Anda di halaman 1dari 7

Tata Cara Mengurus Jenazah dari Memandikan

Sampai Menguburkan dalam Islam

Dalam syariat Islam, ada beberapa tata cara yang harus dipenuhi dalam
pengurusan orang yang sudah meninggal. Tata cara memandikan jenazah, mengafani,
menyolatkan, hingga menguburkan jenazah merupakan kewajiban yang harus
dilakukan seorang Muslim dalam mengurus jenazah. Hukum mengurus jenazah
adalah fardu kifayah bagi umat Islam.
Tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan harus
dilakukan sesuai dengan sunnah yang telah ditentukan. Mengurus jenazah adalah
wajib bagi seluruh atau sebagian orang di sekitarnya saat mereka masih hidup.

 Cara Memandikan Jenazah :


Tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan yang
pertama harus dipahami tentunya dalam memandikan. Sebagai cara yang pertama
dalam tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan,
memandikan jenazah sangat penting dilakukan dengan benar.
Berikut tata cara memandikan jenazah:
1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan
2. Yang memandikan jenazah hendaklah memakai sarung tangan.
3. Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya
tidak terlihat
4. Setelah itu bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya,
celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.
5. Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang
terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa yang ada di
dalamnya keluar.
6. Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
7. Kemudian siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin
jenazah.
8. Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air bersih. Siram sebelah
kanan dan kiri masing-masing 3 kali.
9. Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung kanan sebelah belakang.
10. Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah
belakang.
11. Siram lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.
12. Siram dengan air kapur barus.
13. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat.
14. Perlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota
tubuhnya.
15. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya,
wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak
perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.
16. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke
belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan
dikepang.
17. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
18. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung
alkohol sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air kapur barus.
19. Begitulah cara memandikan jenazah sebagai salah satu bagian dari tata cara
mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan.

Niat memandikan jenazah perempuan:


Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita)
ini karena Allah Ta'ala."
Niat memandikan jenazah laki-laki:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (pria) ini
karena Allah Ta'ala."
 Cara Mengafani Jenazah Laki-laki
Tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan berikutnya
adalah mengafani jenazah. Ada sedikit perbedaan cara mengafani jenazah laki-laki
dan perempuan sebagai tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai
menguburkan ini.
Berikut cara mengafani jenazah laki-laki:
1. Siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Letakkan secara vertikal tepat di
bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.
2. Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah.
3. Beri wewangian pada kain kafan lapis pertama.
4. Bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
5. Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua.
6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
7. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga.
8. Letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
9. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri.
10. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri.
11. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri.
12. Ikat dengan tali pengikat yang sudah disediakan.
 Cara Mengafani Jenazah Perempuan
Berbeda dengan jenazah laki-laki, berikut ini cara mengafani jenazah perempuan:
1. Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
Kemudian letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua
lututnya.
2. Persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
3. Sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
4. Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan
pada anggota badan tertentu.
5. Setelah kain kafan siap, lalu angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
6. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh
seperti halnya pada jenazah laki-laki.
7. Selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut.
Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang
bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
8. Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan
atas sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi
telah disediakan.

 Tata Cara Menyolatkan Jenazah


Setelah mengafani, tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai
menguburkan selanjutnya adalah menyolatkan jenazah. Shalat jenazah terdapat
tujuh rukun seperti berikut:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku‟ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat (minimalnya adalah allahumma sholli
„ala Muhammad).
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah.
- Do’a setelah takbir ketiga:
Allahummaghfirla-hu warham-hu wa „aafi-hi wa‟fu „an-hu wa akrim nuzula-hu,
wa wassi‟ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi
minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu
daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan
khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a‟idz-hu min „adzabil qobri wa
„adzabin naar.
Artinya: “Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya,
selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan
tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia
dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana
Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih
baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih
baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada
istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa
kubur dan Neraka.” (HR. Muslim no. 963)
7. Takbir keempat membaca doa sebagai berikut:
- Do’a setelah takbir keempat:

Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba‟da-hu waghfir lanaa wa la-
hu
Artinya: “Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya
dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia”.
Untuk jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.
8. Salam
 Tata Cara Menguburkan Jenazah
Tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan yang
terakhir adalah menguburkan jenazah.
1. Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau jenazah dan tidak
dapat dimakan oleh burung atau binatang pemakan bangkai.
2. Cara menaruh jenazah di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat
kemudian di atasnya ditaruh papan kayu atau yang semacamnya dengan posisi
agak condong agar tidak langsung tertimpa tanah. Namun bisa juga dengan cara
lain dengan prinsip yang hampir sama, misalnya dengan menggali di tengah-
tengah dasar lobang kubur, kemudian jenazah ditaruh di dalam lobang. Lalu di
atasnya ditaruh semacam bata atau papan dari semen dalam posisi mendatar
untuk penahan tanah timbunan. Cara ini dilakukan bila tanahnya gembur. Cara
lain adalah dengan menaruh jenazah dalam peti dan menanam peti itu dalam
kubur.
3. Cara memasukkan jenazah ke kubur yang terbaik adalah dengan mendahulukan
memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur.
4. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan
menyandarkan tubuh sebelah kiri ke dinding kubur supaya tidak terlentang
kembali.
5. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi jenazah sebelah
kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu dan ditempelkan langsung
ke tanah. Simpul tali yang mengikat kain kafan supaya dilepas.
6. Waktu memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan
membaca doa seperti: Bismillahi Waala Millati Rosulillah Artinya: “Dengan
nama Allah dan atas agama Rasulullah” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud).
7. Untuk jenazah perempuan, dianjurkan membentangkan kain di atas kuburnya
pada waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang untuk mayat laki-laki tidak
dianjurkan.
8. Orang yang turun ke lobang kubur jenazah perempuan untuk mengurusnya
sebaiknya orang-orang yang semalamnya tidak mensetubuhi isteri mereka.
9. Setelah jenazah sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk mencurahinya
dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepala mayit lalu ditimbuni
tanah.
10. Berdoa setelah selesai menguburkan jenazah.
Selesai mengubur dan sebelum meninggalkan tempat penguburan pelayat
mengambil tanah dan menaburkannya dari arah kepala tiga kali, lalu berdiri di
sisinya, dan membaca do‟a sebagai berikut:
“Allahummaghfir lahu warhamhu, wa‟aafihi wa‟fu „anhu, wa akrim nuzulahu,
wa wassi‟madkhalahu, waghsilhu bil-ma‟i watstsalji wal-baradi, wanaqqohi
minal khotoya kamaayunaqqottsaubu abyadhu minadanasi, waabdilhu daaron
khoiron in daarihi, waahlankhoiron min ahlihi, wazaujan khoiron minzaujihi,
waqihi fitnatal qobri wa‟adaabinnar”

Anda mungkin juga menyukai