O
L
E
H
M. ADLY PERDANA NASUTION
KELAS IX-D
MTsN 2 MANDAILING NATAL
TA. 2022/2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk mapun pedoman bagi pembaca.
Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan materi, mengingat kemampuan yang
dimiliki kami sebagai penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirmya penulis berharap semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah. Amin Yaa Robbal `Alaamiin.
Wassalam
Penulis
A. Pengurusan Jenazah
1. Memandikan Jenazah
Mengurus Jenazah orang Islam merupakan fardu kifayah, yaitu apabila sudah dikerjakan oleh
sebagian dari orang Islam yang lain maka yang lainnya tidak berdosa, akan tetapi apabila tidak
seorang pun yang mengerjakan kewajiban tersebut maka semua orang Islam dalam satu
kampong atau kawasan tersebut akan berdosa.
Memandikan Jenazah adalah membersihkan dan mensucikan tubuh mayat dari segala kotoran
dan najis yang melekat dibadannya. Jika jenazah itu laki-laki, maka yang memandikannya harus
orang laki laki, kecuali istri dan mahramnya. Demikian juga jika jenazah itu wanita, maka yang
memandikannya harus wanita, kecuali suami dan mahramnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa jenazah yang akan dimandikan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
1. Jenazah itu orang muslim atau muslimah.
2. Badannya, anggota badannya masih ada sekalipun hanya sedikit atau sebagian saja.
3. Keadaan jasadnya masih utuh.
4. Jenazah itu bukan mati syahid.
Adapun jenazah yang tidak mungkin dimandikan karena sesuatu hal misalnya terbakar, maka
caranya cukup ditayamumkan sebagaimana tayamum untuk sholat. Tata caranya sebagai
berikut:
1. Tebahkan tangan pada debu atau tanah yang suci, kemudian usapkan pada muka
2. Tebahkan tangan pada debu atau tanah yang suci, kemudian usapkan kedua tangan sampai
siku
3. Bagi wanita yang meninggal di lingkungan laki-laki atau laki-laki meninggal di kalangan
perempuan, sedangkan orang yang sejenis tidak ada, maka cukup ditayamumkan juga.
Orang yang menayamumkan wajib mengggunakan kain pelapis berupa sarung tangan.
2. Mengafani Jenazah
Mengafani Jenazah adalah membungkus jenazah dengan kain. Kain kafan dibeli dari harta
peninggalan mayat. Jika mayat tidak meninggalkan harta, maka kain kafan menjadi
tanggungan orang yang menanggung nafkahnya ketika ia masih hidup. Jika yang menanggung
nafkahnya juga tidak ada, maka kain kafan menjadi tanggungan kaum muslimin yang mampu.
3. Menyalatkan Jenazah
Sholat Jenazah adalah sholat yang dikerjakan sebanyak 4 kali takbir dalam rangka
mendoakan orang muslim yang sudah meninggal. Jenazah yang disholatkan adalah jenazah
yang telah dimandikan dan dikafankan. Hukum melaksanakan sholat jenazah adaah fardu
kafiyah.
a. Syarat Sholat Jenazah:
1) Menutup aurat.
2) Suci dari hadas besar dan kecil.
3) Bersih badan, pakaian, dan tempat dari najis.
4) Menghadap kiblat
5) Jenazah telah dimandikan dan dikafankan
6) Letak jenazah di sebelah kiblat orang yang mensholatkan kecuali sholat gaib
b. Rukun Sholat Jenazah
1) Niat
2) Berdiri bagi yang mampu
3) Takbir empat kali
4) Membaca surah Al-Fatihah
5) Membaca sholawat atas nabi
6) Mendoakan mayat
7) Mengucapkan salam
c. Sunah Sholat Jenazah
1) Mengangkat tangan pada tiap-tiap takbir
2) Merendahkan suara bacaan
3) Membaca ta’awuz
4) Disunakan banyak pengikutnya
5) Memperbanyak shaf
d. Cara melaksanakan sholat jenazah
1. Pertama, niat. Niat wajib digetarkan dalam hati. Apabila dilafalkan secara lisan
akan berbunyi:
Untuk jenazah laki-laki: ت فَرْ ضًا هّٰلِل ِ تَ َعالَى
ِ ِّصلِّي َعلَى ٰه َذا الـ َمي َ ُأ
Untuk jenazah perempuan: ُصلِّي َعلَى ٰه ِذ ِه الـ َميِّتَ ِة فَرْ ضًا هّٰلِل ِ تَ َعالَى
َ
2. Kedua, takbir dan dilanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah.
3. Ketiga, takbir lagi dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi
َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد،صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ اللَّهُ َّم
4. Keempat, usai membaca shalawat, takbir lagi dan membaca doa untuk jenazah yang
sedang dishalati: Untuk jenazah laki-laki َلجنَّة َ لَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ َوارْ َح ْمهُ َوعَافِ ِه َواعْفُ َع ْنهُ َواجْ َع ِل ْا
َأ
ك َو ْنتَ َخ ْي ُر َّ َأ َأ
َ ِ اللهُ َّم ِإنَّهُ نَ َز َل ب. َوزَ وْ جًا َخ ْيرًا ِم ْن َزوْ ِج ِه َو ْهاًل َخيْراً ِم ْن ْهلِ ِه،َار ِه ِ اللّهُ َّم ا ْب ِد ْلهُ دَارًا خَ ْيرًا ِم ْن د.َُم ْث َواه
ُاَللَّهُ َّم َأ ْك ِر ْم نُزولَهُ وو ِّس ْع َم ْد َخلَه. َم ْن ُزوْ ٍل بِ ِهUntuk jenazah perempuan اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَها َ َوارْ َح ْمها َ َوعَافِهَا
َوزَ وْ جًا َخ ْيرًا ِم ْن زَ وْ ِجهَا َوَأ ْهاًل خَ يْراً ِم ْن،َارهَا ِ اللّهُ َّم ا ْب ِد ْلها َ دَارًا َخ ْيرًا ِم ْن د.َ لجنَّةَ َم ْث َواها
َ َواعْفُ َع ْنها َ َواجْ َع ِل ْا
َ اَللَّهُ َّم َأ ْك ِر ْم نُزولَها َ وو ِّس ْع َم ْد َخلَها.َ اللَّهُ َّم ِإنَّهُ نَ َز َل بِكَ َوَأ ْنتَ خَ ْي ُر َم ْن ُزوْ ٍل بِها.َ َأ ْهلِها
5. Kelima, takbir yang keempat kalinya, lalu membaca: Untuk jenazah laki-laki: اللهُ ّم
َُحر ْمنا َأجْ َرهُ والتَ ْفتِنّا بَع َده ِ التUntuk jenazah perempuan: َحر ْمنا َأجْ َرها والتَ ْفتِنّا بَعدَها ِ اللهُ ّم الت
6. Keenam, mengucapkan salam secara sempurna:
ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه
4. Mengantar Jenazah
Setelah disholatkan jenazah dibawa ke pemakaman, posisi kepala jenazah di depan.
Mengantar jenazah tidak selalu harus di belakangnya, bahkan disunatkan di depan
jenazah(mengawal). Ketika mengantar jenazah hendaklah tidak ramai,berdesak-
desakan, dan berloma menjangkau keranda jenazah, perilaku demikian termasuk bid’ah
makhruhah. Membawa jenazah ke kubur hendaknya dilakukan dengan segera dan
ketika membawa atau memikul jenazah agar dipikul pada empat penjuru keranda oleh
empat orang di antara jama’ah dan boleh bergantian, dengan orang lain. Setelah dekat
kubur sebaiknya membaca doa guna menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat.
5. Menguburkan Jenazah
Adapun tata cara penguburan jenazah adalah sebagai berikut.