SYARIAH FIKIH
Bersumber dari Al-Qur’an Hadis Bersumber dari para ulama dan ahli fiqh,
serta kesimpulan-kesimpulan tetapi tetap merujuk pada Al-Qur’an dan
yang diambil dari keduanya. hadis.
1. Memandikan jenazah
Memandikan artinya jika jenazah laki laki yang memandikan adalah laki”,sebaliknya perempuan
Namun jika ada suami/istri maka mereka wajib memandikan dan kemudian kerabatnya karna
berkaitan dengan aib jenazah
Apabila di sekitar jenazah laki laki hanya ada perepuan maka di tayamumkan dan sebaliknya
2. Mengkafani jenazah
Mengkafani artinya membungkus atau menutupi jenazah dengan kain yang dapat menutup
seluruh tubuhnya. Kain kafan yang paling baik menurut Nabi ialah berwarna putih.
Jika memang tidak ada kain putih, maka boleh dengan menggunakan kain apa saja asal dapat
menutup seluruh tubuh. cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:
a. Kain kafan dihamparkan di atas tikar yang bersih.
b. Letakkan jenazah dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan yang kiri, seperti posisi
bersedekap dalam salat.
c. Bagian tubuh, seperti kemaluan, dubur, mulut, hidung, mata, dan telinga ditutup dengan
kapas.
d. Taburi tubuh jenazah dengan wangi-wangian.
e. Sehelai demi sehelai kain kafan dibungkuskan ke tubuh jenazah dengan mendahulukan
sebelah kiri dari yang kanan.
f. Diikat dengan tali yang terbuat dari potongan kain kafan pada bagian kepala, dada, perut,
lutut dan kaki.
3. Shalat jenazah
Shalat jenazah dimaksudkan sebagai doa atau permohonan dan permintaan ampun dosa atas
diri si mayat.
4. Mengubur jenazah
Cara penguburan jenazah adalah sebagai berikut :
a. Jenazah dimasukkan kedalam lubang lahat yang telah disediakan sambil membaca
doa: “Bismillahi Wa’ala Millati Rasuulillah”
b. Semua pengikat/tali dilepaskan sehingga pipi jenazah dapat menyentuh tanah.
c. Jenazah dibaringkan di atas lambung kanannya menghadap kiblat.
d. Menimbun jenazah dengan tanah galian hingga rapat.
e. Mendoakan jenazah.
Hikmah
1. Mendorong manusia untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
2. Mengingatkan kepada manusia akan kematian.
3. Mendorong manusia untuk memperbanyak amal saleh.
4. Mendorong manusia untuk meningkatkan kualitas sbg makhluk sosial.
5. Mendorong manusia untuk senantiasa menutupi aib sesama hamba Allah.
6. Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati pengurusan jenazah.
3. KETENTUAN ISLAM TENTANG ZAKAT
Zakat maal
1. Beragama Islam
2. Baligh dan berakal sehat
3. Merdeka
4. Harta telah memenuhi nishabnya , yaitu batasan jumlah wajib mengelurakan zakat
5. Harta milik pribadi sepenuhnya
6. Telah mencapai haulnya, yaitu dimiliki selama satu tahun
7. mengeluarkan zakat sebesar 2,5 persen dari jumlah total harta yang dia miliki
Zakat fitrah
Jenis zakat ini wajib ditunaikan saat bulan Ramadhan hingga sebelum salat id.
makanan pokok di daerah tertentu, seperti beras. Besarnya adalah 2,5 kg atau 3,5 liter.
dapat dibayarkan dalam bentuk uang senilai harga makanan pokok yang dikonsumsi oleh
orang yang berzakat.
4. PELAKSANAAN HAJI DAN UMRAH
HAJI UMRAH
ihram ihram
wukuf tawaf
tawaf sa’i
sa'i tahallul
tahallul tertib
tertib
QURBAN AQIQAH
Aqiqah dilaksanakan untuk anak yang Qurban dilaksanakan dalam rangka
baru lahir sebagai penebus sekaligus mendekatkan diri pada Allah dengan
sebagai wujud rasa syukur. meneladani pengorbanan nabi Ibrahim as.
Aqiqah dilaksanakan paling afdal 7 hari Qurban dilaksanakan setelah shalat Idul
setelah kelahiran si bayi atau pada Adha dan 3 hari setelahnya yakni 11,12, 13
waktu lainnya sebelum si anak baligh. Dzulhijjah.
bukan termasuk mawat adalah tanah haram dan ‘Arafah, maka tanah ini tidak bisa dimiliki
dengan dihidupkan, karena dapat mempersempit manasik.
bahwa untuk sahnya menghidupkan tanah yang mati disyaratkan dua hal:
Bukan milik seorang muslim. Jika ternyata milik seorang muslim, maka tidak boleh
dihidupkan kecuali dengan izin yang syar’i.
Orang yang menghidupkan tanah yang mati adalah seorang muslim. Oleh karena itu,
orang kafir tidak boleh menghidupkan tanah yang mati di wilayah Islam.
Riba Fadhli
menukarkan barang tertentu dengan barang yang sama namun ada perbedaan pada
timbangannya.
Riba Qordhi
meminjam sesuatu, misal uang, pada orang lain tapi harus memberikan lebih ketika
mengembalikannya.
Riba Yadi
melakukan jual beli dengan akad barang dan timbangan sama, namun sebelum terjadi serah
terima si penjual dan pembeli telah terlebih dahulu berpisah.
Riba Nasi’ah
melakukan akad jual beli namun si pembeli menerima barangnya di kemudian hari
Zina muhsan, yakni zina yang dilakukan orang yang telah menikah (memiliki suami atau istri).
Zina gairu muhsan, merupakan zina yang dilakukan oleh mereka yang belum pernah menikah.
Nikah syighar
seorang laki-laki menikahi puteri laki-laki lainnya dan dia pun menikahkannya dengan
puterinya tanpa mahar
Nikah tahlil
menikahi wanita yang telah ditalak tiga setelah berakhirnya masa ‘iddahnya
kemudian menceraikannya kembali untuk diberikan kepada suaminya yang pertama
Nikah dalam masa ‘iddah dan menikahi wanita kafir selain kitabiyyah (wanita
Yahudi dan Nasrani)
Nikah dengan wanita-wanita yang diharamkan karena senasab dan mushaharah
(hubungan kekeluargaan karena ikatan perkawinan).
20. TALAK
Macam macam talak :
Talak sharih (langsung) = dikatakan dengan terang terangan
Contoh : kamu saya talak
Talak kinayah(tidak langsung),contoh:pulang kau pada orang tuamu
Talak raj’i : talak dua namun apabila suami minta rujuk masih bisa
Talak bain : talak tiga tdiak boleh rujuk kecuali istri nikah dan kemudian cerai
Talak sunni : talak suami yang istrinya belum di setubuhi dan suci dai haid
Talak bid’i : talak kepada istrinya yang masih haid atau istri yang dalam keadaan
suci dari haid akan tetapi sudah disetubuhi.
Talak taklik : talak akibat syarat syarat atau sebab sebab tertentu
22. QIYAS
23. IJMA
Adanya kesepakatan seluruh mujtahid dari kalangan umat Islam (ulama).
Suatu kesepakatan yang dilakukan haruslah dinyatakan secara jelas.
Yang melakukan kesepakatan tersebut adalah mujtahid.
Kesepakatan tersebut terjadi setelah wafatnya Rasulullah.
Yang disepakati adalah hukum syara' mengenai suatu masalah/peristiwa hukum
tertentu.
24. ISTISHAN
Istihsan Qiyasi
Istihsan Qiyasi adalah suatu bentuk pengalihan hukum dari ketentuan hukum yang didasarkan
kepada qiyas jali kepada ketentuan hukum yang didasarkan kepada qiyas khafi,karena adanya
alasan yang kuat untuk mengalihkan hukum tesebut. Alasan kuat yang dimaksud adalah
kemaslahatan. Seperti pengangkata khalifah setrlah rosul wafat
Istihsan Istisna'i
Istihsan Istisna'i adalah qiyas dalam bentuk pengecualian dari ketentuan hukum yang berdasarkan
prinsip-prinsip khusus. Istihsan bentuk kedua ini dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Istihsan dengan nash. Maknanya adalah pengalihan hukum dari ketentuan yang umum kepada
ketentuan lain dalam bentuk pengecualian, kaerna ada nash yang mengecualikannya, baik nash
tersebut Al-Qur’an atau Sunnah.
2. Istihsan dengan ijma’. Maknanya adalah terjadinya sebuah ijma’—baik yang sharih maupun
sukuti—terhadap sebuah hukum yang menyelisihi qiyas atau kaidah umum.
3. Istihsan dengan kedaruratan. Yaitu ketika seorang mujtahid melihat ada suatu kedaruratan
atau kemaslahatan yang menyebabkan ia meninggalkan qiyas, demi memenuhi hajat yang
darurat itu atau mencegah kemudharatan.
4. Istihsan dengan ‘urf atau konvensi yang umum berlaku. Artinya meninggalkan apa yang
menjadi konsekuensi qiyas menuju hukum lain yang berbeda karena ‘urf yang umum berlaku—
baik ‘urf yang bersifat perkataan maupun perbuatan—.
5. Istihsan dengan maslahah al-mursalah. Yaitu mengecualikan ketentuan hukum yang berlaku
umum berdasarkan kemaslahatan, dengan memberlakukan ketentuan lain yang memenuhi
prinsip kemaslahatan.
b. Al-‘urf al-‘amali. Adalah kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan perbuatan biasa atau
mu’amalah keperdataan. Yang dimaksud “perbuatan biasa” adalah kebiasaan masyrakat dalam
masalah kehidupan mereka yang tidak terkait dengan kepentingan orang lain, seperti kebiasaan
libur kerja pada hari-hari tertentu dalam satu minggu, kebiasaan masyarakat memakan makanan
khusus atau meminum minuman tertentu dan kebiasaan masyarakat dalam memakai pakain
tertentu dalam acara-acara khusus.
26. URF
Merupakan kebiasaan, Sesuatu yang tidak asing lagi bagi suatu masyarakat karena telah
menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan atau
perkataan