Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Menganalisis Pelaksanaan Penyelenggaraan


Jenazah

Disusun Oleh:
1.Agita Puspita Sari
2.Alpina Damayanti
3.Asa maulina putri f.
4.Desma Silvia
5.Ilyas Sefriyansyah H.

SMAN 1 Terbanggi Besar


Tahun ajaran 2018/2019
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelessaikan makalah ini
yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pengurusan Jenazah “
            Makalah ini berisikan tentang pelaksanaan fardu kifayah terhadap jenazah yaitu,
memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan jenazah.  makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang fardu kifayah yang harus kita
laksanakan terhadap jenazah.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh  dari sempurna , karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, Semoga Allah
SWT.senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin

Terbanggi Besar, Januari 2019

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar
Bab 1 pendahuluan
 Latar Belakang.........................................................................................4
 Rumusan Masalah.................................................................................4

Bab 2 Pembahasan
 PengertianJenazah.....................................................................5
 Penyelenggaraan Jenazah.......................................................5
 Memandikan Jenazah...............................................................6
 Mengafani Jenazah.....................................................................7
 Menyalatkan Jenazah................................................................7
 Menguburkan Jenazah.............................................................11
Bab 3 Penutup
 Kesimpulan..................................................................................11
 Saran...............................................................................................12
Daftar Pustaka...........................................................................13

3
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian
yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan
Allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati
orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi
kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus
dari muslim lainnya yang masih hidup.
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka hukumnya
fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk menyelenggarakan 4
perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan orang yang
telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya 4 persoalan tersebut, pemakalah akan
mencoba menguraikan dalam penjelasan berikut ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian jenazah?
2. bagaimana tata cara memandikan jenazah?
3.Bagaimana tata cara mengkafani jenazah?
4.Bagaimana tata cara menshalatkan jenazah?
5.Bagaimana tata cara menguburkan jenazah?

4
BAB II
Pembahasan

2.1. Pengertian Jenazah


Kata jenazah diambil dari bahasa Arab (‫ )جن ذح‬yang berarti tubuh mayat dan  ‫جن ذ‬   yang
berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat yang
tertutup.

2.2. Penyelenggaraan Jenazah


Islam telah mengingatkan kita semua bahwa setiap insan yang bernyawa pasti
mangalami kematian. Allah swt telah berfirman dalam (Q.S. Ali Imran/3:185). Jika ada
salah satu kerabat yang meninggal, keluarga yang ditinggal hendaknya ikhlas dan rela
melepaskan kepergiannya. Semua yang ada di dunia ini hanyalah kepunyaan Allah Swt.
Dan akan kembali kepada-Nya,sebagaimana firman Allah(Q.S. al-baqarah/2:156).
Beberapa tata cara dan sikap yang harus dilaksanakan oleh seorang muslim jika
ada muslin lain yang baru saja meninggal, yaitu:
1. Menutup(memejamkan) matanya;
2. Menutup mulutnya, yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya;
3. Menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat;
4. Diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita;
5. Membayar utangnya;
6. Memberi tahu keluarga, kerabat, dan teman-temannya agar mereka segera
mengurus, mendoakan, dan menyalatkannya;
7. Tidak melukainya, sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup;
8. Tidak mencelanya.
Selanjutnya, kewajiban seorang muslim terhadap jenazah muslim
lainnya adalah memandikan, mengafani, menyalatkan, menguburkannya. Kewajiban
tersebut merupakan kewajiban kifayah, yaitu kewajiban yang ditujukan kepada
sekelompok orang. Apabila sebagian dari mereka telah mengerjakan, terlepaslah yang
lain dari kewajiban tersebut. Apabila tidak seorang pun yang mengerjakan, semuanya
berdosa.

5
2.3. Memandikan Jenazah
Jenazah dimandikan jika ia memiliki beberapa syarat, yaitu:
a. Orang Islam;
b. Tubuhnya masih ada walaupun hanya sebagian yang ditemukan, misalnya
karena peristiwa kecelakaan;
c. Tidak mati syahid (mati dalam peperangan membela agama Allah). Orang yang
mati syahid tidak disalatkan dan dimandikan.

Memandikan jenazah dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:


a. Letakkan mayat ditempat yang tinggi, seperti bangku panjang;
b. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum;
c. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperti sarung agar lebih mudah
memandikannya, tetapi auratnya tetap tertutup;
d. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya
keluar;
e. Basuhlah mulut, gigi, jari, kepala, dan janggutnya;
f. Sisirlah rambutnya agar rapi;
g. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun;
h. Wudukanlah jenazah;
i. Siram dengan air yang dicampur kapur barus, daun bidara, atau daun lain yang
berbau harum.

Adapun yang berhak memandikan jenazah adalah sebagai berikut.


a. Apabilajenazah laki-laki, yang berhak memandikannya, yaitu:
1) Kaum laki-laki;
2) Boleh wanita asalkan istri atau mahramnya;
3) Jika sama-sama ada istri, mahram, dan orang lain yang sejenis,
yang lebih berhak memandikannya adalah istri;
4) Jika tidak ada kaum laki-laki dan mahramnya juga tidak ada,
jenazah cukup ditayamumkan saja.
b. Apabila jenazahnya perempuan, yang berhak memandikan,yaitu:
1) Kaum perempuan;
2) Boleh laki-laki asalkan suami atau mahramnya;
3) Jika sama-sama ada, suami, mahram, dan orang lain yang sejenis,
yang lebih berhak memandikan adalah suami;
4) Jika tidak ada kaum perempuan dan mahramnya,jenazah cukup
ditayamumkan saja.
c. Apabila jenazahnya anak-anak, yang berhak memandikan, yaitu:
1) Kaum laki-laki;
2) Kaum perempuan;

6
2.4. Mengafani Jenazah
Setelah memandikan, kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah adalah sebagai berikut.
a. Kain kafan haurs dalam keadaan baik, tetapi tidak boleh berlebihan, tidak dari
jenis bahan yang mewah dan mahal harganya.
b. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
c. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan
lima lapis.
d. Orang yang meninggal dalam ihram, baik ihram haji maupun ihram umrah, tidak
boleh diberi harum-haruman dan tutup kepala.

Cara mengafani jenazah, yaitu:


a. Hamparkan kain sehelai demi sehelai;
b. Taburkan wangi-wangian di atas tiap helai;
c. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan pelan;
d. Letakkan tangan kanan ditas tangan kiri diatas dada;
e. Ikatlah dengan kuat sebanyak tujuh ikatan.
Bagi jenazah wanita, lima lapis kain kafan tersebut terdiri atas kain. Basahan (kain
bawah), baju, tutup kepala, kerudung, dan kain yang menutupi semua badannya.

2.5. Menyalatkan Jenazah


Apabila jenazah sudah dimandikan dan dikafani, hendaknya segera dishalatkan,
sebagaimana sabda Rasulullah saw (H.R. Ibnu Majah: 1511)
Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan shalat jenazah adalah:
a. Syarat-Syarat Shalat Jenazah
1) Semua yang menjadi syarat shalat fardu, menjadi syarat shalat jenazah,
misalnya menutup aurat, suci badan dan pakaian,serta menghadap kiblat.
2) Mayat harus sudah dimandikan dan dikafani.
3) Letak jenazah di sebelah kiblat orang-orang yang menyalatlan, kecuali
jika shalat di atas kubur atau shalat gaib.
b. Rukun-Rukun Shalat Jenazah
1) Niat shalat jenazah
2) Takbir empat kali
3) Membaca surah al-Fatihah setelah takbiratulihram
4) Membaca selawat Nabi sesusah takbir kedua
5) Mendoakan jenazah, sesudah takbir ketiga dn keempat
6) Mengucapkan salam
c. Cara Mengerjakan Shalat Jenazah
1) Sebelum mengerjakan shalat jenazah, kita hendaklah mengambil air
wudhu, sebagaimana mengerjakan shalat fardu.

7
2) Setelah berdiri tegak, kita mengucapkan niat shalat.

3) Setelah itu, kita mengucapkan takbir yang pertama sambil mengangkat


tangan diiringi niat shalat jenazah.
4) Setelah membaca takbir,kita membaca Surah Al-fatihah.
5) Setelah membaca surah Al-fatihah, kita membaca takbir kedua(
Allahuakbar).
6) Setelah mebaca takbir kedua, kita membaca selawat Nabi.
7) Setelah membaca selawat Nabi, kita membaca takbir ketiga(Allahuakbar).
8) Setelah membaca takbir ketiga, kita membaca doa. Doa untuk mayat laki-
laki adalah sebagai berikut.

8
ْ ‫اَل ٰلّ ُه َّم‬
‫ َوارْ َح ْم ُه َو َعافِ ِه َواعْ فُ َع ْن ُه‬  ‫اغفِرْ لَ ُه‬
Artinya:
Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterakanlah dia, dan
maafkanlah dia.
Doa yang lebih utama sebagaimana yang diriwayatkan oleh Auf bin Malik
adalah sebagai berikut.

‫اغسِ ْل ُه ِب ْال َما ِء‬ ْ ‫ َو‬،ُ‫ َو َوسِّعْ َم ْد َخلَه‬،ُ‫ َوأَ ْك ِر ْم ُن ُزلَه‬،ُ‫اغفِرْ َل ُه َوارْ َحمْ ُه َو َعافِ ِه َواعْ فُ َع ْنه‬ ْ ‫اَل ٰلّ ُه َّم‬
‫ َوأَ ْبد ِْل ُه‬،‫س‬ ِ ‫الث ْوبُ اأْل َ ْب َيضُ م َِن ال َّد َن‬
َّ ‫وال َخ َطا َيا َك َما ُي َن َّقى‬
ْ ‫ب‬ ُّ ‫ َو َن ِّق ِه م َِن‬،ِ‫الث ْلج َو ْال َب َرد‬
ِ ‫الذ ُنو‬ ِ ‫َو‬
َّ
‫ َوقِ ِه فِ ْت َن َة ْال َقب ِْر‬،ِ‫ َو َز ْوجً ا َخيْرً ا مِنْ َز ْو ِجه‬،ِ‫ َواَهْ اًل َخيْرً ا مِنْ اَهْ لِه‬،ِ‫َاره‬ِ ‫دَارً ا َخيْرً ا مِنْ د‬
‫ب ال َّنار‬ ِ ‫َو َع َذا‬

Artinya:
Dari Auf bin Malik, ia berkata, “aku mendengar Nabi saw. Telah
menyalatkan jenazah beliau membaca. “Ya Allah, ampunilah dia,
kasihanilah dia, sejahterakanlah dia, maafkanlah kesalahannya,
hormatilah kedatangannya, dan luaskan tempar masuknya
(peristirahatannya) , bersihkanlah dia dari dosa, sebagaimana kain putih
yang dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang
lebih baik daripada rumahnya dahulu, dan gantilah istrinya dengan yang
lebih baik daripada istrinya dahulu, dan periharalah dia dari fitnah kubur
dan siksa api neraka.” (H.R. Muslim: 1601)

Doa untuk mayat perempuan adalah sebagai berikut.


َّ ‫اغسِ ْل َه ِاب ْال َما ِء َو‬
‫الث ْل ِج َو ْال َب َرد‬ َ ‫وأَ ْك ِر ْم ُن ُزلَ َه‬،‫ا‬
َ ‫و َوسِّعْ َم ْد َخلَ َه‬،‫ا‬
ْ ‫و‬،‫ا‬ َ ‫َّاغفِرْ لَ َه َاوارْ َح ْمه َُاو َعافِ َه َاواعْ فُ َع ْن َه‬ ْ ‫اَل ٰلّ ُهم‬
‫ض ِم َنال َّد َنس‬ ُ ‫ىالث ْوبُاأْل َ ْب َي‬
َّ ‫وال َخ َطا َيا َك َما ُي َن َّق‬
ْ ‫وب‬ ُّ ‫و َن ِّق َها ِم َن‬،ِ
ِ ‫الذ ُن‬ َ
‫وقِ َهافِ ْت َن َة ْال َقب ِْر َو َع َذ ِابال َّنار‬،‫ا‬
َ ‫اخيْرً ا ِم ْن َز ْو ِج َه‬
َ ً‫و َز ْوج‬،‫ا‬َ ‫واَهْ اًل َخيْرً ا ِم ْناَهْ لِ َه‬،‫ا‬ َ ‫َار َه‬ َ ً‫وأَ ْبد ِْل َهادَار‬،ِ
ِ ‫اخيْرً ا ِم ْند‬ َ
Arti doa tersebut sama dengan doauntukjenazah laki-laki.

9) Setelah membaca doa untuk mayat, lalu kita membaca takbir keempat.
10) Setelah itu, kita membaca doa

9
ْ ‫اَل ٰلّ ُه َّم اَل َتحْ ِر ْم َنا اَجْ َرهُ َواَل َت ْف ِت َّنا َبعْ َدهُ َو‬
‫اغفِرْ لَ َنا َولَ ُه‬

Allahumma la tahrimna ajrohu wala taftina ba’dahu wagfir lana wa lahu

Artinya: 

“Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau
meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.” 

Atau doa yang lebih lengkap:

ْ ‫اَل ٰلّ ُه َّم اَل َتحْ ِر ْم َنا اَجْ َر ُه َواَل َت ْف ِت َّنا َبعْ َدهُ َو‬
ِ ‫اغفِرْ لَ َنا َولَ ُه َواَل ِ ْخ َوا ِن َنا الَّ ِذي َْن َس َبقُ ْو َنا ِبااْل ِ ْي َم‬
  ْ‫ان َواَل َتجْ َع ْل فِي‬
َ ‫قُلُ ْو ِب َنا غِ اًّل لِّلَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا َر َّب َنا ِا َّن‬
‫ك َرؤُ فٌ رَّ ِح ْي ٌم‬

Artinya:

“Ya Allah, janganlah jadikan pahalanya tidak sampai kepada kami, dan janganlah
Engkau memberi kepada kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan juga
dia, dan bagi saudara-saudara kita yang sudah mendahului kita dengan iman, dan
janganlah Engkau jadikan gelisah pada hati kami dan bagi orang-orang yang
beriman. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.”

11) Setelah selesai membaca doa, kita melakukan salam dengan menengok kanan
dan kiri dengan ucapan sebagai berikut ini.

‫مْو َرحْ ُتال ٰلّ ِه َو َب َر َكا ُت ُه‬


َ ‫اَل َّساَل ُم َعلَ ْي ُك‬
Assalamualaikum warohmatullai wabarokatuh
Artinya:
“Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap terlimpah pada kamu sekalian.”

10
2.6. Menguburkan Jenazah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah sebagai
berikut.

a. Jenazah segera dikuburkan, sebagaimana diterangkan (H.R. Muslim: 1569)


b. Liang lahat Dibuat seukuran jenazah dengan kedalaman kira-kira setinggi orang
ditambah setengah lengan dengan lebar kira-kira 1 meter.
c. Liang lahat tidak dapat dibongkar oleh binatang buas. Maksud menguburkan
jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga kesehatan orang-
orang di sekitar makam dari bau busuk.
d. Mayatdipikul dari empat penjuru, sebagaimana sabda Rasulullah saw. (H.R. Ibnu
Majah: 1467)
e. Setelah sampai ditempat pemakaman, jenazah dimasukkan ke liang lahat dengan
posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan jenazah
didalam kubur, kita membaca doa berikut ini.
: “BISMILLAHI WA ‘ALA MILLATI RASULILLAHI (Dengan menyebut Asma Allah
dan berjalan di atas millah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam)
f. Lepaskan tali-tali pengikat, lalu tutup dengan papan, kayu, atau bambu, dan
ditimbun sampai galian liang kubur menjadi rata.
g. Mendoakan dan memohonkan ampun untuk jenazah.

11
BAB III
Penutup

3.1.Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi
makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk  menghormati kemuliannya itu perlu
mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya.Dimana,
penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya,
kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah
dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:
a.       Memandikan
b.      Mengkafani
c.       Menshalatkan
d.      Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain:
a.       Memperoleh pahala yang besar.
b.      Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesama manusia.
c.       Membantu meringankan beban keluarga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d.      Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati dan
masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
e.       Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga apabila
salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-baiknya
menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.

3.2. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini, Kami berharap
kepada anda semua agar selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan diri untuk
menyambut kematian itu. Selain itu, pembelajaran ini juga berharap agar pembahasan
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat
mengajarkannya dengan baik ketika telah menjadi seorang guru di masa yang akan
datang.

12
Daftar Pustaka
http://bersamadakwah.net/sholat-jenazah/
http://www.tigaserangkai.com
https://yasinan.com
Buku tiga serangkai

13

Anda mungkin juga menyukai