PENYELENGGARAAN JENAZAH
DI SUSUN OLEH :
COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………..……………………………………………….…………….1
B. Rumusan Masalah…………………...…………………………………………………………3
C. Tujuan……………………………….…………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
A. kesimpulan…………………………………………………………………………………….5
B. Saran………………………………………...…………………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA………………….………………………………………………………….6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segenap limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan, makalah ini berjudul “Penyelenggaraan
Jenazah”. Dalam penyesaian tugas makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang telah
diberikan.
Penulis berharap dengan makalah ini semoga bisa memberikan banyak manfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya. Makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna, maka dari itu mohon kepada pembaca atas saran guna untuk perbaikan maklah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang
tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan
ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim yang
telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang
yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih
hidup.
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka hukumnya
fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara,
yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan orang yang telah meninggal
tersebut. Untuk lebih jelasnya 4 persoalan tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan
dalam penjelasan berikut ini.
B. RumusanMasalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Memandikan adalah salah satu cara yang wajib dilakukan terhadap mayat orang yang
beragama Islam. Caranya adalah menyampaikan atau mengalirkan air bersih ke seluruh tubuhnya
walaupun ia sedang haid atau junub. Memandikan ini dilakukan orang yang masih hidup dengan
menggunakan sabun dan wangi- wangian, tetapi dengan lemah lembut.
Adapun persiapan yang harus dilakukan atau peralatan yang harus disediakan sebelum
memandikan jenazah adalah:
1. Menyediakan air yang suci dan mensucikan secukupnya dan mempersiapkan perlengkapan
mandi seperti handuk, sabun, wangi- wangian, kapur barus dan lain-lain.
2. Mengusahakan tempat yang tertutup untuk memandikan jenazah sehingga hanya orang
yang berkepentingan saja yang ada disitu.
3. Menyediakan kain kafan secukupnya.
4. Usahakanlah orang-orang yang akan memandikan jenazah itu adalah keluarga terdekat
jenazah atau orang-orang yang dapat menjaga rahasia. Jika jenazahnya laki-laki, maka
yang memandikannya harus laki- laki, demikian juga sebaliknya jika jenazahnya
perempuan, maka yang memandikannya harus perempuan, kecuali suami kepada
istrinya/istri kepada suaminya atau muhrimnya.
Orang yang boleh memandikan jenazah adalah orang yang sama jenis kelaminnya dengan mayat
kecuali istri/ suami. Namun, jika ada beberapa orang yang berhak memandikanny, maka yang lebih
berhak adalah keluarga terdekat yang mengetahui pelaksanaan mandi jenazah serta bersifat
amanah. Kalau tidak, orang lain yang lebih berpengetahuan serta amanah ( dapat dipercaya untuk
tidak membuka aib jenazah).
Selain hal di atas, yang perlu diperhatikan terhadap jenazah adalah sebagai berikut:
1. Orang yang gugur, syahid dalam peprangan membela agama Allah cukup dimakamkan
dengan pakaian yang melekat di tubuhnya ( tanpa dimandikan, dikafani dan disalatkan ).
2. Orang yang wafat dalam keadaan berihram di rawat seperti biasa tanpa diberi wangi-
wangian.
3. Orang yang syahid selain dalam peperangan membela agama Allah seperti melahirkan,
tenggelam, terbakar dirawat seperti biasa.
4. Jenazah janin yang telah berusia empat bulan dirawat seperti biasa.
5. Jika terdapat halangan untuk memandikan jenazah, maka cukup diganti dengan
tayammum.
6. Bagi orang yang memandikan jenazah, disunnahkan untuk mandi sesudahnya.
عن عائشة كفن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم في ثالثة اثواب بيض سحولية كرسف ليس فيها قميص وال عمامة
()متفق عليه
Sementara itu, mayat perempuan sunat mengkafaninya dengan lima lapis kain yang
terdiri dari sehelai kain sarung, selendang dan dua helai kain untuk membalut tubuh
mayat/jenazah.
Persiapan dan perlengkapan yang akan dilakukan untuk mengkafani jenazah adalah :
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan salat jenazah, yaitu:
ا صلى على هذا\ هذه الميت \ميتة اربع تكبيرات فرض كفا ية اما ما\ ما موما لل تعلى
Setelah berniat sebagaimana tersebut di atas, lalu bertakbir dengan mengangkat kedua
tangan sejajar dengan kedua telinga atau sejajar kedua bahu dan diletakkan di dada.
· Sesudah takbir ketiga, dibaca do’a. Antara lain do’a yang dibaca Rasulullah Saw
sebagaimana hadis riwayat Muslim dan Nasa’i dari Auf bin Malik, Rasulullah membaca :
َالثلج َو ْال َب َر هد َونَق هه مهن
ب ْال َما ءه َو ه ْ سع َمدْ َخلَهُ َو ا ْغ
سهلهُ ه ْ ع ْنهُ َو اَ ْك هر ْم ن ُُز لَهُ َو َو
َ ْف َ اَلل ُهم ا ْغفهرْ لَهُ ورْ َح ْمهُ َو
ُ عا فه هه َوا ع
مهن اَ ْه هل هه َوزَ ْوجا ً َخيْراً مهن
ْ مهن د هَار هه َواَ ْهالً َخي ًْرا َ ض مهنَ الدن هَس َواَ ْب هد ْلهُ د
ْ َارا َخي ًْرا ُ َالثو بُ االَ بْيي
ْ طا يَا َك َما يُنَقى َ ْال َخ
عذَا ه
) ب النار (متفق عليه ب ْالقَ ه
َ بر َو َ مهن فهتْنَ هة
عذَا ه ْ زَ ْو هج هه َو قه هه
اَلل ُهم الَ تَحْ هر ْمنا َ أَجْ َره ُ َوالَ تَ ْفتهنا َ َوا ْغفهرْ لنَا َو لَه ( َر َواه ُال َحا كهم
Apabila jenazahnya anak- anak, maka do’anya sesudah takbir ketiga diganti dengan do’a
berikut sebagaimana hadis riwayat Al-Bukhori dan Al- Baihaqy :
حد ثنا عمرو بن عبدهللا الءودي حد ثنا وكيع عن ابرهيم بن يذيد المكي عن ابي الز بير عن جا بر بن عبدهللا قال قا ل رسوهللا
صلى هللا عليه و سلم الل تد فنوا مو تا كم با ليل اال ان تضطروا
Artinya’’:janganlah kamu menguburkan jenazah pada malam hari kecuali dalam keadaan
terpaksa’’(H.R.Sunan Ibnu Majah no.1510 kitab ja’a fi al-janaiz)
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah ini antara lain adalah:
1) Ketika memasukkan mayat ke liang kubur hendaknya pekerja jenazah untuk membaca’’
2) هللا وعلى ملة رسو لل صلي هللا عليه و سلم بسم . Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan
hendaklah di bentangkan kain di atas liang kuburnya.
3) Dua atau tiga orang dari keluarga terdekat jenazah dan di utamakan yang tidak junub pada
malam hari sebelumnya, masuk kedalam liang kubur dengan berdiri untuk menerima jenazah.
4) Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi dan jari-jari kakinya sehingga
menempel ke tanah serta memasang bantalan tidak ada tuntunan dari rasulullah SAW.
5) Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur bekum selesai digali hendaklah
duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas kuburan.
6) Memintakan ampunan dan keteguhan dalam jawaban bagi jenazah dan mendo’akannya
sambil berdiri
7) Jenazah diperbolehkan untuk di masukkan ke dalam peti jika tanahnya berair atau jenazah
dalam keadaan mudorat.
8) Dalam kondisi darurat boleh menguburkan dalam satu lubang dua mayat atau lebih, dan yang
lebih didahulukan adalah yang lebih afdhal di antara mereka.
10) Menurut sunnah: memasukkan mayat dari arah belakang liang kubur.
PENUTUP
A.kesimpulan
penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban
ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian
orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain:
c. Membantu meringankan beban keluarga jenazah dan sebagai ungkapan belasungkawa atas
musibah yang dideritanya.
d. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati dan masing-
masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
e. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga apabila salah
seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-baiknya menurut aturan Allah
SWT dan RasulNya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mengukirperadaban.com/