Anda di halaman 1dari 37

SHOLATNYA ORANG YANG TIDAK MAMPU

(‘AJIZ)
Sholat fardu wajib dilakukan dengan berdiri bagi orang yang mampu. Yang dikehendaki berdiri di sini
adalah menegakkan tulang punggung sekira tidak membukuk seperti orang rukuk. Bagi orang yang
sudah tua atau tercipta dalam keadaan tubuh membungkuk, maka cara berdirinya dengan
membungkuk tersebut. Apabila ada orang yang mampu berdiri, namun tidak bias rukuk dan sujud
sebab sakit punggungnya, maka sholatnya dilakukan dengan berdiri.
Ketentuan diatas hanya berlaku pada sholat fardhu. Sedangkan untuk sholat sunah, dalam
pelaksanannya, seseorang tidak wajib berdiri. Namun, bagi orang yang melakukan sholat sunah
dengan cara duduk ( padahal mampu berdiri), maka pahalanya separo dari pahala orang yang sholat
berdiri.
Untuk kejelasan teknis sholat bagi orang yang tidak mampu berdiri secara rinci adalah sebagai
berikut :
1. Sholat dengan duduk
2. Sholat dengan tidur miring
3. Sholat dengan terlentang
4. Sholat dengan isyarat mata dan sholat dalam hati
1. Sholat Dengan Duduk

Sholat yang dilakukan dengan duduk, boleh dikerjakan dengan berbagai macam posisi duduk,
seperti halnya sholat dengan duduk iftirasy, duduk bersila, duduk dengan menjulurkan kaki dan
lain sebaginya.
Sedangkan rukun-rukun yang lain tetap dilakukan secara sempurna layaknya orang yang sehat.
Hanya saja bila tidak mampu rukuk secara sempurna, maka dilakukan dengan cara mebungkukkan
kepala sekira sejajar kening dengan kedua lutunya atau sejajar dengan tempat sujudnya.
Demikian pula bila tidak mampu melakukan sujud secara sempurna, maka harus membungkukkan
kepala, hanya saja posisi kepala lebih ke bawah dibandungkan saat rukuk.
2. Sholat Dengan Tidur Miring

Sholat dengan tidur miring lebih utama dikerjakan dengan cara menmpatkan lambung kanan
dibagian bawah, dan poisisi kepala berada di utara.
Sholat dengan posisi ini juga diwajibkan untuk mengerjakan rukun-rukun yang lain layaknya orang
yang sehat. Apabila mampu melakukan rukuk dan sujud secara sempurna maka diganti dengan
mendoyongkan atau memiringkan kepala sekira jidat bias lebih dekat ke tnah.
3. Sholat Dengan Terlentang

Jika sholat dilakukan dengan terlentang, maka kepala harus sedikit diangkat ke atas dengan cara
ditopang semisal menggunakan bantal yang diletakkan dibawah kepala.
Begitu pula sholat dengan posisi ini juga diwajibkan untuk mengerjakan rukun-rukun yang lain
layaknya orang yang sehat. Apabila tidak mampu melakukan rukuk dan sujud secara sempurna,
maka ganti dengan mendoyongkan atau memiringkan kepala sekira jidat bias lebih dekat ke tanah.
4. Sholat Dengan Isyarat Mata Dan Sholat Dalam Hati

Ketika kondisi seseorang benar-benar kritis dan tidak mampu menggerakkan seluruh anggota
tubuhnya kecuali kelopak mata, maka semua rukun sholat dikerjakan dengan isyarat kedipan mata.
Dan bila isyarat matapun tetap tidak bias dilakukan, maka semua rukun sholat dikerjakan dalam
hati.
TAZHIZUL MAYYIT ( Merawat Mayat)

Tiga langkah penanganan mayat


A. Ketika sakaratul maut atau menjelang ajal
B. Saat setelah ruh dicabut
C. Tajhizul mayyit atau merawat mayat
A. Sakaratul Maut

Ketika orang yang sakit telah mendekati ajal, maka bagi orang yang merawatnya segera
mengambil langkah 4 M :
1. Menghadapkan ke arah kiblat
2. Menuntunnya membaca kalimat lailahaillallah
3. Membacakan surat yasin dengan keras dan surat Ar-Ra’du dengan suar yang lirih
4. Memberi minum
B. Setelah Ruh Dicabut
Setelah ruh dicabut, langkah yang perlu dilakukan adalah 10 M :
1. Memejamkan kedua mata
2. Mengikat dagunya keatas kepala
3. Melepaskan seluruh persendian
4. Melepaskan pakaiannya, kemudian menutup tubuhnya dengan kain yang tipis
5. Meletakkan jasadnya pada tempat yang agak tinggi, semisal diatas dipan
6. Menghadapkannya ke kiblat
7. Meletakkan sesuatu yang agak berat di ats perut
8. Membakar atau menaburkan wewangaian disekitar tempatnya
9. Mengumumkan berita kematiannya
10. Membebaskan segala tanggungan hutan atau lainnya
C. Tajhizul Mayyit Atau Merawat Mayat

Tajhizul mayyit artinya merawat atau mengurus seseorang yang telah meninggal. Secara fardhu
kifayah langkah-langkah yang harus dilakukan adalah 4 M :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Mensholati
4. Menguburkan
1. Memandikan
Syarat-syarat orang yang memandikan :
1. Harus sejenis atau punya ikatan mahrom atau suami istri. Jika tidak menemukan syarat, maka
mayat cukup ditayamumi dan orang yang menangani harus berlas tangan.
2. Orang yang memandikan dan orang yang membantunya hendaknya orang yang dapat dipercaya
serta mempunyai keahlian
Tempat memandikan :
3. Harus sepi dan tertutup serta tidak ada orang yang masuk selain orang yang bertugas memandikan
4. Ditaburi wewangian, seperti dengan membakar dupa dan lain sebagainya
tata
Tata cara memandikan
Batas minimal memandikan mayat adalah dengan menghilangkan najis yang ada pada tubuh mayat.
Adapun cara memandikan mayat yang lebih sempurna adalah sebagai berikut :
1. Mayat dibawa ke tempat pemandian dan tubuhnya ditutup dengan kain tipis
2. Mayat diletakkan ditempat yang agak tinggi deperti dipan atau dipangku oleh tiga atau empat orang
3. Punggung mayat disandarkan pada lutut orang yang memangku dan pundaknya disanggah dengan
tangan kanan dan meletakkan ibu jari pada tengkuk mayat untuk menyangga kepala agar tidak
miring
4. Perut mayat diurut menggunakan tangan kiri orang yang memangku secara pelan-pelan dan
berulang-ulang agar kotoran yang ada didalam perut dapat keluar
5. Mayat ditidurkan dengan posisi terlentang, kemudian dimiringkan ke kiri kemudian kekanan untuk
dibersihkan kedua lata kemaluannya serta daerah sekitarnya dengan tangan kiri yang dibungkus
kain
6. Mengambil kain lain yang dibasahi untuk membersihkan gigi dan lubang hidung dengan jari
telunjuk tangan kiri serta membersihkan kotoran yang ada pada kuku, telinga dan mata
7. Mewudhukan mayat persis seperti wudhunya orang yang hidup baik rukun dan syaratnya
8. Menyisir rambut dan jenggot dengan pelan-pelan
9. Mengguyurkan air yang telah dicampur daun bidara atau sabun ke anggota badan depan mayat
sbelahn kanan, mulai leher sampai kaki
10. Mayat dimiringkan kekiri, lalu mengguyurkan air pada bagian belakang sebelah kanan, mulai
tengkuk sampai ujung kaki
11. Mengguyurkaan seluruh tubuh mayat mulai kepala sampai kaki dengan air yng murni
sebanyak dua kali
12. Mengguyurkan seluruh tubuh mayat dengan air yang dicampur sedikit kapur barus yang tidak
sampai merubah kemutlakan air sebanyak tiga kali
Tata cara mentayamumi mayat :
1. Menepukkan kedua telapak tangan pada debu diertai dengan niat
niat harus dibisikkan didalam hati sampai kedua telapak tangan orang tersebut mengusap
wajah mayat
2. Untuk kedua kalinya, menepukkan kedua telapak tangan pada debu guna mengusap kedua
tangan mayat.
selain tata cara diatas , bias pula dengan cara tepukan tangan kanan pertama digunakan
untuk mengusap wajah mayat, kemudian tepukan tangan kiri digunakan untuk mengusap
tangan
kanan mayat
2. Mengkafani Mayat

Untuk kain kafan yang lebih utama jumlahnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mayat laki-laki, disiapkan 5 lembar kainkafan bersih warna putih yang terdiri dari 3
kain lebar baju kurung dan sorban
2. Untuk mayat perempuan, disiapkan 5 lembar kain kafan yang terdiri dari 2 lembar kain lebar,
baju kurung, kerudung dan sarung
Tata cara mengkafani :
1. Letakkan lembaran-lembaran kain lebar, baju kurung, lalu sorban (untuk mayat laki-laki) atau
sarung, baju kurung dan kerudung (untuk mayat perempuan)
2. Letakkan mayat diats kain kafan dengan posisi terlentang dan posisi tangan di sedekapkan
3. Letakkan kapas yang telah diberi wewangian pada anggota-anggota tubuh yang berlubang.
Selain itu,letakkan kapas pada kening mayat, telapak tangan, diantar kedua pergelangan
tangan, kedua lutut dan diantara jari-jari tangan dan diantar jari-jari kaki.
4. Kedua pantat mayat diikat dengan kain
5. Kemudian kain kafan dilipatkan dengan urutan pertama melipatkan kain sisi kiri menuju ke
kanan, kemudian melipatkan kain sisi kanan menuju ke kiri. Untuk melipatkan urutan kedua
caranya sama dengan diatas.
6. Setelah semua kain kafan telah dilipatkan, kemudian ujung masing-masing kain kafan yang
ada diats kepala dan kaki disatukan, serta ditarik agar rapat
3. Mensholati Mayat
Syarat-syarat sholat jenazah :
1. Mayat telah selesai dimandikan dan seci dari najis, baik tubuh, kafan ataupun tempatnya
2. Orang yang mensholati mayat telah memenuhi syarat sah melakukan sholat
3. Jika sholat dilakukan diluar masjid, jarak antar mayat dan orang yang mensholati tidak
melebihi 300 dziro ( kurang lebih 150 m
4. Orang yang sholat berada dibelaknang jenazah jika jenazanya laki-laki. Bagi imam sebaiknya
berdiri tepat pada bagian kepala mayat, sedang untuk jenazah perempuan maka posisi orang
yang mensholati tepat pada pantat mayat
5. Tidak ada penghalang antara mayat dan orang yang mensholati
6. Orang yang sholat berada di dekat mayat jika mayat yang disholati tidak ghaib
Rukun-rukun sholat jenazah :
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbir empat kali dengan menghitung takbiratul ihram
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Membaca shalawat pada Nabi SAW setelah takbir kedua
6. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga
7. Salam
Teknis pelaksanaan mensholati mayat :
1. Takbiratul ihram
2. Membaca surat Al-Fatihah
3. Melakukan takbir kedua
4. Membaca shalawat pada Nabi
5. Melakukan takbir ketiga
6. Melakukan takbir ke empat
7. Membaca salam
4. Pemakaman Jenazah
• persiapan
sebelum jenazah diberangkatkan ke tempat pemakaman, liang kubur harus sudah siap. Begitu pila
semua peralatan pemakaman, sepertipapan, batu nisan dan lain-lain.
• Liang kubur
Ukuran liang kubur adalah :
Panjang : sepanjang jenazah ditambah kira-kira setengah (0.5) meter
Lebar : kurang lebih 1 meter
Dalam : setinggi postur tubuh manusia ditambah satu hasta ( kurang lebih 60 cm)
• Proses pemberangkatan Jenazah
a. Pelepasan Jenazah
setelah selesai disholati, kemudian kerenda jenazah diagkat, setelah itu salah satu sari wakil
keluarga memberikan kata sambutan yang isinya sebagai berikut :
1. Meminta maaf kepada para hadirin dan handai tolan
2. Pemberitahuan tentang pengalihan urusan hutang-piutang kepada ahli waris
3. Persaksian baik pada mayat
4. Penyampaian sekelumit mauidhah hasanah.
b. Cara mengatur jenazah
1. Pada dasarnya, mengangkat jenazah bias dilakukan dengan berbagai cara. Namun dilakukan
yang disunahkan adalah meletakkan jenazah di keranda, dengan diangkat oleh empat orang.
2. Dalam pengusungan jenazah, hendaknya posisi kepala jenazah berada di depan
3. Pengirng jenazah sebaiknya di depan dan dekat dengan jenazah, sehingga jika menoleh ke
belakang bias melihatnya
4. Mengiring degan jalan kaki lebih baik dari berkendara
5. Bagi pengirng disunahkan berjalan agak cepat
6. Makruh hukumnya berbicara meskipun dengan bacaan al-qur’an dan dzikir ketika mengirng
jenazah
7. Makruh mengirng jenazah bagi perempuan, serta mengiringnya dengan menyalakan api atau
dupa
c. Proses pemakaman jenazah
dalam penguburan mayat dikenal 2 jenis liang kubur :
1. Liang cempuri, yaitu liang kuburan yang tengahnya digali. Hal ini diperuntukkan bagi tanah
yang lunak
2. Liang landak, yaitu liang kuburan yang sisi sebelah baratya digali sekira cukup untuk mayat.
Hal ini diperuntukkan bagi tanah yang keras
Setelah liang kubur disiapakan,berikutnya melakukan proses pemakaman dengan urutan cara
sebagai berikut :
1. Setelah jenazah sampai di tempat pemakaman, keranda diletakkan di arah posisi kaki mayat
2. Kemudian secara perlahan, jenazah dikeluarkan dari kernda, dimulai dari kepalnya, kemudian
diangkat dengan posisi agak miring dan kepala menghadap kiblat
3. Lalu diserahkan pada orang yang ada di dalam kubur yang telah bersiap-siapuntuk
menguburkannya. Hal inil bias dilakukan oleh tiga orang
4. Kemudian jenaza diletakkan pada ttempat tersebut dengan posisi menghadap ke arah utara. Tali-
tali segera dilepas agar wajah jenazah terbuka
5. Setelah itu, salah satu diantarnya pengiring membaca adzan dan iqomat di dalam kubur.
Kemudian menutup mayat ditutup dengan papan
6. Disunahkan memberi atau memasang dua nisan
7. Disunahkan menaburkan bunga, memberikan minyak wangi serta memercikan air diats makam
8. Selanjutnya, salah satu wakil keluarga atau orang yang ahli ibadah men-talqin mayat.
PUASA
Puasa secara bahasa berarti menahan. Sementara menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang
membatalkan puasa mulai terbitnya fajar shadiq hingga terbenangnya matahari disertai niat tertentu.
1. Hukum puasa
• Wajib , yaitu puasa ramadhan, puasa qadla, puasa nadzar, puasa kafarat puasa hendak melakukan
sholat istisqa’ ketika diinstruksikan oleh imam
• Sunnah, seperti puasa hari senin dan kamis
• Makruh, yaitu menentukan puasa hanya hari jum’at atau sabtu atau ahad saja tanpa disambung
dengan hari sebelumnya dan puasa yang dilakukan selama bertahun-tahun jika dikhawatirkan dapat
membahayakan fisik
• Haram, puasa dengan hukum haram terbagi menjadi dua :
1. tetap sah
2. tidak sah
2. Pelaksanaan puasa ramadhan
Puasa ramadhan dapat dilakukan apabila memenuhi salah satu dari hal-hal dibawah ini :
1. Menyempurnakan 30 Hari bulan Sya`ban
2. Melihat hilal bulan Ramdhan pada tanggal 30 Sya`ban
3. Mendengar berita yang mutawatir (telah tersebar luas dan sangat kecil kemungkinan tidak
benar) bahwa telah terjadi ru`yah atau melihat hilal bulan ramadhan
4. Ketetapan Qadli (pemerintah) dengan menjelaskan dasar dan rujukan ketetapannya
5. Terdapat tanda-tanda ysng menunjukan adanya ru`yah di kota-kota besar
3. Syarat-syarat wajib puasa
1. Islam
2. Balig
3. Berakal
4. Mampu mengerjakan puasa
5. Suci dari Haid dan Nifas
6. Bukan musafir yang telah memenuhi persyararan boleh Qas`har sholat
4. Rukun-rukun Puasa
1. Niat dalam hati dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk puasa fardu niat harus dilakukan sebelum terbitnya fajar shadiq
b. Puasa fardu yang melebihi 1 hari, pelaksanaan niatnya dilakukan setiap malam
c. Mencantumkan status puasa dalam puasa fardu dan puasa sunnah yang memiliki sebab
2. Menghindari hal-hal yang membatalkan puasa
Catatan Penting :
1. Bila seseorang melakukan sahur atau minum agar tidak haus pada siang hari atau menghindari hal-hal
yang membatalkan puasa karna khawatir terbitnya fajar, maka hal itu termasuk niat apaabila dalam
hatinya terbesit untuk puasa
2. Bila sessorang lupa tidak niat dalam malam hari, maka siang harinya bisa dihitung puasa
3. Pada malam pertama ramadhan, diperbolehkan untuk berniat berpuasa sebulan penuh
4. Oramg yang berpuasa sunah boleh berniat setelh terbitnya fajar dan sebelum tergelincirnya matahari
kearah barat, dengan catatan dia belum membatalkan puasa dengan sengaja
5. Bagi pekerja berat seperti tukang panen padi bila mendapat musyaqqah syadidah maka diperbolehkan
untuk ifthor dengan membatalkan puasa dengan sekedarnya saja untuk menghilangkan darurat.
5. Kesunahan-kesunahan Puasa
1. Makan Sahur, waktu sahur dimulai dari tengah malam (kurang lebih pukul 24.00 ) sampai sebelum terbit fajar shadiq.
2. Mengakhirkan sahur sampai akhir waktu malam selama tidak terjadi keraguan atas terbitnya fajar shadiq
3. Segera berbuka puasa bila yakin matahari telah terbenam
4. Berdoa ketika berbuka
5. Menjaga mulut dari hal-hal yang tidak bermanfaat terlebih hal-hal yang di haramkan
6. Memperbanyak amalan kebaikan
7. Memoerbanyak i`tikaf, terutama pada saat 20 hari terakhir pada bulan ramdhan
8. Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi makanan yang halal
9. Menghindari perkara-perkara yang syubhat
10. Shalat tarawih dan witir pada malam-malam terakhir bulan ramadhan
11. Meninggalkan kata-kata yang jelek atau tercela
6. Kemakruhan puasa
1. Bersiwak setelah tergelincirnya matahari
2. Mengakhirkan berbuka
3. Berbekam
4. Bertikai
5. Mencicipi makanan tanpa ada keperluan
6. Berkata kotor
7. Terlalu kenyang pad malam hari, memperbanyak tifur disiang hari dan melakukan hal-hal
yang kurang bermanfaat.
7. Hal-hal yang membatalkan puasa
1. Masuknya suatu benda melalui lubang yang terbuka kedalam rongga tubuh
2. Murtad walaupun sebentar
3. Haid, nifas dan melahirkan
4. Gila meskipun semetara
5. Mabuk di siang hari penuh
6. Pingsan di sisang hari penuh
7. Muntah dengan sengaja
8. Berhubungan badan dengan kemauan sendiri
9. Mengeluarkan sperma denga sengaja.
Catatan :
1. Memakai obat tetes mata tidak membatalkan puuasa meskipun terasa pahit di tenggorookan
2. Merokok dapat membatalkan puasa karena terdapat ain (partikel bersifat benda) yangmasuk melaluui lubang terbuka
3. Menelan dahak membatalkan puasa bila telah keluar sampai batas anggota luar
4. Untuk masalah air yang masuk pada anggota tubuh bagian dalam dengan tanpa sengaja maka ada perincian sebagai berikut :
a. Ketika mandi tersebut disyariatkan, baik mandi wajib (seperti mandi junub) ataupun sunah (seperti mandi jumat), maka puasanya tidak batal kalau memang
mandinya dengan cara menyiramkan air. Dan jika mandinya dengan menyelam maka puasanya batal
b. Ketika mandi terdebut tidak disyariatkan. Maka puasanya batal

5. Orang puasa yang melakukan perbuatan maksiaat semisal berkata kotor, ghibah, menvuri, melihat perkara yang diharmakan dan lain-lain, maka
puasanya tetap sah namun pahalanya berkurang
6. Hukum berciuman bagi seorang yang berpusa adalah fadlu adalah haram jika membangkitkan sahwat. Jika tidak sahwat maka hukumnya
kurang baik (khilaful aula) dan puasanya bisa batal bila mengeluarkan air sperma
7. Orang haid atau nifas atau orang majnun (gila) yang telah sembuh atau orang kafir yang masuk islam di siang hari ketika berbuka puasa, maka
disunahkan bagi mereka untuk imsak (menahan lapar)
8. Bagi yang berpuasa sunnah, diperbilehkan unutuk membatalkannya, walaupun tanpa ada udzur. Hanya saja hukumnya makruh dan disunahkan
untuk mengqadla-inya
9. Diharamkan bagi seseorang untuk berpusasa wishol, yaitu berpuasa dua hari berturut-turut tanpa disertai berbuka wwalaupun hanya dengan
sseteguk air
10. Ketika seseorang meninggal dunia, sedangkan dia masih mempunyai tangguan untuk mengqadla puasa aatau membayar kafarat yang belum
ditunaikan padahal ida mampu melaksanakn maka diperbolehkan bagi wali si mayat untuk mengqadla puasanya atau mengeluarkan satu mud
makanan setiap harinya sejumlah hari puasa yang di qadla
8. Hikmah-hikmah puasa
1. Puasa dapat meningkatkan ketakwaan
2. Menumbuhakan perasaan senantiasa diawasi oleh Allah SWT
3. Melatih agar senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah
4. Membiasakan diri bersikap dan mengendalikan hawa nafsu
5. Melatih kesabaran dan mengendalikan hawa nafsu
6. Mengistirahatkan organ pencernaan
7. Menghilangkan racun dalam tubuh
8. Meningkatkan daya kekebalan tubuh
9. Mencegah timbulnya penyakit
10.Sebagai terapi sembuhnya penyakit
11.Mencerdaskan otak
12.Meningkatkan daya serap makanan
13.Meningkatkan jantung
14.Memperbaiki keuwalitas sperma
9. Udzur-udzur yang memperbolehkan untuk tidak berpuasa
1. Sakit. Yakni sakit yang bertambah parah jika dijalani dengan berpuasa
2. Perjalanan jauh yang jaraknya tidak kurang dari 83 km, dengan syarat perjalanan tersebut
diperbolehkan secara syar’i dan dilakukan dalam tempo sehari penuh
3. Tidak mampu melaksanakan puasa. Seperti orang yamg sudah tua renta yang tidak mampu
untuk berpuasa, dan sakit yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya.
10. Seputar qadla puasa dan membayar fidyah bagi orang yang meninggalkan puasa
1. Wajib qadla’ dan membayar fidyah.
a. Orang hamil atau menyusi yang khawatir akan timbul dampak negatif terhadap
janinnya atau khawatir air susunya berkurang
b. Orang yang mengakhirkan qdla’ puasa tanpa ada udzur hingga datang ramadhan
berikutnya.
2. Wajib qadla tanpa membayar fidyah
a. Orang sakit yang bisa dihadarapkan kesembuhannya
b. Orang bepergian yang telah mencapai jarak tempuh diperbolehkan mengqashar sholat
c. Orang yang tidak niat berpuasa di malam hari, disengaja ataupun tidak.
d. Orang yang haid, atau nifas
e. Orang hamil atau menyusui
f. Orang yang sengaja meninggalkan puasa ramadhan tanpas sebab
3. Wajib membayar fidyah tanpa qadla puasa
a. Orang yang sudah tua dan tidak puasa
b. Orang sakit yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya
Catatan :
Sebagian hal yang diketahui adalah orang sakit yang tidak bisa diharaokan kesembuhanya, hukumnya sama persis seperti orang tua renta
yang mampu untuk berpuasa maka mereka boleh tidak berpuasa dan setiap harinya diwajibkan untuk membayar satu mud sejumlah bilangan
hari puasa yang ditinggalkan
4. Tidak wajib qadla dan tidak wajib membayar fidyah
a. Orang gila yang tidak disengaja
b. Orang mabuk tanpa disengaja, semisal karena dipaksa meminum minuman keras
Catatan :
1. fidyah adalah dende sebab meniggalkan puasa berupa satu mud (kurang lebih 7 ons atau 554 gram) dari makanan okok seperti kriteria seperti zakat firah
2. Orang yang meniggal masih memiliki tanggungan puasa wajib dengan/tanpa udzur, padahal sebelum meninggal dia memiliki kesempatan untuk
mengqada.
3. Fidyah harus diberikan kepada fakir miskin secara utuh.

Anda mungkin juga menyukai