
yang muttafaq 4. ILLAT
MACAM-MACAM QIYAS:
1. QIYAS AULAWI: qiyas yang illat pada furu’ lebih kuat daripada illat yang
terdapat pada ashal.
2. QIYAS MUSAWI: qiyas yang setara antara illat pada furu’ dengan illat pada
ashal
3. QIYAS ADNA: qiyas yang illat pada furu’ lebih rendah daripada illat yang
terdapat pada ashal.

32. Dapat CONTOH QIYAS:


menganalisis AULAWI: larangan memukul orang tua dengan larangan menyakitinya atau
tentang contoh berkata “uh” kepada mereka. Larangan memukul lebih kuat jika dibandingkan
qiyas sebagai dengan larangan berkata “uh”.(Q.S. Al-Isra:23)
salah satu SHI MUSAWI: mengqiyaskan budak perempuan dengan budak laki-laki dalam
yang muttafaq. menerima separuh hukuman pada kasus zina(Q.S.An-Nisa:25) Contoh lain:
hukum memakan harta anak yatim secara aniaya sama hukumnya dengan
membakarnya.(Q.S.An-Nisa:10)
ADNA: haramnya perak bagi laki-laki dengan
haramnya laki-laki memakai emas. Yang menjadi illatnya adalah untuk
berbangga-bangga.
33. Menganalisis BENTUK-BENTUK ISTIHSAN:
tentang Istihsan ISTIHSAN DENGAN QIYAS KHAFI: air sisa minuman burung buas seperti
sbg salah satu burung elang, rajawali, dan lain sebagainya.
SHI yang ISTIHSAN DENGAN AL-QURAN:Diperbolehkannya wasiat.
mukhtalaf ISTIHSAN DENGAN SUNNAH:Diperbolehkannya akad salam.
ISTIHSAN DENGAN IJMA: akad istisna’ (kontrak kerja pertukangan) yaitu satu
pihak melakukan kontrak kerja dengan pihak lain untuk membuat suatu barang
dengan imbalan tertentu.
ISTIHSAN DENGAN DARURAT: penyucian sumur atau telaga yang terkena
najis.
ISTIHSAN DENGAN MASLAHAH: fatwa Abu Hanifah yang memperbolehkan
pemberian zakat pada Bani Hasyim keturunan Rasulullah karena pertimbangan
situasi masa itu.
ISTIHSAN DENGAN URF: diperbolehkannya jasa toilet umum tanpa ada
kepastian berapa lama dan berapa banyak air yang digunakan dengan
imbalan jasa pembayaran tarif yang telah di tentukan.
34. Menganalisis CONTOH MASLAHAH MURSALAH:
tentang Abu Bakar menghimpun Al Qur’an dalam satu mushaf dengan tujuan agar al
maslahah quran tidak hilang.
mursalah sbg Umar menghukumi talāq tiga dengan satu kali ucapan. Umar tidak memberikan
salah satu SHI zakat kepada al muallafah qulubuhum ketika Islam sudah kuat, menetapkan
yang mukhtalaf. undang-undang pajak, pembukuan administrasi, membangun penjara, dan
menghentikan pelaksanaan okum pidana kepada pencuri di tahun paceklik.
Usman telah menyatukan umat Islam dalam satu mushaf, menetapkan jatah
harta waris kepada istri yang ditalā q karena sang suami menghindari pembagian
warisan kepadanya.
Ali telah memerangi para pengkhianat dari kalangan Syiah Rafidah, itu semua
dilakukan sahabat berdasar kemaslahatan.
35. Menganalisis ISTISHAB: menetapkan hukum yang telah ada pada masa lalu hingga ada dalil
tentang atau bukti yang
ISTISHAB sbg merubahnya.
salah satu SHI Contoh: seseorang yang memiliki wudhu lalu muncul keraguan apakah
yang mukhtalaf. wudhunya sudah batal ataukah belum, dalam kondisi seperti ini ia harus
berpegang pada belum batal karena hukum yang telah ada atau hukum asal ia
masih punya wudhu
sebelum ada bukti jelas kalau wudhunya telah batal. Contoh lain: bebasnya
seseorang dari dakwaan bersalah sebelum ditemukan bukti-bukti
yang menunjukkan secara meyakinkan bahwa ia bersalah. Contoh lagi: Setiap
makanan dan minuman yang tidak ditetapkan oleh suatu dalil tentang
keharamannya, maka hukumnya mubah.
36. Menganalisis Para ulama sepakat bahwa ‘urf merupakan salah satu dalil untuk menetapkan
tentang Urf sbg hukum. Mereka beralasan dengan firman Allah: “Jadilah engkau seorang pemaaf
salah satu SHI dan suruhlah orang menerjakan yang makruf dan berpalinglah dari orang-orang
yang mukhtalaf. bodoh.”
( QS Al A’raf : 199)
37. Dapat KLASIFIKASI URF DARI SEGI SUMBERNYA:
mengklasifikasi ‘Urf Qauli, yaitu kebiasaan yang berupa ucapan. Seperti kata “ ”‫ لحْ م‬yang berarti
kan tentang Urf daging. Pengertian daging bisa mencakup semua daging, termasuk daging ikan,
sbg salah satu sapi, kambing, dan sebagainya.
SHI yg Urf amaly, yaitu kebiasaan yang berupa perbuatan. Seperti, transakasi antara
mukhtalaf. penjual dan pembeli tanpa menggunakan akad.
DARI SEGI RUANG LINGKUP PENGGUNAAN
‘Urf Am (Umum), yaitu kebiasaan yang telah umum berlaku di mana saja hampir
di seluruh penjuru dunia tanpa memandang negara, bangsa, dan agama.
Contohnya, menganggukkan kepala pertanda setuju dan menggelengkan kepala
pertanda menolak.
Urf khas (Khusus), yaitu kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok orang di
tempat tertentu atau pada waktu tertentu dan tidak berlaku di sembarang waktu
dan tempat. Umpamanya adat menarik garis keturunan melalui garis ibu atau
perempuan (matriliniel) di Minangkabau atau melalui bapak (patrilineal) di
kalangan suku Batak.
DARI SEGI BAIK BURUKNYA
‘Urf Saḥīh, yaitu adat kebiasaan yang tidak bertentangan dengan norma agama.
Umpamanya, memberi hadiah kepada orang tua dan kenalan dekat pada
waktuwaktu tertentu, mengadakan acara halal bi halal (silaturahmi) pada hari
Raya,
memberi hadiah sebagai penghargaan atas prestasi, dan sebagainya.
‘Urf Fāsid, yaitu adat atau kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran agama.
Contohnya, berjudi untuk merayakan peristiwa perkawinan atau meminum
minuman keras pada hari ulang tahun.
38. Menganalisis SYADDUZ ZARA’I= Sesuatu yang secara lahiriah hukumnya boleh, namun hal itu
tentang akan menuju kepada hal-hal yang dilarang.
Syadduz Zara’I Contoh, melakukan permainan yang berbau judi tanpa taruhan dilarang karena
sbg salah satu dikawatirkan akan terjerumus kedalam perjudian.
SHI yang
mukhtalaf.
39. Dapat SYARAT-SYARAT MUJTAHID:UMUM:Baligh,berakal sehat, memahami masalah,
menjelaskan beriman.
ketentuan SYARAT-SYARAT KHUSUS:Mengetahui ayat2 Al-quran dan AS-Sunnah terkait dg
mujtahid. masalah yg dianalisis, mengetahui maksud dan rahasia hokum Islam, mengetahui
kaidah2 bahasa Arab, Ilmu ushul fiqh, mantiq, soal-soal ijma dll.
40. Menganalisis HUKUM SYAR’I= “ Firman (kalam) Allah yang berkaitan dengan semua perbuatan
penerapan mukallaf, yang
hukum syar’i. mengandung tuntutan, pilihan atau ketetapan.
41. Menganalisis Ijāb/Wajib :yaitu tuntutan Allah kepada mukalaf untuk melakukan suatu
cakupan hokum perbuatan dengan tuntutan yang pasti.
taklifi. Nadb/Sunnah:yaitu tuntutan Allah kepada mukalaf untuk melakukan suatu
perbuatan dengan tuntutan yang tidak pasti atau anjuran untuk melakukan.
Taḥrīm/Haraam :yaitu tuntutan Allah kepada mukalaf untuk tidak melakukan
suatu perbuatan dengan tuntutan yang pasti.
Karāha/Makruh: yaitu tuntutan Allah kepada mukalaf untuk tidak melakukan
suatu perbuatan dengan tuntutan yang tidak pasti atau anjuran untuk menjauhi.
Ibāḥah/Mubah: yaitu Permintaan Allah kepada mukalaf untuk memilih antara
melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan.
42. Menganalisis 1. SEBAB: adanya sesuatu menyebabkan adanya hukum dan tidak adanya
cakupan hukum sesuatu menyebabkan tidak adanya hukum.
wadh’i Contoh: Masuknya waktu shalat adalah menyebabkan adanya pelaksanaan
shalat dengan tidak adanya masuknya waktu tidak akan ada pelaksanaan shalat.
Melihat hilal menjadi sebab wajibnya puasa ramadhan, Mencuri sebagai
sebab di laksanakanya hukum potong tangan.
2. SYARAT: adanya sesuatu yang mengakibatkan adanya hukum, dan tidak
adanya sesuatu itu mengakibatkan tidak ada pula hokum.
Contoh: Wudhu adalah syarat sah shalat, ḥaul (genap satu tahun) adalah syarat
wajibnya zakat harta perniagaan, dua orang saksi menjadi syarat bagi sahnya
pernikahan.
3. MANI’(PENGHALANG): sesuatu yang di tetapkan syariat sebagai
penghalang bagi adanya hukum.
Contoh: haidh dan nifas adalah māni’ atau penghalang wajibnya shalat,
membunuh menjadi māni’ adanya hukum yaitu mewarisi, berhutang menjadi
māni’ atau penghalang wajibnya zakat.
4. SAH: suatu perbuatan yang di lakukan oleh mukallaf dengan memenuhi
syarat dan rukunya, Contoh di dalam ibadah pelaksanaan shalat, zakat,
puasa, haji yang syarat dan rukunya terpenuhi.
Contoh dalam muamalah seperti nikah, jual beli, wakaf dsb apabila di lakukan
sesuai dg syarat dan rukunnya.
5. BATAL: suatu perbuatan yang di lakukan oleh mukallaf yang syarat dan
rukunya tidak terpenuhi, seperti shalat yang syarat maupun rukunya tidak
terpenuhi.
6. RUKHSAH: sesuatu yang dalam kondisi tertentu di syariatkan dalam rangka
memberikan keringanan terhadap mukallaf. CONTOH: musafir di boleh tidak
berpuasa, Bolehnya akad salam,
7. AZIMAH: hukum syara’ yang pokok dan berlaku untuk seluruh mukallaf dan
dalam semua keadaan dan waktu, misalnya : shalat fardhu lima waktu sehari
semalam, dan puasa pada bulan ramadhan.
43. Menganalisis WAJIB MUTLAK:Kaffarat bagi pelanggar sumpah
contoh hukum WAJIB MUQAYYAD:Salat 5 waktu, Puasa Ramadhan.
taklifi. WAJIB MUHADDAD:jumlah zakat yg dikeluarkan, jumlah rakaat shalat.
WAJIB GHOIRU MUHADDAD: berinfaq di jalan Allah, berjihad, tolong menolong.
WAJIB MUAYYAN: membaca fatihah dlm shalat, membaca tahiyyat dlm shalat.
WAJIB MUKHAYYAR:Boleh memilih kaffarat bagi pelaku sumpah.
44. Menganalisis 1. Adanya pencurian sebagai SEBAB kewajiban memotong tangan bagi pelakunya.
contoh hukum 2. Sakit dan Musafir sbg SEBAB bolehnya tidak berpuasa di bulan Ramadhan dan
wadh’i. menggantinya pada waktu lain di luar Ramadan.
3. Wudhu jadi SYARAT sahnya shalat.
4. Perbedaan agama dan pembunuhan menjadi MANI untuk saling mewarisi
45. Menganalisis 1. Mengerjakan puasa Sunnah Senin Kamis, shalat tahajjud dan witir.
penerapan 2. Bersiwak setiap akan shalat
hukum taklifi. 3. Mengerjakan shalat sunnat rawatib
4. Mendoakan orang bersin

46. Menganalisis 1. Membunuh, berzina, mencuri dll.


penerapan 2. Jual beli saat azan Jumat sudah berkumandang
hukum taklifi. 3. Memakan makanan yang menimbulkan bau tak sedap.
4. Melamar wanita yang sdh dilamar orang lain.
5. Berwudhu dari air sisa minuman burung.
47. Dapat 1. “Pada asalnya Amar itu menunjukkan hukum wajib”
menganalisis 2. “Perintah itu pada asalnya tidak menuntut dilakukan berulang-ulang”
kaidah amr 3. “Perintah pada asalnya tidak menghendaki kesegeraan”
4. “Perintah mengerjakan sesuatu berarti juga perintah mengerjakan wasilahnya”
5. “Perintah mengerjakan sesuatu berarti larangan terhadap kebalikannya”.
6. “Perintah sesudah larangan menunjukkan kebolehan.”
48. Dapat 1. “Pada asalnya nahi itu menunjukkan haram”.
menganalisis 2. “Larangan terhadap sesuatu berarti perintah akan kebalikannya”.
kaidah nahi 3. “Larangan yang mutlak menghendaki berkelanjutan dalam sepanjang masa”
4. “Dalam beribadah, larangan menunjukkan rusaknya (batalnya) perkara yang
dilarang.”
5. “Larangan yang menunjukkan rusaknya (batalnya) perbuatan yang dilarang
dalam
ber’aqad”
49. Dapat
menganalisis
kaidah am dan
khas
50. Dapat
menganalisis
lafaz mujmal
dan mubayyan

Anda mungkin juga menyukai